Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Dari 20 orang peserta YCIFI Basic Fashion Course batch 2, yang officially ikutan exhibition ada 14 orang. Khrisna mengundurkan diri, Jeje tetep ikutan meski lagi magang di Bali (final project-nya ikut exhibition sedang raganya lagi galau asyik di pinggir pantai) dan yang 5 orang lagi nggak dihitung *eh. Bukannya jahat ya, tapi bagiku ini hal yang cukup mengganggu.

Saat exhibition ada 5 slot kosong di Basic Fashion Course batch 2, jangankan final project-nya orangnya aja kita nggak kenal. Seingatku mereka pernah datang beberapa kali di materi-materi awal, setelahnya lenyap nggak ada kabar, tapi absennya ada yang full. 

Kita sih menyayangkan sekali... ada banyak orang yang ingin mengikuti YCIFI Basic Fashion Course ini, semestinya kalau dari awal udah sadar kemungkinan untuk lanjutnya rendah lebih baik diganti dengan kandidat lain yang lebih sanggup. Karena nggak mudah menyisihkan ½ dari kuota untuk bisa lolos YCIFI Basic Fashion Course batch 2 ini.

Kalau alasannya adalah kuliah kesannya malah effortless, bukannya kita nggak pernah merasakan kuliah, di jurusan desain pula ya. Yang masih berstatus mahasiswa/i pun ada tapi mereka menentukan pilihan. Kaya Susy dan Shinjo yang menggugurkan salah satu mata kuliahnya demi YCIFI Basic Fashion Course batch 2. Tapi kalau dibandingin dengan Farah yang hijrah dari Bangka ke Bandung, ah da kita mah apa atuh...

Eh kok malah jadi curhat ya?

Final Project Exhibition ini dilaksanakan pada minggu-minggu terakhir bulan Ramadhan, karenanya yang berkunjung sedikit, kalau nggak keluarga ya teman dekat itu pun kalau belum pada mudik. Anyway... Makasih loh Kak Admin chat komplainnya sudah di-read.

Kalau dibandingkan dengan Advance, yang Basic memang kalah cetar tapi kita sih senang-senang saja, bangga-bangga saja... Karena kita tahu betapa sulitnya menghasilkan design yang sesuai dengan konsep. Nah, rata-rata kita gagal di eksekusi, karena kita terlalu terpaku pada mood board meski sebenarnya kita juga agak kurang sreg (dengan mood board yang dipilih). Mungkin karena itu ya jadinya kita ½ hati mengerjakannya...

Tapi bagaimana pun sebagai designer sekaligus yang mengerjakannya kita memiliki pertimbangan sendiri. Mungkin kita seharusnya asistensi detail-nya juga, karena bisa jadi hal-hal semacam itulah yang mengacaukan design secara keseluruhan. Kritik dan saran yang dilontarkan oleh mentor kita jadikan sebagai masukan, karena kalau menjadikannya sebagai ‘komentar netizen’ yang ada kita malah bakal uring-uringan terus. Toh, mereka melihat dari point of view bidang keahlian yang dimilikinya berdasarkan pengalamannya selama ini.

We trust you...
YCIFI and my dream... ✌









Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Dunia berubah ketika negara api menyerang ...

Ketika teknologi memudahkan segalanya, ada orang-orang yang rajin men-download film dan bermurah hati membaginya. Bagi sebagian orang ini adalah rezeki, meski sebenarnya merupakan kejahatan yang harus dibasmi. Termasuk kita-kita, mahasiswa mahasiswi yang kere akibat tugas hehe

Tapi emang ya, sejak sering sharing film hasil download-an intensitas nonton di bioskop jadi berkurang. Aku nonton ke bioskop hanya jika filmnya punya effect yang maha keren atau suka dengan ceritanya.

Selebihnya nonton di laptop atau ikutan streaming berjamaah pake wifi kampus #eh.  Apalagi saat punya hardisk 500 GB, duhh ... serasa dunia milik berdua weh (dengan laptop). Tiada malam tanpa movie marathon ...

Kebiasaan nonton di laptop dimulai sejak aku masih duduk di bangku SMA. Karena saat itu belum zamannya download film di internet, satu-satunya sumber film adalah DVD yang sengaja dibawa dari rumah atau disewa dari Ultra.

Masih inget Ultra? FYI. Ini bukan susu loh ... Ultra ini adalah salah satu tempat penyewaan DVD yang menyebar hampir di tiap kota dan legal (resmi) karena sudah mendapatkan license dari distributor film yang bersangkutan.

Filmnya sendiri cukup lengkap meski tidak se-update di bioskop. Oh iya, karena yang nonton bukan hanya aku jadi pemilihan filmnya berdasarkan kesepakatan bersama. Saking seringnya ke Ultra, kita sampai punya kartu member segala haha


Sebelum punya laptop aku sering menginap di rumah teman yang punya DVD player, apalagi kalau bukan untuk menonton ahaha Nggak afhdol rasanya kalau libur nggak nonton. Demi bisa nonton DVD, kita rela kok jauh-jauh ke rumahnya Jaojah di Wanaraja ... Catet ya, demi bisa nonton DVD.

Satu-satunya kekurangan nonton di laptop adalah ukuran layarnya yang kueeciilll ... Jadi suka kasihan kalau nonton berjamaah di asrama, ranjangnya suka dikerubutin sambil desek-desekan, apalagi kalau Ringring ikutan nonton, beuhh ... ngabisin lapak cuy.

Pernah, saat sedang asyik-asyiknya nonton K-Drama Full House di laptopnya Fahria, datang Bu Eni (pembina) yang penasaran dengan suara-suara asing di asrama. Sebagian langsung melipir, sebagian tetap bertahan, sayangnya ... scene yang sedang ditonton adalah scene Song Hye Kyo dan Rain honeymoon di cottage.

Laptop ini saya sita!

Karena nonton di laptop temanku bahkan sampai ada yang di DO (drop out) dan di skors. Loh kok bisa? Bisa lah ... kan nontonnya film ... apa ya? Sejenis film anatomi yang diharamkan FPI haha 
Sampai sekarang aku  tak habis pikir bagaimana caranya membuat layar laptop segede kertas A4 jadi layar tancep.

Serius. Yang nonton itu hampir 1 kelas loh ... Tapi yang di DO malah yang punya laptop. Masih menjadi misteri yang di skors berperan jadi apa? Yang memilih filmnya? Atau yang mengorganisir acara nonton barengnya? Mungkin tidak keduanya ... Atau malah keduanya?

Harga diri banget gak sih? Di DO dan di skors karena nonton di laptop  Dan satu sekolah tahu. Ketika liburan usai ‘Mah, Pah aku liburnya diperpanjang seminggu lagi’. Kalau kata Vici mah: Cekakaakaaaks ... Gile lu Ndro!


Mungkin tidak semua orang pernah mengalami zaman layar tancep, aku lagi-lagi cukup beruntung pernah mengalaminya. Layar tancep dulu pernah populer sebagai hiburan perayaan kenduri, melebihi Wayang Golek dan Organ Tunggal.

Menariknya bukan Cuma tamu undangan, kerabat atau tetangga dekat saja yang bisa menikmatinya, umat satu kampung dan kampung tetangga bisa ikut menonton. Karena diadakan di lapangan, kita harus membawa alas dan selimut (optional) sendiri, oh iya jangan lupa bawa uang karena banyak pedagang stand by di pinggir lapangan.

Sebagai hiburan yang merakyat, layar tancep merupakan ajang silaturahmi sekaligus ajang PDKT #eh. Tak jarang komentar-komentar penonton saat film sedang diputar malah jauh lebih membuat terpingkal-pingkal ketimbang filmnya sendiri.

OK. Kembali ke laptop ...

Untuk mendukung kegiatan movie marathon kita terbiasa untuk sharing film di sela-sela kuliah. Kebanyakan adalah film sekali tamat atau serial yang kalau sekali nonton pasti keterusan dan merasa nggak enak karena belum tamat, mungkin karena itu juga kali ya dinanami movie marathon atau nonton maraton.

Karena sering kuliah mandiri, kita jadi punya banyak waktu luang yang sering digunakan untuk nonton berjama’ah di kampus sambil ngemil Sabana. Jam-jam malas tengah hari diisi dengan nonton film yang nantinya dihapus setelah tamat macam Premium Rush, Life As We Know it atau Leap Year. Nggak ngerti juga ya kenapa nonton Paranormal Activity mesti di-mute, padahal nontonnya siang-siang dengan temen di kampus.


Setelah selesai sidang TA ke 2, aku menghampiri temanku di ruang Himpunan yang letaknya bersebelahan dengan ruang sidang. Saat itu Idam sedang asyik menonton serial Games of Thrones di laptop Ikcwan, gebleknya, laptop tersebut ditaruh membelakangi pintu masuk. Tahu sendiri kan serial Games of Thrones, selalu ada uncensore scene di setiap episode-nya hehe

Nah, karena ada keperluan Idam mem-pause dulu tontonannya, tepat di scene yang ... yaudah lah ya ... so Games of Thrones gitu (YKWIM). Kita sebenarnya ‘ngeh sih, tapi tidak terlalu peduli karena sudah menganggap tontonan semacam serial Games of Thrones adalah hal yang biasa. Intinya ya, kita terlampau mager untuk me-minimize tab-nya.

Tak disangka muncul salah satu dosen penguji sidang TA merangkap Ketua Jurusan di pintu ruang Himpunan ...

Dengan sedikit gusar ia bertanya “Siapa yang menonton ini?” yang kompak kita jawab dengan “Nggak tahu Pak ...”. Sungguh suatu kebodohan menyatakan tidak tahu sementara bukti menyatakan sebaliknya, “Masa nggak tahu?” disitu aku merasa belum selesai sidang “Bilang sama yang punya laptop, menghadap ke kantor saya setelah sidang TA 2 selesai!”.

Kita Cuma bisa cekikikan membayangkan sanksi apa yang menunggu Idam atau Ikcwan. Tapi karena yang ditunggu belum datang, muncul ide jahil mengerjai Ratum yang kebetulan baru datang. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba “Tum, disuruh Ketua Jurusan menghadap di kantor abis sidang TA ke 2 selesai” yang dijawabnya dengan sotoy “Oh ... OK. OK”.

Jahat banget ya kita ... Haha Nggak tahu juga gimana akhirnya kasus Games of Thrones, entah siapa yang akhirnya menghadap Ketua Jurusan, yang jelas ruang Himpunan kembali disegel.
Begitulah nonton di laptop mengisi hari-hariku tanpa bioskop, meski kadang suka bikin anyep karena nontonnya sendiri, lebih banyak sukanya ketimbang dukanya haha

*kita: aku dan teman-teman
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Actually there is more than these, but remember I’m not writing #myfavoriteplaylist which was ever hype on Instagram, I’d like to share my recent playlist (nowadays), just in case you are curious ;p I know ... mostly is an old song which was listened in high school, yes, my music taste is so old fashion hehe

These playlist picked randomly from my music folder, it means ... I’m not in broken heart mode or whatever that makes me looks so miserable. I’m choosing these song because I want to hear it. You can make it as reference if you bored with your playlist.

Mocca – I Remember
Keira Knightley – Like A Fool
Aditia Sofyan – Adelaide Sky
One Direction – History
Sandy Sondhoro – Tak Pernah Padam
Santana Feat. Michelle Branch – The Game of Love
Andre Hehanusa – Karena Ku Tahu Engkau Begitu
Switchfoot – Always
Barasuara – Bahas Bahasa
The Beach Boy – Wouldn’t It Be Nice
Gloria Jessica –  A Sky Full of Stars
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Ketika penasaran nggak ada yang ngajak bukber (buka bareng) tahun ini.

Aku: Cong, kita ada bukber nggak sih?
Pici: Kayanya ada, tapi gatau tanggal 10 apa 17 Non.
Aku: Ohh... belum pasti ya?
Pici: Emang nggak baca chat di grup?
Aku: Emang ada ya? Eh. Grup yang mana sih?
Pici: Non. Kamu nggak masuk ke grup tenyata hihi...
Aku: -_____-

Semakin tahun esensi bukber ternyata semakin memudar ya, ketika seharusnya bukber menjadi ajang silaturahmi dan temu kangen teman-teman yang udah lama nggak ketemu, sekarang malah menjadi kabur, nggak jelas apa maunya. Baru tahun ini WAG angkatan rusuh gara-gara bukber, padahal biasanya mah adem ayem tentrem macem si Memsye, mau waktunya kapan, tempatnya dimana atau siapa aja yang ikut, seloww...

Sebagai orang ‘awam’ yang baru join lagi di grup, aku cukup terenyuh, kok gini banget ya temen-temenku ini. Kesannya... no offense please... "emang ngebet banget ya bukber di hotel?". Nggak ngerti juga awalnya gimana dan bukan bermaksud untuk menyudutkan atau menyindir teman-teman sekalian ya, tapi emang begitu kesan yang aku tangkap.

Bagi yang sudah berkeluarga pertimbangannya adalah kepraktisan dan children friendly, sedang bagi yang belum berkeluarga pertimbangannya adalah kemacetan khas weekend di Bandung bisa bikin batal puasa haha Bukber di hotel memang asik, tapi bisa nggak sih kita juga memikirkan teman lain yang ingin prepare budget untuk salam tempel saat lebaran?

15 tahun bukan waktu yang sebentar loh untuk bisa saling memahami dan bertoleransi, kalau masih ada yang merasa nggak sreg, mungkin kita memang udah berbedar jalur atau mungkin dia memang egois. Angkatan lain bukber di hotel karena sudah settle dengan kehidupannya, sedangkan rata-rata dari kita masih struggle, pasangan baru menikah lebih banyak pengeluarannya ketimbang kita yang masih single.

Oh iya. Meski masih single, kita ngerti kok gimana caranya pake Go Jek atau Grab Car. Just in case... kalau ada yang mengira kita nggak berdaya karena nggak punya pasangan kang ojek. It was easy to say ‘nanti gampanglah kalau... bla... bla... bla...’ atau ‘iya nanti tinggal... bla... bla... bla...’ kenyatan tidaklah semanis basa basi sistah... Ketika minta banget dikomentarin, tapi sekalinya dikomentarin malah dianggurin itu rasanya kaya baca tweet-nya si @KumahaAingWeh plis euy...

Kita mendadak jadi silent reader karena nggak mau salah kasih komentar di WAG yang lagi panas-panasnya ini. Coba deh pikirin: Apa teman yang di Jakarta perlu berkomentar padahal jelas-jelas nggak akan ikut bukber? Apa teman yang di Yogya perlu kasih rekomendasi hotel padahal nggak akan ikut  bukber? Apa teman yang ada di luar pulau perlu nge-ririweuh padahal nggak akan ikut bukber?

Memang kebanyakan dari kita adalah cewek rumahan jadi bukber seringnya diadakan di rumah ketimbang di mall atau cafe. Aku rasa untuk saat ini bukber di hotel bukanlah opsi yang ideal... mungkin kita mesti menunggu hingga 2-3 tahun lagi untuk bisa bukber di hotel. Saat kita udah pada settle, saat kita nggak perlu khawatir lokasinya kejauhan, saat anak-anak udah pada bisa diajak keluar, saat kita merasa bukber di hotel nggak bikin kebakaran WAG angkatan.

Kita sudah berada di fase mulai ribet mengatur jadwal bukber, bisa karena jarak, bisa karena bentrok dengan bukber kantor atau bukber keluarga. Semua orang memiliki prioritas tersendiri, jadi bukber dengan teman bersifat optional, sebisa mungkin kita mesti saling mengerti dan berlapang hati. Dari WAG angkatan ini aku mendapatkan kosakata baru yakni: bukber tandingan. Bodor ih... kepikiran aja kata-katanya.

Pernah nggak sih kepikiran kalau semakin tua (jirr... KZL) teman-teman juga akan semakin berkurang? Kita ini SMP dan SMA nya barengan, jadi temennya cuma segitu-segitunya doang. Masa sih rusuh gara-gara bukber di hotel? Yaelahhh... kenapa sih teman-teman -___-. Just because we’re not together anymore doesn’t mean we’re not loving each other. Kayanya kita bener-bener butuh piknik deh hehe

Ohya, karena aku baru masuk grup saat situasinya udah agak kondusif, makanya aku nggak tahu kronologinya gimana. Aku baru baca chat kronologinya WAG angkatan saat ketemuan dengan barudak, sengaja minjem smartphone-nya untung chat-nya masih ada haha Kalau ada yang bikin penasaran itu adalah: kenapa aku dikeluarin dari grup??? apa aku bersalah? wkwkwk.

Sekian ah curhatnya... keep calm & mari kita bukber tandingan.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Semakin diundur malah semakin malay kan ...

Sebenarnya, kebanyakan dari kita final project-nya hampir selesai, at least sudah mencapai 80%-90% lah, namun karena diundur jadwalnya kita jadi malay ... nggak on fire lagi, maklum ya lagi puasa hehe

Nah. Karena kebanyakan dari kita juga belum punya pengalaman photoshoot maka diserahkanlah kepada yang sering. Memang ada beberapa orang yang sudah photoshoot duluan dengan pertimbangan jadwal dan tema yang berbeda, sisanya lanjut terus barengan.

Demi budget savings dan berbagai hal lainnya, kita minta Kinan untuk jadi modelnya hehe Dengan pertimbangan badannya Kinan yang petite ala manekin di lab, jadi at least baju yang kita bikin pasti muat di dia.

OK.

Model P

Photographer ?

(^.^): Ehm ... Krishna mau nggak jadi photographer kita? *pertanyaan H2C di grup WA
(*.*): Yuk ah ...
(*.*): Eh. Mau photoshoot dimana?

Err ... dimana ya? haha 
Jeje yang lagi magang di Bali sempet ngebantuin booking studio, Cuma sayang studionya penuh. Berdasarkan pengamatan via IG ada beberapa option studio yaitu @velluce @flashofoundationbdg @hipno, @unique dan @pixtoworld. Mungkin karena kita terlalu mepet booking-nya jadi nggak kebagian slot,  satu-satunya yang masih available ya di @pixtoworld.

FYI. Katanya baru kali ini Kinan photoshoot expression-nya sambil senyum, biasanya mah nggak karena picture image di socmed-nya nggak begitu. Dan katanya lagi, baru kali ini photoshoot bajunya banyak banget, biasanya 3-5 baju untuk sekali photoshoot dan itu seharian, lah ini ... 6 baju untuk photoshoot selama ± 2 jam.

Kalau kata Susy sih 3 M. Murah. Meriah. Muntah.


Thanks to Kinan yang mau-maunya jadi model ber-jama’ah meski udah photoshoot duluan, also thanks to Khrisna yang mau-maunya jadi photographer meski udah nggak ngelanjutin lagi. May the force be with you ... 

When my outfit cheering up my day ... aaeelah ... (ketika caption tak seindah kenyataan). 

Shoot me peace v(^.^)
What she need to be as sweet as Aelke is Pocari Sweat ...

Jump! Jump! Jump!

Nice shoes BTW :)


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates