Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Photo by Noelle Otto from Pexels

Tadinya mood board ini kususun untuk melengkapi cerita rumah idaman 😝 ku saat gabut hiatus selama 3 tahun. 

Masalahnya, saat aku ingin memasukkan draft post ini aku nggak menemukan filenya 😭, sudah hampir seminggu dicari tapinya belum ketemu. Mungkin sudah terhapus permanen 🤔 tapi nggak tahu laya, semoga aja masih ada hehe

Biar nggak anyep, ku kasih dulu sneak peak-nya ceritanya menyusul ya 😁






Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Hay sobi nonton... yang sudah kangen nonton di bioskop tapinya masih menahan diri untuk tetap bersikap waras 🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♂️.

Sudah hampir 10 bulan kita semua berjibaku dengan COVID-19, ditambah 2 bulan lagi jadinya setahun 😌. Sejak COVID-19 outbreak aku sudah nggak pernah menyambangi bioskop lagi, padahal sebelumnya hampir setiap bulan aku meluangkan waktu untuk menonton di bioskop. Film terakhir yang kutonton di bioskop adalah The Hollow Man, sedang film terakhir yang kutonton dengan Icunk dan Lisna adalah Ratu Ilmu Hitam. 

Kangen juga ya... 🤗.

Selama pandemi ini aku lebih banyak menonton drakor ketimbang film sekali tamat, untuk list serial yang pernah kutonton bisa dibaca disini ya. Karena pandemi juga banyak film yang perilisannya mesti tertunda dan ujung-ujungnya memilih untuk merilis via platform streaming online macem Netflix, HBO atau Amazon Prime. 

Untuk mengobati kekangenan ini akhirnya Bioskop Online dirilis, aku nggak masih belum begitu tertarik ya karena Bioskop Online saat ini hanya bisa diakses via PC dan laptop, belum bisa diakses via smartphone. Tadinya aku ingin me-review Before trilogy tapinya belum kelar 😅 terlalu menikmati filmnya sampai lupa bagian mana yang mesti di-review 😁.

Salah satu genre film yang kusuka adalah animasi, favorite-ku tentcunya adalah film animasinya Pixar, sedang untuk anime aku masih setia dengan Studio Ghibli. Totoro laff ❤️. Aku sudah mengikuti film animasi Pixar sejak A Bugs Life sampai saat ini, ketimbang film animasi (dari studio lain) kupikir Pixar lebih piawai dalam mengaduk-aduk perasaan audience-nya. Lebih ngena di hati 🥰.

Ketimbang Dreamworks dan Sony Picture Animation tentcunya Pixar lebih hemat karena setiap tahunnya hanya merilis 1 film animasi dan film pendek. Pixar nggak ingin ada tim kedua sehingga mereka bisa fokus mengerjakan filmnya. Hampir semua filmnya Pixar kusuka, beberapa bahkan jadi favorite-ku dan menjadi barometer film animasi lainnya.

Sejauh ini ada 5 film Pixar favorite-ku (kalau 10 kebanyakan 😝), yang rasa-rasanya nggak membosankan meski sudah ditonton berkali-kali. Hanya karena yang dipilih 5 film bukan berarti film yang lainnya nggak bagus ya, hanya saja film yang kupilih ini sesuai untukku dan mampu mampu menyentuh sisi emosionalku saat menonton.

UP

Menurutku opening scene film animasi terbaik masihlah milik UP ✨👌🏻. Scene dimana pertama kalinya Carl bertemu Ellie, menghabiskan waktu bersama sampai akhirnya menikah dan menikmati sisa hidup, Aku tersentuh oleh opening scene-nya yang dipaparkan dengan begitu indah, slice of life never fail me.

Scene favorite-ku lagi adalah saat Carl akhirnya membaca buku adventure milik Ellie dan menemukan bahwa sebaik-baiknya petualangan adalah hidup itu sendiri. Scene pamunqasnya adalah saat Carl merelakan rumah balonnya ‘berlabuh’ di samping Angel’s Fall 🥺, seperti yang Ellie inginkan

Belum pernah rasanya aku nggak mbrebes mili saat menonton UP, bawaannya terharu mulu yaini. Mellow galaw tea geningan... Untungnya ada Russell yang kecerewetannya bisa mengimbangi Carl yang kaku banget macem kanebo kering. Ohya, karena UP aku jadi suka La vi en Rose.


TOYS STORY 3

Pertama kali menonton Toys Story adalah saat SD, di masanya halaman depan BIP dipenuhi PKL jam malam yang menjual barang murce macam aksesoris handphone, slayer, VCD bajakan dan hewan eksotis 🦝. Yha~ aku menontonnya via VCD bajakan ya guise, di rumah masih pake laser disc soalnya 🤭.

Toy Story adalah film animasi yang mampu mengobati keparnoanku akan after taste-nya si Chucky, KZL banget nih film, gegara Chucky aku sampai takut dengan mainanku sendiri 😌. Toy Story memberikanku ruang untuk kembali berimajinasi dan bergembira, nggak horror macem sebelumnya. 

Di antara semua installment Toy Story favorite-ku adalah Toy Story 3. Closing scene-nya, saat Bonnie dan para mainan melihat kepergian Andy yang berangkat kuliah di teras adalah scene terambyar, nggak mungkin nggak nangis nonton scene ini ya. Sedih banget... 😭 baper berhari-hari. Setelah menonton Toy Story 3 aku teringat lagi dengan nasib mainan-mainanku dulu. 


WALL-E

Wall-E mengangkat tema yang visioner dimana bumi dipenuhi sampah sampai nggak ada tempat tersisa untuk manusia. Realistis, namun menakutkan pada saat yang sama. Lebih menakutkan lagi, kenyataan bahwa Wall-E adalah satu-satunya makhluk hidup yang tertinggal 😔, nggak peduli seberapa kerasnya berusaha, tumpukan sampah masih bergunung-gunung banyaknya.

Wall-E yang seumur-umur ditemani si kunyuk 🦗 kesayangan akhirnya pecah telor saat Eve datang berkunjung ke bumi. tentunya kedatangan Eve memberikan harapan dan kebahagiaan tak terperi bagi Wall-E yang kesepian sekian lama 😊. Wall-E dan Eve adalah perumpamaan serius dari Adam dan Hawa, yang akhirnya dipertemukan bukan di jabal rahmah 😁.

Favorite scene-ku adalah saat Wall-E dan Eve melayang-layang di angkasa saat berusaha mengisi daya, so sweet aja lihatnya haha langsung fully charged. Ohya, scene orang-orang masa depan yang menggendats yang menggelinding-gelinding kesana kemari juga kocak ya haha 🤭.


COCO

Pertama kali menonton trailer-nya kupikir COCO agak mirip dengan The Book of Life karena sama-sama mengambil tema Dia de Muertos (The Day of The Dead). Aku menonton Book of Life lebih dulu ketimbang COCO, langsung suka karena filmnya berwarna-warni, ohya favorite character-ku adalah La Muerte. Ketika menonton COCO sejujurnya aku merasa bernostalgia dan agak membandingkan.

Seperti ciri khas film Pixar lainnya, kupikir COCO dibuat untuk mengacak-ngacak hati ini haha 😁Sedih banget... 😭 nggak mungkin nggak terharu apalagi di scene mama COCO. Kusuka warna-warna Di des los Muertos, semuanya hidup meski sebenarnya mati, macam what is dead may never die #randomcrossover 😝.

Yang kusuka dari COCO adalah message-nya, yang kupikir mirip dengan kultur Asia dimana nenek moyang (ancestor) mendapatkan ruang tersendiri dalam keluarga. Salah satunya adalah dengan mengadakan perayaan untuk mengingat anggota keluarga yang sudah berpulang dan mendoakannya 🙇🏻‍♀️.


INSIDE OUT

Diantara film animasi Pixar lainnya, kupikir Inside Out adalah yang paling kompleks dan logis, lebih cocok untuk orang dewasa. Macam Nine, film orang dewasa yang dikemas dalam animasi. Inside Out adalah film Pixar yang membuatku berpikir saat menonton 😁 Saat melihat emotion yang berada di dalam kepala Riley, aku jadi langsung ikut membayangkan apa yang sedang terjadi di kepalaku 🤔.

Diantara semua karakter di Inside Out favorite-ku adalah Bing Bong, si kucing kapas jadi-jadian berbelalai pink. Disini Bing Bong diceritakan sebagai imaginary friend yang umumnya dimiliki oleh anak-anak. Memang pada akhirnya semua Bing Bong akan hilang pada waktunya, namun Inside Out membuat farewell scene-nya Bing Bong dengan begitu memorable sekaligus nyelekit 😒.

Inside Out membuatku menyadari bahwa menjadi dewasa artinya kita mesti siap menerima semua emosi yang ada dalam diri. Jangan halu!. Joy nggak akan selamanya memegang kendali, hadir dengannya Anger, Disgust, Sadness dan Fear. Mereka akan bergantian datang. So... enjoy your emotion... 😁.


***

Ini adalah 5 film Pixar favorite-ku, bagaimana denganmu? Film Pixar mana yang menjadi favorite-mu?

*movie posters were taken from the IMP Awards website 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Pixabay from Pexels

Selamat pagi anak-anak 😊
Gimana kacang ijonya, udah jadi kecambah? Apa malah berevolusi jadi toge? 😁.

Pandemi yang entah-kapan-akan-berakhir membuatku kembali membuka file yang berisi draft tutorial sotoy 😅 Salah duanya adalah Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini. Kupikir nggak ada salahnya melanjutkan apa yang pernah kumulai, apalagi draft-nya sudah ½ matang. Sayang kan kalau di-skip lagi 😁.

Aku menulis post Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini karena ingin berbagi, kupikir mungkin aja diantara kalyan (wahai pembaca blogku yang budiman dan budiwoman) ada yang tertarik ingin membuat blog namun masih maju mundur lantaran nggak yakin mesti mulai dari mana. Ohia, ini bukan campaign-nya Tokopedia ya 😅.

Tadinya aku lebih ingin membuat post tentang customize template blog, tapi setelah dipertimbangkan lagi kupikir akan lebih baik kalau ada post pembuka. That’s why post Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini terlahir. So, Blogging 101: Mulai Aja Dulu adalah post pembuka untuk katagori Go Blog (unaesthetic coincidence name ini tercipta tak sengaja ya, bukan karena ingin sok sarkas 😌) jadi kemungkinan nanti akan ada post lanjutannya.

Blogging 101: Mulai Aja Dulu ini adalah sebuah tutorial sotoy bagaimana caranya memulai sebuah blog dariku, yang (ceritanya) sudah nge-blog lebih lama dari film Captain America: The First Avengers 😅. Karenanya semua yang kutulis berdasarkan preferensiku, kalau nggak tertarik bisa langsung skip ke post selanjutnya ya.

MOTIVASI

Sebelum mulai membuat blog pastikanlah kamu memiliki cukup motivasi, karena motivasi itulah yang akan membuat blogmu tetap hidup. Mungkin terdengar lebay, tapi kalau dalam game motivasi adalah nyawa, mesti di-maintain dengan baik. 

Coba luangkan waktu sejenak untuk memikirkan apa alasan terbaikmu membuat blog, well... ada banyak alasan keren sih sebenarnya. Apakah untuk aktualisasi diri? Self healing? Dokumentasi digital? E-diary? Atau memang pure mengharapkan cuan?.

Tinggal dipilih aja yay... ✨👌🏻.

NICHE (tema)

Menentukan niche adalah hal cukup tricky karena di awal membuat blog kadang kita nggak tahu ingin menulis tentang apa (secara spesifik). Tapi kalau melihat blog masa kini mah kupikir masalah niche sudah terpecahkan sejak awal ya, karena rata-rata mereka (blogger) sudah tahu pasti apa yang ingin mereka bahas secara spesifik.

Beberapa tahun ini niche blog beauty, make up, skincare (and everything you name it) memang hype, namun untuk niche blog parenting dan life style nggak kalah seru. Nah, untuk niche blog yang lebih segmented macem film, kuliner atau travelling (dalam arti sesungguhnya) nggak usah khawatir ya... Even personal blog yang niche-nya gado-gado pun pasti ada aja yang mampir 😊. 

Kupikir kita nggak mesti mempermasalahkan niche (kalau belum punya) karena seiring waktu dan jam terbang (menulis) kita akan menemukan sendiri niche blog kita. Tapi kalau sedari awal memang berniat untuk self branding, urusan niche ini mesti banget dipikirin 🤔.

So, demilestari ini niche-nya apa? Kalau ditanya begini kadang aku suka bingung, tapi kalau boleh memilih niche blogku adalah personal blog, yang kontennya lintas interest berdasarkan mood.

PLATFORM

Ada beberapa platform yang bisa dipilih sebagai ‘inang’ diantaranya adalah; Blogger, Medium, Tumblr, Weebly, Wixsite dan Wordpress. Di tahun 2000an Multiply pernah hype, tapi kemudian tumbang gegara dijual ke game company (yakin banget owner-nya nyesel abeezzz deh ini heu 😌) Setelah Multiply dijual ada migrasi besar-besaran ke Blogger, Tumblr dan Wordpress.

Semua platform memiliki kelebihan dan keuggulannya masing-masing, tinggal disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kita. Beberapa + dan – yang sejauh ini pernah kurasakan.

Blogger
+ Mudah diakses, karena terintegrasi dengan Google 
+ Bisa customize tema
+ Template-nya terbatas
- Nggak bisa self hosting

Tumblr
+ Bisa re-blog (penting)
+ Template-nya banyak
+ User friendly
- Kalau diakses via wifi kampus kadang suka di-banned karena mengandung konten pornografi 😝

Wordpress 
+ Bisa self hosting
+ Template-nya banyak dan bagus-bagus ya
+ Plugin-nya banyak
- Customize-nya agak ribet

TLD a.k.a Top Level Domain (optional)

Saat membuat blog kita bisa memilih sendiri domain apa yang akan digunakan, domain adalah nama atau judul blog yang berfungsi sebagai alamat di search engine, contoh terdekatnya adalah demilestari.blogspot.com. Imbuhan (dot)blogspot(dot)com adalah domain bawaan dari platform yang digunakan, sama halnya dengan (dot)tumblr(dot)com dan (dot)wordpress(dot)com. 

Nah, blog yang berimbuhan akhir .com, .co atau .net adalah blog yang sudah menggunakan TLD (Top Level Domain). TLD berfungsi untuk memperpendek domain sekaligus mentahbiskan identitas, misalnya (dot)id atau (dot)org. Tentunya, TLD terpopuler adalah (dot)com yang banyak digunakan untuk website komersial. Oh ya, TLD ini berbayar kita bisa membelinya via platform blog yang digunakan atau via 3rd party (pihak ketiga).

Salah satu fungsi TLD adalah menaikkan nilai jual blog dan branding. Untuk public figure, praktisi, so called influencer atau whose trying to be the next one TLD ini penting, karena mengesankan like a pro ✔️. Aku belum menggunakan TLD karena belum ada urgensi, selain itu aku masih khawatir dengan resiko konten blog yang hilang gegara migrasi domain. Yha~ sering terjadi 😅.

FYI. Blog veteran macem The Creme de La Crope (Evita Nuh), Hot Chocolate & Mint (Diana Rikasari) dan Life is an Absurd Journey (Marishcka Prudence) masih betah menggunakan domain bawaan platform blog yang digunakan 😁. Dulu aku sering merasa amaze kalau menemukan blog dengan TLD, sekarang mah B aja. Syudah byasa... 😌.

NAMA 

Sampailah kita di bagian yang paling bikin galau hehe Urusan menamai blog ini sama peliknya dengan urusan menamai bayi yang belum lahir karena nama inilah yang akan diingat dan dicari di search engine. Nama disini sangat penting karena akan mempengaruhi branding dari blog kita buat.

Dulu kita cenderung menamai blog sesuai dengan hal yang relate dengan kepribadian kita, mudahnya adalah hal yang disukai macem Kambing Jantan (Raditya Dika), Cumi Lebay (Muhammad Adi) dan Okke Sepatu Merah (Oktarina). Kalau mau lebih indie ada Sadgenic (Rahne Putri) dan A Diary of The Riotous Belle (Sonia Eryka).

Saat itu menggunakan nama sendiri sebagai nama blog nggak begitu lazim karena konsep self branding-nya bukan berdasarkan pada the one behind the blog melainkan langsung content of the blog, jadi apa pun namanya blognya selama kontennya asyik orang pasti akan ingat dan kembali blogwaking. Yang terjadi sekarang malah kebalikannya, ingat nama blognya namun amnesia dengan kontennya 🥺.

Saranku, pilihlah nama terbaik untuk blog karena nama adalah doa, nggak masalah apakah nama blognya akan merepresentasikan persona atau merepresentasikan konten, sejauh kalyan suka dan merasa nyaman everything is gonna be owkay.

MENULISLAH!

Kalau skenario adalah tulang punggung sebuah film, maka konten adalah tulang punggung sebuah blog. Mungkin itu alasan yang masuk akal mengapa blogger bisa dengan mudahnya menginvasi Instagram, blogger yang kusebutkan diatas hanyalah beberapa nama dari sekian banyak nama yang sukses beradaptasi dengan platform baru yang merubah tatanan dunia macem visi misinya Sunda Empire 🤴.

Ada berbagai jenis konten yang bisa diadaptasikan di blog, termasuk di dalamnya gaya penceritaan dan penulisan. Berdasarkan preferensi pribadi ada beberapa konten blog yang kusuka, beberapa diantaranya adalah tentang homebodies, lifestyle dan travelling. Kusuka juga gaya penceritaan dan penulisan yang santai namun informatif.

Tulislah apa yang ingin kalyan tulis, seakan-akan kalyan sedang menulis untuk diri sendiri. Kalau bisa bangunlah mood baik (kalau bisa sejak awal hari) agar bisa lebih fokus dan nggak terdistraksi sana sini. Meski sudah lama aku masih ingat temanku pernah nge-tweet yang isinya kurang lebih begini; Pada awalnya menulis itu mesti dipaksakan, tapi setelah beberapa waktu (proses menulis) akan mengalir seperti air. 

Saranku, jujurlah saat menulis, karena you are what you write... 😊.

***

Membuat blog itu mudah, yang sulit adalah mempertahankan konsistensi kontennya..
Terima kasih sudah membaca 😊 Kapan-kapan kulanjut lagi.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Draft post ini terangkai dalam pikiranku saat berada di Yoshinoya di bulan Oktober hampir setahun yang lalu. Selama menunggu Beef Bowl-ku diantar ke meja, aku kembali memikirkan apa yang sudah ku lalui di hari itu demi bisa duduk di tempatku, masih dengan pakaian yang basah dengan hujan yang tak kunjung reda. 

Aku memulai hariku seperti byasa, karena hari itu adalah hari Sabtu maka aku menunda sarapanku atas nama kesantuyan, pun dengan mandi 🤭. Menjelang tengah hari aku dikabari bahwa aku mesti meng-cover pekerjaan temanku yang sedang cuti untuk; membeli kantung plastik di Cibadak, mengantarkannya ke tukang sablon di Pagarsih dan nge-print thank you card di Angkasa Putra.

Terdengar mudah bukan? 😌

Setelah menyelesaikan pekerjaan domestik dan sarapan (yang malah makin kesiangan 😋) aku  pergi ke Cibadak menuju toko plastik yang direkomendasikan oleh temanku. Sialnya, kantung plastik yang diinginkan sedang out of stock. Otentcu, aku diminta untuk mencari kantung plastik di toko lain, meski tahu bahwa di Cibadak hanya ada satu toko yang menjual kantung plastik seperti yang diinginkan.

Yha~ aku kemudian berjalan menyusuri Cibadak, kemudian menyusuri Astana Anyar, kemudian menyusuri Kebon Jati, kemudian menyusuri Otista dan kembali ke Cibadak. Sudah pasti hasilnya nihil 🙃. Aku memang terbiasa untuk berjalan kaki karena lebih mudah untuk keluar masuk toko dan yha~ hal semacam ini bukanlah hal baru untukku. 

Masalahnya adalah, kantung plastik yang diinginkan adalah kantung plastik putih susu dengan handle berwarna hitam, sedang yang ada di toko adalah kantung plastik putih susu dengan handle berwarna pink. Yap. Kantung plastik yang sama (persis) dengan (warna) handle yang berbeda.

Saat itu aku hanya memiliki sub-source sebagai jembatan karena main source-nya beda server 🇺🇲🇮🇩 jadi aku mesti menunggu instruksi dan informasi dari sub-source. Yawww... hari menjelang sore dan hujan turun rintik-rintik, tapi keputusan tentang kantung plastik putih susu belum ada.

Di saat pegawai toko mulai memasukkan etalase trotoarnya, barulah aku mendapatkan informasi bahwa aku mesti membeli kantung plastik susu (dengan handle berwarna pink) sebanyak 2 pak. Nggak usahlah ditanya seberat apa karena tanganku pun sakit saat membawanya. 

Aku kemudian memakai jaket water ressistant-ku yang sebenarnya nggak sekeren istilahnya LOL, berharap smartphone-ku memiliki cukup baterai karena mesti mencari alamat tukang sablon yang nggak bisa match dengan koordinat di GPS 😭. Ketimbang menunggu hal yang nggak pasti kuputuskan untuk berjalan menuju Pagarsih. Lagi-lagi. Ini bukanlah hal yang baru untukku.

Hujan yang tadi turun rintik-rintik mulai berubah semakin deras. Sambil berteduh dan mengistirahatkan tangan aku memikirkan rute terbaik menuju koordinat tukang sablon. Menurut GPS (yang akhirnya bisa kuandalkan), jarakku dengan koordinat tukang sablon tak sampai 1 km dan posisinya berada di belakang ruko tempatku berteduh. 

Semakin lama hujan turun semakin deras, sungai kecil yang berada di dekat ruko tempatku berteduh mulai terisi dan debit airnya terlihat semakin meninggi. Pemilik ruko dan beberapa warlok mulai memindahkan barang-barang dan mengamankan kendaraan. Lagi-lagi. Ketimbang menunggu hal yang nggak pasti kuputuskan untuk menghampiri koordinat tukang sablon. Lebih cepat lebih baik bukan?

Saat menuju koordinat tukang sablon, air hujan (yang nantinya menjadi cai cileuncang) sudah mengaliri sisi-sisi trotoar, berebut memasuki gorong-gorong. Kupikir ini semua akan berakhir saat aku sampai di koordinat tukang sablon, karenanya aku mempercepat langkahku. 

Kamu tahu?

Aku dan koordinat tukang sablon hanya terpisahkan oleh satu jembatan kecil dan aku tinggal menyebranginya. Sialnya, curah hujan yang tinggi membuat sungai kecil itu meluap, mengantarkan airnya ke sepatuku yang sudah terlanjur basah. Aku hanya bisa melongo, masih berpikir bagaimana caranya menyebrangi jembatan yang sedang huru hara tanpa mesti terseret arus.


Berkali-kali aku menguatkan niat sekaligus memikirkan konsekuensi apa yang akan kudapatkan kalau tetap nekat menyebranginya. Namun melihat hujan curah hujan yang semakin tinggi, jaket water ressistant-ku yang akhirnya merembes dan luapan air sungai yang semakin menjadi-jadi, aku memutuskan untuk ikut berteduh dengan orang-orang yang senasib denganku.

Sambil menunggu sub source-ku memberikan solusi untuk keadaanku, yang mana lamaaa... (pake banget), aku menanyakan (kepada orang-orang yang berteduh) adakah kemungkinan jalan lain menuju koordinat tukang sablon. Masih berharap bisa segera menyelesaikan pekerjaanku di penghujung hari. 

Lagi-lagi. Ketimbang menunggu hal yang nggak pasti kuputuskan untuk mencari jalan lain menuju koordinat tukang sablon. Voila! Aku berhasil menemukan rute lain menuju koordinat tukang sablon via GPS dan langsung berjalan menuju kesana. Hujan masih belum reda, meski curahnya nggak setinggi sebelumnya.

Setelah berjalan cukup jauh, lagi-lagi aku dihadapkan pada jembatan kecil dengan debit air yang cukup tinggi. Saat itu belum terlihat indikasi bahwa sungai akan meluap, aku menyebranginya dengan perasaan yakin kali ini akan berhasil. Ternyata, hampir semua jalan menuju koordinat tukang sablon ditutup karena air sudah meluap. 

Saat itu aku baru dikabari sub-source-ku untuk mencari tukang sablon lainnya. 

Tentcunya, yang nggak terkena banjir 😌.

Hahahanjirrr... 🤣

Sialnya, sungai yang tadi kusebrangi sudah meluap menyisakan kepanikan warlok yang sibuk mengamankan barang-barang. Eteh asakan yang hiteris melihat gerobaknya hanyut, ‘Mang sotoy yang gercep bongkar tenda, ibu warung yang teriakannya heboh macem toa, hansip yang riweuh memarkirkan kendaraan di TKP dan remaja tanggung yang asyik mendokumentasikan kejadian terkini.


Baru kali itu aku merasakan bagaimana rasanya nggak jelas berada di tengah-tengah kejadian yang sepertinya akan viral. Aku hanya seseorang yang kebetulan sedang lewat, kebetulan (lagi) kesamprok banjir cileuncang, kebetulan (lagi) sedang berteduh bersama warlok. Yawla... Ingin pulang... Ingin mandi... Ingin rebahan... 😭

Hangatnya cai cileuncang menelusupi kakiku dengan airnya yang cokelat dengan topping sampah yang sesekali lewat. 

Disini. Aku merasa kotor.

Sambil menunggu banjir surut, aku memikirkan tujuanku selanjutnya. Tadinya aku akan langsung menuju Angkasa Putra, namun menimbang keadaan jalanan yang masih banjir dan kesempatan mendapatkan driver ojol yang kecil. Well... kupikir aku mesti memberikan reward untuk diriku sendiri. 

Beef Bowl Yoshinoya enak kali ya... 😋

And there I am... kembali menyusuri jalanan (yang akhirnya lenggang) dengan segala kesialanku di hari itu. Jaket water ressistant yang tinggal nama, pakaian yang mengering seiring waktu, sepatu yang kuyakin penuh dosa, tangan yang pegal maksimal, badan yang lelah dan yha~ perasaan yang campur aduk memikirkan apa yang sudah kulalui dan akan kulalui nanti.

Hari itu mungkin bukanlah hari terbaikku, yha~ kesamprok banjir dua kali mah mana asyik meur, namun aku menemukan banyak pelajaran, yang kupikir sayang kalau hanya kusimpan sendiri. Meski sebenarnya mah apa yang kan kubagikan bukanlah hal yang baru.


Sambil menunggu Beef Bowl-ku diantar ke meja, aku menyusun pelajaranku di hari itu. yakni...

MANUSIA BERENCANA, TUHAN MENENTUKAN

Saat sungai di jembatan pertama meluap, seharusnya aku menghentikan perjalananku, namun karena aku masih keukeuh ingin menyelesaikan pekerjaanku di hari itu aku tetap melanjutkan perjalananku dan kembali dipertemukan dengan sungai di jembatan kedua (yang juga) meluap. 

Seperti yang sudah kubilang, yha~ kesamprok banjir dua kali mah mana asyik meur.

Aku baru menyadari hal itu saat berada di tengah-tengah kepanikan warlok yang sibuk mengamankan barang-barang, di satu sisi aku merasa menyesal nggak bersikap peka namun di sisi lain aku merasa puas sudah berusaha menyelesaikan pekerjaanku. 

Kalau kupikirkan lagi; kok bisa ya aku sengeyel itu??? 😌

Sekeras apa pun memaksa kalau Tuhan belum menghendaki pasti ada aja halangannya... Disini aku merasa relate dengan cerita gagal nikahnya orang-orang 😁.

Kebayang nggak sih kalau aku sampai di koordinat tukang sablon lebih dulu, kemungkinan besar aku akan lebih berjibaku dengan banjir. Bahkan sekali pun aku sampai, belum tentu tukang sablon itu akan menyanggupi order-anku karena banjir yang sama kemungkinan merendam perangkat sablonnya. 

Sampai sekarang aku nggak tahu bagaimana kabar tukang sablon itu, karena saat ku hubungi esoknya (dan beberapa hari setelahnya) smartphone-nya sudah nggak pernah aktif lagi.

Moral of the story kali ini... (cukup) diambil hikmahnya aja ya... 😅

Kalau aku nggak berjalan menyusuri Astana Anyar mungkin aku nggak akan pernah tahu ada Toko Roti Dji Seng yang menjual roti jadul macem Toko Roti Sidodadi. FYI. Rotinya enak yaini harganya juga murce dan yang paling penting, tokonya lowong nggak sepenuh Toko Roti Sidodadi.

Kalau aku nggak nekat meneruskan perjalananku meski hujan turun dengan derasnya, mungkin aku nggak akan pernah tahu durability jaket water resistant-ku, nggak akan pernah bisa membuktikan sendiri bahwa sepatu berwarna terang lebih mudah ladig ketimbang sepatu berwarna gelap, nggak akan pernah tahu betapa pentingnya wiper kacamata haha.

Kalau aku nggak memutuskan untuk jalan terus mencari jalan lain menuju koordinat tukang sablon, mungkin aku akan bernasib sama dengan orang-orang yang berteduh denganku. Kena banjir guise... Aku baru membaca berita banjir cileuncang Pagarsih ini sebelum tidur. Lumayan parah ternyata... 😢.

Kalau aku nggak memilih untuk memberikan reward untuk diriku sendiri di Yoshinoya, mungkin aku akan kembali menerobos hujan dan terjebak macet pasca banjir. Beruntung aku berada di tempat yang lebih aman (meski outfit sudah nggak nyaman 😭) saat hujan kembali mengguyur Bandung sore itu.

***

Kalau ada satu hal baik di diriku, mungkin itu adalah...

PUSH UNTIL THE LIMIT

Cara kerjaku terkadang agak sporadis, tapi nggak usahlah dipertanyakan sebanyak apa effort yang akan kuberikan. Aku akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan baik dan mencoba setiap kemungkinan yang ada, to make itu true. Mental push until the limit ini ku bangun dan ku dapatkan sejak aku kuliah.

Jadi, ini bukan kali pertamaku berhujan-hujan ria membawa belanjaan dalam rangka tugas / pekerjaan. Bukan kali pertamaku keluar masuk toko mencari barang yang diinginkan. Bukan kali pertamaku berjalan menyusuri jalanan Bandung dengan hasil nihil. 

***

Sejak tahun lalu aku jadi lebih sering memikirkan apa yang sudah kulalui sepanjang hari sebelum tidur, selalu amazed karena nggak pernah mengira aku bisa sampai sejauh ini.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay~

Seperti tahun-tahun sebelumnya, memasuki musim hujan (yang mana masih merupakan bagian dari rangkaian musim pancaroba 😉) aku mempersiapkan diri dengan menyetok berbagai vitamin, suplemen dan kawan-kawannya. Nah, dengan adanya COVID-19 di awal tahun, yang ada persiapan musim hujanku dipercepat. 

Masker yang lenyap, vitamin C yang langka, apotik yang tutup, rumah sakit yang over capacity dan berbagai hal yang terjadi di luar kendali membuatku semakin concern dengan keselamatan diri. Terutama hal-hal yang menyangkut kesehatan, karena kalau bukan diri sendiri siapa yang akan peduli?

Gegara COVID-19 yang masih belum tahu kapan kelarnya ini 😅, sudah dipastikan bahwa dalam waktu dekat ini nggak akan main atau liburan ke luar kota. Jadi budget yang sebelumnya dipersiapkan untuk main bisa dialihkan untuk menyetok berbagai vitamin, suplemen dan kawan-kawannya ✨👌🏻. Plus, meningkatkan kualitas hidup dengan makan dan jajan berfaedah *inisih yang sebenarnya bikin bangkrut 🤣.

Berbagai vitamin, suplemen dan kawan-kawannya ini nggak selalu rutin kugunakan, sesuai kebutuhan aja, jadi setiap bulannya bisa berbeda-beda. Kecuali kalau memang mesti rutin macem honey-lemon-shot atau Tolak Angin haha 😁 Owkay, biar nggak kelamaan intro-nya... inilah list healthing-ku yang kususun berdasarkan mood.

HONEY-LEMON-SHOT

Salah satu yang nggak boleh terlewatkan, apalagi di musim pancaroba adalah honey-lemon-shot. Untukku honey-lemon-shot ini penting untuk mengawali hari bebas masuk angin 😁 Karena ku malay nggak ada duwa saat memeras lemonnya di pagi hari, aku pernah mengganti lemonnya dengan lemon perasan dalam botol, tapi nggak lama ya sebab rasanya menjadi agak pahit menjelang habis. Yha~ mungkin nyampe bagian bijinya 😌.

GINGER-HONEY-LEMON
Sebab ku sudah malay memeras lemon di pagi hari, maka ku membuat ginger-honey-lemon (tanpa shot 😉). Di awal COVID-19 outbreak minuman prebiotik ini pernah hype berbarengan dengan Dalgona Coffee. Kalau dibandingkan dengan honey-lemon-shot, ginger-honey-lemon ini memiliki tekstur yang lebih cair dan memiliki aroma jahe. Aku sih yes karena cara membuatnya mudah dan memudahkanku yang paginya suka hectic nggak jelas *heu 😁.


TOLAK ANGIN
Belum lengkap rasanya list healthing ini kalau nggak memasukkan legend permasuk anginan, yap, apalagi kalau bukan Tolak Angin. Setiap kali bepergian aku selalu berusaha membawa Tolak Angin karena yakin bakal masuk angin atau sekedar pegal efek di perjalanan. Juwara banget niya yang menciptakan Tolak Angin sachet, nggak perlulah masuk angin bikin parem kocok dulu. 


SIDO MUNCUL BILBERRY CARROT
Aku membeli Sido Muncul Bilberry Carrot ini gegara mataku siwer kelamaan mantengin layar netbook, kecapekan 😳. Saat itu, Blackmores Lutein harganya sudah nggak make sense karena ikutan kena getok. Untungnya, Sido Muncul punya Bilberry Carrot, untukku efeknya langsung terasa jadi ya kayanya bakalan lanjut.


HERBILOGY KUNYIT TEMULAWAK 
Untuk mengatasi masalah pencernaan laten aku pakenya Herbilogy Kunyit Temulawak, so far it’s work on me... seenggaknya aku nggak sering kembung macem yang lalu-lalu. Sebelumnya aku pernah pake Herbilogy versi serbuknya tapi kupikir kurang efisien ya, malay pisan... 😅 mana kadang takarannya suka lupa-lupa ingat hehe Yang kapsul lebih praktis ✨👌🏻.


HERBANA BLACK SEED
Saat COVID-19 outbreak Herbana adalah salah satu yang terkena imbasnya, barangnya sold out. Sekalinya restock cepat banget habisnya, kalah check out nih 😁 Kalau untuk khasiatnya aku sih so-so karena kalau dibilang ada efeknya mungkin ada tapi B aja, tapi kalau dibilang dibilang nggak ada efeknya ya nggak gitu juga. Mungkin sebenarnya ada khasiatnya, tapi nggak begitu terasa 😕.


BOTANINA HAND SPRAY, CLEANZE, COLD & FLU
Aku membeli Botanina Hand Spray dan Cleanze ini yang bundle ya jadi dapetnya travel size. Untuk Botanina Hand Spray aku pakenya gantian dengan hand sanitizer lain, sebagai selingan biar tangannya nggak burik kena antiseptic mulu 😄 Aromanya enak ya, kesat-kesat gimana gitu macem sereh. Cuma karena bentuknya spray jadi cepat habis. 

Untuk membersihkan permukaan (surface) aku pakenya Botanina Cleanze, itu juga kalau lagi ingat ya seringnya lupa haha Yang paling sering kubersihkan pake Cleanze tentcunya adalah smartphone, netbook dan jam tangan. Tapi aku pernah juga kok membersihkan helm dan rice cooker pake Cleanze, yha~ parno sama sotoy memang beda tipis 😌.

Kalau cuaca lagi nggak enak (yang mana ngaruh ke badan juga) macem belakangan ini biasanya aku pake Botanina Cold & Flu bukan cuma di bantal, kasur dan selimut tapi sampai kerah baju dan rambut segala 😁 Aromanya enak ya, bikin plong... makanya kadang aku suka pake meski nggak lagi demam atau flu, tidurnya jadi terasa lebih nyenyak 💤. 


VITAMIN C IPI
Ngaku deh... saat kecil pasti pernah kan disuruh minum vitamin C IPI ini 🤭 Saat COVID-19 outbreak kan vitamin C sudah dicari, kalau pun ada harganya digetok semena-mena. Kupikir nggak ada salahnya untuk membeli vitamin C IPI ini, daripada nggak ada banget yekan hehe Kandungan vitamin C-nya memang kecil, tapi sesuailah dengan harganya.


NUSAROMA OIL
Sebagaimana netyzen rajin yang bacain blog-nya Living Loving, tentcunya aku juga cukup mengikuti tentang per-oil-an. Penting nggak penting sih sebenarnya. Tapi kalau melihat gimana hype-nya kupikir per-oil-an ini ada ada benarnya haha dan yha~ kupikir aku pun mesti ikutan mencoba. Alasanku memilih oil dari Nusaroma ketimbang Young Living adalah karena harganya yang cenderung stabil. Oh ya... Aku lebih sering pake oil ini di humidifier ketimbang dioleskan langsung ke kulit.


***

Menjelang musim hujan ini kemungkinan list healting-ku akan bertambah hehe 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates