Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Dari Pasar Cihapit tadinya kita berencana untuk jajan lagi di tempat lain, sekalian ngobrol laya… apalagi udah menjelang pergantian tahun begini 😆. Sebagai makhluk sosial dalam masa post-pandemic kita butuh berinteraksi dan bersosialisasi selain via screen. Ada hal-hal yang lebih nyaman diobrolin bukan via chat, ada ekspresi dan intonasi yang nggak bisa diekstraksi via emoticon, sensasinya akan berbeda saat kita bertatap muka. Betcul begitu buibu? 😌.

Seroja Bake masuk list tapi kupikir lokasinya terlalu dekat dengan Tokokin jadi nggak terasa mainnya 😅 Lalu kita ke WSnoepen cabang Sherlock, sayangnya saat kesana udah sepi jadi kita berasumsi kwasong-nya udah habis, tapi kita nggak nanya sih 😋. Alhasil disana kita cuma numpang parkir aja. Opsi berikutnya ada Ambrogio Patisserie dan Bellamie Boulangerie, kalau Ambrogio Patisserie penuh kita lanjut ke Bellamie Boulangerie kalau Bellamie Boulangerie penuh juga, yah... udah nggak kepikiran mau kemana lagi 🥺🥺🥺.

Dan benar aja ya… Ambrogio Patisserie parkirannya penuh sampai 3 layers dongs, tapi kita tetap kesana sih karena parkiran penuh nggak menjamin mejanya penuh semua yekan 🤭.

Kalau kalyan kesulitan mencari parkiran (terutama mobil) di Ambrogio Patisserie, kusarankan kalyan untuk parkir di PT. Pos Besar yang lokasinya nggak jauh dari Ambrogio Pattiserrie *tinggal jalan sebentar. PT. Pos Besar ini lokasinya cukup strategis ya karena bersebrangan dengan Uniqlo Heritage dan The Saparua, di basement-nya ada toilet dan musholla yang bisa digunakan.

Saat kita kesana suasananya memang ramai khas weekend, tapi kita masih kebagian meja kok karena ternyata tempatnya lumayan luas. Kita memilih meja di lantai 2 karena ingin ngobrol lama, kalau di lantai 1 kan rang-o-rang pada seliweran jadinya agak kurang nyaman. Yha~ spot pi-konten-eun mah udah pasti ada menempati, jangan sampai lolos ya yorobun.

***

Yang kita order:

Ambrogio Mix Platter 80K
Sharing menu yang cucoks menemani obrolan teman seper-circle-an, terdiri dari 4 macam menu yang diurutkan dari yang kusuka ke yang B aja.

Chicken Kebab – surprisingly rasanya enak dan kejunya nyata~
Soy Garlic Chicken Wings - byasanya aku paling malay makan Ayam yang diolah begini karena perlu effort untuk memisahkan daging dan tulangnya, tapi tapi ini mah okey.
Onion Rings – B aja layaknya onion rings yang pernah kumakan.
French Fries – B aja, doi berada di urutan terakhir karena bumbu taburnya bikinku hampir keselek.



Hazelnut Latte Cake 35K
Untuk kita cake-nya memang agak kemanisan, tapi so far sih rasanya okey asal dimakannya santai nggak yang langsung dihabiskan dalam sekali waktu. Ohya, taburan emas Sisca Kohl-nya nggak berasa hehe


Tropical Chilled Tea 35K – sayangnya ini bukan Mangga melainkan Peach, tyda kecewa tapi kalau ke Ambrogio Patisserie lagi mungkin akan order menu lain.

Strawberry Chilled Tea 35K – sama hanya beda rasa, Sorbet dan tehnya disajikan terpisah jadi bisa diatur sesuai selera, Digambar memang cute tapi sebenarnya menghabiskan space di meja.

Cold Press Apple Lemon Juice 38K – siapa lagi yang order ini selain Deya 😋.



Memang sebelumnya Ambrogio Patisserie ini sempat wara wiri di FYP TikTok-ku karena trend bikin rating tempat makan di Bandung. Lantas, apakah Ambrogio Patisserie ini worth to try? Ofkors ya, sangat worth to try bagi kalyan teman seper-circle-an atau keluarga ter-lope karena selain makanannya okey kapasitas tempatnya memadai untuk grup. Kalau nggak sempat ke Ambrogio Patisserie kalyan bisa coba ke Bellamie Boulangerie ya karena mereka masih satu grup dengan Prima Rasa *jangan lupa cobain Picnic Roll-nya.

***

AMBROGIO PATISSERIE 
@patisserieambrogio
📍 Jl. Banda no 26A, Riau, Citarum, Bandung
📆 08.00-21.00
🍴 Menu-nya bisa dicek disini

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
dendeng khas kerinci

Hello~

Sudahkah kalyan lihat gambar post cover diatas ini? Apakah terasa menggoda atau malah B aja? 🤭.

Kali ini kita (aku dan Icunk) kembali ke Cihapit dengan Deya, waas gitu guise… udah hampir setengah tahun sejak terakhir kita ketemu sekaligus bukber di Oharang. Setelah nonton Avatar: The Way of Water (review-nya disini) di BEC kita lalu caw ke Cihapit untuk makan siang yang kegeser gegara filmnya kelamaan *untung nggak salatri. Sebelumnya kita udah bikin list tempat makan yang berpotensi dikunjungi, namun karena saling terserah areanya dipersempit jadi di Cihapit 😁.

Beberapa opsi terkurasi tempat makan di Cihapit: Nasi Telur Sumber Rezeki, Dendeng Khas Kerinci Tokokin, Ong Noodle atau yang mana aja yang nggak penuh 😅. Yap. Karena lokesyennya berada di dalam pasar Cihapit area makannya pun terbatas secara jarak antar los nggak terlalu luas. Saat kita kesana kebetulan Nasi Telur Sumber Rezeki sedang rame alias tyada meja kosong, maka kita beralih ke Dendeng Khas Kerinci Tokokin di sampingnya.

Yang kusuka dari Tokokin adalah menunya nggak neko-neko, hanya ada Paket Dendeng Batokok dan Paket Ayam Batokok. Aku dan Icunk memilih Paket Dendeng Batokok sedang Deya memilih Paket Ayam Batokok, tyda perlu menunggu lama hingga order-an kita siap disantap.

Tadinya kukira Dendeng-nya dibuat kering manis macem Dendeng biasa ternyata lebih mirip dengan Gepuk yang teksturnya empuk dan nggak basah 😍. Kurasa yang membuatnya berbeda adalah proses pengasapannya, Aku belum pernah ke Kerinci atau mencicipi kuliner Kerinci jadi belum bisa membandingkan ya, kalau Dendeng Batokok udah pernah namun kesanku B aja 😅.

Untukku Dendeng-nya Tokokin ini okey ya, porsi nasi dan lauknya pas, sambalnya nggak yang pedas dan bikin bibir dower 😆, favourite-ku tentcu keripik ubinya ❤️. Kalau kalyan berencana untuk makan siang di Pasar Cihapit, Dendeng Khas Kerinci Tokokin bisa dipertimbangkan, meski nggak fancy namun bisa ngenyangin. Ingat ya… masih ada jajanan lain yang udah nungguin di-pick 😁🤤.

Kalau membawa kendaraan bisa diparkir di sekitar area Pasar Cihapit, tapi karena lahan parkirnya nggak begitu luas jadi mesti cepet-cepetan, emang lebih okey kalau pake ojol. Di samping Pasar Cihapit (masuk via Gang Nikmat) ada masjid yang terbuka untuk umum, jadi nggak ada alasan untuk nge-skip sholat ye.

Paket Dendeng Batokok 25K
Nasi + Dendeng Batokok + Sayur (Waluh kukus) + Sambal + Gulai Ubi + Teh Kerinci

Paket Ayam Batokok 22K
Nasi + Ayam Batokok + Sayur (Waluh kukus) + Sambal + Gulai Ubi + Teh Kerinci

porsinya pas



aku bersama kalyan *meski ketutupan spanduk

Dendeng Khas Kerinci Tokokin
Pasar Cihapit Bandung




Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Saat pertama kali menonton film Black Panther di Miko Mall yang ternyata merupakan singkatan dari Milan Kopo Mall 😁 aku cukup terkesan dengan jargon Wakanders yakni: Wakanda Forever ✘, terasa menggugah sebab takjub. Selanjutnya suda bisa ditebak ya… jargon Wakanda Forever turut mengisi hari-hari euphoria Black Panther, bahkan resmi diadaptasi oleh warga +62 sebagai alias.

Sejujurnya aku sangat berharap dengan sekuel Black Panther, suda terbayangkan bagaimana megahnya Wakanda dan canggihnya studio Shuri (Leticia Wright) karena vibranium. Sayangnya, aku lupa bahwa Chadwick Boseman tetaplah manusia yang fana, kematiannya berhasil membuat kita berduka dan turut memikirkan kelanjutan sekuelnya 😢.

Jadi, aku sama sekali nggak berekspektasi tinggi dengan film Black Panther: Wakanda Forever bahkan nggak mengira filmnya akan dirilis. Kupikir ada banyak hal yang lebih dari sekedar kehilangan karakter utama, alur cerita yang suda tersusun mesti disesuaikan dengan situesyen terkini, pun dengan kami penonton film-filmnya Marvel yang suda memiliki imajinasi mandiri.

Kali ini aku kembali nonton di Ubertos dengan the one and only… Icunk, tak lupa pulangnya kita makan Pecel Lele yang bukan di tempat byasa. FYI, Pecel Lele di depan Ubertos suda lenyap nggak tahu pindah kemana, setelah berhasil keluar dari pusaran macet gegara Pasar Malam dadakan kita berakhir di Pecel Lele di depannya, so far sih okey. Well… mungkin kapan-kapan kutulis post mandiri tentang rating Pecel Lele di Bandung Timur.


Film Black Panther: Wakanda Forever dibuka dengan scene berpulangnya T’Challa sebab sakit yang kita asumsikan koronces. Meski sebel dengan CGI pemakamannya yang nggak se-smooth byasanya aku ikutan terharu ya, terutama di moment of silence yang yang khusus didedikasikan untuk mendiang Chadwick Boseman, macem turut berduka meski aku hanyalah penonton 😢.

Setelah kematian T’Challa otomatis tahta Wakanda jatuh kepada Shuri (Letitia Wright), beruntung kali ini nggak ada drama perebutan takhta macem di Black Panther dulu. Saat Shuri dan Ramonda (Angela Basset) sedang menghabiskan waktu bersama tetiba muncul sesemakhluk dari dalam air, reaksi mereka kocak banget macem: udah susah-susah nyari tempat rahasia ternyata masih ada yang nyamperin 😂.

Makhluk tersebut ternyata adalah manusia air yang memperkenalkan diri sebagai Namor (Tenoch Huerta), asbabun nuzul penamaan Namor pun nggak kalah kocak ya, kita aja sampai ngakak 😂. Namor bukanlah nama yang diambil dari bahasa-bahasa sulit nan estetik melainkan berasal dari kata No Amor alias tanpa cinta hahanjirrr apakah doi bagian dar PT. Mencari Cinta Sejati?

Namor si Polynesian

Namor adalah generasi pertama dari bangsa Talokan yang secara morfologi merupakan manusia yang berhasil beradaptasi dan berevolusi di lautan. Mulanya mereka tinggal di daratan namun tersingkir oleh penjajah, untuk mempertahankan diri mereka melakukan ritual fafifu wasweswos yang membuat mereka bisa bernafas di dalam air.

Aku nggak tahu dimana lokasi pastinya, namun yang aku tangkap sebelum menjadi bangsa Talokan mereka adalah penduduk asli Amerika Selatan, kusotoy begini karena bahasa yang digunakan adalah bahasa Spanyol. Selain itu musik yang digunakan setiap kali scene berpindah ke Talokan adalah musik asyik khas pesisir dimana warganya santai bercengkrama sambil minum tuak.

Kembali ke Namor… yang tenyata bisa ngambang di atas air, kedatangan doi ke Wakanda adalah untuk memberikan ultimatum sekaligus mencari tahu siapa pencipta detektor vibranium di lautan. Pasalnya, sejak T’Challa mengumuman keberadaan vibranium banyak negara melakukan pencarian secara diam-diam dan hal tersebut mengancam eksistensi bangsa Talokan.

swag

Shuri dan Okoye (Danai Gurira) berhasil menemukan Riri Williams (Dominique Thorne) dan berusaha menyelamatkannya namun keburu disergap oleh Namor yang mengakibatkan Shuri dan Riri ditawan, mereka dibawa ke Talokan dimana Namor tinggal. Cebel banget laini… story telling scene-nya Namor ke Shuri udah macem PDKT aja, seolah-olah Wakanders mesti merasakan apa yang Talokans rasakan.

Intinya, Namor menyalahkan keputusan T’Challa yang membuka diri terhadap dunia luar karena kini bangsa-bangsa yang bersembunyi mengkhawatirkan eksistensinya tersingkap. Yha~ kalau doi udah bilang begini kuyakin ada bangsa lain pernah berkorespondensi. As we all knew… manusia-manusia yang terlahir serakah akan sulit untuk merasa kenyang 😏.

Ramonda yang nggak ingin kehilagan anak untuk kedua kalinya mengutus Nakia (Lupita Nyong’o) untuk membebaskan Shuri dan Riri Williams. Sayangnya, Nakia tanpa sengaja menciptakan huru hara yang akhirnya membuat Talokans menyerang Wakanders, gils… sangat disayangkan mengingat mereka adalah bangsa-bangsa yang bersembunyi, kalau mereka ‘hilang’ dunia masih B aja.

Dalam penyerangan tersebut Ramonda gugur dan membuat Shuri otomatis naik takhta, disini aku melihat pengembangan karakternya M’Baku (Winston Duke) yang mencoba mengambil peran sebagai kakak. Shuri yang kadung marah kemudian merencanakan penyerangan ke Talokans, Wakanders mah ngikut aja yekan kan Shuri ratunya.

Sejujurnya aku kurang suka scene pertempuran antara Wakanda dan Talokans karena terasa kurang greget aja gitu, feel-nya nggak sampai ke kursi penonton. Ada rasa kurang nyaman karena kurasa nggak seharusnya mereka bertempur demi mempertahankan harga diri bangsa sampai segitunya, balik lagi siya kalau mereka hilang pun dunia masih B aja.

Kalau ada yang kusuka itu adalah wardrobe-nya yang simple nan futuristik, keren-keren apalagi di scene pemakamannya T’Challa.

Untukku Wakanda Forever ini so so ya, nggak bisa bilang bagus karena yang bagus hanya opening-nya aja sisanya mah B aja. Well… kubilang begini karena sepertinya ku suda merasa bosan dengan genre per-superhero-an dan butuh genre baru sebagai penyegaran.

***

Posters were taken from the IMP Awards
Pictures were taken from the Marvel

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Diva Plavalaguna

Sebagai makhluk sosial yang kurang suka bersosialisasi tentcu lingkup pertemananku nggak luas, seperti garam… secukupnya😅, yang meski sedikit tapi verified. Salah satu alasan mengapa aku konsisten menjaga lingkup pertemananku tetap on the right track adalah karena aku terbiasa dengan pertemanan yang nyaman. Kita saling memahami satu sama lain dan berada di frekuensi yang seirama (nggak selalu sama namun masih satu rima), meski kini terpisah ribuan kilometer kita selalu auto connect ketika berkontak macem wi-fi kantor.

Mungkin kalyan pernah mendengar istilah low maintenance friend, kurasa istilah itu cocok untuk pertemanan yang kujalani hingga saat ini. Kita memang jarang curhat sampai ke dasar kehidupan atau merayakan hari jadi(an) bersama atau bertukar hadiah saat berulang tahun atau melakukan hal-hal yang bestie banget macem apa gitu kek 😆.

Kita berinteraksi layaknya manusia byasa, namun ada kalanya kita keep setting the boundaries until the owner ready to open the gate, jadi ya nggak ada ceritanya aku diinterogerasi atau dipaksa curhat karena temanku kepalang kepo. That’s why I love them. Memiliki teman yang mampu memberikan space dan selalu connect disaat sinyal redup adalah hal yang patut disyukuri ✨🙏🏻✨.

Yha~ aku memang jarang (sengaja) curhat, kalau untuk hal-hal umum mah gpp tapi kalau untuk hal-hal personal aku jarang, kalau pun iya byasanya ada jeda dari waktu kejadian sebenarnya 😅. Atak pernah bilang: jangan pernah mempercayai orang 100%, cukup 80% aja, maksimal 90% sisanya untuk Allah karena kita nggak pernah tahu apa yang ada di hati seseorang. Mantips sekali yorobun… Kukira hanya aku yang sering trust issue 😅.

Kembali lagi ke low maintenance friends… diantara semua circle pertemanan yang kumiliki, circle pertemanan yang paling teruji durability-nya adalah circle pertemanan saat remaja (SMP-SMA). Kita telah tumbuh dan saling memahami tabiat satu sama lain karena 24/7 selalu bersama, hal yang nggak bisa ditandingi circle pertemanan mana pun hingga saat ini.

Kadang aku merasa nggak bisa attach dengan circle pertemanan lain karena sadar bahwa aku hanyalah orang yang ditemui pada saat-saat tertentu. Wajar siya karena kita memang nggak pernah berada di linimasa yang sama, yang kalau diekstraksikan kurang lebih begini: kita adalah ruang solid yang tercipta dari beberapa transparent circle dalam sebuah diagram.

Aku setuju dengan Deya yang berkali-kali mengingatkan bahwa kita mesti bisa memilah antara close friend, casual friend, workmate dan acquittance, karena bagaimana pun ada hal-hal yang memang nggak bisa dibagi atau ditautkan padanya. Aku udah pernah melakukannya di FB, awalnya memang ribetz karena mesti nge-klik satu-satu tapi akhirnya aku faham mengapa aku mesti melakukannya.

Sekarang udah ada fitur close friend tapi tetap weh masih ada aja yang cepu, bisa dicek lagi ya wahai netizen berapa banyak hossip yang masuk lame curah perkara close friend-nya 😌.

Sebagai bagian dari support system terdekat setelah keluarga kurasa nggak ada salahnya kalau kita tetap me-maintain pertemanan yang dijalani saat ini. Ingat ya… semakin tuwir, circle pertemanan semakin menyempit, tapi aku B aja sih 😆 Aku lupa sejak kapan namun aku berusaha untuk membiasakan diri dengan small circle, puyeng juga ngaturnya gimana 😂.

Bersyukurlah kalau kalyan udah memiliki pertemanan yang meski awet tapi tetap rajet haha nggak deng… pertemanan yang nyaman adalah koentji bagi kita yang ingin menikmati masa tuwa dengan gembira layaknya grup reuni orang tua kita, yang kalau nggak saling berbalas meme saling berbalas video tembang kenangan 🥺.

Tapi kalau masih belum, well… I wish you find them sooner…
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Kembali lagi bersamaku… dan Icunk yang masih gini-gini aja padahal udah menjelang pergantian tahun. Setelah berteduh di Kings dan gabut karenanya kita memutuskan untuk ke Wiki Koffie yang akhirnya kembali beroperasi pasca pandemi selama 2 tahun. Terakhir kali kita kesana dengan Lisna (post-nya bisa dibaca disini), sekarang hanya berdua, alhamdulillah kita masih sehat dan menikmati hidup 😊.

Setelah 2 tahun berlalu kurasa Wiki Koffie nggak banyak berubah, interiornya dan menunya masih sama, yang beruba hanyalah pricelist-nya yang menyesuaikan. Kebetulan cuaca lagi nggak coy, cerah sebentar – gerimis sebentar – hujan sebentar – cerah sebentar – sisanya mendung. Mungkin karena kita udah terbiasa jalan kaki, perjalanan dari Kings ke Wiki Koffie pun terasa cepatz.



Saat kita kesana suasananya nggak begitu ramai jadi nggak perlulah waiting list segala hehe Kita memilih meja di samping jendela biar bisa nontonin kendaraan yang melintas. Memang view-nya nggak se-aesthetic view dari Starbucks Braga, namun kurasa cukuplah untuk merasakan vibes Bandung di sore hari yang sejuk pasca hujan 😘.

Karena sebelumnya udah makan agak berat di Lotek Kalipah Apo,di Wiki Koffie kita memilih menu hiburan alias cemilan ringan yang nggak bikin kenyang 😁 Gegara cuacanya yang syahdu lama-lama kita ngantuks dong, kalau nggak inget lagi di luar kayanya udah tinggal lep aja syareee 🤭.




Di TikTok sering ada yang pake caption: Bandung bisa diem nggak sih? untuk mendeskripsikan Bandung yang terus berevolusi tyada henti, macem yang ini aja belum sempat dicobain eh udah ada yang ono. Jangan jauh-jauh niya… 3 bulan nggak ke Braga pun kita udah herman karena ada café baru yang rasa-rasanya popped out from nowhere. Tahu-tahu ada 🤨.

Kalau beberapa tahun yang lalu trennya adalah kopisop – tempat ngopi sekaligus nongkrong yang diiringi flexing pencapaian hidup. Kurasa saat ini trennya mulai bergeser ke aesthetic café yang menunya fancy bertabur edible flower meski rasanya B aja dan artisan food yang untuk mendapatkannya butuh effort tapi sekalinya berhasil berasa bangga banget gitu 😂.

Alhamdulillah... Weekend well spent.

Yang kita order:


Spring Rolls 20K Dimsum 20K

Chocolate Pancake

Bak Bik Buk Juice

Dari Wiki Koffie kita jalan lagi menuju ke Naripan demi Bakso TikTok, markicob… apakah Bakso-nya cucok dengan taste kita atau cukup-nyoba-sekali-aja. Well… meski jaraknya dekat kita nggak bisa mencapainya dengan cepat gegara hujan turun lagi, kita bawa payung dan jas hujan kok tapi karena mager jadi kita berteduh dulu di Hotel Naripan.

Yap. Ternyata rasanya B aja ya guise… bagimu taste-mu bagiku taste-ku. Meski harganya wajar, kuahnya keasinan.




Wiki Koffie @wikikoffie
Jl. Braga No.90, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (16)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (1)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Jun (3)
    • ▼  Jul (2)
      • The 13th Years Of (modern) Slavery
      • Sore: Istri Dari Masa Depan

SERIES

Book Annual Post Quaranthings Screen Shopping Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates