Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
It's my favorite song these days Like I'm Gonna Lose You by Meghan Trainor featuring John Legend. I thought that Meghan Trainor is a mini Adele hehe They look similar, you would know at first sight :p Meghan Trainor stole my heart before with her phenomenal song, All About That Bass, it reminds me (not only me actually...) of the Gossip Girl character Chuck Bass, Bass, Bass, Bass... Bass... Bass...

Anyway, this song is really ear-catchy and touchy, OMG... I loved this song.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Dalam marketing strategy, hubungan yang terjalin antara consumer behaviour dan lingkungan fisik sangat berkaitan erat, karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah lingkungan dimana produk dijual, yaitu aspek spasial (space : ruang / tempat) dan non spasial. Aspek spasial adalah objek yang bersifat fisik, seperti produk, brand, layout, desain toko, mall dan kota. Sedangkan aspek non spasial adalah objek yang bersifat psikologis, seperti cuaca, warna, bau, waktu dll.

Tempat penjualan suatu produk disesuaikan dengan target market yang dibidiknya, apakah untuk kalangan menengah kebawah saja? Apakah untuk kalangan menengah ke atas saja? Atau apakah untuk semua kalangan? Pemilihan target market sangat berperan penting dalam menentukan keberlangsungan hidup suatu produk.

Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang lebih suka berbelanja di supermarket atau mall dengan alasan lebih banyak pilihan produk, selain itu karena efisiensi waktu dan nyambi cuci mata hehe. Berbeda dengan berbelanja di pasar tradisional dan sejenisnya yang mengharuskan consumer untuk berbelanja menyusuri toko satu persatu untuk mendapatkan barang kebutuhannya, karena tiap toko bisa jadi hanya menjual satu jenis barang tertentu, dan itu terkadang dianggap membuat repot consumer. 

Tapi dari situ kita bisa melihat bahwasanya kebanyakan consumer yang berbelanja di mall sebenarnya lebih tertarik kepada produk-produk yang tidak bisa dijumpai di toko-toko biasa atau sekedar cuci mata saja, dengan kata lain mereka butuh untuk memiliki kebutuhan, berbeda dengan orang yang lebih suka berbelanja ke pasar tradisional, mungkin mereka lebih tertarik dengan harga yang ditawarkan yang bisa lebih terjangkau atau bisa juga karena kebiasaan.


Banyak cara dilakukan oleh produsen untuk menarik minat consumer salah satunya adalah dengan mendisplay toko smenarik mungkin. Pada brand-brand tertentu tokonya mempunyai display yang mencirikan produk yang dijualnya. Display mempengaruhi consumer dari segi psikologis, karena display tersebut bisa membuat orang penasaran atau juga bisa membuat consumer merasa dibawa kepada dalam diri produk itu.
Ada produk yang hanya dijual di satu gerai tertentu dan ada juga produk yang dijual secara bersamaan namun tetap berbeda pada penempatannya (display), selain itu ada produk yang hanya dijual dengan jumlah yang sangat terbatas bahkan harus dipesan terlebih dulu sebelum produk itu dibuat. Hal ini jelas mempengaruhi pertimbangan consumer ketika membeli barang.
Seperti gerai milik Anne Avantie yang dinamai ‘Roemah Penganten’, displaynya berupa rumah joglo yang kurang lebih lengkap dengan segala atribut dari rumah joglo yang didesain secara mewah, seakan-akan sedang mengadakan perhelatan dengan pekarangan dan pagar tanaman. Awesome.
Tentu saja yang dijual adalah baju kebaya untuk pernikahan dan perhelatan, tapi dengan display yang seperti itu setidaknya consumer merasa tertarik dan merasa betah berlama-lama di gerainya, dengan melihatnya saja consumer pun tahu bahwa apa yang ada di dalamnya tak kurang dari apa yang ditampilkan di muka umum.


Untuk mempermudah segmentasi pasar, produsen biasanya mendisplay gerainya dengan range yang akan dibidik. Misalnya untuk kalangan remaja, biasanya displaynya akan lebih colourful bila dibandingkan dengan display untuk kalangan ibu-ibu. Apalagi untuk  untuk anak-anak, biasanya kita juga sudah bisa  mengetahui dari atributnya saja, seperti dari ukuran rak yang lebih ‘mini’ ketimbang yang biasanya, penempatan barang yang sesuai dengan jangkauannya, dengan warna yang lebih colourful daripada yang untuk kalangan remaja.
Dari display, consumer bisa membedakan kebutuhannya, dengan hanya melihat saja mereka bisa langsung memutuskan perlu atau tidaknya untuk membeli produk tersebut atau bahkan hanya untuk memasuki gerainya saja. Agar tidak membosankan VM (Visual Merchandiser) yang bersangkutan membuat beberapa perubahan yang berkala seperti misalnya letak properti atau rak produk  beberapa bulan sekali, semua ini dilakukan agar consumer merasa tertarik dan apabila memungkinkan costumer tersebut rajin mengunjungi gerai tersebut, perubahan display gerai bisa menjadi sesuatu yang dinantikan.
Penggunaan kaca sebagai kisi-kisi atau penghalang dengan jalanan berperan besar dalam sebuah penjualan, karena consumer bisa melihat-lihat dulu produk yang dipajang sebelum memutuskan untuk membelinya atau memasuki gerai (a.k.a windows shopping). Karena untuk  produk-produk yang memiliki harga di atas rata-rata seperti jewelery, jam tangan, kacamata dan lainnnya, biasanya orang butuh untuk melihat dan menimbang-nimbang terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya. 
 
Display juga menampilkan citra dari produk yang didisplay, misalnya gerai ‘Heartwarmer’ yang menjual berbagai produk aksesoris wanita. Untuk menampilkan citra girlie dari produk yang dijual pihal VM mendisplay gerai dengan benda-benda yang menunjukkan sifat girlie seperti warna gerai yang dicat warna pink yang dianggap mencerminkan sifat girlie. Semua produk yang terdapat disana pun bernuansa pink sampai seragam pramuniaganya pun berwarna pink.
Hal yang dianggap sepele, misalnya packaging juga bisa digunakan sebagai media untuk promosi dengan cara memperjelas display secara  dua dimensi, karena dengan cara itu mungkin produk bisa mudah dikenali oleh orang lain dan bisa jadi akan membuat orang tertarik.
 
Pengaruh brand pada display juga sangatlah besar, karena display itu sendiri mencerminkan seperti apa brand yang diusung dan produk seperti apa yang dijual. Pemilihan logo pun bisa memperlihatkan karakter produk yang dijual itu seperti apa, apakah bersifat elegan,dinamis, lucu atau apalah yang sekiranya menunjang konsep dari produk itu sendiri.
Pada brand yang sudah memiliki pangsa pasar tersendiri, seperti ‘Apple’ misalnya, kehadiran brand tersebut terkadang lebih diperlukan ketimbangnya produknya itu sendiri. Karena mungkin consumer sudah percaya bahwa brand tersebut sudah identik dengan kualitas yang tidak usah diragukan lagi.
Pemilihan font sebagai logo sebuah brand juga patut diperhatikan, karena akan menampilkan citra produk secara keseluruhan. Untuk logo yang hanya terdiri dari  tulisan atau font tanpa gambar, sebenarnya akan lebih mudah untuk dipalsukan, karena bisa font tersebut bisa dengan mudah didapatkan. Namun kehadiran brand pada sebuah produk tetaplah penting, kadangkala ada consumer yang fanatik atau memilih suatu brand tertentu sebagai produk favoritenya.
Dari brand juga bisa dilihat kisaran harga yang sekiranya mesti dianggarkan untuk membeli produk tersebut, misalnya untuk sepasang sepatu berbrand ‘Jimmy Choo’ mungkin dibutuhkan berjuta-juta rupiah untuk bisa memilikinya, lain lagi dengan sepatu yang hanya berbrand  ‘Bata’ yang bisa dimiliki dengan harga ratusan ribu rupiah
Lingkungan fisik (non spasial) tiap daerah pasti berbeda-beda, Hal ini yang menjadikan consumer behaviour tiap daerah berbeda, contohnya seperti emas. Produsen emas Indonesia menjual emas dengan warna yang lebih kekuning-kuningan ke daerah Jawa bagian barat, sedangkan ke daerah bagian Jawa ke timur emas yang dijualnya  berwarna kemerah-merahan.  

Karena memang seperti itu consumer behaviour yang consumer emas, emas dengan warna kekuning-kuningan dipastikan tidak akan laku di daerah Jawa bagian timur, karena mereka lebih menyukai emas dengan warna kemereh-merahan, sama halnya jika emas yang berwarna kemerah-merahan dijual di daerah Jawa bagian barat.
Untuk kota-kota besar  yang dibutuhkan mungkin adalah mall, karena kebutuhannya memang seperti itu, selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka bisa menjadikan mall sebagai tempat relaksasi karena hanya di tempat itulah mereka bisa mendapatkan beberapa hal sekaligus. Lain dengan kota-kota kecil kebutuhannya pun mungkin tidak sebanyak kota besar, namun kebutuhan untuk sekedar tahu juga pasti ada, tapi itu idak akan sesuai dengan kehidupan mereka di kota kecil.
Kebanyakan masyarakat di daerah kota besar berbelanja pada malam hari, hal ini dikarenakan waktu luang mereka ialah pada malam hari, sedangkan untuk masyarakat di kota kecil biasanya mereka berbelanja di pagi atau siang hari, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing.
Cuaca juga sangat mempengaruhi produk yang akan dijual, apabila musim hujan kebanyakan toko pasti akan menjual payung atau jas hujan secara dadakan, mereka memanfaatkan situasi pasar yang sekiranya menjanjikan untuk meraup keuntungan.
Terkadang produk yang dijual merupakan produk musiman yang biasanya terdapat hanya pada saat-saat tertentu, atau pada daerah-daerah tertentu saja. Misalnya di daerah panas penjualan minuman dingin pasti akan lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan minuman dingin di daerah dingin, karena produk yang dijual itu seharusnya sesuai dengan kebutuhan consumernya.
Produk fast food termasuk salah satunya yang bisa memanfaatkan keadaan, dengan adanya layanan pesan antar yang merupakan salah satu layanan andalannya, memudahkan orang untuk membeli makanan tanpa harus keluar rumah, baik itu karena malas atau cuaca hujan. atau memang itu bagian dari life style.
Produk yang dihasilkan pun tak selamanya harus sesuai dengan kebutuhan kita saat ini, tapi lebih ditekankan kepada sifat ‘fun’ yang bisa  diterapkan pada produk. Consumer tidak harus merasa butuh untuk dapat membelinya kan tetapi dengan senang saja pun sudah cukup sebagai alasan untuk membeli produknya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Sudah hampir setahun lamanya mama sakit, ia terkena serangan (stroke) dalam perjalanannya ke kantor di pagi hari, sepupuku lantas membawanya ke Rumah Sakit namun tak berapa lama kemudian separuh tubuhnya dinyatakan tidak berfungsi. Aku yang memang sedang berada di rumah pasca resign tak pernah mengira, bahwa hal yang paling dikhawatirkan mama akan terjadi juga.

Lalu, setelah dirasa cukup pulih, dokter di Rumah Sakit mengizinkan mama pulang. Yang terjadi setelahnya adalah perjalanan panjang ala Pendeta Tom Sam Chong di serial Kera Sakti. Aku mewakili keluargaku membawa mama berobat kesana kemari. Berbagai pengobatan pernah dicoba. Berbagai dokter pernah dikunjungi. Berbagai obat-obatan pernah diminum. Tapi hasilnya nihil. 

Aku yang belum bekerja lagi memutuskan untuk menjadi volunteer, dengan main project mengurus mama hehehe Bagiku menjadi volunteer merupakan pilihan terbaik daripada jadi pengangguran yang sering diasumsikan dengan tidak memiliki pekerjaan dan tidak melakukan apa-apa. Mungkin bagi sebagian orang pekerjaanku kurang menguntungkan karena tidak menghasilkan dan tidak keren. Memang. Aku sudah tahu.

Atas saran dari keluarga, kami pun hijrah ke rumah Mbah yang terletak di daerah Kalijati, di desa dekat perkebunan karet yang kini ditanami pohon pisang. Aku tidak terlalu menyukainya karena merasa dijauhkan dari peradaban hahaha ... Tidak ada sinyal provider yang stabil. Tidak ada TV kabel. Tidak ada warnet (pliss dehh ... hari gini ...). Tidak ada buku bacaan. Tidak ada pedagang di malam hari. Mmhhh ... Banyak alasan bagiku untuk menolak. Tapi apa daya, mama ingin tinggal disana. Membuatku khawatir bahwa suatu saat aku dan mama akan pindah ke rumah Mbah secara permanen T.T 

Perlu lebih dari 3 kali untuk mengangkut barang bawaan selama hijrah, sisanya menyusul ketika aku ‘main’ ke rumah. Jika untuk waktu 2 minggu saja diperlukan barang bawaan yang banyak, apalagi jika nanti benar-benar pindah. Mungkin butuh lebih dari 10 truk untuk mengangkut semua barang di rumah dan itu belum termasuk dengan printilan-printilannya.
Setiap hari aku terbangun karena suara kokok ayam ketawa yang baru-baru ini dipelihara oleh Wa Gun, yang dengan suaranya yang parau dan terbata-bata, ketawanya jauh dari kata merdu. Setelah sholat shubuh biasanya aku akan memasak air untuk mandi mama, tapi jika kompor gasnya sedang fully booked, aku akan pindah menggunakan hawu (tungku) di bagian belakang rumah. 

Lalu ... aku akan memasak tahu dan menyeduh susu diabetes. Lalu ... aku akan membereskan kamar dan menyetrika baju. Lalu ... aku akan ikut menonton Gangga dan Uttaran hanya karena mama suka. Lalu ... aku akan mengobrol sampai malas. Lalu ... aku akan membereskan tas dan bersiap-siap pergi ke dokter. Lalu ... aku akan ... akan ... akan ... mmmhhh ... akan ... akan ... Yasudahlah. Kira-kira  begitulah setiap harinya. Membosankan. 

Eh. Kecuali. Menonton Andre dan Hesty memasak dengan modus (modal dusta) di NET.

Satu-satunya hiburan adalah Candy Crush Saga dan Candy Crush Soda yang selalu aku mainkan secara maraton setiap kali ada waktu kosong. Atau menyalakan laptop hanya demi mendengarkan All I Ask nya Adele berulang-ulang sepanjang hari. Kadang-kadang membaca ulang blog content yang pernah dipublish untuk sekedar mengisi waktu luang. Sisanya aku habiskan dengan pekerjaan rumah reguler yang sangat menyita waktu.

Meskipun aku membawa serta design tools ketika hijrah, jarang sekali aku bisa menggunakannya secara bebas. Karena sepupu kecilku terlalu ingin tahu mengacak-ngacak meja kerja yang sudah aku tata. Dan demi kebaikan semua design tools yang aku miliki, aku memilih untuk doodling secara rahasia dan tersembunyi.
Sorry buddy ... Family first. I’ll call you later OK!

Aku tidak melakukan semua hobbyku untuk menyenangkan orang lain, aku melakukannya untuk diriku sendiri. karena aku akan bahagia jika bisa melakukannya ... Sayangnya, not everyone understand as well as I am.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
I listened this song on Blind Audition of The Voice Indonesia, performing by Gloria Jessica (yes, I remember her name) from Jakarta, and yeah she passed !!! Let me tell you first, usually, I don't like that music genre before, it strange and a little bit boring for me. Then, after saw her performance ... Mmmhhh ... Nothing I can say except COOL !!!

La Roux is British Band whose I very really don't know anything about but I want to know more later hehe So, I downloaded La Roux - I'm Not Your Toy (as her reference) on
Google. Absolutely, they're cool, but I prefer Gloria Jessica style ... La Roux is cool, but Jessica is more cool, seriously, she had a talent.

Please listen these song ...
Please ...
Please ...
Please ...

And let me know ... If I'm right



 


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Di Indonesia istilah citizen journalist pertama kali dipopulerkan oleh salah satu  stasiun televisi swasta pada segmen pemberitaan. Tujuannya untuk memperoleh berita yang cepat, tepat dan up  to date dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) tanpa mengirimkan reporter dari stasiun televisi yang bersangkutan, sebagian besar karena kendala jarak tempuh atau waktu yang terbatas.

Awalnya istilah citizen journalist ditujukan bagi orang-orang yang tanpa sengaja berada di TKP dan mengabadikan kejadian tersebut menggunakan gadget seperti handphone atau kamera digital baik berupa gambar atau video. Namun kini, hanya dengan bermodalkan gadget dan nyali semua orang bisa menjadi citizen journalist meski harus rela mengabaikan keselamatan dan melanggar hukum.

Bukan tanpa sebab citizen journalist mendadak bermunculan, selain karena menjadi saksi mata dari sebuah kejadian dan memiliki nyata, menjadi citizen journalist diminati karena beberapa stasiun televisi  menawarkan imbalan yang (dianggap) sesuai untuk setiap video yang dikirimkan. Maka janganlah heran jika kini masyarakat sangat antusias untuk mengabadikan kejadian yang dianggap “OMG”. Sekedar mencoba peruntungan.

Nightcrawler adalah film yang mengangkat issue tentang citizen journalist, menceritakan tentang Louis Bloom seorang bujang pengangguran nan lapuk yang gelap mata karena berambisi menjadi professional citizen journalist. Demi memenuhi ambisinya, ia tak segan-segan untuk melakukan berbagai macam cara.

Awalnya Lou tanpa sengaja menyaksikan sebuah kecelakaan, ia kemudian bermaksud untuk melihatnya dari dekat namun polisi menghalanginya. Pada saat itu, ia melihat seorang professional (citizen) journalist mengambil rekaman dari TKP dan berencana untuk menjualnya pada salah satu stasiun televisi. Merasa terinspirasi, Lou kemudian mencuri sepeda dan menjualnya untuk membeli kamera.

Lou kemudian berkeliaran di malam hari untuk mencari kejadian kecelakaan atau kejahatan, karena masih amatir Lou sering disalip oleh professional (citizen) journalist lainnya, hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan rekaman dan menjualnya kepada Nina Romina (Rene Russo), seorang direktur morning news. Nina menyarankan kepada Lou agar membeli peralatan yang lebih baik dan mencari berita yang menarik.

Berbekal saran Nina, Lou menjelma menjadi seorang professional (citizen) journalist, ia berhasil mendapatkan banyak keuntungan dari pekerjaan yang kini dijalaninya, bahkan memiliki seorang asisten bernama Rick. Namun sayang, sifatnya picik dan ambisius telah membuatnya tinggi hati sehingga ia tega mengorbankan orang lain demi mendapatkan keuntungan pribadi.

Karakter Lou yang heartless sukses membuat Nightcrawler menjadi salah satu film yang wajib ditonton.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates