Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.


Dari 45 orang mahasiswa yang resmi mendapatkan NRP di jurusan Desain Produk Kampus Oranye, 9 orang diantaranya adalah cewek cantik nan innocent, yang langsung membuat genk mandiri ala girlband Korea ketika tahu kalah jumlah 🥲. Slow but sure, jumlah mahasiswa Desain Produk Kampus Oranye menyusut sedikit demi sedikit hingga tersisa ± 20 an orang di tingkat senior. Kabarnya, mereka ciut ketika menghadapi seleksi alam di rimba Desain Produk Kampus Oranye, terlalu ganas katanya, dan sadis (kalau) kata Afgan 😁.

Aku, Rizma (ingat ya, Rizmanya pake z bukan pake s), Osi, Seni (serius namanya Seni, seni yang artinya art kalau di-translate ke Bahasa Inggris), Oki dan Nining (atau Ningcu biar image-nya unyu 😗) termasuk survivor di angkatan #DuaRibuDelapren Desain Produk Kampus Oranye. Karenanya kami cukup eksis. Meski tidak seeksis aa yang suka motongin kertas di Annur.

Karena eksisnya, Punk Restu sampai hati menjuluki genk codet karena wajah kita kusut kaya preman pasar Cihaurgeulis. Matthew yang keturunan Tionghoa impor sampai rela bermigrasi ke jurusan lain saking takutnya kita kecengin. Luck(y)Man si Anabu alias Budi Anduk KW sekian malah sempat-sempatnya bikin komik bertema assassin bengis di mading jurusan Desain Produk Kampus Oranye, hanya untuk sekedar menujukkan perasaannya. Oohhh... So sweet... 🤯🔨😌.

Jangan heran kalau melihat wajah kita kusut kaya preman pasar Cihaurgeulis, setiap harinya kita sibuk blusukan mencari material atau tukang, dari toko material bangunan di sekitar Jalan Pahlawan sampai ke tempat sampah di pasar induk Andir, dari gang-gang sempit di pelosok Cibaduyut sampai ke daerah Bandung coret lainnya. Demi tugas 🥺.

Please deh Matthew... kita gak ingin ngeceng, inginnya dikecengin kali #eeeaaaaa 

Semenjak ada workshop di basement jurusan DKV dan Kimia, teman-temanku mendadak jaim (jaga imah) dan sombong. Temanku yang biasanya ngobrol, yang suka jajan bareng Sabana dan suka curhat ingin punya pacar, jadi suka pura-pura gak kenal kalau ketemu di jalan 😌. Apalagi kalau ketemunya di depan workshop #eh. Apalagi kalau ketemunya sama teman-teman yang lain #eh. Apalagi kalau ketemunya lagi pas lagi ada senior #eh.

Jangan salahkan kita kalau image-nya jadi kaya assassin bengis. Terlalu sering diabaikan dan dijadikan standar reputasi ala anak gaul workshop membuatku yakin, diam-diam mereka memelihara Dementor disana. Satu-satunya alasan kita pergi ke workshop adalah untuk bertugas, selainnya tidak sengaja. Aura negatifnya yang tinggi membuatku khawatir akan terkena kecupan Dementor.

Hampir setiap hari Yudha Batik complain bin request: “Kenapa sih kalian ke kampus gak pernah pake high heels?”, “Cobain deh sekali-kali kalian ke kampus pake stiletto”, “Yudha ingin banget liat kalian pake dress ke kampus. Yang kaya Academy Awards semalem. Pasti gempar deh satu jurusan...”, “Ihh... pake make up geura kalian teh. Caludih tau!” dll dsb dst. Tapi baiknya, Yudha selalu men-design-kan sepatu atau dress ala professional personal stylist setiap kali selesai mengkritik, sebagai solusi, seperti Ivan Gunawan di masa kini.

J
angankan pakai high heels atau dress ala seleb Hollywood, bisa mengenakan baju dengan hijab yang warnanya nyambung juga alhamdulillah banget sist... #eh. Kalau lagi hectic, baju yang dipakai adalah baju yang pertama kali dilihat di lemari, gak sempat make up-an di kosan karena di workshop Desain Produk Kampus Oranye sudah ada dempul dan debu kayu pohon Pinus yang nungguin. Kangen ceunah...

Sebenarnya tak ada yang salah dengan kita. Design rule yang paling utama yaitu form follow function sudah diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin satu-satunya yang belum sesuai adalah function with performance. Intinya sih, kita kurang kece! Bukan kurang sih, emang gak kece!

Masih kata Yudha Batik, idealnya mahasiswa/i yang berkuliah di jurusan Desain produk Kampus Oranye harusnya tampil stylish dan keren ala fashion designer / fashion blogger, atau minimalnya tampil ala foto-foto yang ada di Pinterest. Biar enak dilihat. Jangan lupa pakai perfume, biar gak disangka tukang gara-gara badannya bau resin atau herin. Oh Iya, jangan lupa jadi diri sendiri, jangan jadi orang lain.

Kadang kalau lagi peak season (UTS/UAS) mahasiswa suka jadi lalai dan muncul animal instinc-nya, yang ada di pikiran cuma ada tugas, tugas dan tugas, selainnya gak kepikiran. Kaya temanku, saking khawatirnya terlambat gara-gara masangin tali sepatu, dia nekat melakban sepatunya dengan lakban hitam supaya gak copot waktu ngebut. Ada juga yang datang ke kampus masih mengenakan piyama, kelihatan banget kan begadangnya hehe

Aku juga pernah, hanya sekali-kalinya di umur hidupku. Ketika peak season, aku berangkat dari kosan menuju tempat ngeprint di seberang kampus tergesa-gesa, semuanya tampak normal, kecuali orang-orang yang menatapku berkali-kali. Merasa tak ada yang salah, aku lalu chatting sekaligus progress checking dengan teman yang lain. Tak lama kemudian pandanganku tertumpu pada pantulan diriku di depan etalase tempat nge-print...

Faaaaakkkkkkkkk!!!! 😱


Kok bisa sih (pake) sepatunya beda ??? (FYI. Aku mengenakan sporty shoes di kaki sebelah kanan dan mengenakan flat shoes di kaki sebelah kiri!!!) Bisa-bisanya gak kerasa padahal tinggi sepatunya juga beda. Bisa-bisanya juga cuek padahal orang-orang di sepanjang jalan Suci ngeliatin. Dan dengan harga diri yang berceceran aku kembali ke kosan untuk menyamakan sepatu.

Love is blind, but assignments is blinded. #QuotesOfThatDay

BTW, AADC D A #DRD DSN PRDK KMPS ORNY?
(By The Way, Ada Apa Dengan Cewek Di Angkatan #DuaRibuDelapren Desain Produk Kampus Oranye?)

EMGNY QT KNP? K AQ GTW. UDH A AQ MW NGDWNLD DL Y
(Emangnya Kita Kenapa? Kok Aku Gak Tau. Udah Ah Aku Mau Ngedownload Dulu Ya)

GTW NH. AQ JG G NGRT. LGN NGP JG RBT2 NGRSN QT. URS AJ DR SNDR. RBT AMT
(Gak Tau Nih. Aku Juga Gak Ngerti. Lagian Ngapain Juga Ribet Ribet Ngurusin Kita. Urus Aja Diri Sendiri. Ribet Amat)

KSRNGN GWL SM PNK RST X Y. JDNY PD TKT. HRSNY GWL SM MTHW YG KTRNN TI
(Keseringan Gaul Sama Punk Restu Kali Ya. Jadinya Pada Takut. Harusnya Gaul Sama Matthew Yang Keturunan Tionghoa Impor)

TW NH. BYR MK KCL GN JG AD MSH YG NKSR X
(Tau Nih. Komplen Mulu. Biar Muka Kucel Gini Juga Masih Ada Yang Naksir Kali)

O QRAIN AP. UDH C G USH DPQRIN
(Oohhh ... Kirain Apaan. Udah Sih Gak Usah Dipikirin)

..................................................
(silent reader)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Setiap resepsi pernikahan yang aku hadiri selalu menyisakan awkward questionable moment, pertanyaan ‘sekarang dengan siapa?’ adalah basa basi tapi kepo yang jadi top rank untukku. Membuatku agak baper karena mereka masih saja ingat dengan siapa aku sebelumnya haha

SBL. KZL. BPR.

Tapi diantara semua BFF yang sering chatting, ada beberapa yang menanyakan secara serius ‘sekarang dengan siapa?’. And the latest person whom got the answer is Vici.
So I asking to myself ‘what kind of guys that I’m really looking for?’.

‘A kind of Chuck Bass’.


Absolutely.

Let me tell you Vici, he’s the typical of eligible guy that I want the most. Seriously. I meant that. Mungkin Vici juga harus nonton Gossip Girl untuk bisa mengerti how could I fallin’ in love with Chuck Bass. Ya ... Meski aku tahu, ujung-ujungnya Vici pasti ngece sengece-ngecenya sama that most wanted guy karena bukan seleranya. Hahaha  I knew you sist ...
It started when I’m watching Gossip Girl during college. Di suatu siang yang geje karena kuliah mandiri, salah seorang temanku sedang asyik berkutat di depan laptopnya, tidak sedang mengerjakan tugas, tapi sedang menonton film yang baru di downloadnya. Gossip Girl.


Sejak saat itu hari-hari gejeku pun dihiasi dengan menonton Gossip Girl, aku bahkan rela bertapa di kamar kosan demi nonton marathon Gossip Girl, I don’t know ... I’m so addicted on it. Sebenarnya aku agak terlambat menonton Gossip Girl, but, it’s better late than never right?

Gossip Girl sendiri berkisah tentang anonymous blog account yang memberitakan tentang segala hal yang terjadi di Constance High School, private school di daerah Manhattan yang jadi centre story. Sama halnya dengan masa-masa high school pada umumnya, Gossip Girl sarat akan mean girls, rival,  friendship, backstabber, boyfriend & girlfriend dan remeh temeh lainnya, yang pasti semua high school graduated pernah rasakan.

Diantara semua murid Constance, yang paling sering diberitakan Gossip Girl adalah Serena van der Woodsen, Blair Waldorf, Nathaniel ‘Nate’ Archibald, Charless ‘Chuck’ Bass, Daniel ‘Dan’ Humprey dan Jennifer ‘Jenny’ Humprey, sisanya adalah figuran yang bergantian dating dengan mereka. 4 nama pertama adalah teman semasa kecil yang orang tuanya juga berteman, ya bisa dibilang Gossip Girl is about their circle.

Icunk jelas naksir berat sama Dan, katanya cowok yang penampilannya berantakan lebih cuco haha It’s her taste ... Dan seperti kebanyakan kecengan Icunk lainnya, Dan suka pake kemeja flannel atau hoodie lengkap dengan sling bag (tas selempang) keplek-keplek yang gak jelas ada isinya atau nggak, rambutnya so yesterday banget lah dan ada berewokan dikit di mukanya. Pokoknya, ala-ala mahasiswa baru yang sedang dalam masa peralihan style ... Tanggung-tanggung gimana gitchuh ...

At the beginning my eyes is on Nate, mungkin karena dia (memang) cakep parah dan tipikal golden boy yang gak neko-neko macem Chuck Bass. Tapi ... tapi ... tapi ... ada tapinya, karakter Nate yang effortless terkesan mudah menyerah pada keadaan, belum lagi kebiasaannya yang plin plan, hari ini dengan Serena, besok dengan Jenny, lusa dengan Vanessa. Arrggghhh ... Capek dweehhh mas Nate ... Too much goodness is boring J Aku sih no, gak tahu nih kalau Mas Anang.

Maka aku berpaling kepada Chuck Bass ...

He has prestige reputation that every guys had dreamed, bad boy, play boy and rich boy. A whole package of Chuck Basstards. He might not handsome as Nate but he had style, he might not smart as Dan but he had strategy, he might not kind as Erik but he had  manner. But most of it all ... He is Chuck Bass.

And his voice saying ‘I’m Chuck Bass’ whispering inside my heart hehe

Then ... I found another side of Chuck Bass, he is not as he be seen. He actually a kind of sweet and nice person , a loyal friend and the one whom always lent his hand for every urgently things that happened.

People changed ...

Even sometimes only pain whose can changes (people) :)

Did I mentioned? Chuck Bass is youth version of Barney Stinson, they like to suit up (memakai jas), seems their life is so officially ... Tapi emang agak annoying juga sih, masa tidur juga pake jas? Haha BTW, a little things that remind me so hard of Chuck Bass beside his suit is, his signature scarf hehe


Chuck Bass might be the typical of eligible guy that I want the most. Tapi bukan berarti aku akan selalu menuntut agar partnerku serupa seperti Chuck Bass atau menyerupai Chuck Bass. Semua orang berbeda, memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, tidak perlu dipaksakan. Asalkan ... berprospek haha

That’s the main point of Chuck Bass. Prosperity!. Prosperity!.  Prosperity!. Go!. Go!. Go!. I can smell the prosperity around him.

*wink *wink *wink                 
                       
Saat aku masih bersekolah di high school dulu, ada masanya ketika temanku kepo menanyakan tentang ‘what kind of guys that I’m really looking for?’, aku selalu menjawab dengan pasti ‘yang berprospek’. And I’m very serious for that one.

Pada saat itu aku berfikir bahwasanya berprospek adalah the keyword of everything that I wanted the most,berprospek berarti mencakup segala sesuatu yang cocok untukku, dan berprospek adalah suatu visi yang jelas. Masa depan. I’m not a kind of materialistic girl or a kind of money oriented girl, I’m just a visionary, a future oriented.


Not every smart one has a prosperity,not every handsome one has a prosperity, not every rich one has a prosperity. But the prosperity one had those of it all. At least for me :)

I had passion. He had prosperity. Together we run the world undefeatly (pssttt ... never mention the rest, they are just renter in our worlds).

Dan, kalau masih boleh nawar, aku juga ingin menambahkan ganteng ke dalam list ‘what kind of guys that I’m really looking for?’,karena kalau tampan kesannya hanya wajahnya saja yang rupawan, tapi tidak dengan bodynya #eh. Ganteng mencakup proporsi, komposisi dan isi, hugable enough meski tidak harus selembek adonan roti yang mengembang, tapi bolehlah kalau memang bisa semarshmallow Baymax mah.


Satu lagi, I don’t want a smoker or drugs addict. Karena ... refer on my (latest) healthy condition, aku pernah terpapar ISPA, haha meni geuleuh ihh ... Tapi ini serius, faktanya, aku sampai harus resign karena terpapar ISPA. KZL BGT kan sist, keselnya kebangetan...

So, those is the typical of eligible guy that I want the most which is  kept on my mind, a kind of daydreams that  I’m certainly sure I’ll have, no matter what.

Just wait ...

BTW, thank you Vici for asked me, it’s remind me that I had a super anxious requirement which is blown my mind everytime I  found the (new) one.  I’m writing this for helping myself getting out those ‘things’ that driving me so crazy since I’m in high school. A ‘things’ that I should putting 5 cm on my forehead and using for scanning every man that I meet. As always hehe












XOXO – Dorota! Pick the dress!!
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
It's my favorite song these days Like I'm Gonna Lose You by Meghan Trainor featuring John Legend. I thought that Meghan Trainor is a mini Adele hehe They look similar, you would know at first sight :p Meghan Trainor stole my heart before with her phenomenal song, All About That Bass, it reminds me (not only me actually...) of the Gossip Girl character Chuck Bass, Bass, Bass, Bass... Bass... Bass...

Anyway, this song is really ear-catchy and touchy, OMG... I loved this song.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Dalam marketing strategy, hubungan yang terjalin antara consumer behaviour dan lingkungan fisik sangat berkaitan erat, karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah lingkungan dimana produk dijual, yaitu aspek spasial (space : ruang / tempat) dan non spasial. Aspek spasial adalah objek yang bersifat fisik, seperti produk, brand, layout, desain toko, mall dan kota. Sedangkan aspek non spasial adalah objek yang bersifat psikologis, seperti cuaca, warna, bau, waktu dll.

Tempat penjualan suatu produk disesuaikan dengan target market yang dibidiknya, apakah untuk kalangan menengah kebawah saja? Apakah untuk kalangan menengah ke atas saja? Atau apakah untuk semua kalangan? Pemilihan target market sangat berperan penting dalam menentukan keberlangsungan hidup suatu produk.

Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang lebih suka berbelanja di supermarket atau mall dengan alasan lebih banyak pilihan produk, selain itu karena efisiensi waktu dan nyambi cuci mata hehe. Berbeda dengan berbelanja di pasar tradisional dan sejenisnya yang mengharuskan consumer untuk berbelanja menyusuri toko satu persatu untuk mendapatkan barang kebutuhannya, karena tiap toko bisa jadi hanya menjual satu jenis barang tertentu, dan itu terkadang dianggap membuat repot consumer. 

Tapi dari situ kita bisa melihat bahwasanya kebanyakan consumer yang berbelanja di mall sebenarnya lebih tertarik kepada produk-produk yang tidak bisa dijumpai di toko-toko biasa atau sekedar cuci mata saja, dengan kata lain mereka butuh untuk memiliki kebutuhan, berbeda dengan orang yang lebih suka berbelanja ke pasar tradisional, mungkin mereka lebih tertarik dengan harga yang ditawarkan yang bisa lebih terjangkau atau bisa juga karena kebiasaan.


Banyak cara dilakukan oleh produsen untuk menarik minat consumer salah satunya adalah dengan mendisplay toko smenarik mungkin. Pada brand-brand tertentu tokonya mempunyai display yang mencirikan produk yang dijualnya. Display mempengaruhi consumer dari segi psikologis, karena display tersebut bisa membuat orang penasaran atau juga bisa membuat consumer merasa dibawa kepada dalam diri produk itu.
Ada produk yang hanya dijual di satu gerai tertentu dan ada juga produk yang dijual secara bersamaan namun tetap berbeda pada penempatannya (display), selain itu ada produk yang hanya dijual dengan jumlah yang sangat terbatas bahkan harus dipesan terlebih dulu sebelum produk itu dibuat. Hal ini jelas mempengaruhi pertimbangan consumer ketika membeli barang.
Seperti gerai milik Anne Avantie yang dinamai ‘Roemah Penganten’, displaynya berupa rumah joglo yang kurang lebih lengkap dengan segala atribut dari rumah joglo yang didesain secara mewah, seakan-akan sedang mengadakan perhelatan dengan pekarangan dan pagar tanaman. Awesome.
Tentu saja yang dijual adalah baju kebaya untuk pernikahan dan perhelatan, tapi dengan display yang seperti itu setidaknya consumer merasa tertarik dan merasa betah berlama-lama di gerainya, dengan melihatnya saja consumer pun tahu bahwa apa yang ada di dalamnya tak kurang dari apa yang ditampilkan di muka umum.


Untuk mempermudah segmentasi pasar, produsen biasanya mendisplay gerainya dengan range yang akan dibidik. Misalnya untuk kalangan remaja, biasanya displaynya akan lebih colourful bila dibandingkan dengan display untuk kalangan ibu-ibu. Apalagi untuk  untuk anak-anak, biasanya kita juga sudah bisa  mengetahui dari atributnya saja, seperti dari ukuran rak yang lebih ‘mini’ ketimbang yang biasanya, penempatan barang yang sesuai dengan jangkauannya, dengan warna yang lebih colourful daripada yang untuk kalangan remaja.
Dari display, consumer bisa membedakan kebutuhannya, dengan hanya melihat saja mereka bisa langsung memutuskan perlu atau tidaknya untuk membeli produk tersebut atau bahkan hanya untuk memasuki gerainya saja. Agar tidak membosankan VM (Visual Merchandiser) yang bersangkutan membuat beberapa perubahan yang berkala seperti misalnya letak properti atau rak produk  beberapa bulan sekali, semua ini dilakukan agar consumer merasa tertarik dan apabila memungkinkan costumer tersebut rajin mengunjungi gerai tersebut, perubahan display gerai bisa menjadi sesuatu yang dinantikan.
Penggunaan kaca sebagai kisi-kisi atau penghalang dengan jalanan berperan besar dalam sebuah penjualan, karena consumer bisa melihat-lihat dulu produk yang dipajang sebelum memutuskan untuk membelinya atau memasuki gerai (a.k.a windows shopping). Karena untuk  produk-produk yang memiliki harga di atas rata-rata seperti jewelery, jam tangan, kacamata dan lainnnya, biasanya orang butuh untuk melihat dan menimbang-nimbang terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membelinya. 
 
Display juga menampilkan citra dari produk yang didisplay, misalnya gerai ‘Heartwarmer’ yang menjual berbagai produk aksesoris wanita. Untuk menampilkan citra girlie dari produk yang dijual pihal VM mendisplay gerai dengan benda-benda yang menunjukkan sifat girlie seperti warna gerai yang dicat warna pink yang dianggap mencerminkan sifat girlie. Semua produk yang terdapat disana pun bernuansa pink sampai seragam pramuniaganya pun berwarna pink.
Hal yang dianggap sepele, misalnya packaging juga bisa digunakan sebagai media untuk promosi dengan cara memperjelas display secara  dua dimensi, karena dengan cara itu mungkin produk bisa mudah dikenali oleh orang lain dan bisa jadi akan membuat orang tertarik.
 
Pengaruh brand pada display juga sangatlah besar, karena display itu sendiri mencerminkan seperti apa brand yang diusung dan produk seperti apa yang dijual. Pemilihan logo pun bisa memperlihatkan karakter produk yang dijual itu seperti apa, apakah bersifat elegan,dinamis, lucu atau apalah yang sekiranya menunjang konsep dari produk itu sendiri.
Pada brand yang sudah memiliki pangsa pasar tersendiri, seperti ‘Apple’ misalnya, kehadiran brand tersebut terkadang lebih diperlukan ketimbangnya produknya itu sendiri. Karena mungkin consumer sudah percaya bahwa brand tersebut sudah identik dengan kualitas yang tidak usah diragukan lagi.
Pemilihan font sebagai logo sebuah brand juga patut diperhatikan, karena akan menampilkan citra produk secara keseluruhan. Untuk logo yang hanya terdiri dari  tulisan atau font tanpa gambar, sebenarnya akan lebih mudah untuk dipalsukan, karena bisa font tersebut bisa dengan mudah didapatkan. Namun kehadiran brand pada sebuah produk tetaplah penting, kadangkala ada consumer yang fanatik atau memilih suatu brand tertentu sebagai produk favoritenya.
Dari brand juga bisa dilihat kisaran harga yang sekiranya mesti dianggarkan untuk membeli produk tersebut, misalnya untuk sepasang sepatu berbrand ‘Jimmy Choo’ mungkin dibutuhkan berjuta-juta rupiah untuk bisa memilikinya, lain lagi dengan sepatu yang hanya berbrand  ‘Bata’ yang bisa dimiliki dengan harga ratusan ribu rupiah
Lingkungan fisik (non spasial) tiap daerah pasti berbeda-beda, Hal ini yang menjadikan consumer behaviour tiap daerah berbeda, contohnya seperti emas. Produsen emas Indonesia menjual emas dengan warna yang lebih kekuning-kuningan ke daerah Jawa bagian barat, sedangkan ke daerah bagian Jawa ke timur emas yang dijualnya  berwarna kemerah-merahan.  

Karena memang seperti itu consumer behaviour yang consumer emas, emas dengan warna kekuning-kuningan dipastikan tidak akan laku di daerah Jawa bagian timur, karena mereka lebih menyukai emas dengan warna kemereh-merahan, sama halnya jika emas yang berwarna kemerah-merahan dijual di daerah Jawa bagian barat.
Untuk kota-kota besar  yang dibutuhkan mungkin adalah mall, karena kebutuhannya memang seperti itu, selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka bisa menjadikan mall sebagai tempat relaksasi karena hanya di tempat itulah mereka bisa mendapatkan beberapa hal sekaligus. Lain dengan kota-kota kecil kebutuhannya pun mungkin tidak sebanyak kota besar, namun kebutuhan untuk sekedar tahu juga pasti ada, tapi itu idak akan sesuai dengan kehidupan mereka di kota kecil.
Kebanyakan masyarakat di daerah kota besar berbelanja pada malam hari, hal ini dikarenakan waktu luang mereka ialah pada malam hari, sedangkan untuk masyarakat di kota kecil biasanya mereka berbelanja di pagi atau siang hari, semuanya disesuaikan dengan kebutuhan mereka masing-masing.
Cuaca juga sangat mempengaruhi produk yang akan dijual, apabila musim hujan kebanyakan toko pasti akan menjual payung atau jas hujan secara dadakan, mereka memanfaatkan situasi pasar yang sekiranya menjanjikan untuk meraup keuntungan.
Terkadang produk yang dijual merupakan produk musiman yang biasanya terdapat hanya pada saat-saat tertentu, atau pada daerah-daerah tertentu saja. Misalnya di daerah panas penjualan minuman dingin pasti akan lebih tinggi dibandingkan dengan penjualan minuman dingin di daerah dingin, karena produk yang dijual itu seharusnya sesuai dengan kebutuhan consumernya.
Produk fast food termasuk salah satunya yang bisa memanfaatkan keadaan, dengan adanya layanan pesan antar yang merupakan salah satu layanan andalannya, memudahkan orang untuk membeli makanan tanpa harus keluar rumah, baik itu karena malas atau cuaca hujan. atau memang itu bagian dari life style.
Produk yang dihasilkan pun tak selamanya harus sesuai dengan kebutuhan kita saat ini, tapi lebih ditekankan kepada sifat ‘fun’ yang bisa  diterapkan pada produk. Consumer tidak harus merasa butuh untuk dapat membelinya kan tetapi dengan senang saja pun sudah cukup sebagai alasan untuk membeli produknya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Sudah hampir setahun lamanya mama sakit, ia terkena serangan (stroke) dalam perjalanannya ke kantor di pagi hari, sepupuku lantas membawanya ke Rumah Sakit namun tak berapa lama kemudian separuh tubuhnya dinyatakan tidak berfungsi. Aku yang memang sedang berada di rumah pasca resign tak pernah mengira, bahwa hal yang paling dikhawatirkan mama akan terjadi juga.

Lalu, setelah dirasa cukup pulih, dokter di Rumah Sakit mengizinkan mama pulang. Yang terjadi setelahnya adalah perjalanan panjang ala Pendeta Tom Sam Chong di serial Kera Sakti. Aku mewakili keluargaku membawa mama berobat kesana kemari. Berbagai pengobatan pernah dicoba. Berbagai dokter pernah dikunjungi. Berbagai obat-obatan pernah diminum. Tapi hasilnya nihil. 

Aku yang belum bekerja lagi memutuskan untuk menjadi volunteer, dengan main project mengurus mama hehehe Bagiku menjadi volunteer merupakan pilihan terbaik daripada jadi pengangguran yang sering diasumsikan dengan tidak memiliki pekerjaan dan tidak melakukan apa-apa. Mungkin bagi sebagian orang pekerjaanku kurang menguntungkan karena tidak menghasilkan dan tidak keren. Memang. Aku sudah tahu.

Atas saran dari keluarga, kami pun hijrah ke rumah Mbah yang terletak di daerah Kalijati, di desa dekat perkebunan karet yang kini ditanami pohon pisang. Aku tidak terlalu menyukainya karena merasa dijauhkan dari peradaban hahaha ... Tidak ada sinyal provider yang stabil. Tidak ada TV kabel. Tidak ada warnet (pliss dehh ... hari gini ...). Tidak ada buku bacaan. Tidak ada pedagang di malam hari. Mmhhh ... Banyak alasan bagiku untuk menolak. Tapi apa daya, mama ingin tinggal disana. Membuatku khawatir bahwa suatu saat aku dan mama akan pindah ke rumah Mbah secara permanen T.T 

Perlu lebih dari 3 kali untuk mengangkut barang bawaan selama hijrah, sisanya menyusul ketika aku ‘main’ ke rumah. Jika untuk waktu 2 minggu saja diperlukan barang bawaan yang banyak, apalagi jika nanti benar-benar pindah. Mungkin butuh lebih dari 10 truk untuk mengangkut semua barang di rumah dan itu belum termasuk dengan printilan-printilannya.
Setiap hari aku terbangun karena suara kokok ayam ketawa yang baru-baru ini dipelihara oleh Wa Gun, yang dengan suaranya yang parau dan terbata-bata, ketawanya jauh dari kata merdu. Setelah sholat shubuh biasanya aku akan memasak air untuk mandi mama, tapi jika kompor gasnya sedang fully booked, aku akan pindah menggunakan hawu (tungku) di bagian belakang rumah. 

Lalu ... aku akan memasak tahu dan menyeduh susu diabetes. Lalu ... aku akan membereskan kamar dan menyetrika baju. Lalu ... aku akan ikut menonton Gangga dan Uttaran hanya karena mama suka. Lalu ... aku akan mengobrol sampai malas. Lalu ... aku akan membereskan tas dan bersiap-siap pergi ke dokter. Lalu ... aku akan ... akan ... akan ... mmmhhh ... akan ... akan ... Yasudahlah. Kira-kira  begitulah setiap harinya. Membosankan. 

Eh. Kecuali. Menonton Andre dan Hesty memasak dengan modus (modal dusta) di NET.

Satu-satunya hiburan adalah Candy Crush Saga dan Candy Crush Soda yang selalu aku mainkan secara maraton setiap kali ada waktu kosong. Atau menyalakan laptop hanya demi mendengarkan All I Ask nya Adele berulang-ulang sepanjang hari. Kadang-kadang membaca ulang blog content yang pernah dipublish untuk sekedar mengisi waktu luang. Sisanya aku habiskan dengan pekerjaan rumah reguler yang sangat menyita waktu.

Meskipun aku membawa serta design tools ketika hijrah, jarang sekali aku bisa menggunakannya secara bebas. Karena sepupu kecilku terlalu ingin tahu mengacak-ngacak meja kerja yang sudah aku tata. Dan demi kebaikan semua design tools yang aku miliki, aku memilih untuk doodling secara rahasia dan tersembunyi.
Sorry buddy ... Family first. I’ll call you later OK!

Aku tidak melakukan semua hobbyku untuk menyenangkan orang lain, aku melakukannya untuk diriku sendiri. karena aku akan bahagia jika bisa melakukannya ... Sayangnya, not everyone understand as well as I am.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates