Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Kembali lagi bersamaku… dan Icunk yang masih gini-gini aja padahal udah menjelang pergantian tahun. Setelah berteduh di Kings dan gabut karenanya kita memutuskan untuk ke Wiki Koffie yang akhirnya kembali beroperasi pasca pandemi selama 2 tahun. Terakhir kali kita kesana dengan Lisna (post-nya bisa dibaca disini), sekarang hanya berdua, alhamdulillah kita masih sehat dan menikmati hidup 😊.

Setelah 2 tahun berlalu kurasa Wiki Koffie nggak banyak berubah, interiornya dan menunya masih sama, yang beruba hanyalah pricelist-nya yang menyesuaikan. Kebetulan cuaca lagi nggak coy, cerah sebentar – gerimis sebentar – hujan sebentar – cerah sebentar – sisanya mendung. Mungkin karena kita udah terbiasa jalan kaki, perjalanan dari Kings ke Wiki Koffie pun terasa cepatz.



Saat kita kesana suasananya nggak begitu ramai jadi nggak perlulah waiting list segala hehe Kita memilih meja di samping jendela biar bisa nontonin kendaraan yang melintas. Memang view-nya nggak se-aesthetic view dari Starbucks Braga, namun kurasa cukuplah untuk merasakan vibes Bandung di sore hari yang sejuk pasca hujan 😘.

Karena sebelumnya udah makan agak berat di Lotek Kalipah Apo,di Wiki Koffie kita memilih menu hiburan alias cemilan ringan yang nggak bikin kenyang 😁 Gegara cuacanya yang syahdu lama-lama kita ngantuks dong, kalau nggak inget lagi di luar kayanya udah tinggal lep aja syareee 🤭.




Di TikTok sering ada yang pake caption: Bandung bisa diem nggak sih? untuk mendeskripsikan Bandung yang terus berevolusi tyada henti, macem yang ini aja belum sempat dicobain eh udah ada yang ono. Jangan jauh-jauh niya… 3 bulan nggak ke Braga pun kita udah herman karena ada café baru yang rasa-rasanya popped out from nowhere. Tahu-tahu ada 🤨.

Kalau beberapa tahun yang lalu trennya adalah kopisop – tempat ngopi sekaligus nongkrong yang diiringi flexing pencapaian hidup. Kurasa saat ini trennya mulai bergeser ke aesthetic café yang menunya fancy bertabur edible flower meski rasanya B aja dan artisan food yang untuk mendapatkannya butuh effort tapi sekalinya berhasil berasa bangga banget gitu 😂.

Alhamdulillah... Weekend well spent.

Yang kita order:


Spring Rolls 20K Dimsum 20K

Chocolate Pancake

Bak Bik Buk Juice

Dari Wiki Koffie kita jalan lagi menuju ke Naripan demi Bakso TikTok, markicob… apakah Bakso-nya cucok dengan taste kita atau cukup-nyoba-sekali-aja. Well… meski jaraknya dekat kita nggak bisa mencapainya dengan cepat gegara hujan turun lagi, kita bawa payung dan jas hujan kok tapi karena mager jadi kita berteduh dulu di Hotel Naripan.

Yap. Ternyata rasanya B aja ya guise… bagimu taste-mu bagiku taste-ku. Meski harganya wajar, kuahnya keasinan.




Wiki Koffie @wikikoffie
Jl. Braga No.90, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Y

Hello~

Ya… ya… ya… kembali lagi bersamaku dan Icunk 😁 Sebagai teman seperjalanan *hidup 🤭mungkin kalyan udah bosan atau penasaran mengapa aku dan Icunk bisa se-coy ini. Well… satu-satunya jawabanku hanyalah: karena kita berada di frekuensi yang sama, bahkan TikTok mengklasifikasikan kita dalam katagori yang sama, jadi video yang muncul FYP-ku so pasti akan muncul di FYP Icunk~.

Aku punya teman lain yang se-frekuensi tapi karena kita berada dalam fase yang berbeza jadi udah jarang bercengkrama, kalem guise… sejauh apapun saat bertemu kita langsung connect kok 😉.

Karena kita bingung mau jalan jajan kemana akhirnya kita memutuskan untuk merealisasikan salah satu wishlist yang belum kecontreng sejak pertama kali tercetus, yakni mencicipi Lotek Kalipah Apo. Seperti byasa… kita janjian di alun-alun dan berjalan kaki menuju Lotek Kalipah Apo, kukira lokesyennya ada dimana gitu ternyata nggak begitu jauh karena masih berada di rute template jalan jajan kita.

Saat kita sampai suasananya cukup ramai, karena kita datang di hari Minggu kurasa sebagian besar pengunjung merupakan jema’at dari gereja yang terletak di seberang Lotek Kalipah Apo. Begitu masuk kita bisa langsung masuk ke antrian sambil memilih menu yang bisa di-order, nggak mungkin nggak akan lapfar mata melihat deretan Rujak dan topping Kolak. Menggoda syekali yaini… 🥺.


Yang kita order:

LOTEK 23K + LONTONG 4K + KERUPUK 3K
Salah satu hal yang menjadi barometer-ku untuk menilai jam terbang seorang pedagang adalah peralatan yang digunakan, semakin besar besar/canggih maka semakin cepat disajikan, semakin banyak yang disajikan semakin banyak demand yang diredam. Pun dengan Lotek Kalipah Apo yang menggunakan cobek dan ulekan yang zuper besar, karena posisinya berada di samping kasir kita bisa sekalian menonton mb-nya ngulek bumbu kacang.

Untuk 1 porsi Lotek sebenarnya udah termasuk kerupuk, tapi karena kita nggak tahu jadinya beli lagi. Percayalah yeoreobun… meski kombinasi warnanya kurang menarique, rasanya mah enak. Sayurannya nggak over cook, bumbunya leqoh dan porsinya pas banget untuk 1 orang *penting.



KOLAK CAMPUR 21K
Karena udah sarapan maka aku mencari opsi lain makanan (yang nggak seberat makanan berat), ingin banget makan Rujak tapi nggak jadi karena masih pagi dan berakhir dengan Kolak Campur ini. Percayalah yeoreobun… meski kombinasi warnanya kurang menarique, ini juga enak haha Aku pilih Kolak Campur biar bisa mencicipi semua items-nya, so far favourite-ku adalah Bubur Sumsumnya yang dibuat kotak macem potongan kue dan Candil. Bagaikan Ramadan su dekat ya guise... 😍.



ES CINCAU HITAM 14K
Kalau pilihannya adalah Cincau Hijau dan Cincau Hitam aku pasti akan memilih Cincau Hijau, tapi kalau pilihannya hanya ada Cincau Hitam, yaudah nggak apa-apa 😁 Untukku Es Cincau Hitamnya cukup menetralisir rasa Lotek yang agak pedas, sangat worth with the price karena potongan Cincau Hitamnya lebih besar ketimbang yang ada di minuman kaleng.



Di pintu masuk Lotek Kalipah Apo ada yang menjual Cincau Hijau (takaran pastinya nggak tahu, tapi bungkusnya pake plastik 1 kg) + santan dan gula cair. Aku beli xixixi Sayangnya, aku nggak bisa langsung menyimpannya di kulkas jadi Cincaunya kubawa jalan jajan dulu, alhasil begitu sampai kosan Cincaunya mengkerut dan berair.



Lotek Kalipah Apo
Jl. Kalipah Apo No.42, Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat 
09.00-16.30 (Selasa tutup)

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Di bulan ber-ber-an yang basah ini, salah satu hal yang membuatku mager adalah suhu dingin, barang-barang terasa dingin saat disentuh, nggak terkecuali kasurku yang Pindy Mint. Ealah… jebakan umur niya ahaha 😁 FYI. Pindy Mint adalah permen mint jadul yang diingat karena jargonnya; dingin dingin empuk ❤️. Relate laya dengan situesyen kasurku saat ini.

Untuk menyiasati kasurku yang Pindy Mint byasanya aku pake 2 bed cover, satu untuk dijadikan alas dan satu untuk dijadikan selimut atau keduanya dijadikan selimut. Meski hangat dan bikin tidurku nyenyak, lama-lama ribet juga ya bund… menyingkap dua bed cover saat bangun tuh ternyata butuh effort 😅. Beberes tempat tidur pun semakin lama karena aku mesti melipat dua bed cover.

Mempertimbangkan kemageran ini aku lantas mengganti salah satu bed cover-ku dengan selimutku yang lain and so far it works ✨👌🏻.

belum punya foto saat dipake, adanya saat baru nyampe :)

Ini selimutnya ya guise… bahannya katun dengan salah satunya sisinya memiliki tekstur fleece yang lembut tapi nggak mudah tercerabut, beratnya ringan dan ukurannya cukup untuk menutupi tubuhku (meski nggak sampai kepala 🥲). Sebagai orang yang senang berselimut saat tidur, aku merasa nyaman pake selimut ini, mau itu malam-malam yang hareudang 🥵 atau hari-hari yang dingin 🥶.

Aku juga ada selimut lain tapi sengaja kutinggalkan di kosannya Icunk biar gampang kalau menginap 😁, sedang selimut Bali (ayo ngaku… pada punya kan di rumah) kelewat tipis jadi mudah jatuh. Saat di ma’had salah satu hal yang paling kusesali adalah tidur tapi kelupaan pake selimut, asli, KZL-nya bahkan terbawa sampai di pagi hari 🥺.

Alasan mengapa aku membeli selimut ini didasari memori masa kecilku, Subang kan panas ya… jadi selimut berbulu tebal atau bed cover nggak kepake, sebagai gantinya aku pake selimut katun salur pink macem di rumah sakit. Yang membedakan selimutku dengan selimut rumah sakit adalah gramasinya, selimutku gramasinya lebih rendah jadi nggak terlalu tebal. Sekarang selimutnya udah pensiun dan menikmati masa tuanya dengan menjadi alas setrika.

Karena nggak tahu namanya saat searching di Shopee keyword-ku adalah: selimut rumah sakit dan selimut katun salur, sekali lagi semesta algoritma mengantarkanku pada tujuanku. Aku menemukannya… dan menemukan ada motif lain 😆 Tadinya aku ingin membeli selimut yang sama persis dengan yang pernah kumiliki, tapi setelah dipikir-pikir kok yang lain lebih kiyut 🤭.

Saat pertama kali melihat gambarnya yang pertama kali terlintas di benakku adalah motifnya yang mirip dengan lap meja 🥲. Karena penasaran aku searching dong dan menemukan fakta bahwa selimut dan lap meja ini sama-sama diproduksi oleh PT. Parwitex makanya motifnya bisa mirip. Kalau ingin tahu produknya PT. Parwitex bisa dicek di sini ya…

Di Shopee aku hanya menemukan sedikit seller yang menjual selimutnya PT. Parwitex mungkin gegara market-nya untuk ekspor kali ya… Kalau untuk lap mejanya mah banyak, aku juga pernah membelinya dan sekarang beli lagi haha Ohya, selimut katunnya yang berwarna putih juga okey kok, karena gramasinya tinggi jadinya lebih tebal dan ukurannya pun lebih besar, aku pake selimut ini saat di rumah Mbah.

Aku tahu rasanya random tetiba menulis post tentang selimut, tapi aku juga nggak bisa terus-terusan menahan diri untuk nggak merekomendasikannya. Ini bukan sponsored post ya… aku hanya ingin kalyan tahu bahwa ada opsi lain untuk katagori selimut katun yang cucok dipake di daerah tropis 🏝️, yang beratnya ringan dan harganya terjangkau. Apalagi kalau kalyan ada alergi bulu bisa niya dipertimbangkan 😁.

Untuk lap katunnya aku udah pernah beli beberapa untuk di rumah dan di kosan, sejauh ini sih okey.



Kalau kalyan penasaran dengan detail produknya bisa langsung caw ke Shopee, tapi kalau nggak mau ribetz silakan klik link di bawah ini (aku kasih beberapa opsi biar bisa membandingkan)

Link selimut katun polos (macem di rumah Mbah)
Link selimut katun salur warna warni (yang ingin kubeli tapi nggak jadi)
Link selimut katun motif (macem punyaku)
Link lap katun

See you in the next post 😊
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Post ini adalah appreciation post untuk Yura yang baru aja merayakan anniversary lagu Tenang 😄 Yha~ she is one of my fave. Tadinya aku ingin menulis tentang Emo Festival tapi udah keburu basi, eh post ini juga deng… udah dari kapan mandeg di draft folder 😅. Belakangan ini kegiatanku agak padat, ditambah memasuki musim hujan yang ada aku mager mulu, jadi ya baru bisa diperbaharui.

Aku memang nggak mengikuti perjalanan karirnya Yura pasca The Voice *entah season berapa 😅, hanya tahu selewat-selewat aja dari berita di internet. Bahwa Yura adalah nama panggung dari Yunita Rahman, bahwa Yura merilis single, bahwa Yura berduet dengan Glenn Fredly. And she’s got my attention… Single Cinta dan Rahasia sukses membuatku menoleh dan membuatku sadar akan eksistensinya ✨👌🏻.

Kupikir, suaranya Yura ini renyah ya, semakin lama didengarkan malah semakin asyik… makanya aku betah mendengarkan suaranya 😍. Selain itu aku suka bagaimana Yura mengeksekusi karyanya, ia meletakkan sebagian dari dirinya serupa Voldermort yang membagi dirinya melalui horcrux. She presented herself through her song, that’s why aku selalu merasa ikrib dengannya 😂.

Di album YURA, ini top 3 ku ya…
- Berawal dari Tatap
- Jester Suit
- Kataji

Bukan karena yang lain B aja ya melainkan karena ini yang paling ear catchy dan kuputar berulang-ulang mengikuti caranya si Mametz: repeat terus berhari-hari sampai rang-o-ang pada protes 💢🔨. Kurekomendasikan untuk dirimu yang bimbang memilih track di albumnya YURA.


Sejujurnya di awal Yura berkarir, aku kurang sreg dengan style rambutnya yang dibuat mambo 👩🏻‍🦱, mungkin saat itu Yura belum menemukan hair stylist yang klik ya jadi macem kurang pas aja gitu. Alhamdulillah fwen… saat ini Yura udah jadi duta shampoo, rambutnya tampak lebih tertata dan sesuai dengan bentuk wajahnya. Ma’acih Head & Shoulders.

Album Merakit adalah album yang turut menemaniku melalui fase nggak bisa tidur karena pikiranku yang terlampau liar, aku juga suka nontonin YouTube-nya dan membaca reply dari warga +62. So far menghangatkan siya namun nggak jarang malah membuatku makin overthinking karena nggak happy ending 🥺.

Aku lebih nyaman menikmati musik dengan santai, sambil rebahan, sambil ngemil atau sambil melakukan pekerjaan domestik rumah tangga, tapi nggak yang in depth banget, makanya aku hampir nggak pernah sengaja nonton konser atau gigs. Gimana ya… untukku nonton konser atau gigs itu mesti effort banget dan aku sadar diri hal-hal semacam itu nggak tercipta untukku 🤭.

Pada dasarnya aku memang homebody ygy… jadi ya sans aja.


Album Tutur Batin rilis dimasa pandemi dan kusuka semua lagunya, terutama lagu Tenang yang kurasa sesuai dengan situesyen saat itu yang serba panik. Makanya kumasukkan ke dalam post ini, biar kalyan pun mendengarkannya, eh udah mendengarkan belum? 

Selain lagu Tenang, yang menjadi favourite-ku Di album Tutur Batin tentcu adalah Sudut Memori dan Dunia Tipu Tipu, aku juga happy saat mendengarkan lagu Bandung. Well… aku suka semua lagunya Yura. Telingaku nyaman macem lagi dipukpukin di atas bean bag raksasa yang empuk...

Yha~ mungkin post-nya ini nggak sepanjang post-nya Taylor Swift atau post-nya Lady Gaga, karena draft post ini udah lama mandeg aku udah lupa point apa aja yang (dulu) ingin kumasukkan 🤭 maap ya guise… aku bahkan udah lupa draft post ini tercipta. Draft post-nya Maroon 5 di-skip dulu laya… Adam Levine tingkahnya menghadeh 😤, mungkin kuganti dengan Black Eyed Peas atau Emo Gen 😁.

❤️❤️❤️

*All pictures belongs to Yura and published in her IG.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Ini lanjutan post Hap Seng Kee ya…

Setelah dari Hap Seng Kee kita mampir dulu ke Paskal untuk sholat, lalu jalan-jalan sambil sekalian mengecek sepatu-sepatu yang masuk wishlist. Karena suka jalan kaki ofkors kita concern banget dengan urusan persepatuan, ada pengalaman yang berbeda saat kita bisa merasakan feel-nya secara langsung, macem: ini nih sepatu yang cucok. 👌🏻✨.

IMHO dalam satu paragraf. Aku lebih suka seri classic-nya New Balance ketimbang seri terbarunya yang bagiku terasa macem lagi krisis identitas 😅. Hoka bikin bimbang… sepatunya keren tapi warnanya nggak masuk di palette-ku dan aku mau pakenya untuk jalan aja nggak mau lari 😁. Diadora sekarang wananya cucok ya… ringan pula, masuk wishlist tapi nggak tahu kapan di check out 🤭.
 
FYI. Kursi pijat di Paskal lebih cucok ketimbang kursi Pijat di Kings, kalau sekiranya capek atau udah nggak tahu mau ngapain bisa niya dicobain ✨👌🏻.

SUBWAY
Kita memang nggak ada rencana ke Subway tapi karena udah di depan mata jadinya ‘kuys’ haha First impression kita untuk Subway: under expectation 🥺, mungkin karena kita terbiasa dengan cita rasa yang bold Subway terasa B aja, rotinya sih okey tapi rasanya cenderung light. Tentcunya aku nggak berkeinginan untuk mampir lagi di Subway karena ternyata kurang okey 😅.

Dari Paskal kita pake angkot sampai ke alun-alun lalu lanjut jalan kaki ke Braga, kalau sebelumnya area Museum Konperensi Asia Afrika menjadi tempat mangkal makhluk halus, kini bertambah penghuninya yakni akang teteh photographer yang siap mengabadikan momen pernah mampir di Braga-mu ✨👌🏻. Setiap foto (yang terpilih) dihargai 5K aja ya guise… langsung dikirim ke e-mail atau WA, solusyen bagi kalyan yang ingin punya foto proper saat main di Bandung.

Ssttt… denganku mah gratis 😎. 

prok... prok... prok... jadi apa?

jadi ini :)

THE SUGARUSH TOKO KUE LAKKER

Kalau kalyan pernah membaca post-ku yang berjudul The Sugarush please jangan pernah berpikir untuk mencari tahu atau mengunjunginya karena tempatnya udah nggak ada. Yha~ The Sugarush kini udah berubah menjadi Toko Kue Lakker yang menjual aneka jajanan pasar macem Sari Sari dan Vitasari dengan pendekatan yang lebih fancy.

Kupikir Toko Kue Lakker ini masih satu grup ya dengan Kopi Toko Djawa karena connecting space-nya masih dipertahankan. So bagi kalyan yang ingin mampir ke Toko Kue Lakker tapi jalan masuknya terhalang antrian Sweet Cantina bisa niya masuk melalui Toko Kopi Djawa. Kita juga gitu kok, karena bahkan sampai kita pulang pun antrian Sweet Cantina masih belum usai 😅.

Kita sampai di Toko Kue Lakker-nya sorean makanya pilihan jajanan pasarnya nggak banyak, untuk rasa dan harganya kurasa nggak jauh berbeza dengan Sari Sari dan Vitasari. Kita membeli beberapa jajanan pasar dan Kombucha, well… nggak usah bingung gimana membagi minumannya ya karena kita bisa meminjam gelasnya ke Mb Kasir.

Untuk jajanan pasarnya masih ok laya, sedang untuk Kombucha hwaaa… monanges… 🥺 Mungkin karena sebelumnya kita terbiasa dengan minuman fermentasi pabrikan yang rasanya udah disesuaikan, begitu mencoba Kombucha yang ada wow kaget. Secara visual Kombucha memang mirip dengan teh, namun begitu dikecap lidah rasanya macem minuman bersoda, seketika aku mulas.

cap cip cup

berubah tapi B aja

Kombucha tersangka

Dari Toko Kue Lakker kita mampir ke Mesjid Lautze untuk sholat maghrib, lalu lanjut jalan kaki ke Sate Asin Pedas yang lokasinya di samping Toko Kopi Aroma. Saat kita kesana suasananya nggak begitu ramai dan hujan mulai turun, mungkin gegara order-nya campur dengan order-annya ojol jadinya lama banget. Udah ngobrol kesana kemari, udah kena tetesan hujan, udah kena paparan asap, Satenya nggak jadi-jadi yaini…

Saat order-an kita sampai aku masih okey, namun begitu mulai makan sate mulasnya semakin menjadi-jadi. Yap. Aku hanya sanggup makan 1 tusuk sate aja ya… pedasnya membuatku undur diri, maafkan daku ya Icunk... tapi aku beneran nggak sanggup kalau dilanjut haha Perpaduan antara Kombucha dan Sate pedas berhasil membuat perutku yang dingin meletup-letup macem lava gunung berapi 🌋.

Setelah beberapa kali percobaan akhirnya ada driver yang mau nge-pick 😅.

Yha~ Jalan jajanku kali ini nggak bisa selesai gegara mulas 😁. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates