Oseng Mercon
Mengingat jarak dari Edu
Hostel ke rumah Ana nggak terlalu jauh, kita (aku sih) memilih untuk berjalan
kaki sambil mikirin mau kemana hari ini 😁 Widy yang memang dasarnya nggak
suka jalan kaki udah mulai rese “Masih jauh nggak sih rumahnya?”, “Emang
nggak bisa ya pake angkot?” (berasa di Bandung kali yha~) “Non. Panas tau!!!” etc.
Keluh kesahnya baru berakhir
ketika “Non ... ingin makan Oseng Mercon ...😫”
Pantesan ... lo rese ya
kalau lagi laper *dalam hati 😳
Kemudian melipirlah kita
di tempat yang ditunjuk Widy, well
... agak bingung juga ya memilih menunya karena mostly dipakein ‘mercon’. Sebenernya nggak apa-apa sih Cuma aku
lebih khawatir efek setelah makannya ketimbang rupa makanannya sendiri 😩.
Ketika Oseng Merconnya
disajikan di depan mata; “Ck ... Ck ... Ck ...” Intinya ya, Oseng Mercon itu
adalah tumisan cengek + cengek2 + cengek3 yang dikasih
suwiran ceker ayam. Yawla ... Jogja fanashnya supa’ dupa’ hot banget deh ... 😵😵😵
Nontonin orang-orang |
When you lagi baca
menu tapi belum nemu yang nggak pake ‘mercon’
|
Tengah hari +
Panas terik + Oseng Mercon
|
Labirin Kauman
Menurut Pici dulu Kauman itu
ibaratnya kampung di tengah kota, dimana lagi bisa ditemukan rumah-rumah tua
yang tersembunyi di balik gedung yang sudah berganti rupa selain di Kauman. Oldish yang adem ayem berdampingan dengan
kemoderenan.
Kita merasa sangat beruntung
memiliki teman yang tinggal di Kauman, selain karena punya tempat nginep kalau
ke Jogja, jarang-jarang kan menemukan teman yang tinggal di daerah hits 😎 Yang aku suka dari Kauman
meski rumah-rumahnya berdekatan tapi nggak saling senggol, desainnya rumahnya endless time dan memiliki nilai historis
(terutama untuk warga Muhammadiyah) namun yang terpenting lingkungannya asri
dan bersih.
Ketika memasuki Kauman semua
mesin motor wajib dimatikan agar tidak mengganggu kenyamanan warga, jadi ya mau
nggak mau motornya mesti dituntun sampai ke rumah. Nggak ada alasan rumahnya
masih jauh atau males jalan kaya orang-orang di sini, yang tetep songong pake
motor nyerudukin orang-orang di tengah sempitnya pasar tumpah macem GOR 😠.
Selain itu, di Kauman
tingkat kepercayaan dengan tetangga cukup tinggi, saking percayanya bahkan konon
pintu rumah pun jarang dikunci kecuali ditinggal pergi lama. Makanya ketika ada
salah seorang yang (katakanlah) berkhianat, bisa dipastikan hidupnya kelar
seketika, nggak ada yang namanya welas asih atau pertimbangan Lo anak siapa?
Bapak lo pangkatnya apa? Keluarga lo punya apa? It’s about trust matter, not
things matter.
Meski sudah beberapa kali
ke rumah Ana aku masih belum mudeng rute
menuju rumahnya, banyak kelokan dan rumahnya pada mirip-mirip, salah belok bisa
bingung bego 😢. Pernah ya saking bingungnya mencari jalan ke rumahnya Ana, kita sampai
balik lagi dong ke pintu masuk Kauman biar diulang lagi rutenya kali aja ada
yang kelewat.
Terakhir kali nyasar
heboh adalah saat Marathon Weddingnya Mazia di Jogja, kita semua yang
menghadiri resepsinya Mazia ditampung di rumah Ana di Kauman. Aku, Pici dan
Maya ceritanya malam mingguan di Malioboro, jajan-jajan sama
nongkrong-nongkrong galau nggak jelas gitu ya pemirsa haha Begitu pulang ... zonk! 😭 Berkali-kali kita melewati jalan
yang sama dan muter-muter nyobain masuk gang-gangnya, tapi kok nggak
nyampe-nyampe juga yha. 🙍
Hati ini udah curigation
aja lagi disasarin setan 😨 Apalagi ketika melewati rumah dengan rupa yang sama
persis 2 kali, mungkin Pici dan Maya juga merasakan hal yang sama karena
setelah melewati rumah tersebut kita langsung saling tatap dan lari
terbirit-birit macem epic scene di film
horror. Satu-satunya hal yang kita pikirkan
adalah kembali ke pintu masuk Kauman dan mengulang rutenya, kenyataannya ...
mencari jalan keluar dari Kauman tidaklah semudah memikirkannya 😭😭😭.
Beruntung kita ditemukan
oleh seorang bapak tua yang membantu menunjukkan rumah Ana, mungkin si bapak ini sebelumnya udah memperhatikan kita
daritadi kenapa bolak balik mulu lewat rumahnya tapi nggak nyampe-nyampe? Atau mungkin
si bapak ini merasa terganggu karena kita lari-larian di depan rumahnya macem
anak SD maen petak umpet? Atau mungkin si bapak ini ... Udahlah ya nggak usah
dipikirin yang penting kita syelamat sampai tujuan.
Belum pernah kita selega
itu sampai di rumah Ana Ketika kita menceritakan perihal malam minggu horror yang baru saja terjadi Ana bilang;
“disini emang ada kok 2 rumah yang sama PERSIS, PERSISNYA PERSIS BANGET, cuma beda
gang” 😫😫😫 “Kalau kalian ngeliatnya 2 kali berarti berarti kalian salah
masuk gang di awalnya” 😫😫😫 Apalah artinya banjir keringat ini kalau disasarin
setan adalah sugesti bodoh melihat rupa rumah yang sama persis 2 kali.
Mungkin nyasar di Kauman
adalah perkara yang lumrah, meski aku masih ingat rupa rumah Ana aku
selalu lupa dimana letaknya, padahal ya rumahnya nggak terlalu masuk ke dalem
dan lumayan mudah ditemukan. Yang sulit adalah menahan diri untuk nggak mikir
bahwa kita nggak berada di jalan benar haha
Saat kemarin ke Kauman
aku dan Widy harus banget nyasar dulu, nyobain masuk gang-gang sampai akhirnya
menyerah karena nasteung akibat Oseng
Mercon dan teriknya matahari, sempet terdampar di teras rumah orang sambil berusaha
menghubungi yang empunya rumah dan nanyain ke Icunk yang mana dijawabnya dengan
“susah banget dijelasinnya Non” 😅.
Kalau lagi berada di
Kauman ingat selalu ya pepatah “malu bertanya sesat di jalan” serius ini mah,
nggak usah malu nanya karena rata-rata tetangga di Kauman saling mengenal satu
sama lain dan nggak pelit ngasih bantuan. Cuma ... jangan lupa untuk mengingat
nama orang tuanya, just in case
mereka nggak tahu nama asli anaknya.
Beruntung (lagi) kita
ditemukan oleh seorang ibu yang nampaknya sudah faham gestur nyasarnya
orang-orang, ketika ibu itu menanyakan “Ana siapa mbak? Ana Romadhon bukan?”
sebenarnya aku ingin banget bilang “bukan,
(Ana anaknya) Pak Hanafi” tapi karena aku percaya yang namanya Ana Cuma ada 1
di Kauman maka diiyakan saja, kali ini feeling-ku
benar ibu itu menunjukkan rumah Ana dengan tepat.
Setelah dipikir-pikir ya Hanafi
itu dapet darimana? Kok bisa langsung kepikiran nama Hanafi, baru kemudian aku
ingat Hanafi adalah nama salah satu tokoh di sinetron 😂😂😂
Well ... Belum SAH ya ke Kauman kalau belum nyasar 😎
Dat Face!!! |
Belum nyadar nyasar :) |
Ala-ala Running (wo)Man |
Liat tempat sampah nggak? |