Karena belum punya mesin
jahit sendiri kita menggunakan fasilitas mesin jahit di lab CADL, mulai dari
jam 08.00 – 15.00 tapi kalau bulan Ramadhan sampai jam 13.00 ya bisi macet pulangnya. Pokoknya harus on
time,
kalau nggak ... siap-siap aja dengerin yang lagi PMS *eh 😏
Satu hal yang harus
diingat selain menjaga barang-barang yang dipinjam dan menggunakannya wisely, lembar daftar pengguna lab wajib banget diisi. Waktu awal-awal kita
pernah nggak ngisi karena nggak tahu (+ lupa), mungkin maksudnya mengingatkan,
tapi caranya itu loh ...
genggeus-genggeus ngezelin. Jadinya bete deh kawan-kawan sekalian ... 😒
Dengan fasilitas yang
memadai seharusnya kita bisa menghasilkan karya yang ‘wah’ atau gimana gitu ya,
Cuma sayang kita skill-nya belum
nyampe sana hehe jadinya biasa-biasa aja. Tapi untuk orang-orang yang belum
pernah menjahit sepertiku ini, bisa menjahit kemeja sendiri pun adalah
pencapaian yang luar biasa. A milestone of a designer wanna be 😍
Kak Frans dan Kak Nadin
memang luar biasa ... Nggak sia-sia ya dengerin mereka cerita Ratu Tarantula 🕷
Oh iya, ada kejadian
konyol saat kita mengerjakan final project di lab.
Saat itu Cuma ada kita
bertiga di lab jahit, aku, Farah dan Kinan, eh ada Diar juga di lab sebelah, +
1 orang Mbak dari Advance Fashion Course yang kita nggak tahu namanya siapa
karena nggak ngisi lembar daftar pengguna lab.
Karena si Mbaknya itu nggak ngobrol basa-basi
atau say Hi jadinya kita anggurin aja sekalian hehe Satu-satunya interaksi
si Mbaknya adalah saat Farah stress mau pasang resleting, tapi ya
udah gitu aja nggak ada yang lainnya, dia terus menjahit sambil sesekali chatting. Si Mbaknya itu pulang duluan,
kita pikir dia udah selesai atau ada urusan yang bukan urusan kita.
Nggak berapa lama setelah
si Mbaknya pergi, pintu lab diketuk oleh 3 orang satpam, kita kaget dong ‘masa
sih kita diusir satpam gara-gara kelamaan di lab?’ tapi ternyata bukan ...
👮👮👮 : Disini ada yang
sakit?
👯👯👯 : Nggak ada pak? Emang
siapa yang sakit?
👮👮👮 : Tadi ada yang nelpon
ke pos satpam di depan katanya ada yang sakit?
👯👯👯 : Nggak ada pak.
Mungkin di ruangan yang lain.
👮👮👮 : Tadi yang nelpon
bilangnya di lab jahit, disini kan lab jahitnya?
👯👯👯 : Iya pak, tapi nggak
ada yang sakit.
👮👮👮 : Tadi tuh ada yang
nelpon ke pos satpam di depan katanya ada yang sakit, minta dijemput ambulance.
👯👯👯 : Hah? Ambulance?
👮👮👮 : Iya ... Kita makanya
kita kesini.
👯👯👯 : Ehh ... apa yang tadi
gitu ya?
👯👯👯 : Tadi disini emang ada
anak Advance pak, tapi kita nggak tahu dia sakit apa nggak, soalnya biasa-biasa
aja nggak gimana-gimana.
👮👮👮 : XXXX bukan namanya?
👯👯👯 : Nggak tahu pak, tadi
kita nggak kenalan.
👮👮👮 : Dimana orangnya
sekarang?
👯👯👯 : Tadi udah pulang pak!.
👮👮👮 : Oh ... Terima kasih
ya ...
👯👯👯 : Iya pak ...
👮👮👮 : Lagian ya kalau sakit
mah minta dijemput keluarga bukan
dijemput ambulance.
👯👯👯 : (Kita sih yes pak. Nggak tahu nih si Masnya ...)
Setelah sadar dari ke-skip-an dan ke-cengo-an, kita akhirnya
memutuskan untuk mengakhiri final project on the making hari itu, sebenarnya sih lebih
karena nggak mau terlibat dengan hal-hal yang nggak diinginkan, ya kaya yang
tadi itu.
Saat kita turun si
Mbaknya itu ternyata masih ada dong, dia duduk di kursi panjang depan lobby sambil ngobrol dengan pak satpam
yang tadi ‘main’ ke lab. Meski kita cuek bebek lewat di depannya, hati ini
membathin ‘pasti dia nih ... pasti dia ... orang yang ditanyain pak satpam tadi’.
Keesokan harinya kita
mendapatkan pencerahan tentang kejadian kemarin. Jadi begini ya dek ceritanya...
Saat mengerjakan final project di lab kemarin, ternyata si Mbaknya bilang (nge-chat) ke pacarnya ‘Yang ... aku sakit
perut ...’ mungkin setelah itu si Mbaknya nggak buka-buka smartphone karena sedang menjahit jadi
pacarnya khawatir. Nah, karena tingkat kekhawatiran pacar si Mbaknya cukup tinggi, dia nelpon pos
satpam minta tolong jemputin si Mbaknya pake ambulance 😪
Loh tahu darimana nomor
pos satpam? Ehm ... Masnya alumni ITB dek 😸
Oalahh ... Khawatir dan
lebay emang beda tipis kali ya *eh 😫
Kejadian tersebut
mengajarkan bahwa ... nomor darurat bukanlah nomor pos satpam mantan
kampus. Gimana ya ... KZL iya, kasihan iya, ingin ketawa juga iya ... 😳 jadinya
konyol kan. Tapi nggak apa-apa sih, menghibur ... 😂
Meski hasil final project-nya nggak bagus-bagus amat kita puas kok, karena sesuatu
yang dibuat dengan susah payah akan lebih dihargai 😂*ngeles ... tapi ini serius
loh, feel amazed sama diri sendiri karena nggak nyangka bisa sampai sejauh
ini untuk jadi fashion designer, we are one step
closer ... 😍