Kembali ke Cihapit
Knock… Knock… Who’s back?
Setelah berbulan-bulan nggak ketemu, Icunk ke Bandung lagi dongs…. 😉. Tadinya kita mau main bareng (+Deya + Memed) di hari Sabtu, sayangnya mereka berdua ada urusan yang nggak bisa ditinggal makanya diundur di hari Minggu. Meski udah bikin list jalan jajan kita tetap bimbang mau main kemana hari Sabtunya wkwk *angger. Yha~ ujung-ujungnya kemana lagi kalau bukan ke Cihapit sih 😁.
Kita berangkat agak siangan dari rumah dengan harapan sampai di Cihapit waktu makan siang, ternyata… Bojongsoang macet tjoy 😭. Aku udah tidur tipis-tipis, main game, melamun dan zooming namun macet weekend ini susah banget terurainya. Pergerakan TMP baru terasa lancar setelah berhasil melewati M. Toha, eh tetiba turun hujan.
Ada beberapa tempat makan yang baru buka di Cihapit salah satunya adalah Bakso Bintang Asia, saat kita kesana kebetulan lagi rame *yaiyalah, waktu makan siang 😅. Saat masuk ke Pasar Cihapit kita disambut oleh wangi buah mangga yang menyeruak di sepanjang lorong. Mungkin karena udah siang sebagian kios udah tutup, termasuk kios kue putu yang beberapa waktu lalu sempat viral.
wefie sambil menunggu gocar |
***
BAKSO GEPENG 99
Tadinya kita mau berburu kue skesthetic di Bien Patisserie atau Florentine Bakehouse, balik lagi ya… karena udah siang pilihannya terbatas. Setelah puas screening kita memutuskan untuk makan siang (yang kesiangan) di kios Bakso Gepeng 99. Lokasinya di samping Toko Bakmie Feng yang kini udah berekspansi, ternyata kita adalah last costumer-nya mereka.
Kita order paket komplit yang isinya kwetieu/bihun, 3 bakso gepeng, 2 bakso halus, 1 bakso urat dan 1 tahu bakso. Untuk minumnya kita order dari kios Uncle Kim yang ada seberangnya, kayanya mereka join-an siya karena kita dikasih meja di dalam kios mereka. Untuk rasa baksonya sih OK, hint bawang putih yang bikin kuahnya terasa nikmeh 😍, sayangnya kita lupa nggak pake jeruk purut, kalau pake kayanya bakal lebih nikmeh 😍😍.
kios Bakso Gepeng dilihat dari kios Uncle Kim |
paket komplit Bakso Gepeng Rp 30.000 |
***
Dari Bakso Gepeng 99 kita cari tempat ngemil fancy aka café karena mau ketemu dengan Fera. Kita udah ke Drunk Baker cuma penuh banget, jangankan dine in, untuk take away aja mesti nunggu ± 1 jam. Yawla… baru kali ini aku gondok ½ mati gegara dessert 😅. Staff Drunk Baker yang menyadari kecengoan kita mengarahkan untuk datang ke cabang Panaitan karena katanya lebih lega. Hmmm…
***
HOUSE OF TJIHAPIT x PRINCHEESE ELSA
Hujan yang tetiba turun bikin kita mengambil keputusan cepat untuk mencari café terdekat di Cihapit. Kita skip Seroja Bake ya karena nggak yakin Fera akan suka cita rasa fusion-nya, saat itu kita menemukan Princheese Elsa. Tadinya kita mengira Princheese Elsa adalah entitas (istilah afalagy ini 😁) yang terpisah dari House of Tjihapit, ternyata induknya masih sama bahkan staff-nya mempersilakan kita untuk makan dessert-nya di dalam.
Kita order burnt cheesecake di Princheese Elsa dan order matcha strawberry ice cream di House of Tjihapit. Untuk rasa burnt cheesecake-nya sih OK namun aku lebih suka yang rasa blueberry karena lebih menyegarkan, tapi yang rasa tiramisu-nya enak kok. Aku nyicip punya Fera (rasa lemon) enak tapi B aja gitu, soalnya nggak ada filling-nya macem yang rasa blueberry dan tiramisu.
info price list |
cap cip cup |
blueberry - lemon - tiramisu |
matcha strawberry ice cream |
eh, kita nggak ada foto bertiga |
mandatory picture |
***
Dari House Of Tjihapit kita mampir sebentar di Vitasari karena Icunk mau beli roti abon, kangen banget yaini beli kue basah pagi-pagi sebelum berangkat kerja. Apa kabar risol mayo, kue sus, lemper, bacang, cente manis, papais, roti kulit nangka, bluder, bomboloni, rujak Malaysia, hokaido cheesecake? Tidakkah kalyan kangen aku wkwk 😁. Karena udah sore tentcunya udah pada abis, sisa yang ada di etalase aja namun sayangnya nggak ada yang aku mau 😅.
***
Setelah mengantar Fera kita lanjut jalan kaki menuju Lapangan Saparua, ingin jajan ini itu banyak sekali. Perjalanan kita tentcunya terganggu oleh proyek perbaikan jalan yang bikin macet se-Bandung-eun. Serius deh ini kita sampai mesti menunggu flow kendaraan melambat karena trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki pada kurang layak. Entah karena akar pohon, entah karena dipake berjualan, entah karena memang nggak dirawat.
Terakhir kali kita jalan, melewati taman-taman yang kini udah nggak terawat sambil mengingat-ingat lokasi café yang ditemui di sepanjang jalan adalah 2 tahun yang lalu. Saat halal bihalal di post pandemic yang bikinku kena koronces 😅 alhamdulillah sekarang mah udah nggak ya, tapi koronces masih ada yaini temanku kemarin masih ada yang kena. Stay safe ya manteman…
Di Lapangan Saparua kita cuma sempat jajan cireng karena tetiba hujan, saat ingin menyebrang ke Kantor Pos ada angkot jurusan Kalapa yang lewat, yaudalaya… Markicaw… Dari Kalapa kita jalan kaki menuju ke Kings karena mau sholat biar request-nya bisa segera di follow up 😉. Bahkan saat kita udah sampai di rumah pun hujan masih turun, doaku standar: semoga nggak banjir ya Allah… ripuh.
sisa hujan tadi |
namanya Cireng Pandawa, kita coba rasa taichan dan kornet keju, semuanya enak apalagi kalau hangat |
mereka nggak lagi pada olahraga melainkan lari mencari tempat berteduh |
0 comments
Feel free to leave some feedback after, also don't hesitate to poke me through any social media where we are connected. Have a nice day everyone~