Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Memasuki musim peralihan antara musim kemarau dan musim hujan yang ditandai dengan penanaman bulan ber-ber-an ini cuaca memang labil ya. Dalam sehari kita bisa merasakan 2 musim yang berbeda, tiba-tiba langit cerah tapi panasnya nggak tanggung-tanggung, tiba-tiba langit ceudeum tapi nggak anginnya menelusup. Aku cuma ingin bilang; awas masuk angin 😉.

Setelah lama nggak ketemu offline (kalau video call mah sering, apalagi kirim link Shopee dan Tiktok 🤣) kita akhirnya memutuskan untuk jalan-jajan, ke mana lagi kalau bukan rute template kita yakni sekitaran alun-alun. Yha~ alun-alun itu accessible makanya cocok dijadikan meeting point, apalagi DAMRI lewat sini.

Seperti byasa, pada saat penyusunan rencana kita punya banyak opsi tempat yang ingin didatangi. Salah satu contoh rencana yang kita buat; sarapan di Sumber Hidangan, makan siang di Bakmi Tjo Kin dan jalan-jalan di sekitar Cihapit. Karena Sumber Hidangan ternyata tutup di hari Minggu maka gugur sudah rencana yang satu ini 😅 Berganti menjadi makan siang di Katsunaka dan jajan di Dunkin Donuts.

KATSUNYAKA BRAGA

Di Bandung, Katsunyaka memiliki beberapa cabang dan yang terdekat dengan rute jalan-jajan kita adalah Katsunyaka cabang Braga. Lokasinya memang agak nyempil ya ada di ruko yang terletak di jalan kecil depan Sarinah. Kalau membawa kendaraan sendiri bisa parkir di depannya, nggak luas namun cukup. Kita datang kesana menjelang tengah hari sebagai costumer pertama yang dine in.

Meski semalam udah memilih mau makan apa, tetep ya pas prak na mah galau lagi mwehehe Akhirnya kita order ini;

Beef Katsu Omelette (48K) Miso Soup (4K)

Chicken Original Set (34K)

Sebagai #sobatbudget jalur pandemi, kita merasa Katsunyaka ini sangat layak dicoba, rasanya juga enak (nggak bikin eneg) dan yang paling penting masuk budget. Dengan budget sekitar 100K berdua kita bisa makan kenyang dan nggak merasa menyesal setelahnya ✨👌🏻. Eym… Pernah nggak sih merasa KZL gegara makanan yang di-order nggak worth the price? Aku pernah~ dan itu beneran bikin emosi 🤬.

Kalau order makanan aku lebih suka yang set atau paketan karena nggak mau pusing memilih side dish-nya 😂 Kali pertama selalu memilih yang original karena nggak mau rasanya ‘tercemar’, kali kedua dan seterusnya baru memilih yang ada embel-embelnya. Bisa dicek niya kalau makan (Mie) Bakso dan turunannya, aku akan membiarkan kuahnya tetap bening, setelah setengah jalan baru kutambahkan condiments-nya.

*Di Katsunyaka harga yang tertera udah termasuk pajak ya.




JALAN ABC

Setelah selesai makan kita jalan-jalan menyusuri Jalan ABC, kebetulan saat itu aku mau mengganti baterai jam. Saat mengganti baterai jam itu, bapaknya sempat bingung karena meski udah dioprek-oprek jamnya nggak bisa dibuka. Ternyata… Teh ini mah jamnya pake solar system jadi nggak harus diganti baterainya, kalau sekiranya mati tinggal dijemur aja.

Hahahanjirrr… 🤣

Bisa-bisanya aku lupa 🥲 dulu aku membeli jam itu memang karena solar system-nya, pertimbangannya biar nggak bolak balik ganti baterai jam. Yang sama sekali nggak terpikirkan olehku, jamku kini sering mati karena aku lebih banyak #dirumahaja ketimbang kerja di luar, jadi cadangan energinya lambat laun habis.

Terlalu lama di #dirumahaja ternyata nggak baik ya guise… 🙃🙃🙃


KINGS

Kemudian kita lanjut menyusuri Pasar Baru sampai ke Toko Victory (angger), kalau byasanya sepanjang pertokoan Pasar Baru ramai oleh PKL, kali ini sepi dongs. FYI. Kalau nggak salah ada 1 hari (lupa hari apa) dimana PKL yang berjualan di sepanjang Pasar Baru meliburkan diri sehingga trotoarnya bersih macem kena jentik Thanos.

Kita juga sempat mampir ke Kings yang nggak kalah sepinya, mau ikut sholat aja sih karena musholla-nya lebih bersih dan luas ketimbang musholla di Grand Yogya Kepatihan. Mampir sebentar ke ACE Hardware karena mau compare dimensi dan harga meja, nggak lupa beli sedotan stainless yang ada silikonnya dibagi 2 dengan Icunk 😉.

DUNKIN DONUTS

Belum lengkap kan ya kalau jalan tapi belum jajan 😉 Tadinya kita berencana untuk membeli croffle di Dunkin Donuts, well… ini hasil cap cip cup hasil nontonin review di TikTok ya haha Tapi Icunk aja yang beli, aku nggak jadi karena hari sebelumnya dikirimi makanan dari kantor dan masih belum habis ‘___’

Di Kings ada outlet Dunkin Donuts tapi karena sepi dan terlihat nggak menarik maka kita memilih untuk cabs ke Dunkin Donuts di Dalem Kaum. Disana kita beli minum aja sih nggak sampai jajan donat, masih kenyang sisaan Katsunyaka. Tempatnya memang sepi jadi nggak parno bersinggungan dengan orang-orang, paling was-was aja karena Satpol PP berkerumun di depannya.


Jalan-jajan ini diakhiri dengan jalan-jalan santai nggak pake effort ke halte alun-alun. Meski katanya PPKM diperpanjang warga +62 udah kepalang capek makanya cuek-cuek bae main keluar rumah. Tapi ya itu… karena mall dan beberapa tempat makan memberlakukan sertifikat vaksin, tumpahnya jadi ke area publik macem pinggiran alun-alun dan trotoar-trotoar.

Semoga pandemi segera berlalu ya… 😔

Kangen duduk santai terkena angin sepoi-sepoi di pendopo, meuntas alun-alun sambil menjinjing sepatu, nonton film random di bioskop, nyobain café yang lucu (meski kadang makanannya mah B aja 🥲) atau berdesakan di dalam pasar baru mencari request-an mama. Yang paling penting sih… bisa liburan tanpa khawatir 😁.

Oh iya, Deya nggak ikutan karena sibuk dengan mahasiswa baru.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello….

Akhirnya ketemu lagi dengan Studio Lestari yang isinya adalah project suka-suka yang dikerjakan saat senggang (bisanya weekend), yang saking random-nya bisa di-pending sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan 😅. Sebelumnya aku sempat bimbang memilih project apa yang akan dikerjakan, pilihannya ada crocheting, journaling, macrame atau sketching *inspired by SBY ✨👌🏻.

Crocheting di-pending karena masih mengumpulkan pola dan tutorial YouTube-nya, journaling juga di-pending karena lagi (sok) sibuk ikutan online course dan sketching juga di-pending karena nggak ada mood haha Aku sudah membeli tali-talian dan printilan kecil untuk bikin strap mask tapi tetap masih aja ada yang kurang, karena demotivation akhirnya di-pending.

Awal tahun aku membeli kursi kerja karena butuh sandaran yang pantas untuk bekerja, mungkin karena keseringan diduduki dan bukan kualitas terbaik hanya dalam waktu 3 bulan aja dudukannya terasa menipis. Kalau duduk pasti terasa dasar kursinya 😅 Aku sudah mencoba pake bantal (yang bukan bantal tidur) tapi ketinggian dan kurang nyaman sedang pake bantal leher berasa lagi duduk di kloset 😂.

Tentcunya aku pun mencari di e-commerce kesayangan jama’ah sekalyan, banyak banget pilihan dan spesifikasinya, saking banyaknya aku jadi bingung. Kemudian aku teringat lagi dengan sisa bahan untuk membuat masker di tahun lalu, ternyata masih tersisa lumayan banyak meski sebagian sudah dibuat menjadi lap tangan, kalau untuk dibuat 2-3 cushion duduk mah sepertinya masih cukup.

Sayangnya ide random semacam ini datang di saat tak terduga, sekitar jam 9-10 malam di hari Minggu malam (besok hari Senin woy!). Khawatir kehilangan mood, saat itu juga aku langsung mengumpulkan semua alat dan bahan yang ada. Ohya, karena aku membeli bahannya potongan kecil maka konsep cushion duduknya adalah patchwork alias tambal-tambalan tapi bukan gembel 😁.

Bahannya kupotong dengan ukuran (yang kalau disatukan menjadi) 40 cm X 40 cm, karena belum punya mesin jahit aku menjahitnya secara manual. Cangkeul memang tapi ya mau gimana lagi, kalau nggak begini project-ku pasti berakhir di-pending. Sebagian kujahit malam itu, sebagian lagi kujahit keesokan harinya. Nah, berarti tinggal isiannya kan…

Untuk isiannya aku menggunakan dakron yang (katanya) kualitasnya OK, butuh waktu hampir seminggu untuk sampai di kosan. Setelah sampai kumasukkan ke dalam cushion duduknya, nah ini agak PR, lubang untuk memasukkan dakronnya kekecilan haha Butuh usaha yang santai untuk memasukkan dakron ke dalamnya, tapi setelah jadi semuanya terbayarkan.

Di awal cushion duduknya memang mengembang sempurna macem Kue Bantal (Odading) tapi ya karena hampir setiap hari diduduki lama-lama kempes juga haha Tapi tenang guise… masih ada satu lagi. Cushion duduk ini belum pake cover, mungkin nanti bisa dimasukkan ke dalam list. Semoga nanti sudah punya mesin jahit biar nggak capek hehe

Note: aku pake ½ kg dakron untuk mengisi 2 buah cushion duduk.



Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Masih ingat nggak dengan post (Random) Things I Bought Lately? Dalam post tersebut salah satu barang yang kubeli adalah buku diskonan dari Gramedia. Saat itu aku membeli 6 buah buku, tapi ya karena reading slump sampai saat aku menulis post ini hanya 2 buku yang baru kubaca sampai habis, sisanya belum sempat kubaca bahkan plastiknya belum dibuka 😅.

List buku yang kubeli atas nama diskon:
🌼 A Copy of My Mind - Dewi KharismaMichelle
🌼 The Five People You Meet In Heaven / Meniti Bianglala - Mitch Albom
🌼 For One More Day / Satu Hari Bersamamu - Mitch Albom
🌼 Negeri Para Roh - Rosi Simamora
🌼 The Girls - Emman Cline
🌼 One Hundred Names - Cecilia Ahern

Aku tahu Mitch Albom sejak lama tapi baru kesampaian membaca bukunya tahun lalu hehe Seingatku, bukunya Mitch Albom yang banyak direkomendasikan adalah Tuesday With Morrie, sayangnya saat diskonan Gramedia bukunya malah nggak ada, maka jadilah aku membeli buku Mitch Albom yang lain yakni Five People You Meet In Heaven dan For One More Day.

Five People You Meet In Heaven bercerita tentang Eddie, seorang lelaki tua yang menghabiskan sisa hidupnya bekerja sebagai maintenance di taman bermain Ruby Pier. Menariknya, buku ini dinarasikan sendiri oleh Eddie yang meninggal hanya 50 menit sebelum ulang tahunnya yang ke 83 karena kecelakaan di wahana Freddie’s Free Fall.

Eym… Gimana? Gimana? 🤔.

Setelah meninggal Eddie dipertemukan lagi dengan 5 orang yang takdirnya pernah bersentuhan dengannya, 5 orang ini sama sekali nggak memiliki keterikatan kecuali melalui Eddie. Mereka sengaja dihadirkan lagi untuk mengurai pertanyaan yang belum sempat terjawab semasa hidup Eddie.

Alur penceritaan Five People You Meet In Heaven ini maju mundur ya dan otakku memvisualisasikannya serupa scene di Forrest Gump karena ada part yang membahas tentang perang Vietnam. Five People You Meet In Heaven memberikan insight yang menarik mengenai after life, apa yang terjadi setelah kematian adalah misteri yang hanya bisa disingkap oleh diri sendiri, meski kisi-kisi bertebaran disana sini.

Ada 5 orang yang ditemui Eddie seteleh kematiannya, yakni; Blue Man / Manusia Biru yang yang karena kesalahan Eddie berada disana untuk menemuinya. The Captain / Si Kapten yang kadang hadir dalam mimpi-mimpi Eddie. Ruby wanita tua sekaligus istri dari pemilik taman bermain Ruby Pier. Marguerite istri tercintanya dan Tala.

Mereke semua menemui Eddie secara bergantian, satu yang pasti mereka semua datang untuk memberikan pengampunan dan pencerahan.

Nggak banyak yang bisa ku ceritakan ya karena buku Five People You Meet In Heaven adalah tipikal buku santai yang mesti dibaca pelan-pelan sambil diresapi dan direnungkan. Bukunya nggak tebal kok tapi isinya cukup membuatku berpikir ulang tentang after life meski dalam keyakinanku nggak begitu.

Meski bukan my cup of tea, buku The Five People You Meet In Heaven adalah buku yang menarik untuk dibaca saat senggang ✨👌🏻.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Sudah lama ya sejak terakhir aku dan teman sekalyan main jauh keluar kota. Terakhir kali main jauh yakni tahun lalu ke Tasikmalaya + Garut ke nikahannya Memed. Selebihnya belum kemana-mana, apalagi kalau bukan karena pandemi dan PPKM yang dicicil setiap minggu macem arisan Tupperware 😌.

Selama hampir setahun lebih tujuan terjauhku adalah bolak balik Bandung-Subang itu pun mesti pake travel. Parno guise… 🥺 Koronces merajalela. Dengan situesyen yang nggak kondusif ini, bahkan pergi belanja ke supermarket mesti terencana, kalau kata Icunk mah macem Uang Kaget. Itu loh… acara TV yang pesertanya ditantang untuk membeli barang sesuai list dengan waktu yang sudah ditentukan 😁😂.

Karena rencana kita untuk liburan ke Yogyakarta sudah berubah statusnya menjadi wacana, maka kita mencari opsi liburan tipis-tipis sekitaran Bandung. Asli. Otak udah ngebul macem knalpot racing, digeber mulu mikirin negara Wakanda yang semakin hari semakin ngadi-ngadi kelakuannya. Hahahasyuuu… 🥲.


Tadinya kita berencana untuk #dimobilaja, maksudnya jajan dimana gitu tapi makannya di mobil aja karena meski dine in sudah bisa 30 menit nggak yakin santai, bisi kilikiben 😅. Kemudian rencana sempat berubah menjadi wisata IKEA, tapinya nggak jadi karena jalan menuju kesana sedang diperbaiki dan kita terlanjur mager untuk daftar online.

Bimbangnya udah macem nentuin mau order apa di Go Food yaini 😅, opsinya banyak tapi yang nggak bener-bener tahu apa yang dimau. Beruntung, H-1 akhirnya Deya ngasih opsi ke Cihaniwung Kertasari, sebagai netizen yang di pick aku sih yes 🤣 Mungkin karena sudah kelamaan #dirumahaja jadinya sok sibuk gimana gitu mikirin mau bawa apa, makan apa, ngapain aja.

Diantara kita bertiga hanya Deya yang pernah ke situ Cihaniwung, karena mengantar anak didiknya (cieee… 😘) yang sedang PKL. Aku dan Icunk sama sekali belum pernah kesana, tapi kuyakin okcey sih karena pernah membaca tentang Kertasari di Quora. Sayangnya, sedari pagi cuacanya gloomy ala-ala Forks, ceudeum tapinya nggak hujan, well… mungkin karena blue moon juga kali ya *eh ngaruh nggak sih? 🧐.

Ladang kentang

Karena tahu akan melakukan perjalanan panjang, aku sengaja sarapan sejak 06.30 kek anak sekolahan haha Harap mengertilah wahai warga +62 aku nggak mau salatri dan ujung-ujungnya masuk angin macem dulu-dulu. Di chat kita berencana cabs sekitar jam 07.30, di kehidupan nyata kita cabs sekitar jam 08.30 gabut hamba nunggguin di depan Vitasari 😂.

Kita sengaja nggak membawa bekal makanan berat macem nasi atau apalah karena rencana awalnya memang mau makan di luar, nyari yang searah ke Kertasari. Sok iye banget kan nih 3 dara 🤣 Deya merekomendasikan RM. Rencong untuk membeli makan siang, kemudian Icunk search di Google katanya RM. Rencong buka sekitar 10.10. Saat sampai di depannya. Lahh… kok tutup? Ternyata yang Icunk lihat RM. Rencong cabang Banjaran 🤣🤣🤣.

Karena masih PPKM kebanyakan tempat makan masih tutup kalau pun buka lauknya belum banyak. Diantara sekian banyak opsi makanan, tahu nggak yang kita pilih apa? Nasi Padang dong 😂, untung kuahnya dipisah, jadi nasinya nggak beukah. Sebelumnya, kita sudah pasrah aja bakal makan siang pake Pop Mie dan kuah bakso di pinggir situ 😌.

Sejauh mata memandang; bawang daun, bawang daun, bawang daun dan bawang daun ✨

Menurutku vibe-nya OTW ke Kertasari ini macem Cikajang Garut, daerah pertanian yang di kanan kiri jalannya diapit perkebunan. Kalau pernah melewati daerah Lembang mungkin pernah melihat sepetak dua petak lahan yang ditanami daun bawang, di Kertasari lahannya bukan hanya sepetak dua petak ya, banyaakkk… hampir sejauh mata memandang lahannya ditanami daun bawang 👀.

Pasti pernah kan membeli Martabak Telur terus Mang-nya mencacah langsung daun bawangnya untuk dimasukkan ke adonan, nah wanginya perkebunan daun bawang tuh ya gitu. Jadi weh kepikiran makan bubur 😅 Selain daun bawang, ada kentang, kembang kol dan brokoli, sisanya nggak kelihatan ya 😁.

Di Indonesia byasanya perbatasan daerah ditandai dengan gapura atau tugu yang bentuknya disesuaikan dengan komoditi daerah tersebut. Di Kertasari bentuk gapuranya bukan kotak loh ya… tapi tinggi tipis macem stick ice cream berwarna kekuningan, awalnya kukira itu bambu tapi setelah berkali-kali melewatinya aku sadar itu daun bawang. Daebak! Kalau gabut bisa niya dicek di Google 😉.


Setelah melewati perkebunan daun bawang kita memasuki perkebunan teh, kalau yang ini aku familiar karena hampir setiap pulang ke rumah pasti melewati perkebunan teh. Bedanya paling ada di ruas jalannya yang nggak terlalu lebar dan sedikit rusak, semi off road laya.

Saat di jalan entah gimana obrolan kita sampai ke; niat banget ya orang-orang Belanda jauh-jauh datang ke Indonesia membuka lahan sampai ke pelosok 🤔, eh tapi orang-orang Jepang juga niat banget ngejugjug orang-orang Belanda yang sembunyi di pelosok 🤔. Kita aja yang zaman sekarang lama nyampe kesini (Kertasari), apalagi mereka (orang-orang Belanda dan Jepang) zaman dulu.

Mesti diakui ya guise… suka atau nggak suka orang-orang Belanda memang berkontribusi besar dalam menentukan komoditi pertanian secara masif. Di daerah Jawa Barat kita bisa dengan mudah menemukan perkebunan teh karena kontur dan cuacanya cocok untuk ditanami teh. Nanti deh ya kapan-kapan kutulis post-nya terpisah.

Situ Cihaniwung dari kejauhan.

Kita juga melewati Cisanti yakni 0 km-nya Sungai Citarum, dari jalan sih terihat ramai tapi nggak tahu di dalamnya gimana karena kata Deya di dalamnya nggak ada apa-apa hanya wisata pemandangan. Saat akhirnya kita sampai ke situ Cihaniwung… hahanjirrr… apalah itu cicilan PPKM setiap minggu 😱, himbauan taat prokes dan koronces yang begitu dekat begitu nyata. Ramainya normal macem Indonesia sebelum tahun 2020.

Melihat situesyen yang ramai kita langsung ciut dan mengurungkan niat untuk masuk ke area situ-nya. Well… tanpa mesti masuk pun situ Cihaniwung sudah bisa dinikmati dari kejauhan, lebih indah malah. Banyak kok warga +62 yang lebih memilih untuk duduk-duduk di atas motor yang diparkir di pinggir jalan, selfie-an sambil jajan.

Kupikir mestinya tempat wisata lokal nggak mesti menjual spot selfie atau bangunan warna warni untuk menjaring pengunjung, cukup benahi tempatnya dan sediakan fasilitas yang layak. Kubilang begini karena daya tarik sebenarnya dari wisata yang ada di Indonesia adalah pemandangan alam bukan pemandangan buatan yang bikin jengah. Polusi visual 😵.


Karena sudah jamnya makan siang akhirnya kita memutuskan mencari spot landai di perkebunan teh untuk menggelar piknik ala-ala. Yha~ idealnya memang Nasi Timbel dan cemilan receh tapi tadi kita lebih kepikiran Nasi Padang 😂 Setelahnya kita shantay dulu, tapi nggak sampai rebahan karena banyak yang lewat 😅.

Aku lebih nyaman dan menikmati berjalan-jalan seperti ini karena merasa familiar dengan lingkunganku tumbuh. Rumahku di Subang yang secara geografis dikelilingi perkebunan, teh, karet dan tebu. Mbah Buyutku bahkan bekerja di perkebunan karet. Saat di ma’had mainku pun nggak jauh-jauh dari perkebunan, jadi ya betah-betah aja sih 😁.

Ohya, kita juga melewati Pabrik Pengolahan Teh Kertasari yang sering di-post oleh komunitas heritage Bandung, ternyata di sini ya tempatnya… jauh dari kota 😅, menurutku sama aja sih dengan perkebunan teh pada umumnya dan entah kenapa aku malah teringat FTV jadul yang judulnya nggak seenak jidat, yang setting-nya di perkebunan teh.


Karena masih siang kita memutuskan untuk mengunjungi tempat kerja Deya di Bale Endah, sumvah seumur-umur tinggal di Bandung baru kali ini aku main ke daerah sana. Sebelumnya kita makan Bakso dan Mie Ayam atas nama; ingin yang lada-lada ✨.

Sebagai ibukota kabupaten kupikir Bale Endah udah termasuk canggih ya, rumah sakitnya bagus dan ada rumah susun yang ruang terbukanya lega. Suasananya macem Indonesia di tahun 90an, saat sawah-sawah belum bermutasi menjadi perumahan. Kebetulan saat kita kesana golden hour jadi sorenya cantik.

Well… weekend well spent ya guise… thank you Icunk dan Deya, semoga pandemi segera berakhir dan kita bisa main lebih jauh 😊.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello…

Seperti yang syudah-syudah, aku menemukan #askmeabout ini di Twitter. Aslinya diperuntukkan movie/series, tapi karena aku sudah pernah membuat THIS OR THAT versi movie, maka kali ini untuk series aja. Ohya, sengaja nggak kumasukkan drakor ya biar nggak bosan juga kan selama quaranthings nontonin drakor mulu.

Recap drakor pandemi vol. 1
Recap drakor pandemi vol. 2

Karena nontonin drakor itulah aku jarang menonton lagi series, kalau pun nonton paling yang review-nya (menurutku) menarik, sisanya mah bhay dulu 😁 Makanya, series-nya pasti nggak se-update review kilat di IG story atau Tiktok. Khazanah per-series-anku masih terbatas, so feel free to skip this post. Tapi kalau lagi gabut boleh kok dibaca sampai tuntas 😉.

*point pertanyaannya kuubah biar lebih menyesuaikan.

1. FAVORITE SERIES
- Game of Thrones
- How I Meet Your Mother
- Modern Family

2. FAVORITE SERIES GENRE
Yang mind blowing, lucu dan cast-nya enak dilihat.

3. FAVORITE SERIES FROM 1990s
- Early Edition
- Charmed
- Buffy The Vampire Slayer
- McGayver
- The X-Files
Juwara banget TV kita zaman dulu, bahkan Baywatch pun disiarkan tanpa disensor, eh iya kan belum ada KPI 😏.

4. FAVORITE SERIES FROM 2000s
- Smallville, Tom Welling is so hawt, standar superhero ganteng pas muda ya gini 🤩.
- Alias
- Ghost Whisperer
- NCIS
- Criminal Minds

5. FAVORITE SERIES FROM 2010s
- Modern Family
- The Handmaid’s Tale
- Pretty Little Liars
- Fresh Off The Boat
- Stranger Things

6. FAVORITE INDONESIA SERIES
Serial kolosal Indosiar macem Angling Dharma, Tutur Tinular, Misteri Gunung Merapi, Si Buta dari Gua Hantu dan Wiro Sableng. Waktu itu belum musim sinetron guise… jadi tontonannya yang beginian 😂 Kalau dipikir-pikir lagi sekarang keren juga niya serial kolosal Indonesia pada masa (jayanya), setting dan propertinya khan main niatnya, extras-nya banyak *belum termasuk kuda dan bocil yang semi naked 😅.

7. FAVORITE FOREIGN SERIES
Amigos X Siempre

8. FAVORITE ANIME SERIES
- Semua kartun di hari Minggu pagi; Doraemon, Detektif Conan, Sailor Moon, Wedding Peach, Card Captor Sakura, Lady of Versailess, Chibi Maruko Chan, Ikyu San, Kobo Chan dkk.
- Avatar: The legend of Aang
- Slam Dunk

9. FAVORITE ANIMATION SERIES
Upin Ipin

10. FAVORITE CHILDHOOD SERIES
- Goosebumps
- Keluarga Cemara
- Jin dan Jun

11. FAVORITE ADVENTURE SERIES
- Xena: Warrior Princess
- Hercules
- The Adventure of Sinbad

12. FAVORITE ACTOR
Benedict Cumberbatch

13. FAVORITE ACTRESS
Sofia Vergara

14. FAVORITE DIRECTOR
Tim Kring

15. FAVORITE SERIES SOUNDTRACK
The Rembrandts - I'll Be There For You

16. FAVORITE SERIES DOCUMENTARY
Abstract: the Art of Design

17. FAVORITE SERIES SCENE
Opening scene-nya The Touch

18. FAVORITE SERIES DIALOGUE
Don’t act like I didn’t fight for you. I did. Hard. And for a long time. So please forgive me if it is over now. I’m exhausted.
Blair to Chuck, Gossip Girl

19. FAVORITE DC SERIES
Smallville

20. FAVORITE MARVEL SERIES
Loki

21. SERIES THAT MAKE YOU HAPPY
The Marvelous Mrs. Maisel

22. SERIES THAT MAKE YOU SAD
Rindu Rindu Aizawa

23. SERIES THAT MAKE YOU SLEEPY
The Falcon and the Winter Soldier

24. SERIES THAT MAKE YOU OVER THINKING
The Touch, produsernya Tim Kring yang juga memproduseri serial Heroes, sayangnya cuma 1 season padahal keren banget.

25. SERIES THAT YOU ARE WAITING FOR NOW
- Stranger Things
- la Casa de Papel
- Kingdom

26. SERIES THAT TOO BORING TO CONTINUE
- The Walking Dead
- 13 Reasons Why
- Riverdale

27. SERIES THAT YOU WISH NEVER BEEN EXIST
Gossip Girl Indonesia & Gossip Girl reboot.

28. SERIES THAT YOU WISH REMAKE
Little House on The Prairie

29. SERIES YOU ALWAYS RE WATCH
How I Meet Your Mother

30. SERIES YOU ALWAYS RECOMMEND
- The Games of Thrones
- How I Meet Your Mother
- Modern Family

31. THE FIRST SERIES YOU WATCHED
Mac Gayver (1985) gegara serial ini aku ingin punya pisau lipat dan menjadi penemu x insinyur atau apa lah sebutannya yang bisa membuat tools darurat dari barang-barang seadanya. Aku pernah mencoba menonton serial remake-nya dan nggak suka 🙁.

32. THE LAST SERIES YOU WATCHED
The Queen’s Gambit

33. UNDERRATED SERIES
A Series of Unfortunate Events

34. OVERRATED SERIES
The Mysterious Benedict Society

35. FUNNIEST SERIES
- Fresh Off The Boat
- Last Man Standing

36. SCARIEST SERIES
Kingdom

37. MIND BLOWING SERIES
The Touch

38. DOWNLOAD OR STREAMING
Download, biar bisa ditonton offline dan dipindah ke device yang lain.

39. TV OR SMARTPHONE
TV-lah, karena screen-nya lebih besar dan bisa rebahan maksimal.

40. FAMILY OR FRIEND
Temen yang sama-sama suka nonton series-nya, biar bisa diskusi dan komentar sotoy sana sini. Kalau dengan keluarga lebih banyak awkward apalagi kalau ada scene yang sensitive.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates