Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Draft post ini terangkai dalam pikiranku saat berada di Yoshinoya di bulan Oktober hampir setahun yang lalu. Selama menunggu Beef Bowl-ku diantar ke meja, aku kembali memikirkan apa yang sudah ku lalui di hari itu demi bisa duduk di tempatku, masih dengan pakaian yang basah dengan hujan yang tak kunjung reda. 

Aku memulai hariku seperti byasa, karena hari itu adalah hari Sabtu maka aku menunda sarapanku atas nama kesantuyan, pun dengan mandi 🤭. Menjelang tengah hari aku dikabari bahwa aku mesti meng-cover pekerjaan temanku yang sedang cuti untuk; membeli kantung plastik di Cibadak, mengantarkannya ke tukang sablon di Pagarsih dan nge-print thank you card di Angkasa Putra.

Terdengar mudah bukan? 😌

Setelah menyelesaikan pekerjaan domestik dan sarapan (yang malah makin kesiangan 😋) aku  pergi ke Cibadak menuju toko plastik yang direkomendasikan oleh temanku. Sialnya, kantung plastik yang diinginkan sedang out of stock. Otentcu, aku diminta untuk mencari kantung plastik di toko lain, meski tahu bahwa di Cibadak hanya ada satu toko yang menjual kantung plastik seperti yang diinginkan.

Yha~ aku kemudian berjalan menyusuri Cibadak, kemudian menyusuri Astana Anyar, kemudian menyusuri Kebon Jati, kemudian menyusuri Otista dan kembali ke Cibadak. Sudah pasti hasilnya nihil 🙃. Aku memang terbiasa untuk berjalan kaki karena lebih mudah untuk keluar masuk toko dan yha~ hal semacam ini bukanlah hal baru untukku. 

Masalahnya adalah, kantung plastik yang diinginkan adalah kantung plastik putih susu dengan handle berwarna hitam, sedang yang ada di toko adalah kantung plastik putih susu dengan handle berwarna pink. Yap. Kantung plastik yang sama (persis) dengan (warna) handle yang berbeda.

Saat itu aku hanya memiliki sub-source sebagai jembatan karena main source-nya beda server 🇺🇲🇮🇩 jadi aku mesti menunggu instruksi dan informasi dari sub-source. Yawww... hari menjelang sore dan hujan turun rintik-rintik, tapi keputusan tentang kantung plastik putih susu belum ada.

Di saat pegawai toko mulai memasukkan etalase trotoarnya, barulah aku mendapatkan informasi bahwa aku mesti membeli kantung plastik susu (dengan handle berwarna pink) sebanyak 2 pak. Nggak usahlah ditanya seberat apa karena tanganku pun sakit saat membawanya. 

Aku kemudian memakai jaket water ressistant-ku yang sebenarnya nggak sekeren istilahnya LOL, berharap smartphone-ku memiliki cukup baterai karena mesti mencari alamat tukang sablon yang nggak bisa match dengan koordinat di GPS 😭. Ketimbang menunggu hal yang nggak pasti kuputuskan untuk berjalan menuju Pagarsih. Lagi-lagi. Ini bukanlah hal yang baru untukku.

Hujan yang tadi turun rintik-rintik mulai berubah semakin deras. Sambil berteduh dan mengistirahatkan tangan aku memikirkan rute terbaik menuju koordinat tukang sablon. Menurut GPS (yang akhirnya bisa kuandalkan), jarakku dengan koordinat tukang sablon tak sampai 1 km dan posisinya berada di belakang ruko tempatku berteduh. 

Semakin lama hujan turun semakin deras, sungai kecil yang berada di dekat ruko tempatku berteduh mulai terisi dan debit airnya terlihat semakin meninggi. Pemilik ruko dan beberapa warlok mulai memindahkan barang-barang dan mengamankan kendaraan. Lagi-lagi. Ketimbang menunggu hal yang nggak pasti kuputuskan untuk menghampiri koordinat tukang sablon. Lebih cepat lebih baik bukan?

Saat menuju koordinat tukang sablon, air hujan (yang nantinya menjadi cai cileuncang) sudah mengaliri sisi-sisi trotoar, berebut memasuki gorong-gorong. Kupikir ini semua akan berakhir saat aku sampai di koordinat tukang sablon, karenanya aku mempercepat langkahku. 

Kamu tahu?

Aku dan koordinat tukang sablon hanya terpisahkan oleh satu jembatan kecil dan aku tinggal menyebranginya. Sialnya, curah hujan yang tinggi membuat sungai kecil itu meluap, mengantarkan airnya ke sepatuku yang sudah terlanjur basah. Aku hanya bisa melongo, masih berpikir bagaimana caranya menyebrangi jembatan yang sedang huru hara tanpa mesti terseret arus.


Berkali-kali aku menguatkan niat sekaligus memikirkan konsekuensi apa yang akan kudapatkan kalau tetap nekat menyebranginya. Namun melihat hujan curah hujan yang semakin tinggi, jaket water ressistant-ku yang akhirnya merembes dan luapan air sungai yang semakin menjadi-jadi, aku memutuskan untuk ikut berteduh dengan orang-orang yang senasib denganku.

Sambil menunggu sub source-ku memberikan solusi untuk keadaanku, yang mana lamaaa... (pake banget), aku menanyakan (kepada orang-orang yang berteduh) adakah kemungkinan jalan lain menuju koordinat tukang sablon. Masih berharap bisa segera menyelesaikan pekerjaanku di penghujung hari. 

Lagi-lagi. Ketimbang menunggu hal yang nggak pasti kuputuskan untuk mencari jalan lain menuju koordinat tukang sablon. Voila! Aku berhasil menemukan rute lain menuju koordinat tukang sablon via GPS dan langsung berjalan menuju kesana. Hujan masih belum reda, meski curahnya nggak setinggi sebelumnya.

Setelah berjalan cukup jauh, lagi-lagi aku dihadapkan pada jembatan kecil dengan debit air yang cukup tinggi. Saat itu belum terlihat indikasi bahwa sungai akan meluap, aku menyebranginya dengan perasaan yakin kali ini akan berhasil. Ternyata, hampir semua jalan menuju koordinat tukang sablon ditutup karena air sudah meluap. 

Saat itu aku baru dikabari sub-source-ku untuk mencari tukang sablon lainnya. 

Tentcunya, yang nggak terkena banjir 😌.

Hahahanjirrr... 🤣

Sialnya, sungai yang tadi kusebrangi sudah meluap menyisakan kepanikan warlok yang sibuk mengamankan barang-barang. Eteh asakan yang hiteris melihat gerobaknya hanyut, ‘Mang sotoy yang gercep bongkar tenda, ibu warung yang teriakannya heboh macem toa, hansip yang riweuh memarkirkan kendaraan di TKP dan remaja tanggung yang asyik mendokumentasikan kejadian terkini.


Baru kali itu aku merasakan bagaimana rasanya nggak jelas berada di tengah-tengah kejadian yang sepertinya akan viral. Aku hanya seseorang yang kebetulan sedang lewat, kebetulan (lagi) kesamprok banjir cileuncang, kebetulan (lagi) sedang berteduh bersama warlok. Yawla... Ingin pulang... Ingin mandi... Ingin rebahan... 😭

Hangatnya cai cileuncang menelusupi kakiku dengan airnya yang cokelat dengan topping sampah yang sesekali lewat. 

Disini. Aku merasa kotor.

Sambil menunggu banjir surut, aku memikirkan tujuanku selanjutnya. Tadinya aku akan langsung menuju Angkasa Putra, namun menimbang keadaan jalanan yang masih banjir dan kesempatan mendapatkan driver ojol yang kecil. Well... kupikir aku mesti memberikan reward untuk diriku sendiri. 

Beef Bowl Yoshinoya enak kali ya... 😋

And there I am... kembali menyusuri jalanan (yang akhirnya lenggang) dengan segala kesialanku di hari itu. Jaket water ressistant yang tinggal nama, pakaian yang mengering seiring waktu, sepatu yang kuyakin penuh dosa, tangan yang pegal maksimal, badan yang lelah dan yha~ perasaan yang campur aduk memikirkan apa yang sudah kulalui dan akan kulalui nanti.

Hari itu mungkin bukanlah hari terbaikku, yha~ kesamprok banjir dua kali mah mana asyik meur, namun aku menemukan banyak pelajaran, yang kupikir sayang kalau hanya kusimpan sendiri. Meski sebenarnya mah apa yang kan kubagikan bukanlah hal yang baru.


Sambil menunggu Beef Bowl-ku diantar ke meja, aku menyusun pelajaranku di hari itu. yakni...

MANUSIA BERENCANA, TUHAN MENENTUKAN

Saat sungai di jembatan pertama meluap, seharusnya aku menghentikan perjalananku, namun karena aku masih keukeuh ingin menyelesaikan pekerjaanku di hari itu aku tetap melanjutkan perjalananku dan kembali dipertemukan dengan sungai di jembatan kedua (yang juga) meluap. 

Seperti yang sudah kubilang, yha~ kesamprok banjir dua kali mah mana asyik meur.

Aku baru menyadari hal itu saat berada di tengah-tengah kepanikan warlok yang sibuk mengamankan barang-barang, di satu sisi aku merasa menyesal nggak bersikap peka namun di sisi lain aku merasa puas sudah berusaha menyelesaikan pekerjaanku. 

Kalau kupikirkan lagi; kok bisa ya aku sengeyel itu??? 😌

Sekeras apa pun memaksa kalau Tuhan belum menghendaki pasti ada aja halangannya... Disini aku merasa relate dengan cerita gagal nikahnya orang-orang 😁.

Kebayang nggak sih kalau aku sampai di koordinat tukang sablon lebih dulu, kemungkinan besar aku akan lebih berjibaku dengan banjir. Bahkan sekali pun aku sampai, belum tentu tukang sablon itu akan menyanggupi order-anku karena banjir yang sama kemungkinan merendam perangkat sablonnya. 

Sampai sekarang aku nggak tahu bagaimana kabar tukang sablon itu, karena saat ku hubungi esoknya (dan beberapa hari setelahnya) smartphone-nya sudah nggak pernah aktif lagi.

Moral of the story kali ini... (cukup) diambil hikmahnya aja ya... 😅

Kalau aku nggak berjalan menyusuri Astana Anyar mungkin aku nggak akan pernah tahu ada Toko Roti Dji Seng yang menjual roti jadul macem Toko Roti Sidodadi. FYI. Rotinya enak yaini harganya juga murce dan yang paling penting, tokonya lowong nggak sepenuh Toko Roti Sidodadi.

Kalau aku nggak nekat meneruskan perjalananku meski hujan turun dengan derasnya, mungkin aku nggak akan pernah tahu durability jaket water resistant-ku, nggak akan pernah bisa membuktikan sendiri bahwa sepatu berwarna terang lebih mudah ladig ketimbang sepatu berwarna gelap, nggak akan pernah tahu betapa pentingnya wiper kacamata haha.

Kalau aku nggak memutuskan untuk jalan terus mencari jalan lain menuju koordinat tukang sablon, mungkin aku akan bernasib sama dengan orang-orang yang berteduh denganku. Kena banjir guise... Aku baru membaca berita banjir cileuncang Pagarsih ini sebelum tidur. Lumayan parah ternyata... 😢.

Kalau aku nggak memilih untuk memberikan reward untuk diriku sendiri di Yoshinoya, mungkin aku akan kembali menerobos hujan dan terjebak macet pasca banjir. Beruntung aku berada di tempat yang lebih aman (meski outfit sudah nggak nyaman 😭) saat hujan kembali mengguyur Bandung sore itu.

***

Kalau ada satu hal baik di diriku, mungkin itu adalah...

PUSH UNTIL THE LIMIT

Cara kerjaku terkadang agak sporadis, tapi nggak usahlah dipertanyakan sebanyak apa effort yang akan kuberikan. Aku akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaanku dengan baik dan mencoba setiap kemungkinan yang ada, to make itu true. Mental push until the limit ini ku bangun dan ku dapatkan sejak aku kuliah.

Jadi, ini bukan kali pertamaku berhujan-hujan ria membawa belanjaan dalam rangka tugas / pekerjaan. Bukan kali pertamaku keluar masuk toko mencari barang yang diinginkan. Bukan kali pertamaku berjalan menyusuri jalanan Bandung dengan hasil nihil. 

***

Sejak tahun lalu aku jadi lebih sering memikirkan apa yang sudah kulalui sepanjang hari sebelum tidur, selalu amazed karena nggak pernah mengira aku bisa sampai sejauh ini.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay~

Seperti tahun-tahun sebelumnya, memasuki musim hujan (yang mana masih merupakan bagian dari rangkaian musim pancaroba 😉) aku mempersiapkan diri dengan menyetok berbagai vitamin, suplemen dan kawan-kawannya. Nah, dengan adanya COVID-19 di awal tahun, yang ada persiapan musim hujanku dipercepat. 

Masker yang lenyap, vitamin C yang langka, apotik yang tutup, rumah sakit yang over capacity dan berbagai hal yang terjadi di luar kendali membuatku semakin concern dengan keselamatan diri. Terutama hal-hal yang menyangkut kesehatan, karena kalau bukan diri sendiri siapa yang akan peduli?

Gegara COVID-19 yang masih belum tahu kapan kelarnya ini 😅, sudah dipastikan bahwa dalam waktu dekat ini nggak akan main atau liburan ke luar kota. Jadi budget yang sebelumnya dipersiapkan untuk main bisa dialihkan untuk menyetok berbagai vitamin, suplemen dan kawan-kawannya ✨👌🏻. Plus, meningkatkan kualitas hidup dengan makan dan jajan berfaedah *inisih yang sebenarnya bikin bangkrut 🤣.

Berbagai vitamin, suplemen dan kawan-kawannya ini nggak selalu rutin kugunakan, sesuai kebutuhan aja, jadi setiap bulannya bisa berbeda-beda. Kecuali kalau memang mesti rutin macem honey-lemon-shot atau Tolak Angin haha 😁 Owkay, biar nggak kelamaan intro-nya... inilah list healthing-ku yang kususun berdasarkan mood.

HONEY-LEMON-SHOT

Salah satu yang nggak boleh terlewatkan, apalagi di musim pancaroba adalah honey-lemon-shot. Untukku honey-lemon-shot ini penting untuk mengawali hari bebas masuk angin 😁 Karena ku malay nggak ada duwa saat memeras lemonnya di pagi hari, aku pernah mengganti lemonnya dengan lemon perasan dalam botol, tapi nggak lama ya sebab rasanya menjadi agak pahit menjelang habis. Yha~ mungkin nyampe bagian bijinya 😌.

GINGER-HONEY-LEMON
Sebab ku sudah malay memeras lemon di pagi hari, maka ku membuat ginger-honey-lemon (tanpa shot 😉). Di awal COVID-19 outbreak minuman prebiotik ini pernah hype berbarengan dengan Dalgona Coffee. Kalau dibandingkan dengan honey-lemon-shot, ginger-honey-lemon ini memiliki tekstur yang lebih cair dan memiliki aroma jahe. Aku sih yes karena cara membuatnya mudah dan memudahkanku yang paginya suka hectic nggak jelas *heu 😁.


TOLAK ANGIN
Belum lengkap rasanya list healthing ini kalau nggak memasukkan legend permasuk anginan, yap, apalagi kalau bukan Tolak Angin. Setiap kali bepergian aku selalu berusaha membawa Tolak Angin karena yakin bakal masuk angin atau sekedar pegal efek di perjalanan. Juwara banget niya yang menciptakan Tolak Angin sachet, nggak perlulah masuk angin bikin parem kocok dulu. 


SIDO MUNCUL BILBERRY CARROT
Aku membeli Sido Muncul Bilberry Carrot ini gegara mataku siwer kelamaan mantengin layar netbook, kecapekan 😳. Saat itu, Blackmores Lutein harganya sudah nggak make sense karena ikutan kena getok. Untungnya, Sido Muncul punya Bilberry Carrot, untukku efeknya langsung terasa jadi ya kayanya bakalan lanjut.


HERBILOGY KUNYIT TEMULAWAK 
Untuk mengatasi masalah pencernaan laten aku pakenya Herbilogy Kunyit Temulawak, so far it’s work on me... seenggaknya aku nggak sering kembung macem yang lalu-lalu. Sebelumnya aku pernah pake Herbilogy versi serbuknya tapi kupikir kurang efisien ya, malay pisan... 😅 mana kadang takarannya suka lupa-lupa ingat hehe Yang kapsul lebih praktis ✨👌🏻.


HERBANA BLACK SEED
Saat COVID-19 outbreak Herbana adalah salah satu yang terkena imbasnya, barangnya sold out. Sekalinya restock cepat banget habisnya, kalah check out nih 😁 Kalau untuk khasiatnya aku sih so-so karena kalau dibilang ada efeknya mungkin ada tapi B aja, tapi kalau dibilang dibilang nggak ada efeknya ya nggak gitu juga. Mungkin sebenarnya ada khasiatnya, tapi nggak begitu terasa 😕.


BOTANINA HAND SPRAY, CLEANZE, COLD & FLU
Aku membeli Botanina Hand Spray dan Cleanze ini yang bundle ya jadi dapetnya travel size. Untuk Botanina Hand Spray aku pakenya gantian dengan hand sanitizer lain, sebagai selingan biar tangannya nggak burik kena antiseptic mulu 😄 Aromanya enak ya, kesat-kesat gimana gitu macem sereh. Cuma karena bentuknya spray jadi cepat habis. 

Untuk membersihkan permukaan (surface) aku pakenya Botanina Cleanze, itu juga kalau lagi ingat ya seringnya lupa haha Yang paling sering kubersihkan pake Cleanze tentcunya adalah smartphone, netbook dan jam tangan. Tapi aku pernah juga kok membersihkan helm dan rice cooker pake Cleanze, yha~ parno sama sotoy memang beda tipis 😌.

Kalau cuaca lagi nggak enak (yang mana ngaruh ke badan juga) macem belakangan ini biasanya aku pake Botanina Cold & Flu bukan cuma di bantal, kasur dan selimut tapi sampai kerah baju dan rambut segala 😁 Aromanya enak ya, bikin plong... makanya kadang aku suka pake meski nggak lagi demam atau flu, tidurnya jadi terasa lebih nyenyak 💤. 


VITAMIN C IPI
Ngaku deh... saat kecil pasti pernah kan disuruh minum vitamin C IPI ini 🤭 Saat COVID-19 outbreak kan vitamin C sudah dicari, kalau pun ada harganya digetok semena-mena. Kupikir nggak ada salahnya untuk membeli vitamin C IPI ini, daripada nggak ada banget yekan hehe Kandungan vitamin C-nya memang kecil, tapi sesuailah dengan harganya.


NUSAROMA OIL
Sebagaimana netyzen rajin yang bacain blog-nya Living Loving, tentcunya aku juga cukup mengikuti tentang per-oil-an. Penting nggak penting sih sebenarnya. Tapi kalau melihat gimana hype-nya kupikir per-oil-an ini ada ada benarnya haha dan yha~ kupikir aku pun mesti ikutan mencoba. Alasanku memilih oil dari Nusaroma ketimbang Young Living adalah karena harganya yang cenderung stabil. Oh ya... Aku lebih sering pake oil ini di humidifier ketimbang dioleskan langsung ke kulit.


***

Menjelang musim hujan ini kemungkinan list healting-ku akan bertambah hehe 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Helauwww...

Meninggalkan musim kemarau singkat, kupikir sudah saatnya kita mempersiapkan diri menghadapi musim hujan yang menurut prediksi BMKG akan di mulai di bulan Oktober. Setelah sempat vacuum meminum honey-lemon-shot di pagi hari, kupikir sudah saatnya aku kembali ber-honey-lemon-shot ria atas nama immune booster hehe

You know-lah... usia segini kena angin dikit langsung kemrusung haha

Selama meminum honey-lemon-shot aku sudah pernah beberapa kali mengganti madu yang kugunakan, alasan pertama ingin mencoba variasi lain kali aja lebih cocok, sedang alasan yang kedua, well... kali aja ada yang lebih muree hehe

Dibawah ini adalah beberapa madu yang pernah kucoba comblangin untuk dijadikan honey-lemon-shot atas dasar kesotoyan yang HQQ, selain ini ada beberapa lagi cuma aku udah lupa, maklum niya subsidi mama hehe

HONEY LIFE


Aku membeli madu Honey Life ini gegara Madu Uray belum di-restock di Namaste Organic, kemudian ku main ke Toko Organic ternyata sama belum di-restock juga. Sebenarnya madu Honey Life ini enak ya, tapi untukku rasanya terlalu manis. Yang membuatnya nggak cocok untuk dijadikan honey-lemon-shot adalah meski tekstur madunya lebih cair (ketimbang madu Uray) madu Honey Life ini agak susah nge-blend dengan lemon dan air hangatnya, jadi penyajiannya lebih lama.

EZ GOLD TRIGONA


Otentcunya, aku membeli madu EZ Gold Trigona ini dalam rangka promo Agustusan di Shopee-nya Namaste Organic. Madu EZ Gold Trigona ini adalah madu pertama yang kubuat honey-lemon-shot gegara kurang suka dengan rasanya yang agak asam. Yha~ namanya juga Trigona. Yang membuatnya nggak cocok untuk dijadikan honey-lemon-shot adalah karena memang bukan peruntukannya hehe

OH HONEY


Saranku. Udahlah... nggak usah macem-macem, honey-lemon-shot cocoknya pake Madu Uray. Aku membeli Oh Honey Honeycomb ini gegara ingin mencoba variasi baru permaduan dan kebetulan sedang ada promo haha Langsung aja yaw. Yang membuatnya nggak cocok untuk dijadikan honey-lemon-shot adalah karena ribet pake banget (mesti dipotong-potong dulu) dan nggak nge-blend dengan lemon dan air hangatnya. Jadi terpisah macem air dan minyak.

MADU HPAI

Sudah bisa ditebak ya siapa yang beliin haha Sebagai member angin-anginan mamaku pernah membelikan madu HPAI sebagai calon coy honey-lemon-shot. Untuk rasanya nggak begitu manis tapi teksturnya cukup kental jadi agak susah dikeluarkan dari botolnya. Yang membuatnya nggak cocok untuk dijadikan honey-lemon-shot adalah karena aku sudah terlanjur coy dengan Madu Uray haha Tapi tetap aku habiskan kok, sayang cuii...

MADU URAY


Here is the one and only madu yang paling cocok untuk dijadikan honey-lemon-shot. Diantara madu-madu diatas (dan lainnya yang pernah kucoba) Madu Uray adalah pasangan yang tepat untuk lemon dan air hangat, seakan-akan Madu Uray memang tercipta untuk honey-lemon-shot. Coy bangetlah pokoknya. Macem Cakue dan Odading. Bala-bala dan Cengek. Baso Aci dan Cikur. Keduanya bisa saling melengkapi, karenanya tyada kesan tanpa kehadiranmu.

***

Jadi... Jadi... Jadi... Kalau kau ingin membuat honey-lemon-shot pastikan madunya adalah Madu Uray haha Yang lain banyak tapi belum tentu cocok.

Semoga kita bisa menghadapi dan melewati musim hujan dengan sehat ya

Lestari
Yang percaya Indonesia adalah negara 1 musim (pancaroba).
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Hay... Hay... Hay...

Selamat menjalani ke-new normal-an yang semakin lama semakin absurd yakawan... Tetap semangat dan tetap waras 😉. Semoga per-COVID-19-an ini bisa segera tersolusikan, lelah juga yaini setiap kali keluar rumah bawaannya parno mulu 😢. 

Kalau sebelumnya aku sempat membagikan list ceramic tableware yang uwu, kali ini aku akan membagikan list beauty, skin care, make up (or anything you name it) yang (nggak kalah) uwu 😘. Yap. ke-uwu-an ini belum berakhir... Tentcunya kubuat post begini gegara gallery-ku suda dipenuhi screenshot-an yang kupikir agak berharga kalau sampai dihapus haha 😁.

Padahal mah B aja meur... Bisa nge-screenshot lagi 😅.

Sebagaimana ciwik pada umumnya yang tertarik akan hal duniawi yang nggak-penting-tapi-ingin-punya, beauty, skin care, make up (or anything you name it) punya magnet tersendiri yang bisa membuatku bolak balik mentengin akunnya meski sudah tahu kalau caption-nya mah nggak akan berubah 😅. 

Di rentang 5 tahun ke belakang, banyak brand lokal yang bermunculan. Sebuah kemajuan yang berarti ya sebab kali ini bisa dibilang produknya niat banget, baik dari segi produknya sendiri, packaging, produksi, kualitas, konsep dan campaign. Meski masih dalam skala kecil, semuanya dipikirkan dengan matang.

Sebab aku adalah visual person, maka salah satu hal yang menjadi pertimbanganku dalam memilih suatu produk adalah package-nya. Kupikir package adalah wajah yang merepresentasikan suatu produk, sama halnya dengan fungsi ilustrasi cover pada buku.

Selama screen shopping aku menemukan bahwa bukan hanya aku yang memilih produk berdasarkan visual package-nya haha 😄 Hayoloohhh... Ngaku deh :p Kalau dulu ke-uwu-an ini didominasi oleh produk Korea dan Jepang, kini kita juga punya 😉.

Nah, biar nggak kelamaan intro-nya, langsung aja niya kubuat list-nya. Screen shopping: beauty, skin care, make up (or anything you name it) dengan package uwu yang kususun secara alfabetis ✨👌🏻. Oh ya... semuanya berdasarkan preferensiku ya.

DEAR ME @dearmebeauty

Kupikir Dear Me ini adalah salah satu brand yang memiliki konsep dan campaign yang menarik, perputaran produknya terbilang cepat alias sering merilis produk baru. Hampir semua produknya mendapatkan atensi terutama produk kolaborasi. Package-nya pun nggak kalah seru ya, selalu ada yang baru~. 

DEW IT @dew.itskin

Sebagai pendatang baru di ranah per-skin care-an kupikir Dew It sudah mencuri perhatian sedari awal, varian produk yang belum banyak dan kombinasi warna yang menarik tentcunya sayang untuk dilewatkan. Aku sih yes dengan form package-nya yang ginuk gendats gimana gitu hehe 😘 Eh, kecuali pemilihan warna font-nya yang yang agak nyaru, siwer guise bacanya.

EMINA @eminacosmetics

Belum sah rasanya membahas skin care (dan make up) dengan package uwu tanpa mengajak Emina. Kupikir Emina adalah salah satu pionir packaging uwu sebab market target-nya adalah remaja yang notabene diidentikkan dengan sifat youth dan playful. Grafis package-nya uwu dan mostly ukurannya nggak besar jadi lucu aja kalau dibawa kemana-mana.

FANBO @fanbocosmetics

Kini Fanbo lebih memilih untuk re-branding macem Marcks. Meski secara visual uwunya masih nanggung, kupikir Fanbo sudah berusaha dengan baik, mungkin tone color-nya mesti diturunkan dikit biar nggak terlalu mentah hehe. Anyway... nice try Fanbo! 👊🏻👊🏻

HARLETTE BEAUTY @harlettebeauty

Mungkin karena saat ini summer season, beberapa brand menggunakan semangka sebagai spirit produknya, salah satunya adalah Harlette Beauty. Meski masih newbie, package-nya Harlette Beauty ini uwu ya... warnanya soft khas stereotype ciwik feminin. Lagi, pemilihan warna font-nya yang agak nyaru membuatku siwer hehe 😁.

IT’S CHUU @itschuu.id

First impression-ku saat melihat It’s Cuu: Subhanalove... uwu banget... 😍 Icon tetesan kelembabannya ngegemesin, sederhana dan kiyut. Kupikir cocoklah untuk market target remaja yang menginginkan produk murce yang package-nya meyakinkan 😁.

JOYLAB @joylabbeauty

Tadinya kupikir Joylab ini adalah brand Korea macem Banila Co eh ternyata brand lokal, package-nya itu loh ya... playful abis. Warnanya package-nya bright dan font-nya nggak neko-neko jadi bisa terbaca dengan jelas dari jarak sepersekian hasta untukku yang matanya minus 😅, selain itu grafis-nya Joylab ini pengertian banget *laff... ❤️.

KALEY @kaleyskincare

Satu lagi yang uwu... Yap. Ada Kaley disini. Di bio-nya tertulis: people said beauty is pain, but I say beauty is yummy. Yha~ aku juga yes. Apalah artinya produk keren dan uwu kalau nggak ada spark of joy-nya yekan hehe. Package-nya Kaley ini menyenangkan secara visual dan bisa merepresentasikan produknya dengan baik. 

LUXCRIME @luxcrime_id

First impression-ku untuk Luxcrime: ini beneran dijual apa baru prototype? Wkwk Karena package-nya yang terlalu simple ini aku sampai mesti bolak balik ngecekin akunnya, memastikan kalau Luxcrime memang sebuah brand. Yha~ kupikir prototype gegara pemilihan kombinasi warna dan font-nya mengingatkanku pada referensi package di Pinterest saat kuliah.

N’PURE @npureofficial

Aku inget banget niya saat awal dirilis N’Pure ini mengesankan sekali, (karena) jarang-jarang ada brand lokal yang package-nya uwu. Macem breakthrough gitu lah haha Package-nya juga niat, terutama untuk soap bar-nya yang dicetak macem cokelat bar. 

PEARL AND DARLING @pearlanddarling

Package-nya Pearl and Darling ini sedikit banyak mengingatkanku akan ilustrasi thumbnail di awal bab buku Harry Potter. Pemilihan warna dan font-nya menyenangkan secara visual, sekaligus me-refresh mindset-ku bahwa package nggak selalu mesti selaras dengan tone color produknya. 

RRA @rra__official

Salah satu brand lokal dengan icon keren hehe Niat banget niya sampai bikin 3 icon berbeda sesuai dengan karakter produknya, ada Indigo Boi, Rragon dan Ms. Peachy. Package-nya pun nggak kalah niatnya, macem beli mainan baru, uwu uwu uwu pisan hehe Menarique untuk dibeli yaw...

TIFF BODY @tiffbody.official

Meski belum pernah membeli produknya aku cukup mengikuti evolusi package-nya Tiff Body, gimana nggak ngikutin ya reseller-nya banyak haha. Kupikir ilustrasi package-nya Tiff terbaru ini gemay, kalau kata Dek’ Jio mah kiwoyo~... Kalau dibuat versi zodiak kayanya lucu deh 😘 

***

Orait segini dulu yaw, yang brand favorite-nya belum masuk list jangan berkecil hati, nanti kubuat part 2-nya (masih OTW) biar bacanya nggak kepanjangan hehe
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay~

Selamat datang kembali di Studio Lestari (belum punya official name wkwk 🦆)... Semoga harimu semenyenangkan dan senikmeh Klaus waktu dipuja-puja pengikutnya 😉. 

Kalau sebelumnya aku pernah mengulas tentang aplikasi dan game favorite-ku disini. Kali ini aku akan mengulas salah satu aplikasi berfaedah yang membantuku kala kepepet membuat pattern non Adobe dengan singkat dan cepat ✨👌🏻. Nama aplikasinya adalah Flaticon.

Flaticon dan Freepik masihlah terhubung macem Unsplash dan ShutterStock, makanya kalau kau search Flaticon di Google akan muncul search result Freepik juga. Bedanya, Flaticon berfokus pada icon dan pattern sedangkan Freepik berfokus pada template, background dan grafis.

Untuk membuat pattern darurat di Flaticon, yang pertama kali mesti dilakukan adalah membuka www.flaticon.com. Menurutku sih lebih enak pake PC atau laptop, kalau pake smartphone space-nya kurang luas jadi agak kagok dan mesti bolak balik buka tutup tab. Kalau sekedar mencari dan men-download icon tentcunya aku lebih merekomendasikan pake smartphone, lebih cepatzzz... 💨

Nah, kalau ingin membuat pattern yang mesti dilakukan adalah membuka http://flaticon.com/pattern. Aku juga lupa gimana dulunya bisa nyasar membuat pattern di Flaticon, karena kalau di tampilan web-nya mah nggak ada (opsi atau icon yang mengarah pada pembuatan pattern). Jadi langsung aja ya buka url di atas. 


***

1. Ini adalah basic visual saat kita pertama kali berada di http://flaticon.com/pattern, masih bersih ya semuanya... Ohya, karena Flaticon ini berfokus pada icon maka gambar yang akan digunakan adalah icon yang ada di library-nya Flaticon (bukan vector). Kalau masih belum yakin space-nya bersih, klik lagi icon clear-nya.


2. Untuk mendapatkan icon yang diinginkan kita tinggal mengetikkan keyword di tab search. Kemudian akan muncul dua pilihan, yang pertama adalah pack dan yang kedua adalah icon. Bedanya, pack akan mengarahkan kita pada pack yang memiliki icon dengan keyword yang kita ketik, sedang icon langsung mengarah pada icon dengan keyword yang kita ketik. 

In simple terms, pack adalah serian sedang icon adalah eceran (kang dagang pasti ngerti 😁).


3. Setelah search result muncul, kita tinggal memilih icon mana yang ingin digunakan. Bisa dengan cara diklik atau langsung di-drag ke space kosong di sampingnya.


4. Untuk mengaktifkan fungsi cursor pada icon yang dipilih, kita tinggal mengklik icon tersebut sampai muncul lingkaran dengan bulatan serupa cincin. Nah, bulatan itulah cursor-nya. Fungsi cursor meliputi move (memindahkan objek), scale (skala objek) dan rotate (rotasi objek). Ohya, ketika kita (misal) memindahkan suatu objek maka objek yang lain akan mengikuti. Jibeh... 😌


5. Lebih jauhnya lagi, saat kita mengklik suatu objek (dalam hal ini adalah icon) maka akan muncul tab modifikasi diatasnya. Tab tersebut terdiri dari: palette (palet warna), mirror (efek cermin, membolak balik objek), transparency (skala muatan warna), copy (duplikasi), stack (efek tumpang tindih) dan delete (hapus).

Kalau kita nggak suka dengan warna default icon-nya, kita bisa menggantinya dengan warna lain. Ada banyak pilihan warnanya, tinggal atur-atur aja gaess... Kusarankan pake warna yang ada di palette-nya karena kalau pake color picker suka lupa lagi kodenya apa haha 😁


6. Inilah yang akan terjadi kalau kita mengklik random pattern, bener-bener random pattern-nya wkwk


7. Dan inilah yang akan terjadi kalau kita mengklik icon berbintang (yang ada bintang di bawahnya), berbayar gaesss... 🥺


8. Kurang lebih beginilah tampilan pattern-nya, karena setting-nya offset jadi langsung seamless.


9. Kita juga bisa mengganti warna backgrond, yakeles kurang sreg... 


10. Setelah selesai, kita bisa men-download pattern-nya dalam format PNG, JPG, SPV dan B64. Untuk format PNG dan JPG hasilnya adalah gambar dengan format 1:2 seperti di bawah ini.


***

Meski membuatnya terbilang mudah dan asique, pattern yang dibuat dari Flaticon ini resolusinya nggak cocok untuk di-print besar macem kain atau banner karena pasti pecah. Lebih ke penggunaan pribadi macem banner social media atau printilan lucu sih... kalau mau yang resolusinya okcey bisa melipir dulu ke Adobe ya haha Namanya juga pattern darurat...

Sampai bertemu di tutorial selanjutnya yaww...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates