Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Dari Kopi Moyan kita memutuskan untuk mencari tempat ngopi ngobrol yang asique di area Kota Bandung. Saat itu Memed request ‘yang ada tiramisu-nya’, jadilah kita cari café aesthetic yang sekiranya menyediakan menu ber- tiramisu. Bahkan setelah berputar kesana kesini kita nggak berhasil menemukan tempat ngobrol yang proper, ada aja hal yang bikin kita undur diri… 😅.

Merindu Canteen – lokasi nyempil, sulit parkir
Kopi Cantel – sebelum berangkat aku minum eskosunya di rumah *nggak mau sama 
Drunk Baker Panaitan – waiting list 12 nama, parkir terbatas
The Deli Bakes Café – sulit parkir
Wheels Coffee Roaster – di-skip untuk jalan jajan selanjutnya
Ambrogio Patisserie – hujan

Pilihan terakhir kita adalah Ambrogio Patisserie *yang pasti-pasti aja laya 😅 karenanya kita melipir ke Kantor Pos untuk parkir dan sholat. Saat masuk ke musholla-nya kaget banget… karena ternyata sedang ada kajian keagamaan dengan audience ikhwan bercelana cingkrang dan ukhti bercadar 🤯. Selama kita parkir dan sholat di Kantor Pos baru kali ini momennya berbarengan dengan kajian keagamaan.

Di hari basah begini tentcunya belum afdhol kalau nggak hujan yekan, biasanya hujan turun saat sore sore menuju malam namun nggak jarang cap cip cup, semaunya Allah 😊. Saat sholat di Kantor Pos hujan semakin deras dan kita sepakat untuk nge-skip Ambrogio Patisserie, tyda mungkin untuk sepayung berdua karena kita udah nggak singset 😂.

***

Berhubung udah memasuki waktu makan malam kita mengganti memutuskan untuk mencari tempat makan. Yang hangat dan berkuah kayanya nikmeh yaini… 😆. Opsi pertama adalah Bakso Bintang Asia dan opsi kedua adalah Tsuka Ramen, kalau nggak dapet spot parkir di Bakso Bintang Asia pastikan dapet spot parkir di Tsuka Ramen, plis ini mah… udah nggak ada opsi 😢.

Alhamdulillah kita (eh, Deya ketang) berhasil mendapatkan spot parkir di seberang Bakso Bintang Asia. Aku turun duluan untuk daftar waiting list, udah waswas antriannya panjang eh ternyata cuma 3 nama aja. Let’s go yeoreobun… 😊. Setelah menunggu ± 5 menit kita mendapatkan meja di area semi outdoor, yang karena hujan ditutup pake tirai plastik. 

kusarankan kalyan memilih area semi outdoor karena bisa kena angin sepoi-sepoi

area cemilan 😍

Yang kita order:

Bakso Campur + Kwetiau Rp 36.000/porsi
Order-an kita sama yaini wkwk aku sendiri pilih kwetiau ketimbang bihun karena kemarin-kemarin udah makan bihun *nggak mau sama 😁. Aku malah baru tahu Bakso Bintang Asia kwetiau-nya homemade semalam saat review-nya masuk FYP, pantas aja tekstur kwetiau-nya lembut dan warnanya bersih ternyata memang fresh 😉. Kuahnya disajikan ala pho Vietnam yang pake daun ketumbar (cilantro) dan potongan jeruk nipis.

Onde-onde Rp 7.500/pcs (minimal order 2)
Saat antri aku lihat ada yang order onde-onde ini, tampak menarik dan aku mau... Ukuran onde-ondenya cukup besar dan saat dibelah isinya nggak berhamburan, wanginya harum khas wijen dan isiannya nggak terlalu manis, cucoklah untuk cemilan selama menunggu bakso kita datang.

Siomay Jamur Rp 6.800/pcs (minimal order 3)
Siomay jamurnya enak kok, tapi potongan jamur yang jadi toping-nya mudah lepas, ngenes banget… udah mau disuap eh malah jatuh 😭.

Cireng Cabe Garam Rp 20.000/porsi
Menu ini di take away karena kita mau nganter Icunk ke Cibiru, so far so good… selama macet kita makan Cireng Cabe Garam ini. Untuk cirengnya mah standar sih yang bikin nikmeh adalah taburan bumbunya yang micin abisss 👍👍👍.

kuah original yang nikmeh 💖

potongan cengek hanya pemanis 😂

so pwety 😊

onde-onde yang kumau

kiri: visualisasi bakso urat
kanan: cireng cabe garam yang di take away

***

Kalau kalyan suka bakso dengan kuah yang clean dan nggak keberatan dengan cita rasa fusion, kurasa kalyan mesti coba Bakso Bintang Asia ini. Tapi kalau kalyan suka bakso dengan kuah padat rasa dan ber-mazhab misdaseum, well... simpan uang kalyan 😉. Sampai post ini ditulis aku masih kepikiran menu es-es-annya Bakso Bintang Asia, aku mau es cincau-nya huhu  😢.

Perlu diingat, bagimu taste-mu bagiku taste-ku, selera kita bisa sama bisa aja nggak.

BAKSO BINTANG ASIA 
@baksobintangasia
Jl. Sabang No. 63 Cihapit Bandung Wetan, Kota Bandung
Senin-Minggu, 07.00-22.00 WIB

🍜 Rp 27.500 - Rp 55.000
🥟 Rp 6.800 - Rp 10.500
🍮 Rp 5.000 - Rp 25.000
🥤 Rp 5.000 - Rp 35.000

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Di hari minggu pagi aku dan Icunk udah sibuk di dapur bikin sarapan, lapar tjoy… 😁. Kita bikin tahu cabe garam dan goreng nugget, biar nggak seret ditambahin timun potong. Minumnya tetap air putih dongs… *tuwir detected 😅. Sambil menunggu Deya kita kembali pilih-pilih tempat makan, pertimbangan utamanya adalah spot parkir dan probabilitas waiting list.

Weekend ini sedang ada acara wisuda kampus sekitar, nggak mungkin juga yekan para pendamping wisuda (baca: orang tua dan keluarga) nggak pada main dulu sebelum pulang. Minimal makan bareng gitu, kan tadi pagi sarapannya terburu-buru karena make up-nya belum beres 😅. Selain itu di Kiara Artha Park sedang ada konser gratis, wow Bandung ramai sekali…


Kita janjian jam 10.00 pagi, namun tahu sendiri laya… peraduan kita posesif banget wkwk Kita baru berangkat dari rumah setelah sholat dzuhur, lalu jemput Memed di Come On Clan. Tujuan kita hari ini adalah Kopi Moyan, yha~ memang udah lewat waktu sarapan sih tapi tyda masalah karena yang kita inginkan hanyalah makan sambil ngobrol 😉.

Saat kita sampai situesyen di Kopi Moyan udah nggak terlalu ramai, pun dengan menunya yang udah pada habis *efek ngaret yang sesungguhnya. Kita memilih duduk di area indoor ketimbang di area outdoor karena meja + kursinya terlalu chaebol. Kurang nyaman aja gitu… vibes-nya berasa lagi anjang-anjangan dengan bocil.


***

Yang kita order:

Nasi Ayam Bumbu Charsiu Rp 25.000
Tadinya kita order menu yang lain cuma udah pada habis, hanya ada menu Nasi Ayam Bumbu Charsiu dan mie-mie-an. So far rasanya B aja, rasa ayam bumbu charsiu-nya standar laya nggak mesti diperjuangkan sampai antri gimana gitu. Mungkin karena bumbunya kurang terserap dengan baik rasa nasinya terasa datar. Salah satu hal ter-challenging saat makan menu Peranakan adalah bilah pakcoy yang masih utuh, kalau blanching-nya kurang pas PR banget makannya 😅.


Tahu Kukus Ala Moyan Rp 10.000
Tipikal menu yang bisa dibuat sendiri di rumah, sttt… pokoknya jangan bilang mama kalau beli menu ini 😁.


Risol Isi Bihun Bumbu Kacang Rp 12.000
FYI, rasa plain pun dengan isi risolnya yang polos tanpa serpihan wortel atau sayuran hijau, untungnya sambal kacangnya berasa.


Pisang Goreng Wijen Rp 13.000
Diantara semua menu yang kita order di Kopi Moyan yang paling enak adalah pisang goreng wijen ini, rasa manisnya pas.


Es Capucino Rp 18.000
Kata Deya enak.


Es Cokelat Rp 18.000
Kata Icunk dan Memed enak, mirip dengan Es Cokelat Impian.


Air Putih Rp 5.000 
Ini aku yang order haha… Sebelum berangkat aku udah minum Eskosu-nya Kopi Cantel kalau order minuman berasa, berwarna dan berembun khawatirnya bikin kontraksi 😁.

***

Hanya karena aku merasa makanan yang disajikan di Kopi Moyan B aja, bukan berarti kalyan harus merasakan hal yang sama denganku. Mungkin karena kita memang bukan market target mereka jadinya ya kurang pas wkwk. Well... bagimu taste-mu bagiku taste-ku, selera kita bisa sama bisa aja nggak. 

KOPI MOYAN
Jl. Anggrek No.30, Merdeka, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung,
Senin-Minggu, 07.00-17.00 WIB

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Knock… Knock… Who’s back?

Setelah berbulan-bulan nggak ketemu, Icunk ke Bandung lagi dongs…. 😉. Tadinya kita mau main bareng (+Deya + Memed) di hari Sabtu, sayangnya mereka berdua ada urusan yang nggak bisa ditinggal makanya diundur di hari Minggu. Meski udah bikin list jalan jajan kita tetap bimbang mau main kemana hari Sabtunya wkwk *angger. Yha~ ujung-ujungnya kemana lagi kalau bukan ke Cihapit sih 😁.

Kita berangkat agak siangan dari rumah dengan harapan sampai di Cihapit waktu makan siang, ternyata… Bojongsoang macet tjoy 😭. Aku udah tidur tipis-tipis, main game, ngobrol, melamun dan zooming namun macet weekend ini susah banget terurainya. Pergerakan TMP baru terasa lancar setelah berhasil melewati M. Toha, sampai di BEC eh tetiba turun hujan.

Ada beberapa tempat makan yang baru buka di Cihapit salah satunya adalah Bakso Bintang Asia, saat kita kesana kebetulan lagi rame *yaiyalah, waktu makan siang 😅. Saat masuk ke Pasar Cihapit kita disambut oleh wangi buah mangga yang menyeruak di sepanjang lorong. Mungkin karena udah siang sebagian kios udah tutup, termasuk kios kue putu yang beberapa waktu lalu sempat viral.

wefie sambil menunggu gocar

***

BAKSO GEPENG 99

Tadinya kita mau berburu kue skesthetic di Bien Patisserie atau Florentine Bakehouse, balik lagi ya… karena udah siang pilihannya terbatas. Setelah puas screening kita memutuskan untuk makan siang (yang kesiangan) di kios Bakso Gepeng 99. Lokasinya di samping Toko Bakmie Feng yang kini udah berekspansi 😮, ternyata kita adalah last costumer-nya mereka.

Kita order paket komplit yang isinya kwetieu/bihun, 3 bakso gepeng, 2 bakso halus, 1 bakso urat dan 1 tahu bakso. Untuk minumnya kita order dari kios Uncle Kim yang ada seberangnya, kayanya mereka join-an siya karena kita dikasih meja di dalam kios mereka. Untuk rasa baksonya sih OK, hint bawang putih yang bikin kuahnya terasa nikmeh 😍, sayangnya kita lupa nggak pake jeruk purut, kalau pake kayanya bakal lebih nikmeh 😍😍.

kios Bakso Gepeng dilihat dari kios Uncle Kim

paket komplit Bakso Gepeng Rp 30.000

***

Dari Bakso Gepeng 99 kita cari tempat ngemil fancy aka café karena mau ketemu dengan Fera. Kita udah ke Drunk Baker cuma penuh banget, jangankan dine in, untuk take away aja mesti nunggu ± 1 jam. Yawla… baru kali ini aku gondok ½ mati gegara dessert 😅. Staff Drunk Baker yang menyadari kecengoan kita mengarahkan untuk datang ke cabang Panaitan karena katanya lebih lega. Hmmm… 

***

HOUSE OF TJIHAPIT x PRINCHEESE ELSA

Hujan yang tetiba turun bikin kita mengambil keputusan cepat untuk mencari café terdekat di Cihapit. Kita skip Seroja Bake ya karena nggak yakin Fera akan suka cita rasa fusion-nya, saat itu kita menemukan Princheese Elsa. Tadinya kita mengira Princheese Elsa adalah entitas (istilah afalagy ini 😁) yang terpisah dari House of Tjihapit, ternyata induknya masih sama bahkan staff-nya mempersilakan kita untuk makan dessert-nya di dalam.

Kita order burnt cheesecake di Princheese Elsa dan order matcha strawberry ice cream di House of Tjihapit. Untuk rasa burnt cheesecake-nya sih OK namun aku lebih suka yang rasa blueberry karena lebih menyegarkan, tapi yang rasa tiramisu-nya enak kok. Aku nyicip punya Fera (rasa lemon) enak tapi B aja gitu, soalnya nggak ada filling-nya macem yang rasa blueberry dan tiramisu.

info price list

cap cip cup

blueberry - lemon - tiramisu

matcha strawberry ice cream 

eh, kita nggak ada foto bertiga

mandatory picture

***

Dari House Of Tjihapit kita mampir sebentar di Vitasari karena Icunk mau beli roti abon, kangen banget yaini beli kue basah pagi-pagi sebelum berangkat kerja. Apa kabar risol mayo, kue sus, lemper, bacang, cente manis, papais, roti kulit nangka, bluder, bomboloni, rujak Malaysia, hokaido cheesecake? Tidakkah kalyan kangen aku wkwk 😁. Karena udah sore tentcunya udah pada abis, sisa yang ada di etalase aja namun sayangnya nggak ada yang aku mau 😅.


***

Setelah mengantar Fera kita lanjut jalan kaki menuju Lapangan Saparua, ingin jajan ini itu banyak sekali. Perjalanan kita tentcunya terganggu oleh proyek perbaikan jalan yang bikin macet se-Bandung-eun. Serius deh ini kita sampai mesti menunggu flow kendaraan melambat karena trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki pada kurang layak. Entah karena akar pohon, entah karena dipake berjualan, entah karena memang nggak dirawat.

Terakhir kali kita jalan, melewati taman-taman yang kini udah nggak terawat sambil mengingat-ingat lokasi café yang ditemui di sepanjang jalan adalah 2 tahun yang lalu. Saat halal bihalal di post pandemic yang bikinku kena koronces 😅 alhamdulillah sekarang mah udah nggak ya, tapi koronces masih ada yaini temanku kemarin masih ada yang kena. Stay safe ya manteman…

Di Lapangan Saparua kita cuma sempat jajan cireng karena tetiba hujan, saat ingin menyebrang ke Kantor Pos ada angkot jurusan Kalapa yang lewat, yaudalaya… Markicaw… Dari Kalapa kita jalan kaki menuju ke Kings karena mau sholat biar request-nya bisa segera di follow up 😉. Bahkan saat kita udah sampai di rumah pun hujan masih turun, doaku standar: semoga nggak banjir ya Allah… ripuh.

sisa hujan tadi

namanya Cireng Pandawa, kita coba rasa taichan dan kornet keju, semuanya enak apalagi kalau hangat

mereka nggak lagi pada olahraga melainkan lari mencari tempat berteduh


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Beberapa minggu (atau bulan ya?!) aku sempat ketemu dengan Annur, The Yanarti’s Babe merangkap teman nonton TV-nya Mbak Mar 😁. Kita terakhir ketemu saat main ke kosannya di daerah Widyatama, amazed banget dengan romanticizing act-nya yang menempelkan semua tiket nonton bioskop (dengan pacar lah😅) di dinding. Setelah wisuda kita cuma bertukar kabar via social media dan sesekali nge-tag foto lawas 😊.

Karena schedule yang padat merayap, kita sepakat untuk ketemu di pagi hari sambil sarapan. Berhubung jarak rumah dan hotel tempat Annur menginap berjauhan, kita memutuskan untuk ketemu di tengah yakni daerah Buah Batu. Setelah menimbang dengan seksama dan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya, kita memilih untuk sarapan di Yamcha Resto .

***


Saat ini di Bandung memang sedang menjamur tempat sarapan yang menjual paket sarapan on budget, sayangnya aku nggak menemukan salah satunya di daerah Buah Batu. Sebagai gantinya aku mencari tempat makan yang udah buka sejak pagi, untuk menu-nya mah sih bebas ya yang penting proper. Di list yang udah kususun, satu-satunya tempat makan yang memenuhi kriteria tersebut hanyalah Yamcha Resto  ✨👌.

Yamcha Resto berlokasi di seberang Griya Buah Batu, sejajar dengan Ichiyo Ramen dan Chingu Café. Untuk tempatnya memang nggak terlalu luas, saat membuka pintu yang pertama kita temui adalah serving area. Kita memilih area indoor di lantai 2 ketimbang area semi outdoor (merangkap smoking area) di lantai 1 biar ngobrolnya lebih nyaman.

Yamcha Resto ini mengadaptasi menu sarapan ala Hongkong karenanya kita akan menemukan berbagai olahan dimsum. Tyda mengapa kalau kalyan kurang mood makan dimsum karena Yamcha Resto juga menyediakan menu nasi dan mie, yakali kau dan aku adalah coy 😂. Kalau mau yang lebih otentik ada bubur telur pitan, tapi kalau mau yang simple mungkin kalyan akan tertarik pada toast dan bun-nya.


Sebagai orang Indonesia tulen tentcunya aku merasa hampa kalau belum makan nasi, ayo ngaku… kalyan begini juga kan? 😂. Tadinya aku memilih Nasi Kulit Crispy Pedas namun diganti Nasi Katsu Telur Asin karena kulitnya belum siap *sad 😭. Untuk rasanya OK namun porsinya lebih dari cukup makanya aku butuh waktu untuk menghabiskannya *capek ngunyah *help 😂.

Untuk sharing menu kita order dimsum special dan dimsum ayam, so far aku lebih suka dimsum special yang berisi daging ayam dan udang karena terasa lebih gurih. Sesungguhnya aku ingin order Popcorn Latte atau Peach Gum-nya, sayangnya 'mereka' mesti di-skip karena berpotensi bikin perut kontraksi di perjalanan 😅. FYI, selesai ketemu Annur aku langsung cabs ke Subang *mepet banget yaini.

***

Beberapa minggu (atau bulan ya?!) aku kembali ke Yamcha Resto dengan Deya sambil menunggui Pici yang sedang tes CPNS. Kali ini kita order dimsum ayam, dimsum keju dan kuotie-nya, cucok laya untuk menghibur perut kita yang berada di masa tenggang antara sarapan dan makan siang 😅.  Kita nggak order makanan berat karena sebelum berangkat udah sarapan di rumah (dan di Indomaret) bisi salatri 😅.

yamcha resto
sarapan tipis

Kalau kalyan mencari tempat sarapan yang agak fancy di sekitar daerah Buah Batu, kalyan bisa coba Yamcha Resto ini. So far makanannya enak dan ngenyangin *penting 😁 tempatnya pun mayan nyaman. Area parkirnya terbatas, kalau lagi rame kemungkinan yang pake mobil akan sulit mendapatkan spot parkir, kalau udah mentok kalyan bisa parkir di Griya Buah Batu. 

Perlu diingat, bagimu taste-mu bagiku taste-ku, selera kita bisa sama bisa aja nggak.

YAMCHA RESTO
Jl. Buah Batu No. 222A (sebrang Griya Buah Batu)
Senin- Minggu, 07.00-22.00 WIB

🥟 Rp 18.000 - Rp 24.000
🍴 Rp 23.000 - Rp 45.000
🍨 Rp 10.000 - Rp 35.000
🥤 Rp 8.000 - Rp 23.000

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Beberapa hari yang lalu aku dan Widy pergi Big Papa Pasta & Steak, warteg western yang masih ‘anget’ di Bandung. Sejujurnya aku kurang tertarik karena masih belum menemukan honest review yang 90% honest, well… untukku review di hari pertama opening mah nggak dihitung ya, kan simbiosis mutualisme 😅. Berhubung Widy udah kirim-kirim video-nya dan beberapa kali bilang ingin kesana, so… let’s give a try… 😉.

Aku dan Widy janjian ketemu di Big Papa Pasta & Steak setelah pulang kerja, niatnya biar nggak serame saat weekend, eh ternyata… tetep rame😭. Karena datang duluan tentcunya aku yang daftar waiting list, saat itu ada udah ada 7-8 nama di atas namaku dan kita semua bersatu di main entrance, kebayang kan gimana gabutnya kita semua 😅. Info dari staff, flow order-nya begini:

daftar waiting list – dikasih meja – antri ambil makanan – bayar di kasir – kembali ke meja

Space untuk menunggu dan line antrian yang slowmo bercampur, yang mana bikin situesyen agak penuh. Aku dan Widy membutuhkan waktu 40-50 menit (dari daftar waiting list sampai kembali ke meja) jelas nggak worthy apalagi saat antri ambil makanan kita berdiri cukup lama. Tadinya kita udah mau caw ke Sambal Bakar yang ada di samping, tapi karena udah tanggung jadi yaudalaya lanjut aja… *konsisten 💪.


Kebetulan kita dapet meja di samping line antrian, meski ‘terlihat jelas’ dan udah dikasih tanda reserved aku tetap meninggalkan tasku di kursi, tahu sendiri laya... 😅. Dan benar aja, tahu-tahu ada mb-mb yang duduk di meja kita dan memindahkan tasku ke meja sebelah. Tentculah hamba meradang... tanpa ba-bi-bu kupindahkan lagi tasnya sambil tanya “kenapa tasnya dipindahin?” tahu nggak dia jawab apa? “soalnya tempat kita ada yang nempatin” jirrrlah… 😡.

Pacar mb-nya lalu keluar dari line antrian dan bilang “tunggu, tunggu, bentar ya…” dengan gesture macem mau melerai?! Cuy… akutu nanya bukan ngajak gelut 😂. Untungnya saat itu ada staff yang lewat, terus kubilang “beresin ya sama itu” sambil nunjuk staff-nya dan balik ke antrian. Sumvah, kalau nggak inget lagi puasa ingin banget merepet panjang lebar dan nyuntrungin si Kiki Saputri. Hadehhh… 😤😤😤.

langit maghrib

meja kita pov dari line antrian

Sebelum pergi aku dan Widy udah bikin list makanan yang diinginkan, eh pas prak na mah buyar 😂. Sesi pilih-pilih inilah yang bikin lama, rang-o-rang pada galau dan ujung-ujungnya kalap. Ditambah lagi Papa Pasta & Steak pakenya piring besar macem piring saji yang tentcunya bikin kita merasa mesti mengisi. Aku nggak tahu apakah makanannya yang kurang OK atau ngambilnya kebanyakan namun beberapa orang orang meninggalkan banyak sisa di piringnya.

Efek puasa dan emosi tentcunya bikin kita double lapar *bukan kalap 😁 . Kita sengaja memilih menu yang berbeza biar bisa saling cicip, tapi ya berhubung varian menunya nggak begitu banyak pilihan kita mirip-mirip. Di dekat serving area ada PIC yang bertugas mencatat menu yang dipilih, mbnya juga bantu kita untuk split bill biar nggak ribet. Saat kita kesana Big Papa Pasta & Steak belum menerima bisa menerima pembayaran tunai jadi mesti cashless (debit atau QRIS).

First impression-ku: buseddd… seret ugha 😢

Tadinya aku ingin order lasagna namun habis makanya kuganti pake mashed potato, eh saat bayar Widy bilang “Non, lasagna-nya baru refill”. Yagimana ya… 😢 so far rasa mashed potato-nya OK. Perpaduan pasta yang overcooked nan dingin dan saus alfredo yang agak encer bikin rasanya mabur. Teuing kamana. Untukku, pasta, spaghetti, penne, macaroni dan manteman kalau udah overcooked cocoknya jadi seseblakan.

French fries-nya sih standar, pun dengan corn ribs-nya, mungkin karena bumbunya terlalu leqoh aku sempat keselek saat makan chicken Nashville. Diantara semua menu yang paling OK adalah beef blackpaper-nya, tapi meatball-nya B aja. Yang kusayangkan dari Big Papa Pasta & Steak adalah pilihan salad-nya yang template dan nggak ada opsi, seret euy hamba… sembelit people can’t relate.

aku dan kau suka dancow

untuk price list bisa cek di IG-nya ya

Kalau kalyan ingin makan menu western yang authentic kurasa Big Papa Pasta & Steak ini bukanlah pilihan yang tepat, kalyan bisa cari resto lain yang lebih OK. Tapi kalau kalyan penasaran dengan dan ingin membuktikan review-nya rang-o-rang, well... just go for it. Pastikan kalyan menghindari datang di jam makan biar bisa dapet spot parkir dan pengalaman order yang lebih nyaman. 

Big Papa Paste & Steak
Gg. Dakota Raya No.48, Sukaraja, Kec. Cicendo, Kota Bandung
Senin - Minggu 10.00 - 22.00 WIB

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
view jembatan di Cililin

Hello~

Post yang sedang kalyan baca ini tentcunya adalah delayed post, sebelumnya aku udah sempat bikin draft post tipis-tipis namun stuck gegara nggak bisa menemukan file fotonya 😅. Beberapa hari yang lalu aku beberes folder di netbook dan menemukan file foto yang kucari-cari ini terselip di antara file foto lainnya. Mohon maklumatnya ya manteman… distraksi sana sini bikinku banyak lupa 😅.

***

Setelah terpisah selama beberapa minggu aku dan manteman dipersatukan kembali di… Cililin😀. Tadinya kita mau main ke daerah kota biar banyak pilihan tempat, namun mengingat selebrasi Persib udah di depan mata maka kita undur diri dan memilih tempat lain. Bandung yang macet mulu + weekend + selebrasi Persib adalah perfect combo yang udalaya… lari aja nder!

Malamnya, aku dan Icunk bertemu dan makan ke Ton Kedai (untuk review-nya bisa baca disini), sialnya kita hampir nggak bisa pulang ke kosan gegara nggak ada ojol yang mau nge-pick. Angkot juga jarang lewat, eh sekalinya ada udah agak penuh, yang bikin degdegan beberapa penumpangnya adalah pengemis yang sedang otw ke sumber keramaian. Maapin udah su’udzhon 🙇.

jembatan di Cililin
jembatannya bersih, pertanda masih baru

Opsi main ke Cililin hadir dari rekomendasinya Teh Candra yang pernah main kesana dan temannya Deya yang memang warlok (iyain aja yaini 😎). Secara geografis Cililin berada di Kabupaten Bandung Barat, kalau kalyan ingin tahu dimana lokasi tepatnya cek maps ya… insya allah kalyan akan ngebatin: aduh jauh gening Cililin teh 😂. 

Aku nggak punya memori tentang Cililin kecuali saat jajan di Alfamart di dekat pasarnya saat otw ke Curug Malela… 12 tahun yang lalu. Kalau temanku nggak kasih tahu, mungkin aku nggak akan ngeh bahwa lapangan berumput yang ada kambingnya itu adalah alun-alun Cililin. Sumvah aku ingat pernah tertawa-tawa melihat kambingnya berkejaran 😆. Kini alun-alun Cililin udah berbenah dan dibikin lebih islami macem di Madinah, masya allah tabarakallah moms…

***

MAKAN SIANG DI CILILIN
Tujuan kita ke Cililin adalah untuk makan siang di sisi terluar waduk Cirata. Ada banyak tempat makan yang bisa dipilih, lupa lagi gimana kronologinya namun kita berakhir disini 😅. Sezuzurnya tempat makan yang kita pilih kurang meyakinkan sebab salah satu sisinya macem mau tenggelam, tapi isokey ya… markicob 😉.

Untuk menu dan harga sih standar, namun kalau kalyan agak picky kusarankan kalyan mencari tempat lain. FYI, ikan yang dipake adalah ikan yang dibudidayakan di waduk so pasti rasanya nggak akan senikmeh ikan yang dibudidayakan di kolam. Kita order menu paket untuk ber-4, karena nggak habis sisanya dibawa pulang.

tempat makan di Cililin
bukan waru doyong

view di tepi waduk Cililin
view dari dapur terapung

menu makan siang di Cililin
menyerah ahh...

BUNKER BATUJAJAR
Untuk mengisi jeda sebelum ke Gacoan (special request yaini 😉) kita memutuskan untuk mencari tempat main di jalur Cililin dan Cimahi. Sebagaimana netizen masa kini tentcunya kita mencarinya via TikTok dan menjatuhkan pilihan pada Bunker Batujajar. Saat itu aku nggak melihat review di TikTok dengan seksama karena sedang fokus mencari coffee shop biar nggak pada ngantuks. 

Perjalanan menuju Bunker Batujajar cukup bikin deg deg ser karena cuacanya yang terasa fake, teu kaditu teu kadieu, yang bikin kita seakan-akan berada di dimensi sebelah macem thread horor di Twitter. Untuk menuju Bunker Batujajar kita mesti melewati pesawahan dengan kondisi jalan yang ngepas dan nggak selalu mulus, makanya PR banget kalau berpapasan dengan kendaraan lain.

takut banget kitatu...

Kukira Bunker Batujajar bentukannya macem Gua Belanda atau Stasiun Malabar, ternyata... bisa dilihat sendiri ya fotonya😅. Reviewer di TikTok nggak bilang bahwa jalan menuju Bunker Batujajar lebih cocok untuk motor ketimbang mobil. Kontributor di portal berita nggak pernah benar-benar kesini makanya cuma pake ilustrasi foto yang mana miss banget 😅.

Di sekitar Bunker Batujajar ada area berumput yang bisa kalyan pake untuk piknik atau kemping dengan view bagian belakang Kota Baru Parahyangan. Kalyan bisa naik perahu untuk mengunjungi situs Batujajar atau sekedar karaokean bersama bestie. Nggak usah khawatir kalau nggak sempat jajan di sana ada warung dan mang-mang permicinan duniawi.

📍 Manglid, Desa Cangkorah, Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat

bunker batujajar
bunker-nya yang di kanan ya 

bunker batujajar
datang dengan bestie lebih asique

lovely runner
kita yang ter-Lovely Runner

rebahan is lyfe

percayalah... angin gelebug ini bikinku masuk angin

kita... sesama korban TikTok

GACOAN
Karena cuacanya yang teu kaditu teu kadieu bikin badan nggak nyaman kita memutuskan untuk cabs. Dengan kesusotoyan yang haqiqi kita mengikuti jalur yang direkomendasikan oleh G-Maps. Di awal mah jalannya meyakinkan, kemudian menyempit... makin sempit... semakin sempit... sebelum benar-benar terjepit kita tanya bocil warlok yang merekomendasikan putar balik di lapangan karena ternyata jalannya buntu.  

Nggak ingin kegocek untuk kedua kalinya, kita memutuskan untuk melewati jalur yang sama seperti sebelumnya. Alhamduillah ya Allah... kita berada di jalan yang benar 💖. Perjalanan menuju Gacoan Cimahi lantjar djaya meski jalur Cimareme bikin waswas, rang-o-rang sans banget ya keluar dari potong jalan, mana nggak pada pake helm. 

📍 Jl. J. H. Amir Machmud no 312, Cibabat, Kota Cimahi 

porsinya pas untuk bertiga

***

Moral of the day kali ini adalah: nggak udah percaya 100% apa yang ada di internet, termasuk TikTok dan G-Maps 😅. 
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates