Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Air 💧… Tanah ✨… Api 🔥… Udara 💨…

Selama ribuan tahun keempat negara hidup rukun, kemudian… segalanya berubah saat Negera Api menerang. Hanya Avatar, penguasa keempat elemen yang mampu menghentikan mereka, namun saat dunia membutuhkannya, ia menghilang.

*kalau kalyan hafal intro-nya... aku padamu.

***

Saat James Cameron merilis film Avatar di tahun 2009 kukira ia mengadaptasi Avatar: The Legend of Aang, makanya heran banget kenapa si Aaang berubah jadi biru eh ternyata memang beda 😂. Avatar: The Legend of Aang atau Avatar: The Last Airbender adalah serial kartun (ah elah… yang nyebut kartun-kartun gini byasanya gen 90an 😂) yang diproduksi oleh Nickelodeon dan ditayangkan oleh ANTV sejak tahun 2005 sampai... sekarang masih ada nggak sih? 🤔.

Serial Avatar: The Legend of Aang terdiri dari 61 episodes yang terbagi dalam 3 seasons, dan aku adalah satu dari sekian juta pasang mata yang nonton serialnya lebih dari 2 rit, ayo ngaku… siapa yang nonton Avatar sambil sarapan? 😁. Setelah Avatar: The Legend of Aang ada Avatar: The Legend of Korra, aku nggak nonton sampai tamat karena merasa ceritanya kurang asique, mungkin nanti (kapan-kapan) akan rewatch siapa tahu akfeel-nya akan terasa berbeda.


Sebenarnya James Cameron nggak salah-salah amat ngasih judul filmnya pake Avatar karena Avatar (yang kutahu) berarti terlahir kembali. Avatar biru terlahir dari dalam pod, sedang Avatar Aang terlahir dari dalam es batu. Avatar: The Legend of Aang pernah didaptasi oleh M. Night Shyamalan di tahun 2010, sayangnya gagal maning 😅.FYI. Avatar: The Last Airbender adalah hak cipta yang diperjualbelikan oleh Paramount Picture dan Netflix.

Aku nggak merekomendasikan Avatar: The Last Airbender-nya M. Night Shyamalan terutama bagi kalyan yang penasaran kenapa filmnya bisa gagal maning. Durasinya terlalu mepetz 😌, cast-nya nggak sesuai ekspektasi 😥, konsep diversity-nya nggak masuk 😕, udahlah esmosi 😡. Aku curiga M. Night Shyamalan nggak nonton serialnya sekhidmat kita yang nonton sambil sarapan, makanya filmnya kurang bernyawa. India merupakan bagian dari Asia tapi nggak Dev Patel juga kali ah…


Makanya saat ada kabar Netflix mengadaptasi Avatar: The Last Airbender dan menjadikannya serial, aku sih 50:50. Di satu sisi aku enggan over expectation karena rasanya tuh huft banget, sedang di sisi lain aku penasaran sejauh apa Netflix akan membawa Avatar: The Last Airbender. Sejak kesuksesan live action One Piece kupikir Netflix mulai bermanuver pada serial anime, saat post ini kutulis ada kabar bahwa Netflix akan mengadaptasi Naruto.

UPDATE
Taa… Daa… Netflix resmi mengabarkan bahwa Avatar: The Last Airbender akan lanjut ke season 2 dan 3. FYI. Serial Avatar: The Legend of Aang memang terdiri dari 3 buku yakni:

Book 1: Water 💧
Book 2: Earth ✨
Book 3: Fire 🔥
Book 4: Air 💨 nggak ada karena Pengembara Udaranya udah musnah sebelum bikin buku.

tyda percaya? tanyalah bapake yang satu ini 

So, without any further do… here is my review of Avatar: The Last Airbender, semoga bisa menjadi pertimbangan bagi kalyan yang masih maju mundur mau nonton apa nggak. Review ini kutulis sepenuh hati berdasarkan POV-ku yang udah nonton Avatar: The Legend of Aang sejak SMA, kuliah, nganggur kerja dan gabut 😁. Perlu diingat bagimu taste-mu, bagiku-taste-ku, experience nontonku mungkin berbeda dengan experience yang kalyan punya dan isokey.

***

Di Avatar: The Legend of Aang diceritakan bahwa manusia terbagi menjadi 4 bangsa, yakni water tribe 💧 (Suku Air – utara dan selatan), earth kingdom ✨(Kerajaan Bumi), fire nation 🔥 (Negara Api) dan air nomad 💨 (Pengembara Udara) dan. Masing-masing bangsa memiliki bender (pengendali elemen) yang biasanya diwariskan melalui keturunannya. Dalam setiap generasi akan terlahir Avatar yang mampu mengendalikan semua elemen, siklus kelahiran Avatar selalu sama, yakni: air, tanah, api dan udara.

Para bender mengasah skill-nya sejak dini, mereka juga belajar untuk mengendalikan kekuatannya. Kekuatan para bender bisa meningkat saat elemen yang mempengaruhinya berada di puncak, untuk negara api puncak elemen mereka terjadi 100 tahun sekali saat komet Sozin 🌠 melintasi bumi. Negara Api memanfaatkan komet Sozin untuk memusnahkan pengembara udara, pun dengan fire lord Ozai (Daniel Dae-kim) yang kelak memanfaatkan komet Sozin untuk bertarung dengan Aang *bukan spoiler 😁.



100 tahun sejak air nomad dimusnahkan, Avatar Aang (Gordon Cormier) tetiba di muncul di hadapan Katara (Kiawentiiao Tarbell) dan Sokka (Ian Ousley). Mereka akhirnya memutuskan untuk menemani Aang mencari guru untuk mengasah pengendalian elemennya, maklum laya… saat hilang Aang belum sempat belajar banyak. Tujuan pertama mereka adalah Pulau Kyoshi, pulau yang dipisahkan oleh Avatar Kyoshi (Yvonne Chapman) dari kerajaan Bumi.

Tentcunya berita kedatangan Aang ke pulau Kiyoshi terdengar oleh Zuko (Dallas Liu) dan uncle Iroh (Paul Sun-hyung) yang langsung mengejarnya. Saat itulah Aang berhasil terkoneksi dengan Avatar Kiyoshi dan menghalau pasukan Negara Api yang dipimpin oleh Zhao (Ken Leung). Oh ya… Pulau Kiyoshi dijaga oleh Kiyoshi warrior yang dipimpin oleh Suki (Maria Zhang), yha~ doi cakepnya kebangetan 😍 apalagi saat nggak pake make-up, bisa laya jadi BA micellar water.

Aang yang muncul dari es batu

mb Kiyoshi janlup double cleansing sebelum tidur

Dari Pulau Kiyoshi Aang mampir di Kerajaan Bumi yang dipimpin oleh Raja Bumi (Utkarsh Ambudkar), sumpah gagal faham dengan headpiece-nya yang dibikin macem jin Sarimi 😂. Maaf pemirsa namun aku nggak ter-Jet-Jet (Sebastian Amoruso) macem kalyan yang ter-Suki-Suki, aku lebih happy melihat Cabbage Man alias Kang Kubis (James Sie) yang setres karena kubisnya berkali-kali hancur. FYI, Cabbage Man ini adalah salah satu karakter yang ditunggu-tunggu karena M. Night Shyamalan menghilangkannya di film.

Dari Kerajaan Bumi Aang menuju Suku Air Utara, namun perjalananya terhambat karena Koh Si Pencuri Wajah (George Takei). Aang pun pergi menemui Avatar Roku (C. S. Lee) di Negara Api untuk mengambil totem yang pernah diambilnya. Zuko dan uncle Iroh meng-hire seorang bounty hunter bernama June (Arden Cho) untuk menangkap Aang, aku sangat menyayangkan screen time June yang cimit padahal doi kewren, yha~ mungkin di season 2-3 *kalau ada.


Appa dan Momo juga kiyut... gegara netizen setiap kali melihat Appa aku malah teringat Rigen

Untuk ceritanya kurasa nggak jauh berbeda, memang ada beberapa part yang dikurangi atau ditambahkan namun aku nggak masalah dengannya. Salah satu keputusan terbaik adalah memvisualisasikan Tui saat penyerangan di Suku Air Utara, mengingatkanku pada si Toothless di How To Train Your Dragon. Fan theory yang beredar: princess Yue adalah Avatar setelah Aang, namun karena Aang hilang rohnya ikutan nyangkut that’s why princess Yue terlahir ‘kosong’ sehingga Tui meminjamkan roh kepadanya.

Untuk cast-nya kurasa udah mendingan ketimbang versi M. Night Shyamalan, kusuka Aang yang ceria dan petakilan. Concern-ku (dan kita semua) adalah cast ciwik-ciwik Negara Api yakni Azula (Elizabeth Yu), Mai (Thalia Tran) dan Ty Lee (Momona Tamada) yang why oh why? Namun setelah membaca fan theory aku jadi faham, ciwik-ciwik Negara Api gemoy karena mereka adalah noble woman (bangsawan) yang kehidupannya terjamin, tyda perlu khawatir ygy kemungkinan besar akan mereka glow up kok.



FYI. Karakter favorite-ku di Avatar: The Legend of Aang adalah Toph Beifong *belum ada dan duo Negara Api (Zuko dan uncle Iroh).

Meski nggak mirip 110%, tim produksi Avatar: The Last Airbender ini udah bekerja kerasa bikin kostum dan membangun set yang proper, terutama Kerajaan Bumi yang menurutku kompleks banget. Pun dengan detail kecil macem ornamen yang dimiliki setiap bangsa, kalau ada yang bikinku jengkel itu adalah wig-nya princess Yue yang too much dan jambangnya Ruy Iskandar yang nggak dipoles biar natural.

***

Dear Netflix… Plis bikin Avatar: The Last Airbender season 2 dan 3 secepatnya, sebelum Gordon tambah tuwir.

Avatar poster taken from impawards.com
Avatar: The Last Airbender scenes picture taken from @watchmen.id thread

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Sebelum meneruskan membaca post-ku ada baiknya kalyan membaca post-nya Bandung Diary yang ini, aku ingin kita berada di frekuensi yang sama saat mendefiniskan istilah ‘ngopi’ 😉. Sebagai warga Jawa Barat tentcunya kita faham betul bahwa ‘ngopi’ nggak selalu berarti minum kopi, melainkan minum teh atau apa gitu yang cocok disandingkan dengan jajanan pasar yang digorang-goreng atau kukas-kukus. Kuyakin bukan hanya aku yang terbiasa dengan aktivitas ‘ngopi’ di pagi hari ini, kalyan begini juga kan? Ayo ngaku wkwkwk 😂

Saat kecil aku pernah ‘dititipkan’ di rumah Mbah di kampung makanya aku jadi terbiasa untuk memulai hari dengan ikut ngobrol sambil ‘ngopi’. Saat dini hari (bahkan sebelum azan subuh) byasanya di atas meja udah tersedia satu teko berisi teh tawar hangat dan gula di wadah terpisah, kalau mau kopi monggo bikin sendiri 😊. Otentcu… belum lengkap ‘ngopi’ tanpa opieun yekan 😁 dan sebagaimana warga Jawa Barat pada umumnya, ngopi ini berbeza dari sarapan 😘.

Sebagai anak kecil, aku sebel banget kalau opieun-nya sebatas singkong atau ubi kukus, tuwir banget kesannya 😁 Karenanya aku akan menunggu Ma (*lupa lagi siapa namanya, yang kuingat hanyalah giginya yang terbuat dari emas 🦷) lewat dengan nyiru-nya yang dipenuhi jajanan. Kadang beli surabi, kadang beli leupeut, kadang beli ketan goreng, kadang beli pisang goreng, kadang beli gemblong, kadang beli kue ali. Per-aci-an sana minggir dulu… kita belum kenalan 😏.

Makanya saat tren ‘ngopi’ menghampiri kawula muda dan melahirkan coffee shop, I’m not getting into it.

Yha~ aku memang bukan market-nya 😁.

Beberapa tahun terakhir coffee shop masuk ke list jalan jajan, karena varian menu-nya udah terasa lebih humble bagi kita yang nggak skena-skena banget. Karena yang sebenarnya kita butuhkan hanyalah tempat yang nyaman untuk ngobrol ngalor ngidul, opieun-nya mah bebas pisan *bukan terserah 😅. Bisa kopi, bisa teh, bisa jus, bisa cendol, bisa croissant, bisa cookies, bisa pizza, bisa cireng, bisa tahu cabe garam, bisa kue-kue lucu atau bala-bala fancy.

Di bawah ini adalah list tempat ngopi (yang ada menu kopinya) yang pernah kita kunjungi. Kalau kalyan berencana ke Bandung dan mencari tempat ngopi yang enakeun untuk ngobrol bareng bestie, list di bawah ini bisa menjadi pertimbangan kalyan saat memilih. Perlu diingat, bagimu taste-mu bagiku taste-ku. Semua yang kutulis berdasarkan preferensiku belaka, selera kita bisa sama bisa juga nggak.

List-nya tersusun sesuai abjad.

BLUE DOORS
Jl. Alkateri No. 1, Banceuy, Bandung

Seingatku Blue Doors ini berada di era yang sama dengan The Yellow Truck dan Two Hands Full, yha~ ini adalah eranya nge-tag teman ngopi di Path 😁. Kita mampir ke Blue Doors dalam perjalanan menuju Kings, lokasinya hook di pertigaan Jl. Alkateri sebelum Kedai Kopi Purnama. Kurasa cara terbaik menuju ke Blue Doors adalah dengan berjalan kaki karena area parkirnya terbatas dan jalannya padat. Untuk review-nya kalyan bisa baca disini ya.

KOPI CANTEL
Jl. Progo No. 34, Riau, Bandung

Pernah nggak sih lewat di FYP kalyan konten TikTok yang: sebutkan kopi favorite kalyan di Bandung. Salah satu yang paling sering disebut adalah Kopi Cantel, dalam bahasa Sunda cantel berarti kait, pacantel berarti berkait, pacantel-cantel berarti saling berkait, plis cmiiw ya Deya 😆. Pacantel adalah pinky promise dalam bahasa Sunda, suatu pertanda kita kembali berbaikan setelah bertikai. Ingat-ingat lagi deh… siapa partner cantelan kalyan dulu? Cantelan ya, bukan cantengan 😅.

Kita mengakui bahwa Kopi Cantel ini sangat beyond expectation, minuman dan makanannya OK, tempatnya nyaman, parkirannya luas dan service-nya juara. Serius deh ini. Waitress-nya nggak keberatan saat kita ingin melihat-lihat spot meja yang kosong, pun security yang memayungi kita menuju mobil 🥺. Main dish-nya menggoda naluri namun karena kita udah makan jadinya order cemilannya aja, porsi sharing menu-nya pas. Untuk rasanya cemilannya aku sih yes, cuma agak seret karena nggak minum air tawar 😁.

4/5 BBQ Cheese French Fries 35K
4/5 Roti Kaya 48K
3/5 Es Kopi Susu Cantel 23K


KOPI TOKO DJAWA
Jl. Braga No. 81, Braga, Bandung

Mungkin kalyan pernah pernah ingat gimana hype-nya Kopi Toko Djawa dulu, pokoknya belum ke Braga kalau belum ke Kopi Toko Djawa. Aku dan Icunk pertama kali ke Kopi Toko Djawa saat awal-awal tinggal di Bandung, 6-7 tahun yang lalu *kalem, kita berjiwa muda kok 😏. Tadinya kita mau minum di tempat biar kaya rang-o-rang yang malam minggunya nongkrong terus di-update di IG story. Eh ternyata disana rame dongs, semua orang pada ngobrol dengan asyik, sedang kita… cukup jadi pendengar 🥺.

Setelahnya kita beberapa kali mampir di Kopi Toko Djawa, mostly gegara bingung mau ngapain lagi di Braga. Kurasa waktu yang tepat untuk mampir di Kopi Toko Djawa adalah pagi hari, karena kita bisa menikmati Braga yang mulai bangun sambil minum kopi di dalam cup. Jangan lupa intip koleksi bacaannya yang beragam, aku bahkan sempat membaca novel Mira W. disana 😆. Kalau kalyan ingin mencoba menu selain es kopi dan es kopi awan, kalyan bisa bisa mencoba Affogato-nya.

4/5 Es Kopi Toko Djawa 20K
4/5 Affogato 20K

percayalah... yang di belakang bukan mazkun 😁

LITTLE CONTRAST
Jl. Nanas No. 11, Riau, Bandung

Sejak tahun lalu Little Contrast ini udah wara-wiri di IG story mantemanku sekalyan, so creamy… so yummy… so nice… so good… sosis kali ah 😂 Kita udah memasukkan Little Contrast ini ke list jalan jajan namun ke-skip mulu, Little Contrast punya beberapa cabang dan yang terdekat berlokasi di Braga. Saat jalan jajan ke Braga, aku dan Icunk pernah mencari Little Contrast namun nggak ketemu dongs, sampai saat post ini ditulis aku belum menemukan Little Contrast Braga. FYI aja yaini, kali aja manteman mau spill patokannya 🥺.

Setelah ke-skip mulu akhirnya kita mampir ke Little Contrast yang di Jl. Nanas, karena lokasinya berada di pemukiman sebrang IBCC kita agak kesulitan mencari area parkir. Oh ya, Little Contrast yang di Jl. Nanas ini nggak kurekomendasikan bagi kalyan yang ingin nongkrong berlama-lama atau yang bestie-nya banyak ya karena agak pak pik pek. Business area-nya hanya seteras-eun aja kita bahkan nggak ngeh ada @gigabites disitu, yha~ mungkin sebaiknya di take away aja.

4/5 Es Kopi Susu Little Contrast 28K


MAKMUR JAYA COFFEE ROASTER
Jl. Lengkong Besar No. 62, Lengkong, Bandung

Meski namanya kurang meyakinkan untuk jadi nama kopisop, Makmur Jaya ini adalah satu kopisop yang (kalau bisa) jangan ke-skip kalau kalyan mampir ke Bandung✨. Aku tahu Makmur Jaya ini dari IG- story Delia yang rekomendasinya jarang gagal, ma’acih eaa. Kita mampir di Makmur Jaya cabang Lengkong karena kebetulan lagi lewat dekat situ, tempatnya so far so good dan kita memilih duduk di luar biar bisa ngobrol dengan suasana yang lebih fresh.

Makmur Jaya memang nggak se-fancy Blue Doors karena image-nya macem toko bangunan wkwk Tapi nggak usah khawatir rasanya OK ya manteman, pilihan menu-nya nggak banyak jadi kita bisa gercep memilih 😁. Kurasa Makmur Jaya ini akan cucok bagi kalyan *terutama warga Bandung yang ingin ngopi enak dengan harga yang humble. Mereka juga menjual cemilan macem croissant dan cookies, tapi kita nggak beli sih jadi kita belum gimana rasanya.

4/5 White Latte 25K
4/5 Matcha Latte 25K


MASAGI KOFFEE
Jl. Gunung Kareumbi No. 1B, Ciumbuleuit, Bandung

Konon, untuk mengetahui apakah seseorang itu orang Bandung asli atau bukan kita bisa mengeceknya dengan Ciumbuleuit 😁. Untuk orang Bandung asli menyebut Ciumbuleuit adalah hal yang mudah, namun bagi orang luar Bandung pronunciation-nya Ciumbuleuit sungguh sangat belibet. Bahkan untuk orang Sunda sepertiku menyebut Ciumbuleuit secara fasih butuh latihan, pun dengan Cikudapateuh dan Nyengseret. Kalyan bisa nggak nih menyebut Ciumbuleuit dalam satu kata utuh? 😅.

Kita mampir ke Masagi Koffee karena tertarik dengan review-nya rang-o-rang yang bilang bahwa Masagi Koffee ini adalah tempat yang cozy untuk ngobrol karena area outdoor-nya yang luas. Yha~ that’s right manteman. Sayangnya reviewer-nya nggak bilang untuk prepare losion anti nyamuk 😂. Kita menghabiskan waktu cukup lama disini dan yha~ kurekomendasikan Masagi Koffee ini bagi manteman yang ingin ngopi sambil membawa bocil.

5/5 Coconut Water 30K
4/5 Aren Latte 37K
3/5 Carrot Cake 38K


SEJIWA COFFEE
Jl. Progo No. 15, Riau, Bandung

Kita menemukan Sejiwa Coffee ini saat jalan-jalan mencari tempat ngopi yang nyaman, sebelumnya kita ke Wheels Coffee di Uniqlo Heritage namun waiting list-nya bikin mundur. Maap… kita nggak segabut itu 😁. Meski nggak sepopuler kopi fancy lainnya, Sejiwa Coffee ini mayan sering muncul tab explore IG-ku, di tab explores kalyan ada nggak? Sejiwa Coffee ini lokasinya berada di sebrang The Hummingbird di Jl. Progo, kalyan pasti langsung ngeh deh karena bangunannya cakep hehe

Untuk tempatnya sih OK ya, nyaman untuk ngobrol karena space antar mejanya lega dan ada tanaman yang bikin mata syeger. Concern-nya hanyalah area parkir yang terbatas, terutama untuk mobil ya kalau motor mah masih bisa diusahakan. FYI. Kalau kalyan ingin beredar di area Riau, Progo, Banda dan sekitarnya, kalyan bisa parkir di Graha Pos. Karena kita ke Sejiwa Coffee-nya udah lama, aku hanya ingat order-anku aja yang Icunk dan Deya mah udah lupa 😅

3/5 Ice Cheese Latte 39K

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Udah hampir 2 minggu sejak Pemilu 2024 dilaksanakan, namun euphoria-nya masih terasa. Entah itu di TV, di medsos, di kantor, di keseharian semuanya pada ngobrolin pemilu, bedanya kini kita berjibaku di kolom komentar dan saling stitch video 😅. Melelahkan sekali yekan… makanya yuk bisa yuk selesai di satu putaran, apakah kalyan nggak ingin Ramadan yang ademnya nyesss macem ubin masjid?! 🙃.

Tadinya aku berencana menikmati minggu tenang paska pemilu dengan nonton quick count sambil menunggu kepastian, apakah pemilu akan berakhir dalam 1 putaran atau berlanjut ke putaran ke 2. Makanya aku nge-skip cuti di long weekend (isra mi'raj dan imlek) dan memilih untuk cuti 2 hari setelah pemilu. Selama cuti aku nggak banyak beraktivitas karena tetiba flu 🤧, that’s why kita baru sempat mengeksekusi puff pastry-nya saat ada Bi Kenda.

Biar nyaman membacanya, kubikin highlight ya…

PEMILU 2024
Di hari pemilu, hujan turun sejak pagi yang mana bikin badan auto mager dan menolak mandi 😁. Kita berangkat agak siang ke TPS, di tengah perjalanan kursi roda mama terbentur aspal dan bikin roda depannya bengkok, alhasil mama dipapah sampai TPS. Tangan kanan untuk memegang payung, tangan kiri untuk dipegang mama. Oh ya, TPS-nya berlokasi di SD-ku makanya kita jalan kaki, tapi pulangnya kita naik Grab kok 😆.

Petugas di TPS memberikan kursi untuk mama duduk di bilik suara, makin anteng aja yekan beliau membaca nama caleg-nya satu persatu. Mana ada acara nge-lag segala… ini siapa? Kok nggak kenal? Sama Ma… aku cuma kenal Komeng dan Jihan Fahira 😁, sisanya mah bhay! Pemilu 2024 ini vibes-nya macem Idul Fitri, kita bertemu dengan rang-o-rang yang sebelumnya invisible, tetangga lama yang belum urus surat pindah, tetangga baru yang tahu-tahu ada, teman sekolahku serta orang tuanya.

ANISA - PRORORO - JANGGAR
Di pemilu 2024 ini ada 3 pasang capres yang berpartisipasi yakni Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Biar lebih ikrib mari kita sebut mereka dengan Anisa, Prororo dan Janggar. FYI, Prororo dan Janggar adalah julukan yang tercipta dari interaksi natural 2 bocil yang berlarian, sedang Anisa adalah julukan yang tercipta dari netizen untuk melengkapi Prororo dan Janggar.

PENDUKUNG MILITAN
Sejak masa kampanye orang tuaku mewanti-wanti agar aku menyamakan pilihan capres dengan mereka, ayo ngaku, kalyan begini juga kan? *cari teman 😁. Karena sebagai muslim kita wajib memilih pemimpin yang beriman, berakhlak dan beragama. Insya Allah Anisa adalah pemimpin yang diridhoi oleh Allah SWT, Anisa adalah hamba terpilih yang memenuhi 4 kriteria sifat rasul yakni shiddiq, amanah, tabligh dan fathonah. Aamiin bu haji... 🤲🏻. Iya Amin. Anies dan Cak Imin 🙃.

Saat kuingatkan bahwa pemilu bertujuan untuk memilih pemimpin negara bukan pemimpin umat, yang ada aku malah diceramahi tentang kafir, kiamat dan neraka 🥺. Udah nggak terhitung berapa kali dalam sehari WAG di-spam video Anisa 😅, udah nggak terhitung berapa kali kita (aku dan Widy) disapa salam cerdas 😎, udah nggak terhitung berapa kali PP WA orang tuaku berganti menjadi foto official Anies – Ehsan 👥. Kalau pilihannya adalah cerdas atau waras aku sih lebih memilih waras 🙏🏻.

ANISA’S EFFECT
Kukira hanya aku yang kewalahan menghadapi Anisa’s effect, ternyata manteman *siapa lagi 😅 merasakan hal yang sama. Anisa’a effect adalah salah satu alasan mengapa aku membatasi interaksi di medsos, ngeri cuy… macem nggak pernah belajar kewarganegaraan 🙃. Bahkan kita yang nggak ngapa-ngapain (passive user) dihina-hina mulu, dikatain nggak cerdas, ditolak masuk surga. Iyadeh si paling Ravenclaw… kita mah Slytherin fafifu wasweswos bersiasat mencapai tangga kejayaan 😌.

Kita mesti mengakui bahwa Anisa memiliki keahlian yang baik dalam bertutur kata, penyampaian materinya enak dan point-nya terstruktur. Ide dan gagasan yang ditawarkannya menggugah meski agak ngawang-ngawang. Sayangnya, konsep pendekatan agama yang Anisa pilih nggak sejalan dengan visi misiku sebagai pemilih di pemilu 2024 yakni memilih pemimpin negara 🔥👊🏻🔥. Dan ketidakmampuan Anisa dalam mengendalikan pendukungnya sendiri bikinku semakin yakin bahwa he’s not the one 😶.

SILENT MAJORITY VOTER'S SUPREMACY
Kalyan luar biasa *pake suaranya Ariel 🤣🤣🤣

QUICK COUNT
Berdasarkan quick count yang diadakan oleh beberapa lembaga survei, Prororo mengungguli Anisa dan Janggar dengan presentase perolehan suara diatas 50%. Aku sih yes ya, kalau bisa selesai 1 putaran mengapa mesti 2 putaran? 😁 Semua capres tentcunya berusaha keras memenangkan pemilu 2024, dengan cara yang baik atau dengan cara yang buruk. Aku nggak ingin membahas kecurangan atau gugatan hasil pemilu ya karena udah diwakilkan oleh WIR yang patroli di medsos.

Saat Prororo mendeklarasikan kemenangan jalur quick count, manteman mutual-ku pada bikin mixed feelings story, yang kurvanya berada di antara sinis dan kanyeunyeuri 😅. Amazed banget rasanya baca emotional story mutual-ku yang merasa terdzalimi gegera capres pilihannya kalah, well… kalau kalyan siap menang mestinya kalyan siap kalah dongs *sekedar mengingatkan 😇. Kalyan berdoa di medsos agar diberikan pemimpin terbaik, namun ketika Allah mengabulkan doa kalyan mengapa malah ditolak? 😅 🤔 *pertanyaan penting *harap dijawab.

Biar adil 😂🤣


EKSPEKTASI YANG TERDUGA
Mungkin lewat di feeds kalyan potongan video saat Janggar bertanya kepada wartawan: kalyan percaya suara saya segini??? Yha~ AKU-PERCAYA-BANGET 🥲. Setelah membandingkan visi misi semua capres aku sampai pada kesimpulan bahwa Janggar nggak berhasil menemukan core dari visi misinya sendiri. Anisa menawarkan perubahan, Prororo menawarkan keberlanjutan sedang Janggar… teu kaditu teu kadieu, makanya wajar kalau suaranya jeblok hampir di semua TPS.

PERSETERUAN AKAN BERLANJUT
Sambil menunggu input data KPU rampung, situesyen di TikTok mulai menghangat imbas saling stitch video dari pendukung lintas capres. Program makan siang gratis untuk anak-anak dianggap kurang ideal karena udah ada program Jum’at Berkah 🤨, maaf mb… perbandingannya nggak apple to apple 🙏🏻. Jujur aku nggak faham bagaimana skema yang ada di benak rang-o-rang, namun aku setuju dengan pendapat salah satu Tiktoker di kolom komentar: heran gue waktu kampanye (programnya) dihina giliran Prororo menang ditanyain mulu 😂😂😂.

Kurasa perseteruan pemilu masih akan berlanjut hingga entah kapan…

Kekalahan Anisa dan Janggar seharusnya jadi reminder untuk politisi lainnya, bahwa manners maketh man ✨. Aku jelas nggak setuju dengan pemilu ulang, gap perolehan suara Proro dengan Anisa dan Janggar terlalu jauh untuk bisa diperkarakan. Pun, kalau hasilnya tetap sama apakah Anisa dan Janggar akan tetap menerimanya? 🤔 Kurasa pemilu ulang nggak lebih dari upaya mengumpulkan harga diri yang berceceran 🥲. Kalau masih keukeuh pemilu ulang pastikan mereka yang menanggung biaya dan mempersiapkan penyelenggaraannya. Aku yang cuma datang aja capek 😅.

PENGAMAT DADAKAN
Pemilu 2024 ini banyak memberikan pelajaran, salah satunya nggak bersikap pongah dan berlaku rendah. Kupikir Anisa dan Ganjar seharusnya bersikap legowo mempersiapkan partainya menjadi oposisi. Yha~ seperti yang kita tahu Megachan selalu all out saat menyuarakan kepentingan rakyat, entah dengan pengerahan massa 🔴, berorasi 📢, atau menangis 😭 saat BBM naik. Setelah 10 tahun menjadi koalisi kurasa udah saatnya Megachan kembali ke khittoh-nya sebagai oposisi. Seriously, she’s nailed it! 🔥😎🔥.

Indonesia menganut system pemerintahan presidensial, dimana presiden dan DPR memiliki kedudukan yang setara, presiden adalah pemegang kekuasaan eksekutif sedang DPR adalah pemegang kekuasaan legislative. That’s why kita disarankan untuk memilih caleg dari partai yang bersebrangan dengan partai capres yang dipilih. Meski Ganjar nggak berhasil memenangkan pemilu 2024, Megachan berhasil membawa partainya ke DPR, jangan lupa bersyukur ya bunda 🤲🏻😉.

***

Terima kasih udah membaca sampai selesai, post ini terdiri lebih dari 1000 kata loh… haha Post-nya masih akan berlanjut sampai presiden Indonesia ke 8 dilantik 😂. Kalyan boleh unfollow aku di medsos kalau merasa nggak nyaman paska membaca post ini. Semua yang kutulis berdasarkan experience pribadi dan aku nggak terafiliasi dengan salah satu capres *yakali ada yang mengira aku jadi you-know-who 😁.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
photo by alleksana

Hello~

Happy Valection Day everyone… marki nyari promo jajanan 😁.

Di tahun politik in tensi ketegangan dan nyambat rang-o-rang meningkat, mau itu dunia maya atau dunia fana~ Apa pun obrolannya closing-annya pasti tentang pemilu dan kampanye dikit-dikit capres pilihannya😅. Dibandingkan dengan pemilu 2019 aku merasa pemilu 2024 ini lebih barbar dan berantakan, udah nggak terhitung berapa banyak pelanggaran yang terjadi selama periode kampanye, pun dengan gimmick nggak penting yang malah bikin il-feel 🤢.

Pemilu 2024 diadakan 2 kali putaran, dengan 3 pilihan capresnya yakni: Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming dan Ganjar Pranowo – Mahfud MD. Kuyakin bukan hanya aku yang menginginkan pemilu diadakan 1 putaran, capek aja gitu… 😅. Sampai saat post ini ditulis aku masih belum menentukan akan memilih capres yang mana, semua capres memiliki plus minus and… nobody was perfect.

Aku nggak begitu mengikuti berita tentang pemilu 2024 macem pemilu 2019 karena pasti gitu-gitu aja. Social media detox-ku masih akan berlanjut karena aku nggak siap dengan tsunami konten pemilu, asli, overload data bikin puyeng 😆. Aku udah nge-mute beberapa keywords yang berhubungan dengan pemilu 2024, sialnya keywords-nya berkembang dan bikin threads-nya tetap muncul.

Aku bahkan nggak nonton satu pun Debat Capres karena kutahu netizen akan bikin video rekapannya. Namun aku setuju dengan statement-nya Sujiwo Tejo di salah satu interview-nya, yakni bahwa politik adalah persoalan waktu.

*** 

KAMPANYE KREATIF
Satu-satunya yang kusuka dari pemilu 2024 adalah kampanye kreatifnya. Ya… Ya… Ya… aku tahu sebagian dari kalyan mencibir karakter 3D (bukan AI) milik Prabowo – Gibran yang gemoy, but honestly we couldn’t deny that their campaign works so bad especially for kids 😉. Aku jelas excited banget dengan haveaniesday, lucu aja gitu kalau bisa bikin ginian sendiri. Aku akui bahwa di pemilu 2024 tim kreatif semua capres bekerja gigih untuk merangkul kawula muda khususon Gen-Z.

BUZZERS SIALAN
Yha~ pokoknya aku jengkel sejengkel-jengkelnya dengan buzzers yang kerjaannya mengaburkan batas nalar. Bagi kita yang udah mengalami asam garam social media mungkin faham bahwa informasi yang ada di social media mesti diekstraksi dan dikurasi mandiri. Sayangnya hal ini sulit diterapkan untuk generasi orang tua (boomer) yang langsung menelan informasi mentah-mentah dan bikin asumsi mandiri yang mana bikin mereka jadi sasaran empuk buzzers sialan 🤬.

Pertanyaan penting di pemilu 2024, apakah Gen-Z mempelajari sejarah sebagaimana Millenials? Aku kurang tahu bagaimana kurikulum pelajaran sejarah kini, namun di rentang usia Millenials – Gen-Z ada banyak sejarah tercipta. Saat ini pengetahuan terbuka lebar, perpustakaan fun, akses internet cepat dan pada pake smartphone. Dengan semua kemudahan ini kurasa nggak ada salahnya untuk melakukan in depth research ketimbang lempar pertanyaan ke akun base.

POLUSI VISUAL
Di masa kampanye usaha konveksi, printing dan merchandise tenctunya marema, belum afdhol rasanya kalau kampanye nggak berbagi freebies yekan. Untukku alat peraga kampanye tergenggeus adalah baligo caleg dan bendera partai yang dipasang semena-mena. Maaf banget niya… tapi baligo caleg rerata bikin siwer, pabeulit antara visi misi, nomor urut, seruan ke TPS, wajah sumringah caleg dan logo partai. 

WAG
Sebagai admin WAG keluarga tentcunya aku perlu menjaga kedamaian dan kenetralan keluarga, that’s why aku udah mewanti-wanti untuk nggak nge-share apa pun tentang pemilu 2024, kalau ngeyel akan ku-kick dari WAG 🙂. Syudah bisa ditebak ya, aku berantem selama hampir seminggu gegara menjalankan tugas sebagai admin WAG 😅. Well… aku hanya nggak ingin WAG-ku rusuh perkara berbeda pilihan capres atau di-spam potongan-potongan video dengan narasi yang menghasut.

Sejujurnya aku jengkel pake bangeddd dengan fanastisme rang-o-rang pada capres pilihannya, macem… B kali aja ah… mereka begini begitu kan ada maunya 🤭. Nggak perlulah bikin statement dukung capres dji, sam, soe di social media karena bisa bikin hubungan keluarga nggak nyaman. Kalyan adalah satu diantara sekian juta orang, bukan satu-satunya, bukan pula pusat dunia.

DEKLARASI SANA SINI
Kita nggak bisa mengontrol massa yang berinisiatif bikin aliansi atau deklarasi, mereka hanya mencari teman dengan minat yang sama. Toh sebagian orang masih membutuhkan validasi, sebagian orang kebutuhan validasinya udah terpenuhi. To be honest, aku nggak ada masalah dengan deklarasi sana sini, aku hanya menyayangkan bagaimana sebagian orang mendeskriminasikan rang-o-rang yang nggak sejalan dengannya.

AGAMA KAMU APA?
The ugly truth… Indonesia masih rentan terhadap isu yang berkaitan dengan agama, pemuka agama dan pendakwah palsu. Kuyakin bukan hanya aku yang gedeg dengan politisasi agama, tahu sendiri laya gimana chaos-nya saat agama lebur dalam politik. Maaf banget niya… tapi aku nggak yakin malaikat Jibril akan melakukan hal-hal di luar job desk-nya 🥺. Pun dengan kampanye di pesantren, plis euy… alun-alun masih lega.

Kuharap kalyan faham bahwa negara dan agama adalah hal yang berbeda, Indonesia mengakui lebih dari 1 agama dan kita semua bersatu sebagai tanggal merah di kalender. Presiden adalah pemimpin negara bukan pemimpin salah satu umat, kupikir seharusnya kita memilih capres yang bisa memimpin bukan sekedar berakhlak baik dan bisa membaca Al-Qur’an. Iman adalah hal yang personal antara manusia dan Tuhan, dan sebaik-baiknya ibadah adalah yang dirahasiakan.

TANDA KITA UDAH TUA
Aku lupa pernah baca di mana, salah satu tanda kita udah tua adalah ada teman yang nyaleg, demmm… 😌.FYI. Salah satu temanku nyaleg di pemilu 2024, sezuzurnya aku mengkaget ia nyaleg. Meski temanku nggak mendapatkan dukungan sebagaimana mestinya, aku bersyukur ia akhirnya menemukan passion yang sesuai dengannya. 

***

Edan juga niya netizen, perjalanannya menelusuri kehidupan personal capres udah macem perjalanan menuju inti bumi. Kurasa pemilu nggak hanya bikin rang-o-rang makin kritis atau malah apatis, tapi juga bikin rang-o-rang menunjukkan sisi buruk yang sebelumnya disembunyikan. H-7 pemilu 2024 situesyen kampanye udah gila-gilanya, pun dengan netizen yang udah ikutan gila memikirkan negara 5 tahun yang akan datang.

Well... semoga kita bisa melalui pemilu 2024 dengan baik ya, meski berbeda pilihan capres.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~ ma fren…

Beberpa minggu lalu aku nonton Not Friends di BEC sepulang kerja, nggak kuku euy baca review-nya rang-o-rang yang bilang filmnya bagus. Tadinya aku mau nonton di Kings aja biar dekat, eh saat dicek nggak ada jadwalnya dongs padahal sama-sama CGV *iyeee beda market *heu 😅. Aku memilih nonton di BEC yang lokesyennya masih dekat, hanya sekali naik TMP yang bulan ini gratis karena masih dalam proses serah terima pengelolaan ke PEMDA. Sezuzurnya aku herman mengapa harga tiketnya bisa 20K aja? Tapi aku sih yes ya 😉.

aku kepada CGV

Setelah berkali-kali nonton film Thailand aku sampai pada kesimpulan bahwa mereka ‘main’ banget niya di genre remaja dan komedi. Favorite-ku tentculah A Little Things Called Love dan Hello Stranger, entah kenapa kalau ada Sudarat Butrprom filmnya jadi rame padahal dia nggak ngapa-ngapain 😂. Oh ya, jangan lupakan Thai ads yang bisa bikin kita ngakak karena idenya yang agak out ouf the box atau bikin kita terharu saking tersentuhnya.

FYI. Thailand adalah satu-satunya negara anggota ASEAN yang nggak pernah dijajah.

Not Friend adalah film ber-genre coming-of age yang menceritakan tentang persahabatan yang terjalin antara teman yang (sebelumnya) nggak berteman. Adalah Pae (Anthonny Buisseret) yang mesti pindah sekolah karena suatu insiden receh *cebel deh 🥲. Di sekolah barunya Pae duduk di sebelah Joe (Pisitpol Ekahongpisit) yang friendly kek Vidi, sayangnya Joe meninggal nggak lama kemudian. Tentcunya mereka semua merasa kehilangan Joe, apalagi ini adalah tahun terakhir mereka di sekolah.



Pae yang ingin memperbaiki nasib (karena nggak tertarik meneruskan usaha bapake bikin tepung) mendapatkan info mengenai lomba membuat film pendek yang hadiahnya: bisa masuk unversitas tanpa tes. Pae kemudian memilih shortcut ini dan berencana membuat film pendek untuk mengenang kematian Joe. Hmm… sus banget nggak sih 😁. Apakah duduk bersebelahan selama sebulan otomatis menjadikan mereka bestie? Maap banget nih Pae, teman yang udah duduk bersebelahan selama 3 tahun denganku bukanlah bestie-ku 🥲.

Proyek film pendeknya ini mengantarkan Pae bertemu dengan Bokeh (Thitiya Jirapornslip) bestie-nya Joe saat SMP, Bokeh yang tahu niat tersembunyi Pae kemudian mengancam Pae. Sialnya, karena proyek film pendeknya udah tersebar sana sini, pihak sekolah pun dengan senang hati mendukungnya, fakkk banget laini dramatisasinya haha… 🤣. Saat niat pengakuan dosa berubah menjadi orasi, gilsss… sungguh sangat menggugah, terutama scene yang ada dialog ini:


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates