Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Mungkin karena mama sakit jadinya lebaran tahun ini kerasaaa banget bedanya... kalau dulu Ramadan kita berdua udah rempong belanja sana sini, rajin mantengin 3 mini market yang berdekatan demi mendapatkan barang terdiskon, hunting ta'jil sampai nyari mesjid untuk tarawih keliling, sekarang kita diemaja di rumah nonton Kang Mus marahin Kang Komar. Sedih banget kan...

Di setiap Ramadan kita selalu membagi-bagi tugas, mama stay di dapur masak-masak, saya beres-beres rumah dan Widy nonton TV. Kalau ditanya sebel ya sebel banget. Tapi apa mau dikata, kalau puasa kan jangan marah, takut batal. Seperti tahun-tahun sebelumnya, di H- sekian saya sibuk mengganti tirai-tirai dan sprei di setiap kamar, menyusun cemilan di toples-toples, membersihkan karpet-karpet dan berusaha untuk membereskan baju-baju. It’s a though job. Really.

FYI, tahun ini (daily) asisten rumah tangga kita cuti awal karena anaknya melahirkan dan dia punya cucu baru, jadilah saya yang mesti mengerjakan (hampir) semua pekerjaan rumah, kecuali menyetrika. Biarlah orang lain yang melakukannya (kode keras untuk Mang laundry).

Kalau dulu sepulang kerja kita langsung ngabuburit sambil cari tempat makan, sekarang kita ngabuburit di depan TV. Kalau dulu kita sok sibuk bikin (rencana) menu untuk sahur, sekarang kita beneran sibuk searching menu untuk diabeter. Kalau dulu kita sering keluar masuk mini market demi survei harga terdiskon dari yang diskon, sekarang sudah cukup survei harga di koran atau checking Line group. Kalau dulu kita sering tarawih keliling, sekarang sholatnya masing-masing.

Anyway, alhamdulillah saya gak masuk rumah sakit kaya tahun kemarin.

Seperti biasanya kita shalat Idul Fitri di alun-alun (lapangan) Subang dan kita sudah sibuk menyetrika baju sejak dini hari. Sayangnya, sholat Idul Fitri tahun ini tidak berjalan normal seperti biasanya, ada insiden besar yang membuat ibadah selama sebulan runtuh seketika. Microphone yang digunakan imam sholat Idul Fitri agak bermasalah, suaranya kecil sekali hanya terdengar di bagian depan saja, padahal sedari dulu suara imam shalat Idul Fitri pasti terdengar sampai ke seluruh lapangan.

Saya sendiri pun kurang khusyu karena harus mencari suara imam yang sayup-sayup terdengar diantara suara tangisan balita dan anak-anak yang ingin beli balon. Disaat itu pula terdengar suara bergemuruh dari bagian belakang dan samping, seperti pada saat demo May Day, lalu ada suara sepeda motor yang sengaja digas kencang ala remaja geje yangsok-sokan jadi anggota geng motor.

Setelah shalat usai kita semua kebingungan dan khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti isu perpecahan antar agama atau kerusuhan antar pemuda saat Ramadhan yang dibawa sampai idul Fitri. Jangankan mendengarkan khotbah, yang ada kita semua sibuk mencari tahu dan selfie/ wefie pakai mukena baru.

Ternyata, sumber masalahnya adalah imam shalat idul Fitri, karena suaranya tidak terdengar ke seluruh lapangan makmum yang merasa kesal menyoraki imam. Mungkin niatnya mengingatkan imam seperti saat imam salah membacakan ayat, tapi bukannya lebih konsentrasi mencari suara imam dan melanjutkan sholat, makmum tersebut malah menyoraki imam terus menerus bahkan sampai melempar-lemparkan mukena ke atas layaknya wisudawan melempar toga. Subhanallah...

Bagi yang belum puas, dilanjutkan dengan mencaci dan membicarakan dengan terang-terangan, tapi karena kita adalah generasi yang kekinian, maka kita pun sibuk curhat di socmed.

Miris sekali ya... Semua ibadah yang sudah dilakukan harus pupus karena microphone.

Tak mungkin dipungkiri bahwa andil panitia pelaksana pun cukup besar, bagaimana mungkin mereka bisa menyediakan microphone dan sound system seadanya untuk shalat Idul Fitri yang hanya dilaksanakan setahun sekali? Padahal mereka selalu menyediakan microphone dan sound system terbaik untuk acara musik yang ricuh.

Apa kabar pemerintah?

...

...

...

Maaf, mereka sibuk menggosok batu akik. LOL.

And there is a little bit inconvenience ... Rombongan keluarga kita yang datang secara terpisah sempat kena gusur lapak sholat. Karena datang lebih awal, keluarga kita memilih tempat sholat di depan (bukan depan sekali) di belakang tempat sholat pria yang dibatasi dengan tali rafia dengan alasan ingin lebih dekat dengan imam. Pada saat sedang mendengarkan khotbah pra sholat, tiba-tiba muncul rombongan ibu-ibu pejabat yang menyuruh untuk pindah, padahal keluarga kita dan (beberapa rombongan) yang lainnya sudah menggelar sajadah dan mengenakan mukena.

Sebagai masyarakat kita sangat menyayangkan sikapnya yang arogan sebagai orang penting. As far as I know, penentuan tempat sholat itu bukan berdasarkan status sosial atau jabatan di pemerintahan melainkan berdasarkan waktu kedatangan, yang awal datangnya akan mendapatkan shaf terdepan sementara yang datangnya akhir akan mendapatkan shaf dibelakang. Mungkin sense of belonging beliau sangat tinggi, hingga tempat sholat pun bisa dklaim...

Meskipun sholat Idul Fitri kali ini benar-benar di luar batas ibadah, saya juga menyayangkan sikap makmum pria yang semakin parah dari tahun ke tahun. Banyak sekali makmum pria yang shalat di belakang makmum wanita, padahal masih banyak tempat kosong  yang tersedia. Alasannya? Kalau di lapangan rumputnya basah kena air embun, sedangkan trotoar dan jalan aspal lebih kering dan datar, terus biar pulangnya gampang biar gak desak-desakan. *dan mereka pun bubar sebelum khutbah selesai.

Karena mama (sedikit) ngadat di pagi harinya jadilah kita tak menyempatkan berfoto ala lebaran seperti tahun-tahun yang lalu, yang ada kita disibukkan oleh kedatangan sanak saudara dan tetangga yang bersilaturami, rumah kita mendadak riuh.

Dan tengah hari mama tepar karena capek duduk terus di singgasana seharian.

Tambahan:
Di H+2 Idul Fitri, kita menyempatkan diri untuk main sebentar ke Gunung Tangkuban Parahu yang lokasinya berada di perbatasan Bandung dan Subang. Perjalanan menuju kesana macet luar biasa tapi tanggung kalau mau balik lagi.  



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ▼  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ▼  Jul (1)
      • Idul Fitri kini
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ►  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ►  Apr (1)

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates