Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Udah lama yekan kita nggak mampir ke area Jl. ABC, tenang guise… nggak ada yang berubah kok, bahkan Mang Bola Ubi masih stay di depan toko jam 😁. Setelah scroll sana sini demi mencari tempat ngobrol terbaik selain di Alfamart Express, aku dan Icunk memilih untuk berakhir di Blue Doors. Yha~ apalagi kalau bukan karena lokesyennya yang cukup strategis dan dekat dengan meeting point favoritos kita semua, alun-alun Bandung ☺️.

Seingatku, Blue Doors berada di era yang sama dengan Two Hands Full dan Noah’s Barn. Berhubung I’m not into coffee as you did jadi ya B aja, nggak yang dijugjug atau sengaja mampir gitu. Kalau teman ngajak ketemuan atau kebetulan berada di lokasi yeng dekat aku pun sebenarnya aku nggak keberatan (mampir), cuma kadang gajelas aja haha Mendengarkan teman berbincang dengan barista mengenai kopi dan turunannya membuatku yakin bahwa kopisop adalah tempat yang tepat untuk melamun.

Wow… I’m in the middle of nowhere niya…

Ada masanya aku malay mengunjungi kopisop atau café kekinian, I tried so hard to fits in and enjoy the moment as peoples did, but in the end… it’s only me and my self. Rasa-rasanya ada aja hal yang membuatku kurang nyaman, macem situasi yang terlalu berisik, tembok yang sengaja nggak di-finishing, interior yang kurang matching, perabotan stainless yang mengilap, obrolan-obrolan yang mendadak naik level (serius yaini, aku pun nggak faham… apakah orang yang duduk di depanku ini adalah orang yang sama saat di parkiran tadi? 😵) dan serta mertanya.

Beberapa kali aku terjebak di situesyen yang kurang nyaman dimana aku ingin segera mengakhiri sesi temu kangen di kopisop haha Macem, kapan udahannya yaini? Atau, ayo dong ngobrol lagi dengan siapa gitu… ada hal lain yang ingin kulakukan. Atau, ini kenapa orang rumah nggak ada yang nyuruh pulang? Haha Maaf banget, tapi nggak jarang aku merasa menyesal menghabiskan waktu di kopisop.

Seiring waktu, aku berusaha untuk beradaptasi dengan situesyen yang terasa kurang nyaman, termasuk kopisop. Well… akhirnya aku menyadari bahwa bukan kopisopnya yang bikin nggak nyaman melainkan teman ngobrolnya 😂, kamu nggak seasyik yang kamu pikirkan kawan… 😅 Ternyata, aku merasa lebih nyaman saat ngobrol bersama teman yang udah mengenal karena kita memiliki banyak hal menyenangkan untuk dibahas.

Yaeyalah… untukku yang lebih senang memanen meme dan menertawai jokes receh warga +62, mendengarkan presentasi kiat-kiat me-roasting biji kopi udah macem ikut kuliah teori 2 SKS di pagi hari paska begadang mengerjakan tugas. Bikin ngantuk dan tak tergapai 😶.

Buseddd… panjang banget ya intronya 😅


Meski jarak kantorku dan Blue Doors hanyalah selemparan batu macem menyebrang ke Kings, tapi aku sama sekali nggak kepikiran untuk mampir kesana bahkan di jam-jam makan siang atau pulang kerja sekali pun. Karena aku bukan coffee person, aku lebih sering memesan minuman non kopi macem matcha, thai tea, es krim atau apalah itu yang namanya lucu-lucu di daftar menu.

Aku nggak akan minum kopi dan turunannya kalau nggak ingin-ingin banget, keinginannya ini mestilah muncul dari hati yang terdalam kek keinginan makan Bakso. Nggak bisa diprediksi 😕. Percayalah… aku selalu merasa ngantuk setelah minum kopi, makanya jangan heran kalau mataku tetiba kriyep-kriyep macem kena sirep. Nggak kuwat hamba…


Kali ini aku memilih Hermossa Red, karena nggak mau minum Matcha atau Cokelat, sedang Icunk memesan White Velvet Latte.

Hermossa Red ini adalah campuran dari green tea, hibiscus, bergamot, lemon dan rose. Wanginya enak, rasanya cukup fun dan masih bisa diterima di lidah, cuma after taste-nya terasa kurang nyaman karena menyisakan sedikit hint pahit. Mbany merekomendasikan Hermossa Red ini karena menyegarkan, ceunah… tapi untukku sih masih kurang menyegarkan meski udah dikasih banyak es.

Aku mencicipi White Velvet Latte-nya dan OK, approved. Rasanya lebih creamy dan nggak bikin enek.


@blue_doors
📌 Jl. Alkateri No.2, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung
⏰ 06:00 - 21:00
☕️35K - 60K


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Kalau kalyan pernah searching mengenai kuliner di Bandung, kalyan pasti mendapatkan berbagai rekomendasi gaib dari berbagai sumber. Okay… ini adalah asumsiku belaka, namun aku nggak yakin orang yang merekomendasikan benar-benar pernah mencicipinya that’s why isi artikelnya rerata hanyalah copy paste. Diantara rekomendasi kuliner byasanya terselip 2 atau 3 rekomendasi kuliner legend yang masih bertahan hingga saat ini.

Salah satunya adalah Sumber Hidangan yang udah sejak kapan masuk list tapi belum bisa terealisasi gegara Icunk hari Sabtunya nggak libur haha Sumber Hidangan ini hari minggu tutup ya, makanya di Cerita Bandung trip Bandunglicious-nya hanya ada di hari Sabtu. Berhubung saat ini Icunk sedang dalam masa tenang menunggu masa bersiap yumari kita caw…

Ada 3 toko roti jadul yang bisa kalyan masukkan ke list kuliner di Bandung, yakni: Toko Roti Sidodadi, Toko Roti Dji Seng dan Sumber Hidangan. Kalau kalyan penasaran dengan rasa roti jadul yang harganya merakyat kalyan bisa coba Toko Roti Sidodadi dan Toko Roti Dji Seng, tapi kalau kalyan punya budget lebih kalyan bisa coba Sumber Hidangan.

Ketimbang Roti Dji Seng aku lebih sering membeli Roti Sidodadi karena lokasinya strategis, bisa dijangkau dari meeting point fovoritos kita semua: alun-alun Bandung, sedang Roti Dji Seng lokasinya berada di area Cibadak jadi jarang kesana. Oh ya, kini kita bisa dine in di Roti Dji Seng, kali aja udah kecapekan jalan ke Cibadak, kalau di Roti Sidodadi mah belum bisa ya karena kagak ada tempatnya, etalasenya aja senggolan sama lapak Carabikang.

Untuk rasanya sih okay ya, macem roti jadul gitu… lha memang jadul tho mbak haha Bedanya, Roti Sidodadi punya varian rasa dan bentuk yang beragam, sedang Roti Dji Seng varian rasa dan bentuknya nggak neko-neko. Aku pernah nyari barang di Cibadak nggak ketemu dan pulangnya mampir ke Roti Dji Seng, nyesel banget Cuma beli 2 roti karena cepet banget abisnya. Iya, aku makan sambil jalan astagfirullah aladzim.

sumber hidangan
Sumber Hidangan

Kembali ke Sumber Hidangan…

Aku dan Icunk ke Braga agak pagian ya, asli, nggak nyangka banget kita bisa nyampe di alun-alun sebelum jam 10 haha Susana Braga di pagi hari masih enakeun untuk dipake jalan santai, kita bahkan nggak menemukan aa teteh photographer yang byasanya stay di sepanjang jalan Braga. Kalau sore menjelang malam mah udah pasti rame, apalagi Mang Bacang di samping Kimia Farma.

Kalau Icunk nggak bilang, aku nggak akan ngeuh kalau dibalik rolling door yang ketutupan lukisan-lukisan sawah yang menguning itu adalah Sumber Hidangan. Mungkinkah konsep market-nya Sumber Hidangan ini: untuk yang tahu-tahu aja wkwkwk Ada 2 pintu di Sumber Hidangan, satu pintu menuju ke serving area sekaligus display area dimana kita bisa memilih dan membayar, sedang pintu lainnya menuju ke area duduk. Jangan sungkan untuk bertanya jenis roti dan rasanya, pegawainya akan sigap menjelaskan.


Yang kita beli:

Soes gula halus 14K
Soes dengan taburan gula halus, isiannya padat dan okay (kubilang begini karena suka soes).

Sukerbol 10K
Roti manis dengan taburan gula dan kayu manis, cucok dimakan saat gabut.

Kasstok 12K
Roti stick dengan isian keju yang rasanya malah ngak seperti keju, ada hint asam khas ragi yang membuatnya terasa bagai peuyeum.

Frou-frou Mocha 14K
Teksturnya macem pavlova yang agak keras namun larut saat si lidah, isiannya krim mocha yang ringan.

Valencia 18K
Es krim cokelat dengan topping buah-buahan yang kurang banyak.

Sorbet Framboise 16K
Sorbet dengan rasa yang B aja

Bitterballen 17K/ons
Enak. Kalau kalyan ke Sumber Hidangan beli ini aja ya.





Well… dari Sumber Hidangan ini kita menyadari bahwa suatu makanan atau minuman akan terasa nikmat bila berada di lidah yang tepat. Maksudnya gini, Sumber Hidangan ini terasa nostalgic macem Cigarette After Sex saat dimakan oleh orang yang pernah memakannya sebelumnya. Sedang untuk kita yang lebih sering makan Holland Bakery dan Bread Talk mah rasa Sumber Hidangan ini nggak nyangkut karena belum nge-blend di palette lidah kita.

Balik lagi ya… bagimu taste-mu, bagiku taste-ku. Untuk kita yang terbiasa dengan makanan kaya rasa dan rupa, Sumber Hidangan ini agak sederhana dan hambar jadinya B aja gitu. Tapi kalau kalyan ingin mencoba, go for it…

Sumber Hidangan
Jl. Braga no 22




Share
Tweet
Pin
Share
No comments
sumber

Hello~

Udah beberapa hari ini aku rewatch sitkom Tetangga Masa Gitu di Youtube-nya NETverse, bukan karena udah nggak tahu mesti nonton apa lagi melainkan karena obrolan random saat aku, Icunk dan Deya makan Mie Baso Soun Lodaya. Lupa lagi ngobrolin apa awalnya, namun ujung-ujungnya kita malah ngobrolin kelakuannya Mas Adi yang semakin hari semakin mirip dengan kita 😆.

Aku menonton Tetangga Masa Gitu sejak episode awal, happy to say that finally we have that kind of sitcom. Ketimbang Bajaj Bajuri dan OK Jek yang memiliki berbagai karakter dan problematika, Tetangga Masa Gitu hanya memiliki 4 karakter aja, problematikanya nggak jauh dari adab bertetangga dan hubungan antar manusia yang baru terasa relate saat ini 🥲. Yha~ aku baru menyadari Tetangga Masa gitu adalah tontonan yang asyik malah saat sitcom-nya berhenti tayang 😅.

Saat nganggur aku pernah mengikuti kelas prosesing (membuat rengginang singkong, minuman kunyit jahe, kacang telur dll) yang didominasi oleh buibu. Diantara banyaknya obrolan random ada salah satu obrolan yang masih kuingat sampai kini;

B: Tari, kamu suka nonton Tetangga Masa Gitu nggak?
A: Iya bu, kenapa?
B: Kamu suka couple yang mana? Mas Adi dan Mbak Angel atau Bastian dan Bintang? Aku sih sukanya Mbak Angel…
A: Bastian dan Bintang-lah 🤭
B: Kamu tahu nggak sih… kamu tuh suka Bastian dan Bintang karena kamu masih muda, kalau kamu udah berumur dan berumah tangga kaya aku mah pasti sukanya Mas Adi – Mbak Angel.

Sejujurnya, aku memilih Bastian dan Bintang bukan karena aku merasa relate dengan hubungannya yang menye-menye romantis melainkan karena sebel banget kenapa Mas Adi bisa-bisanya menikah dengan Mbak Angel. Nggak rela aja gitu… Mbak Angel terlalu wow untuk Mas Adi yang absurd dan nyebelin 🥺, wah ini… Beneran tetangga masa gitu yekan…

Mungkin saya baru kenal kalian baru sehari ya... tapi saya sudah menikah dengan istri saya sejak kalian SD, dan pernikahan itu tidak semudah yang ada di kepala kamu anak muda...
Tetangga Masa Gitu S01E01 part 1 - Rumah Baru dan Meja Pingpong

Line pembuka ini udah menjelaskan big picture yang ingin disampaikan oleh Tetangga Masa Gitu, bahwa pernikahan bukan hal yang mudah dan bukan untuk semua orang. So… enjoy your opinion melalui 2 pasangan bertetangga dengan gap usia pernikahan yang berbeda 😂. Juwara banget yaini yang bikin Tetangga Masa Gitu, bisa-bisanya kepikiran menciptakan karakter dan situesyen yang akhirnya relate dengan audience.

Ada masanya, ketika aku berpikir bahwa karakter di sitcom Tetangga Masa Gitu memang diciptakan sesuai dengan karakter aktor dan aktrisnya di kehidupan nyata. Mas Adi adalah Dwi Sasono. Mbak Angel adalah Sophia Latjuba. Bastian adalah Deva Mahenra. Bintang adalah Chelsea Islan.

Dulu aku sebel banget dengan Mas Adi, si guru seni yang introvert dan sering insecure perkara gaji yang cuma segitu-gitunya. Nggak habis thinking mengapa Mbak Angel, si lawyer seksehhh nan hemat itu mau-maunya menerima Mas Adi. Kenawhy mbak? Kenawhy? Kenawhy? *pake echo 🔊Apakah udah nggak ada yang naksir lagi?

Tapi kini aku malah merasa relate dengan Mas Adi dan Mbak Angel (ini konteksnya sebagai manusia dewasa ya, bukan sebagai pasangan menikah, kan kita belum menikah *elahhh 😅). Saat ini kita udah mencapai fase dimana kita enjoy berada di rumah meski nggak ngapa-ngapain, berusaha bersikap realistis dan berpikir positif saat menghadapi kenyataan, mampu berkompromi dengan kebiasaan-kebiasaan absurd satu sama lain, tetap santuy dengan pilihan hidup yang dijalani.

Lupakan Bastian dan Bintang, Mas Adi dan Mbak Angel adalah kita saat ini…
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~ We’re back!

Dalam rangka mensukseskan wacana liburan yang tertunda gegara pandemi 😪 aku, Icunk dan Deya memutuskan untuk ketemuan setitik karena ada hal-hal yang nggak bisa diobrolin via chat. Sebagai bagian per-budget-an dan per-booking-an aku butuh konfirmasi mereka untuk memastikan destinasi dan transportasi yang akan digunakan. Bisa sih via VC tapi rasanya nggak puas kalau nggak ada interaksi langsung macem begini.

Sadar diri so pasti ngaret, kita memutuskan untuk langsung brunch aja di… Dimsum 9 Ayam. Lebih ke mencoba peruntungan aja siya karena kita tahu Dimsum 9 Ayam rame mulu dan rada sulit parkirnya, kalau sekiranya nggak memungkinkan kita caw ke tempat selanjutnya, yang masih belum dipirkirkan *angger 😆. Beruntung, saat kita kesana ramenya wajar dan dapet parkir.

Kijang satu cek…

Ohya, buat yang masih bingung apa bedanya Dimsum 9 Ayam dan Dimsum 9 Naga; Dimsum 9 Ayam menunya halal sedang Dimsum 9 Naga menunya non-halal, jangan sampai tertukar ya… Dimsum 9 Ayam lokasinya berada di daerah Cicendo arah IP ke atas (patokannya: yang bisa parkir katrol), sedang Dimsum 9 Naga lokasinya berada di salah satu ruko di Paskal.

Kebetulan saat itu Dimsum 9 Ayam sedang full table jadi kita waiting list, sambil menunggu kita memilih menu yang mau kita order. Untuk mejanya kita nggak bisa memilih sendiri karena nanti dipilihkan oleh mas-mas pembawa buku absen. Saat itu kita kebagian meja paling depan yang berbatasan langsung dengan area waiting list, agak pressure juga yaini makan sambil ditungguin 😮.


Markicek… order-an kita di Dimsum 9 Ayam yang kususun berdasarkan urutan makannya.

BUBUR TELUR PITAN 30K
Telur Pitan atau Telur 1000 tahun ini adalah telur ayam yang difermentasi menggunakan tanah liat dan abu selama berminggu-minggu. Tekstur telurnya kenyal dan transparan macem jelly sedang inti telurnya masih sama hanya warnanya aja yang abu. Untuk rasa dan aromanya aku sih nggak begitu ketara karena masih dalam suasana koronces 😅, tapi kata Icunk mah aromanya agak amis jadi bikin eneg makanya disisihkan (dan nggak dimakan).

Kalau kalyan penasaran dengan Telur Pitan kurasa nggak ada salahnya mencoba, tapi kalau masih ragu mau mencobanya apa nggak, well… sebaiknya di-skip dulu. Kalyan bisa kok order buburnya aja, rasanya okey dan teksturnya cukup kental cocoklah untuk brunch kesiangan ini. Eh iya, kita sengaja memilih bubur biar nggak terlalu kenyang karena nanti kita kan mau makan lagi 😂.

dimsum 9 ayam bubur telur pitan

dimsum 9 ayam bubur telur pitan

CHEONG FUN AYAM TALAS 32K
Cheong Fun adalah cemilan tepung beras yang kenyal dan lembut yang dipotong memanjang lalu digulung macem mie di bakso Malang, atau in other terms; kwetiau gulung yang disiram kuah kecap asin dengan taburan wijen dan bawang daun. Aku juga nggak faham mengapa tiba-tiba ada talasnya, so far rasanya enak.

dimsum 9 ayam cheong fun ayam talas

LUMPIA AYAM UDANG 20K
Ini juga enak ya 😍… potongan ayam di dalamnya nggak pelit,

dimsum 9 ayam lumpia ayam udang

HAKAU UDANG 23K
Kalau kalyan ke Dimsum 9 Ayam, please cobain Hakau Udang-nya… enakkk… udahlah tyda perlu review panjang lebar, cobain aja.

dimsum 9 ayam hakau udang

PANGSIT UDANG 20K
Sebagaimana Pangsit Goreng pada umumnya, namun isinya udang 🍤.

dimsum 9 ayam pangsit udang

BAKPAO TELUR ASIN 23K
Kita menjadikan bakpao ini sebagai penutup karena image-nya yang macem roti manis, meski terbuat dari telur asin surprisingly rasanya enak ya dan nggak bikin eneg. Isian bakpaonya adalah pasta oranye yang mengigatkanku pada kuah Nasi Padang yang membeku pasca dimasukkan ke dalam kulkas, jangan lupa siapkan tisu karena saat bakpaonya digigit pastanya lumer 😍.

dimsum 9 ayam bakpau telur asin

***

Untuk minumannya kita order Liang Tea, Teh Tarik dan Es Cincau Singapore.
Coba tebak aku order yang mana? Minumannya nggak in frame karena mejanya udah penuh 😅.

Kalau mau ke Dimsum 9 Ayam usahakan datang agak pagian atau diluar jam makan siang biar nggak begitu rame, apalagi kalaiu membawa kendaraan agak PR menemukan spot parkirnya. Menurutku, kalau ke Dimsum 9 Ayam idealnya kita datang bertiga, kenawhy? Karena setiap menu isinya 3, biar gampang aja gitu membaginya. Tapi kalau datang selain bertiga pun isokey… semakin banyak yang datang semakin cuan bukan?

So, apakah Dimsum 9 Ayam ini worth to try? Aku sih yes. Semua menunya enak dan bikin geleng-geleng kepala 😀.


@dimsum9ayam
📌 Jl. Pasir Kaliki no 170 Cicendo Kota Bandung
⏰ 07:00 – 21:30
🍹 8K-30K minuman
🍲 19K-35K makanan berat
🥟 18K-35K dimsum

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Telah sampailah kita pada bulan-bulan yang ada long weekend-nya, coba deh dicek kalendernya pasti ada minggu-minggu dimana ada 1 hari libur yang nyempil, eh apa udah mengajukan cuti? Di long weekend Idul Adha ini aku memutuskan untuk pulang ke rumah, Widy dan Bagus nggak merayakan Idul Adha bersama dan memilih untuk pulang ke rumah masing-masing.

Tadinya kita mau leyeh-leyeh aja di rumah, nge-Go-Food dan ngobrol dengan mama, tapi kayanya kurang asyik ya, jadilah kita main ke rumah Puput di Gunung Cupu. Aku terakhir ke Gunung Cupu saat mengambil pisang untuk seserahan, sedang Widy saat kecelakaan, iya… tahun lalu Widy sempat kecelakaan setelah pulang dari rumah Puput dan sejak saat itu doi belum kesana lagi.

gunung cupu

Secara geografis, Gunung Cupu terletak di bagian selatan rumahku, terlihat jelas kalau dari loteng. Untuk menuju ke Gunung Cupu kita membutuhkan waktu ± 30 menit melewati hutan kecil, kebun-kebun, sawah-sawah dan semak-semak. Jalannya cukup untuk 1 mobil dengan kontur tanah yang naik turun, alhamdulillah sebagian jalan udah diaspal, sedang sisanya masih konsisten dengan coran yang rompal dan berbatu-batu.

Kita berangkat dari rumah sekitar jam 10 pagian, sengaja agak siangan *iya, percaya  karena nungguin Mixue buka dulu. Dengan sotoynya kita beli es krimnya untuk para bocil dongs, sepanjang perjalanan ke Gunung Cupu aku pegangin es krimnya biar nggak ngeguling. Effort banget yekan, padahal disana juga ada warung-warung yang menjual es krim, lha~ meneketehe… aku udah lama nggak kesana.

Tadinya kita hanya berniat untuk main ke rumahnya aja, nggak kepikiran untuk sekalian main ke Pasir Heulang karena cuacanya yang panas. Tapi melihat Puput yang udah siap dengan tas yang berisi timbel dan kengkawan, ofkors kita sih yes haha Es krim Mixue yang kubawa tenctunya udah meleleh, tapi karena tanggung, es krimnya ku pegangin lagi sampai di Pasir Heulang.


Pasir Heulang ini adalah tempat wisata yang terbilang masih baru ya karena masih di bawah 5 tahun, nothing special tapi kurasa Pasir Heulang ini tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu. Karena berada di dataran tinggi okors view-nya cakep banget apalagi saat sunrise dan sunset, sayang banget… Grab nggak sampai ke Pasir Heulang 😅.

Saat kita kesana kebetulan cuaca cerah berawan jadi nggak yang terlalu panas gimana gitu, selain itu ada banyak pepohonan yang bikin adem. Ada beberapa gazebo yang bisa kita gunakan untuk menyimpan barang bawaan atau botram. Parkirannya cukup luas dan ada warungnya, just in case kalyan ingin makan Pop Mie dengan view kota Subang.

Cuacanya mendayu-dayu bikin ngantuk 😁.

itu bukan Gunung Tangkuban Perahu ya

signature pose di masa muda

sepi karena panas



hanash 

mandatory picture

balik jajan

sugar rushing

adik~

abege masa gitu


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates