Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.
source

Hampir sebulanan ini aku malay ngeblog karena rewatch serial Game of Thrones 😁.

IYDK. Game of Thrones adalah serial yang diadaptasi oleh HBO dari buku A Song of Ice and Fire yang ditulis oleh George R.R. Martin, genre-nya adalah fantasy yang menceritakan tentang perseteruan 9 klan memperebutkan takhta di Westeros, setting-nya kurang lebih mirip-miriplah dengan The Lords of The Ring universe. Aku suka ceritanya, penuh intrik, mesti mikir, pake penyihir, ada naganya, ada zombie-nya, karakternya banyak (dan terdiri dari berbagai ras), setting-nya keren, CGI-nya apalagi, minim sensor dan yang paling penting nih... durasinya lama 😂😂😂.

Seingatku Senji-lah yang pertama kali merekomendasikan Game of Thrones setiap kali ada yang barteran film di sela-sela jam kuliah, maklum ya gais... selain Rizma, Senji ini termasuk yang rajin nge-download film. Aku pun tadinya minta Game of Thrones untuk nemenin begadang alias cuma butuh suaranya doang biar ‘berasa’ ada temen, eh tapi ujung-ujungnya malah nonton beneran 😊😊😊. So... aku pun ikutan merekomendasikan Game of Thrones setiap kali ada yang mau barteran film, namun fakta bahwa banyak naked scene-lah yang pada akhirnya membuat Game of Thrones populer di jurusanku 😏.

Saking populernya hampir semua temanku tahu tentang Game of Thrones, siapa saja karakter yang ngeselin, siapa saja karakter yang mestinya mati, siapa saja karakter yang bikin penasaran dan scene mana saja yang mesti ditonton berulang-ulang 😏. Karena Game of Thrones aku bahkan pernah sampai berurusan dengan Dekan Fakultas, hemeh banget sih kalau inget ini... 😫. Reputasi menjelang lulus tercoreng gegara bapaknya nggak sengaja melihatku + Teh Acit yang nyender-nyender ngantuk setelah sidang, di sebelah laptopnya Ican yang di-pause tepat di gay scene-nya si Loras 🙈🙉🙊.

Nggak sengaja apes itu nggak enak ya kawand 😑.
Jadi berasa dapet sidang tambahan~ 😱.

Karena Game of Thrones ini rilisnya per season maka mau nggak mau kita mesti sabar menanti sampai tahun depan, nah kalau biasanya aku mendapatkan raw file-nya dari temanku yang rajin download, begitu tinggal di rumah aku agak kesulitan untuk mendapatkan akses menonton Game of Thrones. Makanya aku nggak begitu mengikuti secara runut setiap seasonnya, menclok-menclok, meski masih bisa mengerti alur ceritanya tetep saja banyak yang kelewat. Butuh kesabaran ekstra juga untuk nungguin 1 complete season di Kingkong.

Well... saat itu dirumah pakenya modem jadul yang masih pake kabel jadi kalau mau streaming harus di ruang keluarga, yang berarti sama-sama bisa ditonton 😕. Merasa nggak enak juga kan ya nonton Game of Thrones di TV tapi sebelahan dengan ortu 😕. Eym... Lagian emang situ berani mindahin channel Golden Memories ke Game of Thrones? 😂😂😂.

Belakangan ini aku rewatch Game of Thrones untuk mengisi kekosongan jeda antara What’s Wrong Wrong With Secretary Kim? setiap minggunya. Masih tetep rame kok... Agak malay juga nih kalau dijelasin ceritanya per-season-nya, banyak banget yang bisa diceritain. Biar nggak pusing, bisa kali baca fanblog-nya dulu atau ngintip behind the scenes-nya.

source

Eym ... apa lagi ya? 

Okaylah... sambil menunggu final season Game of Thrones di tahun 2019, aku mau membuat award list versiku~

BEST FEMALE CHARACTER
Daenerys Targaryen - karena doi punya naga dan kayanya... bakal jadian dengan Jon Snow #netyzenhalu 💘💘💘.
Olenna Tyrell - karena masih fit di usia senja dan produktif ngurusin urusan orang 😏.
Brienne of Tarth - karena keren dan konsisten akan janjinya kepada Catelyn Stark.
+
Sansa Stark - karena bisa survives sampai season 7, kusuka quote-nya sebelum mengeksekusi Littlefinger: I’m a slow learner. It’s true... but I’m learn 👏.

BEST MALE CHARACTER
Tyrion Lannister - karena Lannister always pays his debts 👏.
Petyr Baelish | Littlefinger - karena ganteng level oom-oom 😂.
Jorah Mormont - karena... suka aja.

FINALLY (S)HE-DIED-CHARACTER
Joffrey Lannister - karena hidupnya penuh ke-dzhalima-n, nggak mungkin nggak kesel dengan kelakuannya 😠😠😠.
Ramsay Bolton - karena hidupnya penuh ke-dzhalim-an dan ke-munkar-an, mukanya juga ngeselin 😠😠😠.
Viserys Targaryen - karena sotoy dan mengaku fire resistant, nyatanya langsung mati begitu dibuatin mahkota .

WISH (S)HE-DIE-IMMEDIATELY
Cersei Lannister - karena dia adalah sumber masalah di Westeros 💆.

FINALLY (S)HE-STILL-ALIVE
Shireen Baratheon - karena ia adorable.
Wun Wun - karena bisa sangat berguna di peperangan.
Oberyn Martell - karena ganteng level oom-oom 😂.

MOST WASTED DIE
Tommen Lannister - karena sangat nggak bersyukur bisa selamat dari kejadian di High Septon 😫.

HEARTBREAKING SCENE
Red Wedding - karena nggak mengira House of Stark dikhianati si tuwa bhang-khay Walder Frey.

SHOCKING SCENE
Destruction of The Great Sept of Baelor - karena nggak mengira rencana penyelamatan Margaery Tyrell dan Loras Tyrell akan segatot itu.
Massacre at Hardhome - karena kaget diserang White Walkers dan deg-degan ingin cepet-cepet naik ke atas perahu.
The Dragon and The Wolf - karena belum ada yang kasih tau Daenery dan Jon Snow: White Walkers-nya udah sampai The Wall.

INTERESTING FACT
Hodor thingy.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ketimbang mengisi hari Minggu dengan produktif mager kali ini aku mengikuti solid perfume workshop yang diadakan oleh @bionoils di @ruanghasta. Penasaran aja ... karena belakangan ini apa-apa yang berlabel organik (dan kalau bisa DIY 😅) sedang hype, seperti body care, skin care, healthy care serta kawan-kawannya sekalian ✨.

Pada dasarnya baik solid perfume maupun liquid perfume memiliki kegunaan yang sama yakni sebagai wewangian, yang membedakan adalah medianya. Solid perfume menggunakan media gel padat (balm) sedang liquid perfume menggunakan media cairan. Tentu keduanya memiliki plus minus ya, namun dalam hal bentuk tentu saja solid perfume lebih simple karena nggak makan tempat dan nggak rentan menguap.

Wewangian yang digunakan dalam pembuatan solid perfume ini adalah essentials oils dari @bionoils, mesti banget nih essentials oils? Nggak mesti sih, namun kalau dibandingkan dengan bibit fragrance yang dijual di pasaran, essentials oils disinyalir lebih memiliki manfaat ketimbang sekedar wewangian belaka. Dan setiap (jenis) essentials oils memiliki manfaat yang berbeda-beda.

Karena membuat sendiri tentu kita dibebaskan untuk memilih essentials oils yang akan digunakan untuk membuat solid perfume, disarankan untuk mencampur maksimal 3 jenis essentials oils saja karena dikhawatirkan akan merusak konstruksi notch. Notch disini terdiri notch atas, notch tengah dan notch bawah yakni aroma yang menguar saat baru digunakan (diaplikasikan pada kulit), saat tengah digunakan dan saat aroma tersebut akan habis (sisa).

Secara garis besar essentials oils terbagi dalam 7 kategori yakni;
Floral: Jasmine, Geranium, Lavender, Rose dll.
Exotic: Ylang-ylang dll.
Citrus: Lemon, Sweet Orange, Citronella dll.
Woody: Cypress,Tea Tree dll.
Resin: Frankincense dll.
Herbal: Peppermint, Rosemary dll.
Spice: Cinnamon, Clove dll.

Kalau dibandingkan dengan bibit fragrance tentu essentials oils ini harganya bisa jauh lebih mahal, aromannya pun terasa lebih mentah (raw) dan nyegak (pekat) karena masih murni belum dicampur apa-apa. Yang membuat essentials oils mahal adalah bahan baku dan prosesnya, kalau pernah nonton film Perfume: Story of A Murderer pasti tahu ya kalau untuk menghasilkan satu botol kecil essence dibutuhkan ribuan kuntum bunga. Makanya agak patut dipertanyakan juga nih ya essentials oils yang harganya mure ...

Membuat solid perfume tidaklah terlalu sulit ya, cara membuatnya cukup mudah dan bahan-bahan yang dipergunakan bisa didapatkan via internet, tinggal daya eksplorasinya saja. Karena DIY, daya tahan solid perfume ini sekitar 1 tahunan dari waktu pembuatan, harus disimpan di tempat tertutup dan tidak disarankan terkena sinar matahari langung, kalau wanginya sudah habis bisa dijadikan lip balm karena (masih) mengandung coconut oil dan sun flower oil yang melembabkan.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Satu-satu alasanku kenapa ikutan basic sequins workshop ini adalah karena ingin tahu jenis-jenis payet dan penasaran dengan tekniknya 😉. Memang ... Pinterest dan Youtube menyediakan banyak hal menarik, termasuk sequins thingy ini, namun rasanya kurang afhdol kalau nggak mempelajarinya secara langsung dan yha~ selalu ada perbedaan nama ilmiah haha (((ILMIAH))) nama resmi deng dan nama dagang yang lazim digunakan di pasaran.

Kalau untuk payet biasa aku sudah cukup familiar meski level-nya masih amatiran haha Biasanya aku memasang payet di pakaian resepsi atau pakaian favorite, yaudah sih gitu aja, belum ada peningkatan lainnya 😓 Makanya aku excited saat tahu @puka.id mengadakan basic sequins workshop¸ berasa ada pencerahan hehe

Well ... Saat itu @trinket.island baru pindahan dan belum sempat mengganti location point di GPS, alhasil drama dulu dikit ya karena salah tempat haha Kukira pesertanya ada banyak ternyata Cuma 2 dongs, jatuhnya jadi semi private workshop. Aku sih yes, biar lebih fokeus yha~

Pada dasarnya beads dan sequins ini adalah payet yang digunakan untuk mempercantik pakaian atau aksesoris seperti tas dan sepatu, yang membedakan adalah bentukannya. Beads adalah manik (atau mote) berbentuk 3 dimensi dan bersifat sprinkle (butiran) sedang sequins adalah manik berbentuk 2 dimensi dan bersifat lembaran. Keduanya adalah keluarga payet.

Payet yang dijual saat ini sangat beragam, tergantung kerajinan kitanya ya ngubek-ngubek toko dan sabar ngantri tanya ke pramuniaganya. Namun perlu diingat, nggak semua toko jualan payetnya samaan, maksudnya baik kualitas serta ketersediaan warna dan ukuran nggak terlalu komplit. Kadang ada yang menjual per-gram, per-ons atau per-satuan dan harga jualnya pun berbeda ya untuk setiap toko.

Di Toko Victory payetnya sudah ditakar dalam plastik-plastik kecil, harganya sekitar Rp. 3000 – Rp. 5000an CMIIW. Enaknya belanja di toko Victory kita bisa melihat langsung payetnya jadi bisa sekalian sambil mikirin komposisi warnanya, kalau di toko lain kadang kan pramuniaganya suka langsung nodong tanya: “mau warna apa?” heuheu ... Kan jadi makin bimbang ...

Karena yang ikutan cuma berdua jadi kita lebih enjoy untuk saling sharing tentang perpayetan dan sedikit tentang circle per-crafter-an. Berfaedah sekali workshop-ku ini hehe Sebenarnya kita tinggal mengikuti contoh seperti yang dibuat sebelumnya, tapi lama kelamaan kitanya yang request ingin buat yang mana haha Yang tersulit dulu, lah ya ... yang lebih perlu pencerahan. Kalau kita sudah tahu tekniknya, sisanya tinggal eksplorasi sendiri mau buat yang kaya gimana.







Kurang lebih begini ya hasilnya kalau diterapkan di pakaian ...




Share
Tweet
Pin
Share
No comments








Share
Tweet
Pin
Share
No comments

The Gift memberikan pengalaman menonton yang cukup berbeda, gimana aja judulnya, berasa dikasih hadiah sama Mas Hanung 😍 *ehe. Banyak yang bilang kalau The Gift adalah hadiah darinya karena telah diberi kebebasan untuk berkarya dengan gayanya sendiri dan tak sedikit juga yang berkomentar kalau The Gift adalah proyek balas dendam setelah sukses ‘dikerjain’ film-film pesenan.

Seperti biasa ...
Aku sih yes 😂😂😂.

Sejak Ayat-ayat Cinta 1, ku merasa idealismenya Mas Hanung buyar perlahan-lahan, mungkin karena kebanyakan terima order film kali ya jadinya kurang fokus. Salah satu karya terbaiknya adalah Catatan Akhir Sekolah (CAS) yang dirilis saat aku masih SMA, berasa sezaman aja gitu dengan Vino dan Marcell 😂 Long shot di opening scene-nya kewren gilak dan OST-nya yaitu I Remember-Mocca pernah ditahbiskan sebagai lagu termanits sepanjang sejarah perfilm-remajaan versiku... dulu 😘.

Begitupun dengan Perempuan Berkalung Sorban, Hanung membagikan pemikirannya tentang kritik sosial dan moral di lika liku kehidupan pesantren, bagus kok filmnya 🖏. Hubungan keterikatan batin antara Hanung dengan tempat kelahirannya membuat Yogyakarta hampir selalu menjadi setting filmnya, nggak semua ya... sebagian besar, maka tak usah heran jika Hanung  akhirnya membuat film Sang Pencerah, biopic-nya bapake Muhammadiyah.

Keseriusan Hanung dalam menggarap film The Gift ini kulihat tersirat pada official poster-nya yang menampilkan wajah Reza Rahadian dan Ayushita bagai pinang di belah 2. Yang secara nggak langsung kasih statement tentang kejelasan hubungan mereka yang lebih utuh dibandingan hubungan gambar dibawahnya 😏 ehe. Trailer-nya yang ditayangkan sebelum Deadpool 2 ini sangat menggoda imajinasi, membuatku dan Icunk langsung janjian nonton The Gift.

The Gift adalah film Indonesia kedua yang ku tonton di bioskop tahun ini, yang pertama ... tentcu adalah Dilan 1990 yang sepikannya bikin giung seluruh social media timeline netyzen se-Indonesia. Nonton kali ini, ada Lisna diantara kita *elahh haha 😊 Mungkin karena masih jam-jamnya berbuka, studio nggak terlalu rame dan... yang paling penting nih ya, nggak ada anak-anak 💖💖💖

Berbahagialah kalian wahai social media philanthropic, penikmat senja, star gazer, petrichorian, hujan seharian, tetesan embun pagi dan entah apalagi, The Gift adalah film yang sekiranya cocok untuk genre kalyan sekalyan... Dialog-dialog yang kalau kata Rei mah ‘ngena di hati’ niscaya akan membangkitkan jiwa-jiwa melankolia yang sudah terkubur recehan Twitter 😂😂😂


Premis cerita tentang korelasi antara: penulis yang mandeg  ide – pergi menyepi ke Yogyakarta – bertemu dengan cowok rese – yang ternyata adalah pemilik suatu usaha sudah banyak digunakan untuk FTV yang judulnya so... clickbait. Tapi yha~ ini Hanung lohh 😚... mood-nya lagi OK 👌... imajinasinya meletup-letup 💗, children fruit-nya mangats 📣dan... kesempatan yang datang menghampiri ✯. Taa ... Daa ... Jadilah The Gift! 👏👏👏

Yang paling kusuka dari The Gift adalah sinematografinya yang memanjakan mata, filter tone yang digunakan benar-benar menggugah dan aesthetic, gimana aja lagi scrolling up / down feed-nya para  influencer sekalian. Uncchhh... Gemay deh ah 💏! Meski ada beberapa scene yang pengambilan angle-nya agak kurang pas, mencong-mencong, semuanya akan auto termaafkan saat menonton filmnya sampai selesai.

Oh iya, pada sebagian scene khususnya scene pribadi karakter –karakter utamanya di-shoot dengan teknik camera handled jadi ya agak sedikit pusing. Ya meski sebenernya termasuk aesthetic sih... Kadang aku malah merasa lagi nge-stalk filmnya haha Scene terbaik adalah scene di Kaliurang dan pantai-pantaiannya, ambience sinar matahari pagi dan deburan ombak yang menyapu kaki yang ‘ndelep di pasir basah terasa sampai di kursi penonton, kan jadi ingin liburan... 😉

Feel me... 🍃

Semacam gitu kali ya... haha 😂😂😂


Tiana (Ayushita Nugraha) adalah seorang penulis yang sedang mengalami creative writer block dan memutuskan untuk melarikan diri ke Yogyakarta demi menyelesaikan novelnya, ia menyewa kamar di rumahnya Harun (Reza Rahardian) yang menurutnya rese karena selera musiknya yang genggeus. Ya eyalaahhh... siapa juga yang nggak kesyel kalau lagi kerja malem diganggu musik metal yang bikin kuping pekak 😓.

Sadar kelakuannya ganggu, besoknya Harun ini nyuruh simboknya untuk ngajak Tiana sarapan di rumahnya. Disinilah mbnya baru sadar kalau masnya nggak bisa lihat, tapi ya itu tadi... gegara masih baper kejadian semalem yang ada mereka berdua malah adu sengak, podo aee... 💩 Agak nggak biasa juga sih komposisi perkenalannya, udah mah ngobrolnya pake bahasa yang agak baku terus pada keukeuh mempertahankan ke-sok-sengakan-nya. Hadehh... 😫

Itu kali pertama yha~ Kali kedua ... Raisa haha Selanjutnya Harun kasih satu pot bunga untuk Tiana sebagai permintaan maaf karena sarapannya nggak ngenakin, eh kemarin pada jadi makan nggak sih mereka? Patut ditiru nih ini, kalau ngasih bunga sekalian sama pot-potnya ya biar nanti kalau sudah layu bisa tumbuh lagi yang baru, nggak mesti nunggu kering dulu baru dibuang *elaahh

Harun yang eksistensinya misterius menarik minat Tiana secepat tebak-tebakan nggak jelas tapi berakhir dengan aktivitas meraba-raba nikmeh 😏.

Feel me... 🍃

Feel me... 🍃

Feel me... 🍃

*repeat 😊



Hubungan mereka menjadi dekat sampai cukup pada alasan untuk mempercayakan kunci pintu yang menyekat ruang pribadi mereka, semacam metafor kode keberlangsungan suatu hubungan gitu kali ya haha. Eym... Masing-masing saling memperkenalkan dunianya, scene gini-giniannya dibuat begitu indah dan artsy, terasa hangat di sanubari 💖.

Harun yang kayanya dulu adalah anak seni rupa tapi suka nge-sketch sampai ngebela-belain buat patung dada Tiana dongs, bahkan iya-iya aja diajak latihan tari dan jalan-jalan ke Kaliurang. Mungkin Masnya terlalu cepat menyimpulkan... karena ditengah-tengah kebahagian yang kalau kata Lala Bohang mah terlalu sementara untuk dirayakan muncul karakter pembanding dari masa lalu bernama Ari (Dion Wiyoko).

Kedatangan Ari yang tiba-tiba membuat Tiana gamang, bimbang memilih antara yang pake hati tapi kadang bikin sakit hati atau yang nggak kepikiran tapi menawarkan masa depan. Kalau nggak inget Harun lagi nganggur pasti aku milih doi 😂 haha Tau sendirilah... ini hati loh, bukan ruang tamu *ehe Tapi Tiana harus menghadapi masa lalunya dan membiarkan masa depan membawanya... ke Italy.


Eh. Gimana? Gimana? *tanya penonton kepada Harun dalam hati.

...

Kosong 🍃

...

ASTAGFIRULLAH ALADZIMM !!!

Harun yang kecewa karena merasa dibohongi Tiana marah-marah di workshop, patung dada Tiana yang masih setengah jadi dilempar begitu aja, seakan-akan nggak pernah inget buatnya pake hati. Itu muka benyek tcoy! Serius deh ini... Sayang aja udah setengah jadi... Tinggal setengah hatinya lagi. #tips mending nungguin sampai jadi keras dulu adonan (patung)nya biar nanti pas dilempar bunyinya “braakkk!!!” nggak “bleekk”, jele’ aja kedengerannya.


Kupikir film ini akan diakhiri dengan keputusasaan Harun seperti yang diperlihatkan trailer-nya, padahal udah siap-siap aja nih mau mewek heuheu. Seperti FTV yang mudah ditebak alur ceritanya, mereka bertiga dipertemukan kembali di Italy, nah disini udah mulai males nontonnya ingin balik lagi ke Yogyakarta aja. Kenapa diantara sekian banyak orang di dunia ini ketemunya sama yang itu-itu aja?

Takdir 😔.
Okay, the case is closed.

Meski awalnya agak skeptis dengan ending-nya yang dikhawatirkan akan dieksekusi secara FTV juga, aku merasa ending The Gift yang Hanung berikan ini worthed ya. Udahlah... nggak usah nuntut sekuel, nanti malah nggak asyik kaya AADC2, yang meski setelah sekian purnama Rangganya tetep kere dan Cinta mulu yang ngemodal.

Product placement-nya The Gift ini oke punya ya, nggak ganggu apalagi keliatan banget ngiklannya kaya sinetron-sinetron. Sayang nggak nonton sampai credits, padahal sebenernya sepanjang nonton kepo bertubi-tubi dengan make-up-nya Tiana, lipen setipnya nomor berapa sih mb? Gimana ya ngejelasinnya, meski gelap, meski terang, warnanya keluar. BTW, sepatunya Tiana di scene curhat di makam brand-nya apa ya? Kok keren sih 😍... 

Yawla, Tiana... panutanqu 6(>.<)9


Keputusan Hanung untuk memberikan peran Harun kepada Reza Rahardian adalah keputusan yang tepat ya, karena sebosen-bosennya liat Reza di film-film komersil meski diakui bahwa Cuma Reza Rahardian yang bisa membawakan karakter Harun, seakan-akan peran tersebut memang dibuat khusus untuknya. Di media visit-nya The Gift, terselip komentar Bia “Alhamdulillah... Mas Hanung telah kembali”, well... bukan Cuma Hanung ya yang “telah kembali”, Reza Rahardian pun telah kembali ke haribaan kita semua.

Tadinya kupikir Tiana kecil diperankan oleh Romaria loh 😜 Seumur-umur nonton film yang ada Ayushita-nya, penampilannya sebagai Tiana di The Gift adalah pencapaian terbaik setelah Me VS High Heels. Memorable... Sedang untuk Dion Wiyoko, nggak usah ditanya lah ya... gimana kualitas aktingnya, apalagi kalau sudah pernah nonton serial Sore, Istri Dari Masa Depan.

Seperti yang kubilang di awal, The Gift memberikan pengalaman menonton yang cukup berbeda. Bukan Cuma sekedar nonton ngeliatin visualisasi imajinasi karya sutradara, script writer dan krunya belaka, tapi juga membuat kita mengolah kepekaan rasa yang tercipta dari visualisasinya, setiap detik scene-nya membuat kita me’rasa’ dan menggiring imajinasi sampai setara dengan standarnya Hanung. Duhh... kuat ka beurat kieu ⌣

Salah satu epic quotes-nya adalah: aku buta, bukan mati rasa. Yha~ hahahahaha


Kalau ada waktu luang bolehlah nonton The Gift, karena selain hal-hal diatas film ini akan membuat kita ingin pergi mantai... sekedar untuk menikmati. Oh, iya kalau gampang terharu jangan lupa siapin tissue, yakali ntar nggak kerasa tiba-tiba brebes mili.



Next: kayanya Buffalo Boys, karena trailer-nya yang cociks + ada Hannah Al-Rasyid.

* All pictures taken from here
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates