Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Kapan lulus?

Kapan wisuda?

Kapan S2?

Kapan lamaran?

Kapan nikah?

Kapan punya anak?

Kapan punya anak (lagi)?

Kapan punya anak (lagi) (lagi)?

Kapan punya rumah sendiri?

Kapan punya rumah kedua?

Kapan punya mobil?

Kapan ganti mobil?

Kapan liburan?

Kapan liburan ke luar negeri?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setelah menamatkan How To Build A Sustainable Fashion Business course dalam waktu ± 6 bulan 😜 dan nge-pending course lainnya yang belum tamat. Aku kembali ke dunia nyata ... bahwa untuk tetap bisa survive dan mempertahankan eksistensi aku harus punya aktivitas, dengan kata lain, aku harus punya kerja(an), yang real.

Pssttt ... aku lebih banyak mengisi waktu dengan mengikuti short course dan mencari hal-hal menarik lainnya ketimbang apply kerjaan. Sampai Widy kirim WA yang intinya kasih tahu di ITB ada program fashion course.

The GKL (Grand Korea Leisure) dan YCIFI (Young Creator Indonesian Fashion Institute) sedang membuka program Fashion Design Course batch 2 yang akan diadakan selama ± 3 bulan (Maret-Mei). Program ini didukung oleh KOFICE (Korean Foundation for International Culture Exchange), BEKRAF (Badan Ekonomi Kreatif) dan Kriya Tekstil FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) ITB.

Fashion Design Course batch 1 sudah lebih dulu diadakan pada 2016, rencananya program Fashion Design Course ini akan diadakan setahun 2 kali. Tujuan diadakannya program Fashion Design Course adalah untuk mencari orang-orang yang ingin meniti karir di bidang fashion secara professional dan memberikan basic knowledge sebagai persiapan untuk terjun di industri fashion yang akan selalu hype.

For further information.

Ada 2 program yang bisa dipilih, yaitu Basic Design Course dan Advance Design Course.
Basic Fashion Course adalah program yang ditujukan untuk newbie yang memiliki minat tinggi pada bidang fashion, tidak diharuskan untuk bisa menjahit tapi setidaknya bisa menggambar. Karena salah satu syaratnya adalah mengikuti tes kemampuan menggambar fashion illustration.

Sedangkan Advance Fashion Course adalah program yang ditujukan untuk yang (minimal) sudah memiliki kemampuan menjahit dan ingin menekuni profesi fashion designer secara serius. Kalau Basic Fashion Course dites kemampuan menggambar fashion illustration, maka Advance Fashion Course dites kemampuan menjahit.

Aku dan Widy apply via e-mail, setelah dinyatakan lulus tahapan seleksi dokumen via Facebooknya YCIFI dan lanjut ngepoin Instagramnya YCIFI sampai post pertama. Kita mengikuti tes kemampuan yang dilaksanakan di gedung CADL (Creative, Art, Design and Language) ITB.

Beberapa hari sebelum tes, aku berlatih sketching lagi, ngelemesin jari. Karena sudah ‘agak’ lama nggak sketching jadinya kaku. Lupa lagi. Sempat dikoreksi Widy karena bodynya terlalu terlalu real. 

Demi menghindari macet weekend kita berangkat pagi-pagi dari kosan, sempat deg-degan lihat jam di perempatan jalan Suci-Pahlawan yang ternyata dilebihin ½ jam sama adminnya. Karena nggak tahu mau parkir dimana jadinya parkir di Kebun Binatang dan kita jalan ke gedung CADL ITB. Lumayan sist ...

Ternyata ya ... yang ikut tes Basic Fashion Course ada ± 66 orang 😔, lebih banyak dari Advance Fashion Course yang Cuma ± 35 orang. Padahal setiap batchnya hanya mampu menampung 40 orang, 20 orang untuk Basic Fashion Course dan 20 orang lagi untuk Advance Fashion Course. Gimana coba caranya ngalahin orang-orang? *berfikir keras.

Durasi tes ± 1 jam, dimulai dari pembacaan soal sampai dengan kumpulin sketch. Deg-degannya kaya waktu dulu USM di ITENAS ... Bedanya, kali ini cat airku tumpeh-tumpeh di atas meja. Tapi alhamdulillah ya bisa selesai, nggak kebayang kalau belum pada belum kelar tapi waktu sudah mepet. Pasti chaos.

Proses penilaiannya terbilang cepet, atau malah kecepetan ya? Ketika mengikuti tes kemampuan di hari Sabtu dikabarkan bahwa hasil tes akan diumumkan pada hari Selasa, kenyatannya, di hari Senin hasil tesnya sudah ada. Paali ... Paali ...

Jadi, gimana?

Kita lulus dong !!! Yeaayyy !!! 🙌🙌🙌
*Nggak sia-sia nyerutin pensil warna sampai tengah malem 😂




Cheers,



Lestari Utami 💖
(yang lulus Basic Fashion Course batch 2)

Note: See you soon on March ya
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setelah lulus kuliah tadinya aku ingin mencari beasiswa LN karena tergoda dengan keseruan living abroad nya Andrea Hirata. Tapi berhubung aku ini malay nggak ada dua dan mager kelas berat jadilah aku harus menangguhkan scholarships hunting, selain itu karena nggak sengaja diterima kerja. Dih .. apeu banget ya alesannya ... 😓

But, somehow there is a flame on me ... Jadilah aku mencari second option untuk bisa kuliah tanpa harus ke LN. Ada ... tapinya short course, gimana? Setelah dipikir-pikir dan diterawang sepertinya short course cukup menarik dan nggak terlalu ribet.

Ada banyak referensi untuk short course, namun atas saran dari Deanty yang sudah lebih dulu going abroad, aku diarahkan menuju Coursera dan Future Learn.

Setelah dicek, kebanyakan course di Coursera berbayar (meski tidak semua) dan waktunya agak panjang, sedangkan untuk Future Learn meski ada beberapa yang berbayar kebanyakan adalah free course (exclude shipping fee). Yay!!!

Di Future Learn ada banyak course dari berbagai major yang menarik untuk dipelajari, terlebih lagi bahasannya (lebih) casual dan beragam.

Aku mengambil course How To Build A Sustainable Fashion Business yang termasuk dalam kategori creative skill set, karena masih dalam bidang yang aku kuasai dan aku sukai. Oh ya ... yang dimaksud dengan creative skill set adalah course yang diadakan oleh Future Learn dan bukan course dari universitas atau institut yang tergabung di dalamnya.

Lamanya course tergantung dengan major yang diambil, ada yang bisa diselesaikan dalam 1 weeks ada juga yang sampai 6 week. Untuk How To Build A Sustainable Fashion Business lama coursenya adalah 6 weeks, namun sebenarnya lamanya course tergantung kemauan dan ... koneksi internet.
Karena Future Learn ini adalah online course, maka kita akan belajar secara online melalui video, artikel dan PDF yang berhubungan dengan major yang diambil.

Pada beberapa topik kita diharuskan untuk menonton video mengenai apa itu Sustainable Fashion Business langsung dari pakarnya yaitu orang-orang yang bekerja di industri fashion. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran mengenai industri fashion based on their POV. Jika kesulitan untuk mencerna apa isi videonya tersedia file PDFnya (FYI. tidak semua video tersedia file PDFnya).

Selanjutnya kita akan diarahkan menuju link source untuk membaca artikel yang sudah dipilihkan, setiap artikel tersebut memiliki muatan bahasan sesuai dengan topik.  Terkadang kita akan diarahkan menuju sebuah situs dan diminta untuk mengexplore isi situs tersebut. Jangan lupa untuk mendownload file PDFnya.

Setelah mendapatkan materi, kita akan diminta untuk memberikan ulasan atau pendapat mengenai topik tersebut di kolom diskusi. Tak ada salahnya memberikan komentar pada kolom diskusi, selain menambah point, kita bisa sekalian belajar dengan menganalisis pendapat mereka. Dan ya ... semuanya menggunakan Bahasa Inggris. No excuse!

Ada google translete dan sederet.com yang bisa membantu.

Di akhir weeks ada quiz yang menunggu, jika mengikuti setiap prosesnya tentu quiz ini tidaklah terlalu sulit. Karena inti dari course ini adalah membantu kita membangun bisnis dalam bidang fashion, kita akan dibimbing melalui berbagai macam tahapan dimulai dari creating idea sampai dengan releasing brand.

Untuk tugas akhir kita akan diminta untuk membuat konsep design dari brand yang akan dibuat, nantinya pihak Future Learn akan membantu mengarahkan dengan berdiskusi bersama.

Menurutku, How To Build A Sustainable Fashion Business course ini sangat membantu memetakan business mindset, terlebih lagi untuk yang ingin memasuki industri fashion. Yang paling aku sukai adalah artikel-artikelnya yang menarik dan menambah wawasan. Recommended course sist!

Next time aku akan sharing tentang apa yang sudah dipelajari di How To Build A Sustainable Fashion Business course. Wish me on good mood d(^.^)b
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

A: Apa makanan favorite kamu?
B: Masakan mama!
A: Tempat makan favorite kamu?
B: Di rumah!
 
Saat kecil aku sulit makan dan picky, apa-apa ingin yang kering, nggak suka yang basah-basah seperti tumis dan sayur karena nasinya jadi mengembang. Suatu hari setelah selesai memasak mama menyuruhku makan, katanya “Mbak makan ya... ini makanan orang kaya, kalau mau jadi orang kaya harus mau makan ini”

Tahu apa makanannya? Zapcay! Yang membedakannya dengan capcay biasa ia menambahkan kol ungu, paprika dan asparagus yang tentunya menambah value dan menarik secara visual. Sehingga aku pun terbuai dengan perkataannya bahwa menjadi orang kaya bisa dimulai sejak dini. You are what you eat 😂.

Mama juga bersemangat mengajak aku dan adikku menghadiri resepsi di Bandung, yang saat itu terbilang baru dan mewah karena ada food stall-nya. Tujuannya adalah untuk memberikan pengalaman baru mengenai manner (saat makan) sekaligus food tester, mencari tahu makanan apa yang kita sukai kemudian membuatnya di rumah.

Ketika selesai mengikuti pelatihan table manner bersama Dharma Wanita, meja makan di rumah lantas berubah menjadi lebih formal layaknya di restaurant. Kita diajari table manner sebagai persiapan untuk menghadiri acara-acara formal. Ketika tinggal di ma'had aku malah dianggap stiff karena terlalu ber-manner. T.T syedih ih...


Kalau ditanya mama hobby-nya apa? pasti jawabannya masak terus jalan-jalan terus belanja. Maklum ya ibu-ibu pasti gitu... Tapi mungkin memasak memang passion-nya ibu-ibu ya, selain ngedekor ala shabby chic kalau zaman sekarang mah. Mama suka roti, suka yang manis-manis, suka makan, makanya jadi gendut #eh. Karena kesukaannya itu mama terkena penyakit diabetes, jantung dan darah tinggi, ujung-ujungnya stroke. Sejak stroke aktivitas mama menjadi terbatas, ia tak lagi aktif dan selincah dahulu :).

Untuk merangsang kembali saraf motorik yang telah kaku mama dianjurkan untuk berlatih, selain itu mama juga butuh aktivitas yang merangsang kinerja otak. Menurut saran dari dokter, sebaiknya mama berlatih melalui aktivitas yang disukai. Karena memasak dianggap aktivitas yang berat, maka kita mengarahkan mama untuk melakukan aktivitas yang lebih ringan seperti melukis toples menggunakan cat acrylic, mendesign baju, menulis blog (masih draft) dan lain sebagainya yang ternyata tidak berhasil.

Satu-satunya yang berhasil mengembalikan mood mama adalah internet! Ia lebih bahagia di dunia maya karena bisa menemukan apa yang ia sukai. Salah satunya adalah menonton video tutorial memasak di Youtube.


Dari sanalah mama mulai memiliki keinginan untuk membuat sesuatu (memasak), ia mulai pergi ke dapur dan memerintahkan aku dan Bi Empat (ART) untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya. Horee !!! Our kitchen is on fire 😄

Jadi di setiap weekend kita punya main schedule untuk memasak, kebanyakan adalah uji coba dari resep di Cookpad, aplikasi berbagi resep yang sering ia kepoin sebelum tidur. Berhubung sekarang ini mama punya makanan pantangan, semua masakannya disesuaikan dengannya. Kita mah ikut...

Biasanya setelah selesai memasak ia meminta masakannya difoto kemudian dikirimkan ke adikku, mau pamer. Agar mudah sharing resepnya, aku membuat akun Cookpad, selain agar tidak lupa (resepnya) aku ingin mama tambah semangat memasaknya hehe. At least, ia ingat punya akun yang mesti di update.

Satu hal yang belum berubah, mama selalu ingin segala sesuatunya perfect, no excuse! Salah pake piring aja ngomelnya lama, apalagi saat tomatnya salah potong, pecyah syudah... Oh, itu belum termasuk dengan maintenance peralatan memasak dan Tupperware-nya, sekalinya ketahuan hilang... kelar hidup lo!

That is how I spend weekends nowadays, semoga istiqamah ya...

FYI. Akun ini milik berdua
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hampir setiap tahunnya ulang tahunku selalu dirayakan, entah itu dengan membuat tumpeng, membuat kue tart, mengundang keluarga dekat, mentraktir teman-teman sekalian atau mengadakan acara ulang tahun seperti di masa SD. Meski (sedikit) terlambat, ulang tahunku selalu dirayakan.

Tak sedikit yang heran, kenapa ulang tahunku selalu dirayakan padahal aku sudah ‘dewasa’, seharusnya aku lebih mengerti bahwa di dalam agama Islam ulang tahun tidak dirayakan, terlebih lagi aku ini lulusan pesantren.

Kami (aku dan keluarga) secara pribadi tidak melihat adanya sisi negatif dari merayakan ulang tahun, toh hari kelahiran Rasulullah pun selalu dirayakan bukan? Bagi kami merayakan ulang tahun adalah sebagai bentuk syukur sekaligus penanda moment, kaya tahun ini ulang tahunnya gini ... tahun kemaren mah ulang tahunnya gitu ... ya iyalah kan waktu itu masih ... bla bla bla ...

Selain itu, merayakan ulang tahun hanyalah alasan untuk berkumpul bersama keluarga, apalagi kalau bukan masak-masak, makan-makan, ngobrol-ngobrol,  bercanda-bercanda terus ujung-ujungnya ketiduran di atas karpet ditemani TV yang garing ngomong sendiri.


Tahun ini ulang tahunku dirayakan dengan tumpeng. Berbeda dari biasanya, kali ini tidak ada garnish berupa bunga yang terbuat dari tomat atau cabai merah atau telur yang disimpan di puncak tumpeng. Melainkan dummy (tiruan) ballerina bergaun kelopak sawi, alasannya satu, daun seladanya habis. Lagipula, boneka barbie buntung kurang cocok disimpan di puncak tumpeng.

Sebenarnya aku tidak terlalu berminat dengan tumpeng, karena bulan kemarin kami sudah kami sudah tumpengan dalam rangka merayakan ulang tahun adikku. Aku lebih ingin kue tart. Tapi mama keukeuh membuat tumpeng, karena baginya setiap orang harus mendapatkan haknya tanpa terkecuali.

Biasanya, menjelang hari ulang tahunku mama akan berflashback ria menceritakan tentang proses kelahiranku. Cerita yang sama, namun selalu terdengar berbeda ketika diceritakan kembali. Kelahiran bukan Cuma tentang aku saja, ada mama yang menjadi tokoh utama. Aku adalah bagian dari dirinya sama seperti dia yang menjadi bagian dari diriku.

So ... moment ulang tahun adalah perayaan untuk kami berdua.

Mungkin aku ini (masih) kekanak-kanakan, tapi serius deh, yang paling aku suka dari ulang tahun adalah kado haha Bukannya mau menye-menye ya ... Tapi memang aku selalu diberi kado entah apapun bentuknya di setiap ulang tahun, kebiasaan bagus #eh

Dulu, aku selalu menunda-nunda jika orang tuaku menawarkan ‘ingin beli apa?’, kadang malah sampai menolak, sengaja nggak banyak request beli ini itu karena nanti pas ulang tahun mau mintanya sekalian. Sekarang? Alhamdulillah sudah ‘dewasa’ ...


Masih dulu, yang selalu kepikiran menjelang hari ulang tahun itu adalah ‘siapa yang pertama kali ngucapin?’ sekarang mah boro-boro ya kepikiran, masih mending ada yang ngucapin. Eh, tapi tetep sih ayah paling juara, dia smsnya selalu tepat waktu (00.00 WIB) lebih gercep ketimbang pacar #eh. Di rumah, aku dibangunkan dengan nyanyian selamat ulang tahun dari mama yang langsung cupika cupiki sambil mendoakan.

Dan seiring bertambahnya usia semakin sedikit juga yang mengingat ulang tahunku, hanya orang-orang terdekat yang sayang dan care saja. Hidup ini (memang) selektif ...

Apalagi yang didoakan teman-temanku selain segera mendapat ‘kabar baik’. Well ... nggak semuanya juga sih hehe Tapi intinya ya itu, semoga aku mendapatkan kebahagiaan yang selama ini aku inginkan.

Terima kasih

I’ll love you (all) with no limits, more than to the moon and back a zillion times.

Setiap tahunnya doaku selalu sama, semoga Allah SWT mengabulkan semua doa yang belum sempat tercapai di tahun lalu. Allah SWT tidak sibuk, mungkin Ia hanya terlalu pusing mendengarkanku yang banyak request ini itu ...




Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates