Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

I spent this Christmas holiday visiting our family in Bogor, and then we went to Kebun Raya Bogor (as always). I didn't know why but lately I always felt regret about the things that happened before, like, if I can turn back the time I shouldn't do this or I should do that. But, in this life... nothing happens without a reason, I only wish that reason is worthy enough for me. 

No money. No best friend. No boyfriend. No life. Oughhh... Too many no. 

Eh, I have a picture from Kebun Raya Bogor. 










Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

I have been waiting for a long time to visit this place, and year after year I miss this place so much. 

I visited Taman Bunga Nusantara when I was a little girl, once. Me, my sister, my parent, and my aunty went here (TBN) to attend an event (I forgot what kind of event). Me and Widy (my lil sister) are very happy because there are a lot of flowers that are rarely seen in our daily, blooming everywhere, colorful, interesting, and need to explore.

I remember when we ran around, passed the fountain aim to flower batch. We talk about which is the best flower in this place, and sometimes we laugh and continue to run. We visited a glass house, a Japanese garden, a palm garden, a Mexican garden, and a view tower to see the whole garden from the top. My family almost surrounded the whole TBN by walk, because the too precious moment for through by mini train.



Fortunately, my mother's office has a field trip to TBN, my mother and I were very excited to hear that and spent the rest of the week preparing for the trip. Choosing a dress, choosing a veil, choosing a pair of trousers, choosing a bag, choosing shoes, choosing food, choosing a drink, and choosing another choice. Haha very interesting activity, because I'm super sure we’ll forget about that preparation the day we went.

We use the bus, which needs ±5 hours from Subang to Cianjur. During the trip, I only do 3 activities, sleeping, eating, and checking my phone, very unproductive, but I call it ‘refreshing’. Remember, not every day I have unproductive activities :).

When we arrived, we were busy discussing the best route to remind our memories, too many options, but first, we must follow the field trip, after that, it’s up to us right?

During other people were busy preparing lunch in the picnic area, we went to mushola for prayer. During other people queue up to pray, we lunch and take a picture. Isn't it a good idea? We must do it quickly. We don't want to miss a chance to collect our memories. During do her itinerary, like deciding arisan's winner, chit chat and take a picture together.  My mother and I always stole the chance for taking a picture as much as we can, to show up to my sister, because she cant join us.





Even though it’s very sunny, we don't care, we went so far to this place and here we are. We don't want to come back without anything. It’s very difficult to take a picture with a cell phone camera, especially a touch screen. We cant see the result in normal conditions, too bright, making darkness in the display.

We use the train for going around the TBN, past the rose garden, France garden, and fountain. We decided to stop in view tower. And we are very disappointed, because the lift is not working for a long time ago, and the condition of the tower is under maintenance. We must climb the ladder if want to see the whole TBN. Of course, we avoid it. And we went to Bali garden and a little bit of Labyrinth garden.








After that we went to Glasshouse, taking some pictures. Actually, we want to go to the Japanese garden, but the time is over (field trip itinerary). Twice disappointed. We enjoy the last minutes in TBN and hope can be back here immediately. With my sister J. For watching the flower blooming.

There are no big differences between when I visited this place a long time ago and now. I mean, the maintenance of the flowers is very good. TBN Lucky can find a good hand for rise the flower. Good management, a lot of benches everywhere (for sitting and taking a picture). Clean picnic area, complete with washroom and mushola. wide parking area. And many more...

Good job Mr. Soeharto!


I felt sad when I left that place, besides it gave unforgettable (new) memories for us. it makes me think: why the government didn't repair the road, too many holes, and dangerous (ravine). And the saddest thing is: it takes 5 hours for going back to my hometown.

Why is this place very far from my home?

And I felt a little bit unlucky: because the flower still not blooming yet.

On our way back to home, we only bought ‘roti unyil’ and ‘aromanis’. Not bought tauco like other people, because we know each other doesn't like tauco. Arrived at home at 11 PM, change clothes, and slept. Avoid the reality that our house is messy by the stuff (before and after the trip).
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Menyambut libur nasional di tanggal 17 Agustus saya punya beberapa pilihan kegiatan, yakni:

1. Camping dengan teman SMA ke gunung Papandayan di Garut (fix plan)
2. Camping dengan teman kuliah (masih wacana, belum jelas mau kemana)
3. Ikut mengantar sepupu ke bandara
4. Meneruskan acara ulang tahun mama di rumah
5. Do nothing, wasting time

Setelah berbimbang-bimbang dan menimbang-nimbang, saya akhirnya memilih untuk pergi camping ke gunung Papandayan. Gak pake izin orang tua *efek terbiasa hidup mandiri :) mama tahunya saya main dan menginap di rumah Pici yang ada di Garut. 

Biar gak ngaret seperti camping sebelumnya saya berangkat pagi-pagi sekali, dibujarak antara Subang dan Garut  

Dibutuhkan waktu sekitar 4-5 jam untuk ke Garut dari Subang, karenanya saya berangkat pagi-pagi sekali. Beruntung malamnya saya udah ngebut packing jadi besoknya tinggal berangkat, jam 6 pagi saya udah OTW ke Bandung dan sampai di Terminal Cicaheum jam 8 pagi. Sialnya bis jurusan Bandung-Garut yang saya naiki ngetem lamaa banget... Saat bisnya udah terisi, eh malah berpapasan dengan arak-arakan pawai 17 Agustusan... 

Pawai inilah yang akhirnya menghambat saya untuk datang secepatnya ke Garut.

Saat gelisah menanti arak-arakan pawai 17 Agustusan berakhir, muncul seorang bapak paruh baya dengan gitar yang diujungnya ditempel cup plastik. Ya. Pengamen! Awalnya saya nggak faham beliau menyanyi apa, namun saat mencapat reff lamat-lamat saya mulai mengenali lagunya. Iwan Fals... Sarjana Muda.

Semesta kayanya pengertian banget ya tetiba menghadirkan lagu Sarjana Muda saat saya galau mellow karena urusan pekerjaan, lagunya mendadak jadi "gw bgt". But, anyway... terimakasih sudah mengiringi perjalanan saya kali ini sebagai sarjana muda. Bahkan sampai Tarogong pun liriknya masih terngiang-ngiang...

Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman sebuah jawaban
Termenung lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang di harapkan
Tergiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang di dambakan
(Sarjana Muda - Iwan Falls)



Karena keterlambatan yang diluar kendali, teman-teman yang udah sampai lebih dulu memutuskan untuk pergi ke gunung Papandayan sehingga saya mesti menyusul sendiri kesana. Fahria bolak-balik meneelpon, mengingatkan kalau di gerbang gunung Papandayan ada banyak ojek atau mobil bak terbuka untuk transportasi saya menuju camp office. "bayarnya 20 ribu ya... jangan lebih, kalau nggak ada ojek pake mobil, tapi kalau pake mobil harus nungguin orang lain dulu, bla... bla... bla... bla..."

OK. Noted. 

Tarogong OK
Maktal  OK
Bayongbong  OK
Alun-alun Cisurupan  OK

Saya sampai di Cisurupan sekitar jam 3 sore dan memutuskan untuk ishoma sendirian.

Mengingat derita saat camping ke gunung Papandayan beberapa tahun lalu, saya merasa naik mobil kurang efisien, lama, sempit dan kerasa banget kalau ada jalanan yang berlubang. Makanya sekarang saya mau coba naik ojek, sama aja sih sebenarnya... cuma kalau naik ojek, 'mangnya bisa leluasa milih jalan, salip mobil, salip truk, salip orang-orang yang lagi jalan. Minusnya naik ojek, pinggang jadi sakit dan pantat jadi tepos.

Kita janjian di camp office biar mudah ditemukan, disana ada Pici dan Hany yang kebagian tugas untuk menunggu saya biar ada teman naik ke Pondok Salada. Teman saya pernah bilang kalau Pondok Salada nggak terlalu jauh dari camp office, mereka juga camping-nya di dekat kawah. Eh... begitu ketemu Pici dan Hany, mereka bilang Pondok Salada itu ada di balik bukit, di balik bukit lagi, di balik kawah. So... Tempat yang dulu pernah dijadikan tempat nge-camp adalah... parkiran!! 

Woww.. tahun berlalu, saya udah pamer sana sini pernah nge-camp di gunung Papandayan, ternyata cuma nge-camp di parkiran '____'

Dengan segala kegondokkan yang menggelayut di hati, saya bertekad untuk mencapai Pondok Salada. Tapi belum berapa lama jalan udah mulai terasa capek, banyak istirahat pun gak membuat saya tambah semangat, yang ada malah makin lama jalannya. Belum pernah rasanya jalan sesesak ini, ditambah lagi semakin malam kadar oksigen semakin menipis. Biar jalannya seneng, kita foto-foto dulu... :))



Hari sudah semakin gelap ketika kami mulai mendaki kawah Papandayan menuju Pondok Salada. Menghindari lubang-lubang kawah yang bertebaran dan berkejaran dengan kabut bukanlah hal yang mudah, tidak satu pun dari kami yang pernah benar-benar mencapai Pondok Salada, tersesat dan mati karena gas beracun adalah pikiran busuk yang menelusup otak.



Beruntung, ada seorang pemuda, atau laki-laki yang bukan paruh baya. Memisahkan dirinya dengan sengaja, kembali ke parkiran, karena kunci motornya ketinggalan, nancep di belakang jok :( temannya dibiarkan menunggu di tempat yang lain. Dengan dia, kami mengekor, sampai ketemu temannya. Basa basi busuk mengiringi kami, yang baru tahu, bahwa jalan ke Pondok Salada tidaklah semudah kelihatan di bawah bukit.

Tips: Pakai semua yang bisa dipakai (jaket, syal dll) lebih berguna ketimbang membebani diri sendiri :))


Berkali-kali hati menciut karena beberapa orang yang ditemui di sepanjang jalan bilang "Pondok Selada masih lumayan dekat, kira-kira satu jam perjalanan lah, tapi ya kalau jalannya kayak gini bisa lebih". So? berkelabatlah bayangan 3 ekor siput mendaki bukit, jalan pelan-pelan karena berat bawa rumah :( gabisa lari, bisanya ngesot, pingsan kena semburan gas beracun.

Tapi, dengan munculnya mas-mas yang ketinggalan kunci motor itu, muncul juga harapan bisa nyampe bareng ke Pondok Salada. Kami (+ mas yang gatau namanya siapa) melanjutkan perjalanan, pada akhirnya dengan sangat gembira, saya kabarkan bawasanya dia (sebut saja mas kunci) bisa bertemu dengan kawan seperjalannannya.

Kami baru tiba di daerah yang agak datar sekitar maghrib, jelang-jelang sunset gitu lah.. ini nih fotonya :)



Biarlah Papandayan jadi latar dari saya yang ingin pamer banget :D ahaha


Terimakasih untuk mas kunci yang mau bawain tas sampai atas sini dan temennya yang mau-maunya diperdaya jadi juru potret sunset jelang maghrib ini. <3 <3 <3

Setelah berfoto-foto kami berjalan menyusuri Lawang Angin, seperti gerbang yang dibuat dari bukit yang dijebol bagian tengahnya. Selang air sepanjang jalan merembesi kaki, terlalu hebat untuk dibuat sampai ke atas gunung. Lalu ada tanah datar yang sudah dihiasi tenda-tenda, tidak teratur. Tapi sayang, masih bukan Pondok Salada :((

Masuklah kami sekalian ke dalam gang kecil diantara pepohonan, katanya sehabisnya jalan ada Pondok Salada. Menggunakan senter kami menjalani gang yang 'legok' haha... sampai pada akhirnya, ada titik-titik api unggun lengkap dengan siluet tenda beserta bayang-bayang remang isinya :)) Mulanya hanya beberapa, semakin lama semakin banyak, kayak pasar malam lah. Yang masak, masak. Yang tidur, tidur. Yang ngobrol, ngobrol. Yang nyari kecengan juga banyak :)

Bener banget kata orang-orang yang nge-camp sebelum sini "Pondok Selada udah penuh, tapi bisa lah untuk 1 atau 2 tenda" weeww... Eh, BTW kesan pertama lihat pasar tenda ini adalah haha... serasa ikutan Piala Dunia Quidditch-nya Harry Potter hehehe... Bedanya yang akan kami semua tonton besok adalah sunrise bukan Viktor Krum.

Pici mulai meneriakkan nama Fahria, yang nyaut malah cowok-cowok penghuni tenda remang haha... Karena Tuhan Maha Mengetahui bawasanya hambanya udah gak kuat jalan dengan kondisi mata yang siwer gara-gara kacamata patah :( segeralah kami dipertemukan dengan keponaakannya Pici. Cupika cupiki, chit chat, simpan barang dan ishoma.

Kita sempat main ke tenda lain, niatnya mau nyari api unggun biar gak kedinginan. Kesana kesini, SKSD, janjian besok mau liat sunrise :)) Sepanjang malam saya kembali nggak bisa tidur, dingin. biar pake sleeping bag sekalipun masih dingin. Kali ini yang jadi sumber masalahnya, tendanya, bivak lagi :( bukan tenda yang biasa dibuat nge-camp. Alasnya pake karpet, matrasnya gak ada. Orangnya 5, sleeping bag-nya 2 :(












Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Happy Eid Mubarak Everyone !!!


 









 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates