Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Gimana cicilan PPKMnya? Masih lancar apa udah bablas aja? 😂 Belakangan ini perhatian kita lebih tertuju pada KPI yang tenyata nggak capable dalam menangani berbagai masalah, terutama internal-nya. Tapi yasuda laya aku juga nggak ingin membahas tentang KPI di post-ku ini karena terlanjur il-feel dan malay.

Minggu lalu aku sempat menonton video pantry organizing dan food refill dari salah satu YouTuber, kalau biasanya setelah menonton video semacam itu aku merasa happy dan terinspirasi, kali ini yang ada aku malah merasa hampa. Speechless aja gitu, kaya; jirrr… ngontennya niat banget ya 🥲🥲🥲.

Sejak adanya Tiktok kita jadi memiliki kosakata baru yakni; aesthetic, yha~ aesthetic kini resmi menjadi kata padanan hampir di setiap judul ber-genre life style. Apa-apa ada embel-embel aesthetic-nya, dekor aesthetic ✨, dapur aesthetic✨, kamar aesthetic✨, foto aesthetic✨, video aesthetic✨ sampai makanan minuman pun aesthetic ✨. Isn’t this too much? 🥺.

Well… apa itu aesthetic?

Aesthetic dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai estetis yang erat kaitannya dengan seni dan keindahan, yakni sebuah penilaian personal yang dirasakan saat melihat sebuah objek. Karena setiap orang memiliki taste yang berbeda maka definisi aesthetic setiap orang pun dipastikan akan berbeda. Aesthetic yang digunakan oleh warga +62 adalah penafsiran (estetis) secara luas makanya bisa dipadu padankan dengan segala hal.

Untukku sendiri aesthetic adalah menempatkan segala sesuatu ‘sesuai’ dengan ‘tempatnya’, nggak masalah kalau objeknya sendiri nggak memiliki dimensi yang sama, toh perpect is imperfection ✨. Kalau pernah tinggal denganku pasti faham ya kalau barang-barangku banyak dan random, makanya aku berusaha menatanya sebaik mungkin agar mudah ditemukan bahkan oleh orang lain.


Nah, kembali ke aesthetic.

Ada banyak mazhab dari konten aesthetic, namun yang belakangan ini sering muncul di timeline-ku adalah pantry organizing dan food refill. Rasanya menyenangkan melihat toples berwarna senada berjejer rapi dan isinya yang bermacam-macam. Apalagi kalau dapurnya masih minimalis (belum banyak barang) khas rumah baru 🏡.

Selama menonton kadang aku berpikir agak liar, kalau misalnya kebetulan rumahnya rumah lama toples-toples sebelumnya dikemanakan? Apakah disimpan di gudang? Apakah di-hibah-kan ke sanak saudara? Apakah dibuang begitu aja? Apakah digunakan untuk hal lain? Who knows yekan apa yang terjadi di belakang konten 😶.

Ke-aesthetic-an ini membutuhkan banyak effort ya… Mau itu mazhab minimalis, less waste menuju zero waste, Korea-Korea-an atau artsy tumblr, selama membutuhkan printilan sekunder untuk mendukung konsepnya berarti perlu disiapkan juga budget-nya 💸. Bagi mazhab less waste menuju zero waste tentcu ini sangat bertentangan, karena sebaik-baiknya zero waste adalah yang zero cost ✨.


Di luar fungsi utamanya sebagai wadah penyimpanan, penggunaan container yang seragam memanglah memberikan aesthetic pleasure. Aku pun mengakuinya. Karena sering menonton konten kitchen organizing mulai timbul keinginan untuk meng-organize mengadaptasi konten yang kutonton. Yha~ ujung-ujungnya jadi scroll printilan nggak-penting-tapi-ingin-punya di e-commerce 😅.

Gegara keseringan nonton konten aesthetic akhirnya aku malah eneg sendiri 🤣🤣🤣.  Kurasa makin kesini makin ngadi-ngadi dan nggak realistis, too good to be true.

Ini post lama ya… yang kutulis gegara jengah dengan konten kitchen organizing dan food refill. Sekarang udah B aja kok 😅.

Credits: Pinterest
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Tibalah kita di post penghujung tahun 😁.

Dibuang Sayang: OTW adalah semacam foto esai yang nggak serius-serius amat, kumpulan foto yang tersimpan di gallery yang sayang kalau dihapus begitu aja. Kalau 2 tahun lalu temanya adalah foodies berisikan foto makanan-makanan random yang ada di smartphone-ku, kali ini temanya adalah OTW alias On The Way alias Okey Tungguan Weh 😁.

Sejauh ini transportasi favorite-ku dalam kota adalah DAMRI, rasanya happy aja kalau tujuanku dilalui DAMRI, selain nyaman dan mudah ditemukan ongkosnya murce. Makanya aku sedi ya saat tahu DAMRI berhenti berhenti beroperasi, nggak habs thinking dengan pemerintah yang tampak ogah-ogahan mengurusi kepentingan bersama macem DAMRI ini 😌.

Sedang untuk transportasi favorite-ku luar kota adalah kereta api, serius ini, aku lebih nyaman naik kereta api ketimbang naik pesawat. Sayangnya, sampai saat ini aku belum bisa melakukan perjalan luar kota atas nama pandemi, padahal hampir setiap minggu (di bulan Agustus, September, Oktober) IG mengingatkan kalau on this day aku dan sobi-sobi sedang berlibur 🥲.

yha~ Semoga koronces ini segera musnah ya, aku suda nggak sabar ingin kembali berlibur (meski member semakin berkurang).

Sekangen itu dengan jalan-jalan,









Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hellooo…

Gimana akhir tahunnya? Masih semangat atau udah hemeh? 😁.

Seperti yang lalu-lalu, akhir tahunku nggak begitu baik, ada banyak kekhawatiran dan malam-malam panjang penuh penghayatan. Ditambah lagi dengan cuaca yang gloomy ala Forks, makin-makin aja yekan… 😅.

Setelah berminggu-minggu ngobrol via chat dan sesekali video call akhirnya aku, Icunk dan Deya memutuskan untuk ketemua. Yha~ kita juga butuh interaksi langsung, biar mukanya nggak ketimpa smartphone yang kesilep saat ngobrol 😂. Dan, seperti byasa… nggak ada yang mau nyusun itinenary, maunya pada idem 🥲.

Beberapa café yang sempat masuk list mesti dicoret karena nggak masuk budget 🙃 Sadar dirilah, kita bukan target market mereka 🤭.

Karena nggak asyik rasanya kalau nggak makan siang jadilah kita mencari tempat makan di sekitaran Braga: Wikikoffie tutup, The Sugarush tutup, Jurnalrisa nggak ada nasi 😁 Kalau café kopi-kopian mah banyak, tapi kan kita maunya makan nasi bukan makan ampas kopi 😌. Setelah melalui berbagai pertimbangan kita memilih Gasblock Braga.




Gasblock ini aslinya adalah Gedung Gas Negara yang diarsiteki oleh R. L. A. Schoemaker, sempat mati suri selama beberapa tahun belakangan, kemudian muncul sebagai toko rotinya Vino di fim Madre. Aku jadi kepikiran, apakah Gasblock ini dibuat karena ingin memanfaatkan sisa property film? Who knows… 🤔 karena bahkan Filosofi Kopi pun hadir dari ide semacam ini.

Menurutku ide memanfaatkan aset macem gini baik ya, seenggaknya bangunannya nggak akan terbengkalai dan jadi sarang huntu. Yha~ menurutku nilai jual sebuah bangunan akan luruh kalau sampai didatangi timnya Junalrisa 😂 Kalau kamu lagi ada di Braga dan nggak tahu mau makan apa karena nggak mau zonk coba-coba atau ingin PDKT yang santai tapi masih on budget, kusarankan Gasblock ini ya.



Dari luar bangunannya mungkin terasa intimidatif, wajar sih karena kita belum tahu price range-nya, kalau ngecek di akun IG-nya pun memang nggak ada pricelist. Seingatku untuk makanan ringan 20K-30K, makanan berat 30K-150K, minuman 25K-40K dan FYI itu semua belum termasuk tax 10% dan service 7%.

Untuk makanan dan minumannya ok ya, porsinya pas dan pilihannya nggak neko-neko, mungkin bisa ditambahkan opsi finger snack-nya. Rasa makanannya juga enak, macem catering di resepsi pas awal-awal dibuka stand-nya. Untukku yang paling the best sih kerupuknya, no kaleng-kaleng guise… ✨

Tableware-nya juga nggak ala-ala, sendok dan garpunya nggak tipis *penting.

Ikan Asam Manis 35K

Ikan Cabe Garam 35K

Nasi Goreng Sambal Hijau 35K


Eh iya, Gasblock Braga ini memiliki 3 amal usaha, yakni: Gastro (F&B), Gassinc (coffee) dan Gas Inn (hotel), jadi jangan heran kalau saat makan ada orang yang lalu lalang sambil bawa koper, mereka adalah tamu hotel ya. Lantai bawah untuk Gastro dan Gassinc, sedang lantai atas untuk Gas Inn. Gasblock Braga ini bisa diakses melalui jalan Braga dan jalan Morce (parkir kendaraan).

Kalau ingin lebih private ada beberapa reservation room yang penamaannya menggunakan nama arsitek Belanda, Schoemaker mah nggak usah ditanya ya, paling depan. Bisa untuk meeting, belajar bareng teman atau WFC, tapi memang pada dasarnya Glasblock Braga ini belum terlalu ramai jadi ya nggak pake reservation room pun mestinya udah cukup tenang.

Yang kusuka dari Glasblock Braga adalah bentuk bangunannya yang nggak terlalu banyak dirubah, loket pembayaran masih dipertahankan, kusennya masih utuh, lantainya belum diganti.






Trivia

Pernah nggak sih kepikiran, mengapa bangunan era kolonial kalau siang terasa adem dan kalau malam terasa hangat? Kebanyakan bangunan era kolonial menggunakan 2 lapis batu bata (lebih tebal). Tujuannya agar saat siang tembok tersebut bisa menyimpan panas dari sinar matahari, jadi ketika malam panas tersebut akan dikeluarkan, begitu pun sebaliknya.

Selain itu, penggunaan tegel adalah hal yang wajib karena tegel lebih bisa bernafas ketimbang keramik yang ada coating-nya. Dan yang nggak kalah penting adalah sirkulasi udara yang jor-joran, langit-langit yang tinggi dan jendela-jendela besar. Bangunan era kolonial adalah referensi yang tepat dari design rumah tropis ✨👌🏻.







Kembali ke Gasblock…

So far kita merasa puas dan cocok aja niya dengan situesyennya yang kebetulan nggak ramai, jarang-jarang yekan menemukan café yang okcey dan on budget. Mungkin bisa jadi opsi kalau mentok di Braga nggak tahu mau kemana hehe Tapi kalau untuk menginap atau staycation mah kita masih pikir-pikir ya 😅.

Semoga kita bisa segera liburan keluar kota ya, watir ih… kameranya dianggurin 😉.

Gasblock Braga
🏢 Jl. Braga no 40 Bandung
☕ Senin-Minggu
🕰️ 10.00-20.00

🍛 30K-150K
🥟 20K-30K
🍹 25K-40K
⚠️ belum termasuk tax 10% dan service 7%.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Hello…

Kuyakin kalyan mengikuti atau minimal melihat selewat-selewat beritanya Kim Seon-ho, yap, aktor Koriya yang satu ini sudah sejak 3-4 minggu yang lalu diterpa rumor kurang menyenangkan 🥲. Hot bangetlah pokoknya, di Twitter apalagi… yang nge-fans dan yang anti-fans sama-sama nge-tweet, ujung-ujungnya pada twitwor 😆. Untuk kronologinya suda bertebaran ya tinggal dicari aja tapi kalau ingin tahu versi lengkapnya bisa dicek di YT channel-nya Korea Reomit.

Rumor tersebut tersebar tepat setelah drakor Hometown Cha Cha Cha selesai ditayangkan, yang mana tentcu saja membuat kita-kita (terutama persik ✨) terhempas sekaligus cemas. Apaqa kita telah salah ngecengin orang? 😅 Masa-masa menunggu konfirmasi adalah masa yang cukup menegangkan, antara konsisten jadi bala-bala Kim Seon-ho atau menyerah begitu aja dan bergabung netizen kebanyakan 🤔.

Saking waswasnya menanti klarifikasi dari agensi aku sampai mengganti pp Twitter-ku dongs, Riye juga… cetek banget ya ngeceng ala kita 😌 Kita officially ngecengin Kim Seon-ho sejak drakor Start Up, sebagai tim Han Ji-pyeong yang nggak ada pergerakan selama 3 tahun lamanya tentcu kita menantikan ending yang manits untuk Pak Han.

Seakan menjawab keinginan bala-bala Kim Seon-ho, di tahun 2021 ini ia kembali menyapa melalui Hometown Cha Cha Cha bersama Shin Min-ah. Beruntungnya, drakor Hometown Cha Cha Cha ini memiliki story line yang okcey dan OST yang ear catchy, setiap buka IG story pasti ada aja yang pake OST-nya. Nggak ketinggalan kehidupan bertetangga ala desa Gongjin turut menambah semarak Hometown Cha Cha Cha 🎉.

Drakor Kim Seon-ho pertamaku adalah Good Manager / Chief Kim, di drakor tersebut dia berperan sebagai anggota tim cupu yang berkacamata 👓. Oh iya, drakor Chief Kim juga rame kok, kurekomendasikan bagi khow-khow sekalyan yang penasaran gimana bentukannya Kim Seon-ho di awal karirnya. Ceritanya seputaran puyengnya mencocokkan selisih angka sebelum closing dan politik kantor yang bekepanjangan.

Karena Kim Seon-ho lebih banyak berperan sebagai cameo jadi keberadaannya kurang di-notice, macem pernah lihat di drakor apa tapi doi jadi siapa? Ternyata dia pernah menjadi cameo di drakor Your House Helper, ini adalah salah satu drakor favorite-ku ya karena temanya tentang beberes 😁 kurekomendasikan bagi khow-khow sekalyan yang follow Mbak Gusti dan Bu Dhatu di IG.

Seperti persik kebanyakan, rumor-nya Kim Seon-ho sempat membuatku kaget dan panik, yaitu tadi apaqa aku salah ngecenging orang? 😂 Sumvah baru kali ini aku niat banget bacain berita artist Koriya, sebelum-sebelumnya aku juga sempat ngecengin So Ji-sub dan Lee Do-hyun, tapi nggak seniat ini, paling cuktaw aja. Patah hati ditinggal nikah Seo Ji-sub pun secukupnya…

Gegara Kim Seon-ho aku jadi rajin matengin base di Twitter, nonton live-nya Korea Reomit, nungguin IG story-nya @michimomo dan ujung-ujungnya puyeng dengan kegoblokan diri sendiri yang mengkhawatirkan orang yang nggak mengkhawatirkan balik 😌. Tapi gegara ini aku jadi faham gimana rasanya jadi die hard fans yang sering twitwor di Twitter ✨.

Komentar Icunk: 😂 kamu mah baru menetas.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello… sobat overthinking 🙋🏻‍♀️.

Di akhir tahun yang kebanyakan beritanya tentang banjir dan hujan yang turun terus menerus ini akhirnya… aku menyelesaikan buku Filosofi Teras 🥳.

Bukan hal yang mudah tentcunya bagiku untuk menyelesaikan sebuah buku saat mesti terdistraksi duniawi, ada aja nuna ninu nunu nana-nya 💆🏻‍♀️. Ohya, aku membeli buku Filosofi Teras ini di tahun lalu di masa pandemic 1.0 dengan harapan agar #stayathome ku lebih berarti. Saat itu aku membeli 2 buku (sotoy amat ya 😁) yakni FIlosofi Teras dan Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat.

Bahkan hingga tahun berganti pun aku hanya sanggup membaca halaman awalnya aja, nggak sanggup akutu membaca lebih dari sepuluh halaman… 🥺 Selain itu opening bukunya yakni bab-bab awal cukup membuatku stuck, bahasannya nggak nyampe di otakku 😂. Tentcu tanpa mesti ba-bi-bu lagi kutinggalkan buku Filosofi Teras begitu aja.

Sepanjang tahun 2021 (sampai sebelum post ini dirilis) aku udah berusaha untuk menyelesaikannya, sengaja dibawa kesana kesini agar dibaca tapi nggak mempan 😌. Kemudian aku mendadak senggang dan memutuskan untuk ber-silaturahmi kembali, alhamdulillah kali ini berhasil 😉.

Aku tahu buku FIlosofi Teras ini gegara ikutan Survei Khawatir Nasional-nya @henrymanmpiring. Kukira hanya survei iseng-iseng, tahunya dijadikan buku…

Aku jarang membaca buku ber-genre filsafat karena referensi bukunya sedikit, paling ya bukunya Jostein Gaarder (Sophie’s World, Orange Girl dan Ringmaster Daughter) sisanya nggak tahu 😅 Untukku, Dunia Sophie adalah perkenalan yang menarik dengan filsafat, berisi pertanyaan mendasar tentang penciptaan manusia, siapa aku?

Nah, kalau Dunia Sophie adalah filsafat yang dikemas melalui cerita fiksi, Filosofi Teras adalah filsafat yang dikemas melalui penceritaan santai. Iya sist… Santainya, santai yang bikin mikir 😅. Yang dibahas di buku Filosofi Teras adalah stoicism atau stoa yakni cabang dari filosofi kuno mengenai hidup less-drama. Sedangkan teras adalah tempat dimana para filsuf bertukar pikiran.

Menariknya, di masa Yunani kebanyakan pemimpin dan pejabat adalah seorang filsuf. Kupikir ini adalah hal yang make sense ya karena sejauh yang kupelajari filsuf adalah seorang thinker yang akan memikirkan pros and cons jauh sebelum bertindak. Mungkin ini juga alasan mengapa kepala negara mestilah merangkap sebagai negarawan 🤔.

Buku Filosofi Teras terdiri dari 12 bab dan beberapa wawancara ringan dengan beberapa narasumber lintas profesi, salah satunya adalah Citta Irlanie. Aku tahu mbnya ini karena pernah membaca blognya, kurekomendasikan bagi kalyan yang membutuhkan bacaan perlu mikir 😂.

Ohya, tagline-nya buku Filosofi Teras adalah: Filsafat Yunani Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini. Cocok banget niya karena pada dasarnya buku Filosofi Teras ini mengajak kita untuk menjalani hidup less-drama, less-baper dan less-over thinking. Sungguh sangat kurekomendasikan terutama bagi kalyan yang sulit tidur memikirkan hidup ✨👌🏻.

Aku nggak akan banyak nge-spill isinya ya… kupikir lebih baik kalau dibaca sendiri 😆 But seriously, Filosofi Teras ini adalah buku yang menyenangkan.

Menurutku kekurangan buku hanyalah layout halamannya, kalau biasanya teks pake justify, Filosofi Teras pakenya align jadinya agak siwer nih 😅 Selain itu font-nya kurang buku banget, jadi malah terasa sedang membaca via gadget.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates