Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.


Setelah sebelumnya misuh gegara MIB: International yang nggak rame haha 😅 dan balas dendam dengan nontonin film-film lawas yang pernah kutonton di bioskop Intan Garut. Akhirnya weekend lalu aku kembali menyambangi bioskop, eits ... kali ini nggak di Ubertos ya tapi di MIM (Metro Indah Mall), masih di Bandung Timur sih ini 😁

Kenapa tumben nonton di MIM? Yha~ sebab film Parasite adanya di CGV, kan Ubertos mah XXI. Tadinya kita berencana nonton di King’s (PvJ dan Paskal nggak masuk hitungan ya da jauh), ternyata film Parasite nggak ada di King’s jadilah kita ke MIM, nggak sanggup ke BEC sebab Bandung kalau weekend macetnya nggak bisa ditawar ... 😴

Sejak awal hype-nya film Parasite nggak tanggung-tanggung yaw, banyak review positif dan direkomendasikan sana sini tapi yang paling penting film Parasite ini adalah film Korea pertama yang memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes tahun ini.

Gimana?
Sudah tertarik belum? 😏

Tadinya kupikir film Parasite adalah film tentang invasi alien atau apalah yang ke-sci-fi-sci-fi-an 😂 Tahu nggak? Setiap kali membaca atau mendengar kata parasite yang pertama kali muncul di benakku adalah Gita Gutawa, yap, kau memang parasit ... 👾👾

Film Parasite adalah film ber-genre tragic comedy karya terbaru dari Bong Jo Hoon, bagiku namanya nggak terlalu familiar ya (sebab ku lebih suka Park Chang Wok) namun saat melihat list film karyanya, well ... he did a great works! Sejauh ini karya Bong Jo Hoon yang pernah kutonton adalah The Host, Mother Madeo, Okja, Snowpiercer dan Parasite, sayangnya aku belum sempat menonton film Memoirs of a Murderer.

Film Parasite dibuka oleh keluarga Ki Taek (Song Kang Ho) yang berjibaku melipat dus pizza, tipikal keluarga miskin masa kini, yang selain membutuhkan papan, sandang dan pangan juga membutuhkan wi-fi gratis 😉. Masa lalu Chung Sook (Jang Hye Jin) sebagai atlet pun nggak menjamin kehidupannya saat ini, kedua anaknya yakni Ki Woo (Choi Woo Sik) dan Ki Jung (Park So Dam) nggak melanjutkan pendidikan sebab tyada uang.

Well ... Uang memang bukan segalanya, namun uang akan mempermudah segalanya ...
Betul begitu bukibuk? Haha 😂

Keberuntungan datang saat Min (Park Seo Joon) mantan teman sekolah Ki Woo berkunjung sebab ketitipan batu cendikiawan milik kakeknya. Min yang melanjutkan studi ke luar negeri menitipkan pekerjaannya sebagai tutor Bahasa Inggris untuk keluarga Mr. Park (Lee Sun Kyung) kepada Ki Woo yang menurutnya bisa dipercaya.

Maka datanglah Ki Woo ke rumah Mr. Park, ia diterima oleh Mrs. Park alias Yeon Kyo (Cho Yeo Jeong) si nyonya rumah yang digambarkan Min dengan; sederhana. Melihat celah yang terbuka lebar Ki Woo menjalankan rencananya untuk memindahkan keluarganya ke rumah Mr. Park. Yha~ seperti parasit, keluarga Ki Taek menginvasi rumah Mr. Park.

Cara-cara busuk keluarga Ki Taek menginvasi rumah Mr. Park ini divisualisasikan dengan menggelitik dan bangsat 😂, disini kita akan dibuat faham bahwa akan ada orang-orang yang  bersedia melakukan berbagai hal demi mendapatkan keinginannya, mengaburkan batas antara benar dan salah.

Sedari awal film Parasite ini sudah menegaskan bahwa ada jarak yang tercipta antara si kaya dan si miskin, yakni atas dan bawah, Bong Jo Hoon memvisualisasikan jarak melalui tangga. Selalu ada scene keluarga Ki Taek naik dan turun tangga, saat mereka memasuki rumah untuk bekerja dan keluar rumah untuk kembali ke habitat-nya, seolah mengisyaratkan bahwa tangga adalah jembatan penyebrangan antara si kaya dan si miskin.

Selain itu, Mr. Park berkali-kali menyinggung ‘batas suci’ yang kuintepretasikan sebagai sikap ‘nglunjak’, namanya juga manusia ... dikasih hati seringnya malah nggak tahu diri 😥. Untuk menjaga teritorinya keluarga Mr. Park nggak segan untuk menunjukkan kemurahan hatinya, sayangnya (atau malah cerdasnya) kemurahan hati keluarga Mr. Park dianggap sebagai undangan terbuka oleh keluarga Ki Taek.

Kupikir perumpamaan yang tepat bagi kedua keluarga ini saat berada di dalam rumah adalah air dan minyak, meski sama-sama cair tetap nggak bisa bersatu. Ada hal-hal essentials yang nggak bisa dirubah dan film Parasite ini memvisualisasikan hal essentials tersebut dengan aroma. Ada scene dimana Da Song (Jung Hyeon Jun) berkata bahwa aroma Ki Taek, Chung Sook, Ki Woo dan Ki Jung sama, bukannya sadar mereka berkomplot Mr. Park malah berfikir bahwa aroma orang kaya dan orang miskin memang berbeda.

Invasi keluarga Ki Taek akan sukses besar kalau saja Moon Gwang (Lee Jeung Eun) mantan kepala rumah tangga Mr. Park nggak pernah kembali ke rumah. Kembalinya Moon Gwang ini menandai paruh kedua sekaligus mengakhiri era keluarga Ki Taek, plot twist yang rapi sebab kita nggak pernah mengira ada kehidupan lain di rumah Mr. Park.

Scene tergeblek adalah saat Ki Taek, Ki Woo dan Ki Jung yang terjebak di bawah meja menggelosorkan badannya demi menghindari Mr. Park dan istrinya yang tertidur di sofa. Bangkek memang! Deg-degan dan ngakaknya barengan yaini 😂😂😂. Begitu pun dengan scene negosiasi antara Moon Gwang dan Chung Sook yang mesti ambyar gegara kepleset di tangga.

Saat Chung Sook bilang “kalau aku kaya, aku akan menjadi (orang) baik” aku merasa gamang, bingung sendiri dengan korelasi antara kebaikan dan kekayaan; apakah aku akan kaya karena aku baik atau aku baik maka aku akan kaya. Mwehehe ... 😅

Kerennya, meski mengangkat issue tentang wealth gap antara si kaya dan si miskin nggak ada satu pun kata kaya dan miskin yang terucap di film Parasite ini. Penonton sendiri yang menyimpulkan berada di sisi mana karakter tersebut berada.

Hal ter-favorit dari film Parasite ini adalah rumahnya Mr. Park, kusuka jendelanya yang lebar macem layar bioskop. Dari jendela rumah basement (banjiha) keluarga Ki Taek kita bisa melihat betapa carutnya kehidupan sosial kelas bawah, kau bahkan bisa menonton segalanya dari sana. Sedang dari jendela rumah keluarga Mr. Park kita bisa melihat privilege yang di-setting untuk mengakomodir kebutuhan kelas atas, membatasinya.

Sinematografinya juwara sih ini. Banyak scene keren  dan setiap shoot-nya dieksekusi dengan cermat. Salah satu scene favoritku adalah saat Ki Taek, Ki Woo dan Ki Jung pulang ke rumahnya di tengah hujan deras yang mengakibatkan banjir. Perjuangan mereka untuk kembali dituturkan dengan lugas dan hidup.

Ada scene dimana Mrs. Park berkata bahwa hujan adalah berkah kepada Ki Taek tanpa mengetahui hujan yang sama adalah musibah (bagi keluarganya). Well ... Dalamnya lautan bisa diselami, dalamnya hati ... Siapa yang tahu? *heu 😮

Film Parasite ini dengan cerdas menyelipkan detail-detail kecil nan satir seperti saat Ki Taek menyuruh Da Hye (Jung Ziso) membuat 2 kalimat menggunakan kata pretend atau saat Mr. Park mengomentari cara menikung Ki Taek yang sangat halus di hari pertamanya bekerja, scene yang divisualisasikan dengan isi kopi Mr. Park yang nggak bergoyang meski Ki Taek berkali-kali menikung.

Pun dengan Mrs. Park yang selalu menyanggah setiap kekhawatiran Mr. Park dengan; “beli di Amerika” seakan-akan berasumsi bahwa made in america lebih prestisius ketimbang made in apalah ... China misalnya😁. Saat pesta ulang tahun Da Song, Ki Woo berkata kepada Da Hye “mereka sangat berbeda ... bahkan untuk acara mendadak sekali pun, mereka selalu tampak tampak tampan dan cantik” eh kok bener sih ini haha

Sebagai film of the year (sejauh ini) kupikir film Parasite ini memang layak mendapatkan Palme d’Or, wajib ditonton juga sih hehe Jauh dari kesan sci-fi, film Parasite memberikan pengalaman menonton yang cukup menarik, kita akan dibuat tertawa, ngenes, gamang sampai terheran-heran dengan apa yang sanggup orang-orang lakukan demi hidup. And it was impressed me ...
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sarah Dorweiler on @unsplash

Post ini bukan
beginning of the decade and end of the decade ya, sebab kupikir konsep dekade masih per 10 tahun, yang mana masih kurang 1 tahun lagi untuk menggenapkannya. Tapi mungkin aku akan mulai memikirkannya materinya di tahun depan 🤭 Lebih ke recap tahunan aja lah 😁

Di tahun ini banyak film yang kutonton, seenggaknya aku cukup konsisten dengan hanya menonton ke bioskop 1 kali dalam sebulan, eh, kecuali bulan Desember. Dalam 1 minggu aku menonton ke bioskop sebanyak 3 kali, Knives Out, Star Wars: The Rise of Skywalker dan Imperfect. Nggak perlu menunggu tahun depan untuk segera bokek 😌.

Kali pertama mencoba minuman ber-boba dan malah nggak ngeh sebab kukira kacang merah macem Chatime. Rasanya B aja ternyata haha 🤣 Setiap kali melihat minuman ber-boba yang ada aku malah keingetan Pici, sebab kali pertama mencoba minuman ber-bubble di Toserba Asia doi langsung pusing dan mayah-mayah; bubble?! bubble?! teu ngeunah! 🤣🤣🤣

Yang kau dengarkan saat ini adalah lagu favorite-ku di tahun ini, selain Buka Hati-nya Yura Yunita dan Pelukku untuk Pelikmu-nya Fiersa Besari. Akhirnya ya... ada juga lagu Fiersa Besari yang nyangkut 😋

Kembalinya My Chemical Romance mambangkitkan ghirah ke-emo-anku, well... siapa sih yang nggak pernah terpapar demam emo? segitu mata pada dipakein celak juga lah 😂 favorite-ku (masih) I Don’t Love You (Like I Did Yesterday), kupikir MV-nya My Chemical Romance ini pada kewren gilak ya bahkan sampai saat ini. 

FYI. Gerard Way adalah alasanku menonton The Umbrella Academy.

Kalau tahun sebelumnya aku bekerja 8-5, alhamdulillah tahun ini aku bekerja remote. Meski kadang pagi-pagi suka geje, so far aku sangat menikmati menjadi remote worker. Sukanya, aku jadi punya lebih banyak waktu untuk keluarga. Dukanya, paling mesti bawa laptop kemana-mana haha revisi nggak kenal tanggal merah tcoy 😅.

Sebagai footwear designer yang seringkali harus wear test sepatu hasil design sendiri, ada banyak sample sepatu yang tertimbun di kamar. Meski salah satu efek terbaiknya adalah nggak perlu lagi beli sepatu lagi, sekarang aku malah pusing sendiri gimana declutter-nya. Dibalikin 1, datang 2...

Aku juga masih punya buku-buku yang belum sempat dibaca, beberapa diantaranya dicicil saat nature calling haha Adakah yang begini juga? 😅

Film favorite-ku di tahun ini adalah Parasite dan Knives Out, sama ya seleranya kek Arya. Sedang yang paling hemeh tentcunya adalah Antologi Rasa, udahlah... nggak usah dibahas. KZL. Serial favorite-ku masih Stranger Things, si Suzie Cuma nongol 3 menit tapinya season stealer banget. 

Prestasiku di tahun ini adalah menonton semua Youtube Video-nya Kimbab Family, gemesh banget yaini keluarganya Appa Jay dan Mama Gina. Kusuka ngemongnya Suji, centilnya Yunji dan lucunya Jio. Ahh... kuyakin kau pun akan suka nontoninnya 😘.

Oh iya, web series favorite-ku tahun ini adalah Janji-nya Tropicana Slim. Yawla Darius... *udalaya 🤭 Dan tentcunya, sebagai fans (yang nggak die hard) nya keluarga Baba, aku mengikuti perjalanan 3 keluarga 3 campervan di New Zealand via IG. Setiap kali nonton insto-nya sungguh kujadi ingin punya geng 😁

Merasa sudah bosan hanya menjadi penonton insto, akhirnya ku punya keinginan (subhanallah sekali ya ukhti!) untuk berbagi hal yang kusukai. Aku membagikan #rekomendasinon(t)on setiap hari Sabtu dua kali dalam sebulan secara suka-suka, sama sekali nggak mengira akan mendapatkan respon yang cukup baik dari teman-temanku sekalian.

Thank you ♥️

Di tahun ini aku mencoba untuk hidup lebih sehat, nggak muluk-muluk sih, aku Cuma nggak ingin sering masuk angin 🤭 Aku mencoba minum air madu lemon hangat (atau honey-lemon-shot kalau versi Alodita) di setiap harinya. Alhamdulillah berhasil ya... dan aku malah jadi kurus.

Biar zemangat ku kasih tweet yang ada di tab favorite-ku yang disusun berdasarkan urutan bulan. 

Aku selalu percaya bahwa semesta bekerja dengan caranya yang misterius dan magis, bahwa segala sesuatunya memiliki timing-nya sendiri, bahwa hal-hal yang terjadi bukanlah suatu kebetulan belaka. Mestakung masihlah absurd dan maya, sebab semesta tak selalu mendukung namun juga sesekali menikung.

Ada 365 hari yang kulalui tanpa jeda, 8.760 jam yang kulalui tanpa terasa, 31.536.000 detik yang kulalui tanpa pernah tahu berapa juta kemungkinan yang bisa saja terjadi di rentang waktu 1 tahun ini. Semuanya berjalan sebagaimana mestinya.

Yesterday is history, tomorrow is mystery and today is a gift.

Semoga tahun depan (dan tahun-tahun seterusnya) kita semua diberkahi kebahagiaan yang tak surut, menerima sesuai yang dipanjatkan, memiliki yang sebelumnya tak termiliki serta masa yang panjang untuk menikmatinya.

Aamiin 😉

Sebagai penutup, ku persembahkan tweet favorite-ku di tahun 2019 ini.

Note: abaikan mbak-mbak paling bawah.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Rasanya baru beberapa bulan yang lalu aku bikin (annual) year-end post, eh sekarang udah akhir tahun (lagi). Gimana resolusi awal tahunnya? Udah pada tercontreng apa malah blasss bablas angine… wkwk 😁. Dibandingkan tahun sebelumnya aku merasa tahun 2024 ini lebih nano-nano (*jebakan umur niya 😅), hidup berlalu bagai kedipan mata yang mana bikinku sering kewalahan saking nggak ke handle-nya.

Pertengahan tahun ini aku pindah ke unaesthetic side of Bandung dan sampai post ini di-publish aku masih belum bisa menemukan flow yang merenah. Yha~ mungkin karena sebelumnya flow-ku cukup sans aku cukup terbebani dengan fakta bahwa perjalanan pergi pulang kantor itu sungguh sangat time consuming, hal ini tentcunya berimbas pada household core yang berat banget kalau dirapel 😅. Pantesan ya Molly Weasley ingin banget punya peri rumah 💡.

Setiap harinya aku mesti bangun lebih pagi untuk bikin sarapan dan bekal (jangan berekspektasi terlalu tinggi yaini 😁), biasanya aku sarapan di rumah namun memasuki musim hujan sarapannya dibawa ke kantor. Yha~ suhu yang dingin dan intensitas makan yang meningkat bikin pencernaanku nggak karuan terutama di pagi hari 😅. Kalyan begini juga kan? Ayo bilang iya *maksa 😁.

Allah turunkan hujan
Dari Gumpalan awan
Dari langit yang tinggi
Membasahi seluruh bumi 
yang bacanya pake nada, fix kita seumuran 😂

Perjalanan pergi pulang kantor akhirnya bikinku faham mengapa bekerja termasuk ibadah, yunow… untuk menuju kesana (kerja) kita mesti melalui berbagai ujian, salah satunya adalah kesabaran 🍃.

- sabar saat kena macet di jalur Bojongsoang – Mayapada hampir setiap hari
- sabar saat ada wisuda Telyu selama 3 hari (1 hari gladi resik) berturut-turut
- sabar saat hujan yang tentcunya bikin macet
- sabar saat Dayeuh Kolot banjir lagi
- sabar saat perjalanan sekaligus bertanya-tanya kapan fase ini berakhir
 FYI, kombinasi dari semuanya adalah puncak ke-rudet-an tinggal di unaesthetic side of Bandung.

Sebisa mungkin aku naik TMP yang berangkat jam 06.50, kalau naik TMP yang berangkat jam 07.00 udah pasti telat 😅. Selisih waktu berangkat memang 10 menit namun selisih waktu sampai bisa 30 menit atau malah lebih. Untuk mengisi perjalanan biasanya aku menelepon mama (mendengarkan beliau berdoa dan sesekali kultum 😆), membaca buku, blogwalking, main game dan menyusun skenario luar biasa di kepala.

😢😢😢

Musim hujan belakangan ini bikinku teringat film Parasite (review-nya bisa dibaca di sini), dimana hujan merupakan berkah sekaligus musibah. Rakyat jelita yang tinggal di unaesthetic side of Bandung mah cuma bisa nyengir saat melihat rang-o-rang meromantisasi Bandung setelah hujan. HAHAHA. FYI… Jalan Sukarno-Hatta adalah batas maya estetika antara wisatawan dan warlok.

Mungkin pernah lewat di timeline kalyan berita tentang Dayeuh Kolot yang (lagi-lagi) terkena banjir dan bikin Bandung Selatan macet. Yha~ untuk menghindari macet regular aku biasanya aku pulang agak malam, sampai suatu malam TMP yang kunaiki malah terjebak macet selama berjam-jam di pertigaan yang mengkoneksikan jalan Bojongsoang dan Dayeuh Kolot. Jalur TMP mah nggak kena banjir ya namun kendaraan yang menghindari area Dayeuh Kolot tumpah ruah di Bojongsoang.

plis... rekomendasi jas hujan yang nggak ngatung 😐 

Satu persatu penumpang mulai undur diri, ada yang minta dijemput, ada yang jalan kaki ke tujuan, ada yang mencoba peruntungan (yang penting keluar dari bis), lah… aku order ojol sedari tadi di tolak mulu. Aku baru mendapatkan driver sekitar jam 10an, kebetulan rumah driver-nya searah dengan rumahku makanya di-pick. Terima kasih ya Allah… hamba udah ngantuks banget 😥.

Aku sampai di rumah sekitar jam 11an, mama dan Widy udah bolak balik menelepon, pun dengan Mas Bagus yang ngide mencariku di halte terakhir. Maafkan daku saudara-saudara sekalyan, aku nggak sempat mengecek smartphone gegara kita (aku dan driver) berkali-kali kesamprok banjir. Selain itu driver-nya pake shortcut yang gelap dan sempit, bikinku waswas mau mengeluarkan smartphone dari tas 😅.

my morning view 😭

Menghindari tumpahan massa yang mencari jalur alternatif menuju ke kota, aku memutuskan untuk pergi kerja sekitar jam 05.30 via Cibaduyut. Sesuai prediksi, jalur Dayeuh Kolot dan Bojongsoang udah nggak bisa dilewati karena banjir semalam bikin tanggul jebol. Alhamdulillah perjalanan lancar meski ada macet di beberapa titik dan... ya Allah... ngantuks banget 😢. Aku sampai kantor jam 06.30 *kepagian, sambil menunggu kantor dibuka aku beli bubur di depan Warung Kopi Purnama.

Setelah insiden macet di Bojongsoang aku berusaha langsung pulang dong 😅, isokay TMP-nya penuh atau nggak kebagian kursi yang penting pulang. Nggak kuku euy wkwk... Oh ya, tasku makin berat karena aku printilanku makin banyak, ada tambahan jas hujan, payung dan jaket ekstra. Belum genap 6 bulan tinggal di unaesthetic side of Bandung, Hayati lelah uda... budgeting-ku porak poranda tersapu banjir Dayeuh Kolot 🌊.

met maem... 😊

bandros-nya juga enak

***

Mari kita akhiri sesi curhat tinggal di unaesthetic side of Bandung dengan calyfedoscope 😉.

READING CHALLENGE
Di awal tahun 2024 dengan kesadaran penuh aku mengikuti reading challenge-nya BBB, nggak terlalu muluk yaini 6 buku aja. Alhamdulillah aku berhasil menyelesaikan 7 buku dalam perjalanan pergi dan pulang kantor di TMP, lebih dari segalanya aku menemukan lagi excitement yang meredup gegara keseringan baca caption 😅. Menyelami akun bookstagram dan booktok aku merasa ciut dengan khazanah perbukuan saat ini, semoga tahun depan aku bisa lebih banyak baca buku ya...

Psychology of Money – Morgan Housel 3/5
Aku beli buku ini sebagai annual gift untuk bestie-ku, penasaran gegara review-nya yang hampir selalu OK. Saat aku baca aku malah ketawa sendiri gegara materinya yang ternyata kurang relate untuk jama’ah sekalian.

Negeri Para Roh – Rosi L. Simamora 4/5
Aku beli buku ini beberapa tahun yang lalu di Gramedia dengan Icunk dan Lisna *lawas banget yaini huhu alhamdulillah berhasil diselesaikan dalam kurun seminggu.

Critical Eleven – Ika Natassa 3/5
Alur ceritanya cukup sederhana namun materi pendukungnya sungguh sangat glamour, puyeng hamba life style-nya sungguh sangat nggak tergapai namun di sisi lain berhasil mengeksploitasi naluri terendahku sebagai manusia 😅.

Perpustakaan Ajaib Bibbi Broken – Josh Gardner 3/5
Aku kurang nyaman dengan gaya Bahasa yang dipake oleh translator-nya, macem kurang coy aja gitu hehe 😅. Sayangnyam karakternya belum berhasil bikinku jatuh cinta layaknya Panina Manina di Putri Sirkus dan Lelaki Penjual Dongeng.

Partikel – Dee Lestari 4/5
Gelombang – Dee Lestari 4/5
Intelejensi Embun Pagi – Dee Lestari 3/5
Review heksalogi Supernova bisa dibaca di sini

***

NONTON
Tinggal di unaesthetic side of Bandung bikinku urung pulang malam, transportasi yang terbatas dan situesyen yang sulit diprediksi tentcunya menjadi pertimbanganku saat memutuskan mau nonton apa nggak? Intensitas hujan yang tinggi dan macet yang merajalela belakangan ini bikinku mager, maunya rebahan mulu wkwk. Aku udah bikin list film yang ingin ditonton tahun depan, buseddd... line up-nya khan maen... semoga mestakung ya…

outfit warga kabupaten pergi dan pulang kerja (+ nonton 😂)

UNSUBSCRIBE 1.0
Sejak awal tahun aku kesulitan men-subscribe Microsoft Office gegara ganti kartu, udah bolak balik menghubungi costumer service Microsoft dan bank yang kupake namun sampai post ini ditulis solusinya belum ketemu. Huft... Aku terbiasa bikin draft post di Words, begitu nggak pake Microsoft Office dan pindah ke Notebook, well... ternyata kurang nyaman ya 😅. Kini aku pake Sticky Notes biar hurufnya bisa di-bold *penting, alasan yang sama mengapa post-ku terjeda begitu lama.

UNSUBSCRIBE 2.0
Sejak puyeng gegara Money Manager aku memutuskan untuk bikin back up file mandiri di Sheet, ribet sih... tapi isokay laya seenggaknya aku nggak mesti panik kalau tetiba smartphone-ku bermasalah. Kini aku pake Sheet biar ingat tiap kali buka browser, template-nya masih pake template bawaan + modifikasi tipis-tipis. Sadar banyak mau aku belajar bikin rumus spreadsheet via TikTok selama seminggu 😅. Kalau kalyan penasaran seperti apa hasta karyaku, silakan dicek di sini ya.

HEALING
Untuk tahun ini aku memutuskan untuk skip hulang healing karena ingin fokus pindahan dan memenuhi kebutuhan rumah. Tinggal di unaesthetic side of Bandung bikinku mager kemana-mana, kalau nggak penting-penting banget atau dijemput Deya udah bisa dipastikan lagi leyeh-leyeh di kasur 😂. Beberes kalau dilakukan secara kontinyu selama berminggu-minggu udah nggak sparks joy lagi, yang ada malah bikin stress.

stress release

SHEILA ON 7
Tahun ini Sheila on 7 bikin konser Tunggu Aku Di... 5 kota, sayangnya aku nggak berhasil mendapatkan tiketnya. Meski suka Sheila on 7 sejak duluuu... aku sih nothing to lose, dapat syukur nggak pun isokay. Namun, teruntuk jastiper brengsex yang bikinku stuck di website selama 1,5 jam, anj 🐶!!! Mohon maaf manteman yang titip beli tiket, ini Sheila on 7 loh ya bukan gorengan Rp 5.000 isi 4. Anyway, terima kasih untuk netizen yang udah berbaik hati membagikan story saat mereka konser, aku padamu... 💖.

nilepan baju welah... 😗

WACANA
Ada banyak rencana yang popped out, namun menimbang situesyen yang nggak coy sepertinya rencanaku mesti dikurasi duls. 

kapan fase pergi dan pulang kerja ini akan berakhir 😭

***

Last but not least, semoga aku dan kau diberikan kesehatan dan kesejahteran untuk bisa menikmati hidup 😊.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments


Assalamualaikum… 🧕🏻

Sebelumnya nggak pernah mengira bahwa ramadhan tahun ini mesti dilalui dalam keadaan pandemi (lagi) 😅. Tahun lalu kita mengira bahwa semuanya akan segera membaik, merasa cukup optimis dengan wacana vaksin dari pemerintah, well… yang mana pada kenyatannya malah memicu pro dan kontra terutama di social media 😌.

Setahun berlalu dan kita masih gini-gini aja… 🥺

Ramadhan kali ini memang nggak sekaku ramadhan tahun lalu, bisa dilihat ya dari posting-an social media-nya rang-o-rang yang kelayapan mulu meski pandemi masih belum kelar. Yha~ namanya juga PSBB (Peraturan Selalu Berubah Berubah) kadang jelas kadang nggak *heu. 🙃.

Kalau dibandingkan dengan ramadhan tahun lalu aku merasa ramadhan tahun ini agak rusuh ya, rusuh dalam Bahasa Sunda yang berarti terburu-buru. Udah nggak ngerti lagi yaini dengan pemerintah, why… mudik dilarang tapi wisata dibolehkan, mestinya mudik dibolehkan tapi wisata dilarang 🤔. Yaudalaya~ ini opini netizen belaka 😌.

Biar lebih nyaman membacanya, kubuat highlight aja ya… 😉

MUDIK

Semuanya berawal dari cuti bersama yang lagi-lagi disunat macem tahun lalu, hmmm… alamat ngebangke di kasur ini mah. LoL. Kemudian pemerintah mengumumkan larangan mudik pada 6-17 Mei, yang mana cukup membuat panik karena cuti belum mulai. Kalau udah begini kan jadi dilema, mau tetap bertanggung jawab pada pekerjaan atau dicoret dari KK 😂.

Eh, di saat aku sedang sibuk mencari opsi transportasi mudik domestik, muncul pengumuan baru dimulai tanggal 22. Disinilah letak kegedegannya, larangan mudik tersebut diumumkan tanggal 21 April. Hahanjirrr… Sa ae nih prank-nya 😌, ngibulnya kebangetan tcoy... Udah nggak mungkin juga kan aku cosplay jadi santriwati 😅.

Beruntung aku masih kebagian travel di tanggal 5 pagi, aslik rasanya puyeng + mual beberes kosan setelah sahur 🤢. Biasanya sebelum bepergian aku akan memastikan kosanku rapi dan bersih, lah… kemarin mah boro-boro, yang ada baju dan printilan kumasukkan begitu aja ke tas belanja Yogya tanpa disusun. Heu… yakin banget nanti balik ke kosan mesti sekalian deep cleaning 😌.


SAHUR

Bisa dibilang ramadhan ini adalah ramadhan dengan sahur terbaik, kubilang begini karena sebelumnya aku sering melewatkan sahur dan bablas menjelang akhir ramadhan. Alhamdulillah, hampir setiap hari aku sahur ya guise nggak terlewat minum vitamin dan minim ngemil (kecuali saat di rumah). Apalagi kalau bukan gegara kejompoan yang HQQ 🤭.

Selain alarm, yang membuatku terbangun untuk sahur adalah hujan yang nggak terprediksi selama ramadhan. Ada momen dimana hujan turun semalaman diiringi kilat dan petir yang semakin membuatku mager. Nggak tahu niya dengan kalyan, namun setiap kali hujan besar aku ingat film Parasite, dimana hujan yang sama merupakan musibah sekaligus berkah.

Satu hal yang menjadi concern-ku adalah remaja tanggung yang rajin menabuh galon sambil teriak-teriak rese sekitar jam 2-3 pagi. Kalau biasanya mereka teriak 📢 “sahur… sahur… sahur” ketika PERSIB kalah ditambahi embel-embel “PERSIB eleh woy…” dengan penuh penghayatan. Bhang-kek memang~ PERSIB yang kalah kita semua yang kena getahnya 🥺.

pemandangan setelah sahur

BUKBER

Meski kadang bikin keki, bukber merupakan annual event yang kunantikan, apalagi kalau bukan untuk bertemu dengan teman-teman sekalyan. Kalau masih belum puas kangen-kangenan biasanya berlanjut ke halal bi halal, kalau masih belum puas juga biasanya berlanjut ke liliwetan. Apa pun nama acaranya, yang penting kita berkumpul dan makan bersama 😁.

Selama ramadhan terhitung hanya 1 kali aku bukber di luar, itu pun hanya dengan Icunk. Kangen juga ya momen-momen ngabuburit sekaligus window shopping dengan Icunk dan Lisna, rencana hanya kalibrasi mata tahunya malah belanja 😁. Kali ini kita ke TSM dikarenakan ada keperluan lainnya, lawas banget ya… terakhir kali aku ke TSM adalah saat nonton Beauty and The Beast dengan Widy.

Mungkin gegara weekend dan kebetulan THR baru cair, TSM rame juga ya bahkan untuk makan aja mesti waiting list wkwk. Sebagai introvert by choice 😅, rasanya awkward aja berpapasan dengan rang-o-rang, apalagi saat mengantri di musholla. New normal ini membuat kita pulang lebih cepat, meski begitu angger weh lungse… 😴.


HAMPERS

Agak heran juga sih, setelah beberapa tahun kita dibiasakan menggunakan istilah (gubahan) hampers ketimbang istilah bingkisan atau parcel, mengapa baru tahun ini dipermasalahkan? Heu… Sedari bocil aku kenalnya parcel 😅. Yang kutahu trend hampers dimulai sejak rang-o-rang mengadakan shower macem baby shower dan bridal shower, dari hanya hadiah kecil dalam box rotan menjadi segala macam jenis pemberian dan seserahan.

Kini, ada anggapan bahwa mem-posting hampers yang didapatkan adalah sebagian dari riya sekaligus memperkeruh circle pertemanan. Kupikir mem-posting hampers yang didapatkan adalah salah satu appreciation bagi yang mengirimkan sekaligus membantu usaha teman. Ngaku deh… kalau ada teman yang nge-tag brand-nya, suka diintip juga kan haha 😂.

Pada dasarnya hampers ini bertujuan untuk memperat silaturahmi, terutama bagi company. Kalau memang nggak ada yang mengirimkan hampers mungkin kita yang mesti mengirimkan duluan 😁 atau belilah untuk diri sendiri, kan self love. Percayalah, kehidupan sosial nggak akan berakhir hanya karena nggak ada yang mengirimkan hampers. Ohya, aku setuju dengan opininya Soleh Solihun di Bagiku Hampersku Bagimu Hampersmu.

Hampers ramadhan antar keluarga

SILATURAHMI

Rencananya Idul Fitri kali ini keluargaku berencana untuk berkumpul di rumah Mbah seperti tahun-tahun sebelumnya, tapi karena ada penyekatan rencananya mesti di-skip lagi sampai Idul Adha. Meski agak kecewa karena belum pernah berkumpul lagi full team sejak Idul Fitri 2 tahun lalu, aku (kita) merasa bersyukur masih diberikan kesehatan sampai saat ini.

Setelah shalat Idul Fitri kita meluangkan waktu untuk video call dengan keluarga nun jauh disana, ribetz juga ternyata haha 😁 Sinyal yang labil, citra yang delay, suara yang terputus-putus dan keenggak sinkronan obrolan adalah sisipan cerita yang turut menambah semarak video conference di Idul Fitri tahun ini.

Kalau tahun-tahun sebelumnya aku cukup rajin mengirimkan ucapan Idul Fitri secara personal melalui DM atau chat, Idul Fitri tahun ini giliranku yang membalas ucapan haha 😅 Gegara annual declutter energi-ku terserap habis sampai nggak sanggup mengirimkan ucapan Idul Fitri satu persatu, lelah guise… 😴


PIKNIK

Salah satu aktivitas menggiurkan pasca Idul Fitri adalah piknik bersama keluarga. Meski macet-macetan dan berdesak-desakan di dalam mobil, rasanya nyaman-nyaman aja yekan kalau melaluinya bersama keluarga. Seingatku, terakhir kali keluargaku piknik pasca Idul Fitri beneran yakni sekitar 5-6 tahun yang lalu ke Gunung Tangkuban Perahu *heu 😅

Kalau melihat ghirah pikniknya rang-o-rang yang tumpeh-tumpeh, kuyakin banget pandemi akan ada versi extended-nya. 1,5 tahun hanya bisa hiburan tipis-tipis belanja groceries, nggak nongkrong dan nonton di bioskop memang membuat stress, tapi ya nggak goblok juga meur… Eym… apa you kira air laut bisa meluruhkan COVID-19? 🙃.

Balik lagi siya, kupikir yang paling punya andil dalam kekisruhan non pilkada ini adalah pemerintah, yang sedari awal nggak tegas dan cenderung tebang pilih. Sebagai netizen su’udzon, akan lebih baik kalau prepare for the worst, nggak ada salahnya untuk kembali menyetok masker dan vitamin, who knows yekan? 😁.


***

Anyway… minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin yakawan 🙏🏻, semoga Idul Fitri yang akan datang kita bisa merayakannya bersama keluarga tersayang, berfoto-foto sampai merem kepanasan dan makan bakso on the spot (biar mienya nggak terlalu beukah).

Lestari 🌼
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates