Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hay,

Melanjutkan post Blogging 101: Mulai Aja Dulu yang ternyata ke-skip satu tahun lamanya *lupa diri sih ini. Mari kita lanjut ke Blogging 101: Costumize Yours alias kuy dandanin blog biar cakepan dikit, yep, ini adalah part favorite-ku ya… 🥰.

Kalau sekiranya nggak tertarik, monggo di-skip 😉.

TEMPLATE
Mesti diakui, default template-nya Blogger masih kalah kalau dibandingkan dengan default template-nya Wordpress dan Tumblr (Wixsite dan Squarespace mah beda alam ya 😅). Beberapa tahun yang lalu Blogger sempat mengeluarkan default template baru, bagus sih, tapi (menurutku) kurang memenuhi kebutuhan dan visualisasi yang diinginkan blogger. Mungkin gegara kita udah terbiasa nyari template mandiri kali ya, jadinya B aja 😅.

Maksudnya, nggak adakah engineer yang mau menggarap default template-nya Blogger? Blogger ini udah terintegrasi dengan Google dan memiliki audience loh 😅. Saat mencari review suatu barang atau tempat yang biasa kita lakukan adalah mencarinya via Google bukan? Meski udah ada Instagram atau Tiktok, belum sah kalau belum mencari versi lebih deep-nya via Google.

Nah, untuk newbie mungkin lebih aman pake default template-nya Blogger, seenggaknya kita bisa lebih fokus menggarap post-nya. Ini mah natural ya, kalau udah nge-blog agak lamaan atau sering blogwalking pasti adalah keinginan untuk mendandani blog biar cakepan dikit. Kadang suka jiper sendiri kan ya kalau blogwalking ke blog yang template-nya keren. Kek, kok bisa sih cakep? Dapetnya darimana? Gimana caranya? 🥺.

Gregetan… 🤭.

Kubilang begini karena aku udah pernah nyobain semua default template-nya Blogger, sayangnya belum ada template yang beneran nyangkut. Maka aku mencari opsi lain di internet, pilihannya ada 2, yang gratis tapi butuh effort atau yang berbayar tapi tahu beres 😁. Sebagai #sobatmisqueen pada masanya, tentcu aku memilih opsi yang pertama 😅.

Ada banyak website yang menyediakan template blog gratis, namun yang paling sering kugunakan adalah Gooyabi Templates dan Soraa Templates. Saranku, pilihlah template blog yang responsive biar nggak ribet ganti ke desktop view kalau ingin melihat tampilan template-nya. Beberapa opsi template blog yang kurekomendasikan Emma (yang dipake di blog ini), Cheerup dan Sugar.

Sedang untuk yang berbayar tapi tahu beres, aku biasanya mencari di etsy.com *nyari doang beli kagak 😂. Dulu Sky and Stars template-nya sempat hype di per-Blogger Perempuan-an (+ seller-nya orang Indonesia), sekarang ini yang menurutku template-nya okcey: Simply the Studio, Soul Muse Design, Love Logic Design, Blog Flair Design dan Jedi Themes.

Untuk opsi selain di Etsy bisa dicek niya ke Creative Market, Envato dan Studio blog.

Sebelumnya aku bilang kalau menggarap post lebih penting ketimbang dandanin blog kan ya, kubilang begitu karena semua template blog akan benar-benar terlihat fiturnya kalau post-nya udah banyak ✨👌🏻. Kadang ada template blog yang ketika di install malah membuat blog berantakan, macem foto yang terdistorsi mengikuti format template atau font yang kurang sreg, eh tapi biasanya ini terjadi di template blog gratis sih 😅.

Apakah setelah meng-install template blog akan otomatis keren macem blognya orang-orang? Tydac semudah itu Ferguso … 😏 kita mesti customize lagi. Kalau template adalah arsitekturnya, maka layout dan widget adalah interiornya.


LAYOUT + WIDGET
Layout ini adalah fitur bawaan blog yang akan selalu bisa di-customize, paling recommend untuk default template blog. Untuk beberapa template blog gratis layout-nya nggak bisa di-customize, udah saklek nggak bisa digimana-gimanain. Yha~ namanya juga gratisan yekan… Sedangkan widget adalah fitur tambahan yang kalau nggak dipake pun nggak akan menjadi dosa 😌.

Ohya, widget-pun ada 2 ya, widget bawaan blog dan widget tambahan. Widget bawaan blog adalah fitur macem: profile, most viewed, newsletter, blog list, followers dll. Widget tambahan adalah fitur macem: disquss, snapwidget, goodreads, pinterest dll.

Untuk urusan per-widget-an ini ada baiknya kalau dipikirkan dulu apa yang mau ditampilkan karena nggak semuanya mesti dipake, atur-atur ajalah. Saranku, please luangkan waktu untuk mengurusi widget ini, kalau perlu dipersiapkan dulu link-nya biar nggak mesti bolak balik copy paste.

Begitu pun dengan urusan category dan label, asli ini mah menyita waktu banget mikirnya 😁 Untuk menemukan post tertentu kita bisa mencarinya via archive, tapi tentcunya akan lebih mudah kalau mencarinya via label. Selain itu, beberapa blog yang nggak menggunakan widget archive jadi nggak bisa scroll sampai dasar post, biasanya yang begini adalah blogger angkatan lama ya.


FONT
Meski font berjenis handwriting memberikan kesan personal, percayalah… handwriting font kalau dipake untuk judul memang cakep, tapi kalau dipake untuk post font yang ada siwer duluan. Yes, those huruf kriwel-kriwel kadang membuatku malay untuk lanjut membacanya 😭, eh tapi ini hanya aku aja ya, bisa jadi kalyan mah nggak masalah dengannya.

Kalau boleh menyarankan, pilihlah font standar yang mudah dibaca, selalu ada opsi Arial, Calibri dan Helvetica di setting blog.


Ohya, kalau kita membuat draft post-nya di Microsoft Words atau note di laptop kadang suka nggak terbaca saat di-copy paste-kan di blog, yang muncul hanya judulnya aja. Sejauh yang kutahu hal itu terjadi karena bahasa pemrograman yang berbeda, aku pun sering begini, meski laptopnya udah di-upgrade ke Windows 10 (atau Windows 11). Lain cerita kalau membuat draft-nya di note smartphone biasanya sih lancar jaya ✨👌🏻.

Setelah trial and error yang sampai bikin puyeng, akhirnya aku menemukan cara menyamakan bahasa pemrograman antara Microsoft Word dan blog. 

Yakni, setelah teks di-paste-kan ke draft blog, klik Ctrl+A kemudian klik icon Clear All Formatting yang letaknya sebelah kanan paling ujung di tab editing. Setelah di-klik barulah teksnya di-edit (macem ganti ukuran font atau rubah hurufnya jadi bold atau italic) kemudian klik save. Insya allah teksnya akan muncul bersamaan dengan judulnya.

Thanks me later  ✨👌🏻.

***

Dandanin blog biar cakepan dikit ini ada manfaatnya loh ya, yakni kita jadi belajar coding, mau nggak mau itu mah 😅. Pengalaman coding-ku dimulai sejak era Friendster, ayo ngaku… siapa yang setiap bulan nge-customize background jadi ala-ala emo?! Kalau pernah nge-customize background Friendster pasti bisa ganti template blog dan nge-customize printilannya 👍🏻.

Dulu aku belajar nge-customize template blog via Pangeran Wortel, karena aktif di Twitter jadi bisa tanya-tanya dan dikasih tahu caranya, sayangnya beliau udah jarang update lagi.

Untuk adsense akan kutulis di post terpisah, biar nggak capek bacanya. Feel free to ask me more…
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Photo by Brady Knoll from Pexels

Hay…

Untuk tahun ini aku nggak membuat annual post akhir tahun ya, ketiduran… bangun-bangun eh udah ganti tahun 😅. Lagi pula, resolusi tahunanku masihlah sama dengan tahun-tahun sebelumnya jadi lebih baik dilanjut aja dengan beberapa penyesuaian sana sini. Toh, aku masihlah orang yang sama, yang berbeda mungkin isi kepala yang semakin bertumbuh ✨👌🏻.

Selama ini aku senang mendokumentasikan apa yang terjadi di hidupku, entah itu berupa foto, gambar, note atau tulisan panjang seperti yang sedang kau baca saat ini. 

Kemudian aku menemukan bahwa aku bisa mengetahui proses tumbuh kembang yang kualami melalui dokumentasi. Saat kuliah, dosenku pun menganjurkan hal yang sama, agar mendokumentasikan proses kreatif yang dilakukan karena dokumentasi adalah cara terbaik untuk membuktikan orisinalitas ide ✨👌🏻.

Dibandungkan dengan orang Eropa, pada dasarnya orang Indonesia lebih senang bertutur kata ketimbang menyusun naskah peradaban, daun lontar terlalu sustainable yakawan dan batu kali susah dipahat 😌. Salah satu hikmah kedatangan VOC di Hindia Belanda adalah mereka rajin mendokumentasikan apa yang mereka temukan.

Kalau VOC nggak pernah mengirim peneliti dan drafter ke pelosok Papua, kita mungkin akan terlambat tahu bahwa Burung Cendrawasih ada banyak jenisnya, kita mungkin akan terlambat tahu bahwa pohon Sukun bisa diberdayakan di daerah beriklim non tropis dan kita akan terlambat tahu bahwa kamus Bahasa Sunda ori super HD kini berada di Belanda 🥺.

VOC adalah 2 sisi koin emas Jack Sparrow 🪙.

Kalau VOC nggak pernah menginjakkan kaki di Hindia Belanda, nggak akan ada yang pernah mendokumentasika kekayaan flora dan fauna yang tersebar di seluruh nusantara. Makanya nggak salah kalau ada ungkapan: kalau ingin mengenal Indonesia lebih dalam, datanglah ke Belanda. Toh, segala macam dokumentasi udah ‘diamankan’ disana 😉.

Untuk hal ini aku sih yes. Aku sangat berharap pemerintah Belanda nggak jadi mengembalikan artefak yang pernah dicuri kembali ke Indonesia, SDM kita belum mampu menanganinya. Yha~ sayang aja kalau ujung-ujungnya malah jadi collectible items incarannya pejabat atau influencer, diklaim atas nama pribadi meski nggak ngerti-ngerti amat 🥲.

Eh,

Udah sampe Belanda aja nih intronya 😁.

Balik lagi ke Indonesia ya, ke Bandung, ke altar WFH, kepadaku 🤗.

Tentcunya, aku pun sangat menikmati bagimana aku mendokumentasikan hidupku, dari diary, printilan-nggak-penting-tapi-ingin-punya, catatan padahal curhatan, foto-foto, video-video etc. Aku punya banyak dokumentasi dari acara inilah itulah, maka nggak jarang kalau ada teman yeng tetiba mengontak karena ingin throwback pake foto lawas.

Meski nggak penting-penting amat aku pun sering mendokumentasikan apa yang kumakan, kuminum, kulakukan dan hal-hal yang kuanggap penting. Ujung-ujungnya mah tetap dihapus kok 😅. Setiap habis menonton film atau drakor aku selalu mengusahakan untuk membuat review-nya, begitu pun dengan membaca buku jalan-jalan apalagi.

Nggak tahu niya dengan kalyan namun aku merasa kini semua hal mesti banget didokumentasikan, mungki gegera social media juga kali ya. Kadang bingung juga siya dengan cara kita (as a human) menjalani hidup saat ini, apa-apa dijadikan konten dan kini kita terbiasa dengannya.

Dengan segala tetek bengek perkontenan ini, sejujurnya, sejak beberapa tahun lalu aku merasa kurang menikmati hidup. Sense-ku terasa tumpul dan banyak momen yang kurang bisa kunikmati, gimana ya… flat aja gitu macem Lays. Kadang merasa capek melihat kehidupan mesti dibuat double macem akun Twitter, ada akun personal dan ada akun alter.

Beberapa tahun lalu aku sempat melakukan social media detox, kupikir itu adalah hal yang menenangkan sekaligus menyenangkan karena aku bisa fokus menjalani kehidupan di dunia nyata. Wacana untuk kembali melakukan social media detox sering mampir, namun terhalang oleh kerjaanku yang memang membutuhkanku untuk terus melek di social media.

Dan pandemi yang nggak tahu kapan kelarnya ini membuatku rajin mengecek keadaan teman-temanku via social media. Ngecek doang, interaksi kagak 😅 At least aku tahu mereka masih ‘ada’ ketika update status. Begitu pun denganku, meski hanya sekedar berbagi meme (yang seringnya hanya lucu untukku sendiri 😂) aku ingin kau tahu bahwa aku masih ‘ada’ ✨👌🏻.

Ohya, aku melewatkan momen pergantian ulang tahunku karena (lagi-lagi) ketiduran makanya nggak adalah annual birthday post yang diawali dengan kalimat happy birthday to me… 😉.

Aku lupa sejak kapan namun sampai saat ini aku nggak punya resolusi hidup spesifik yang pake target usia, yha~ nggak semua hal bisa diukur 😅. Aku punya keyakinan ✨👌🏻. Setiap harinya kita berusaha untuk menjadi lebih baik bukan? dan untuk menjadi lebih baik itu kita nggak mesti menunggu valiadasi dari orang lain.

Setiap kali membahas validasi aku selalu ingat bio-nya Ana di awal main IG yakni: “I post to express, not to impress”. So far, this mantra works on me 🥺.

Di tahun yang baru ini, kupikir aku harus kembali lebih santai dalam menyikapi hal-hal (yang akan datang) nggak overthinking atau membebani diri. Mungkin aku akan membiarkan diri melakukan apa yang kuinginkan sesuai mood 🤣.

Jadi, harap maklum ya kalau post-ku kelak akan terlambat di-publish, aku ingin menikmati secara utuh momen kehidupanku. Setelah puas baru akan kubagikan. I need space as drakor did to my laptop 🙂.

Haha
Jauh-jauh ke Belanda ujung-ujungnya butuh space 😂.

Anyway… happy birthday! 🎉

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay… ✋🏻

As you all knew… pandemi ini membuatku (dan kita) absen dulu nonton di bioskop selama hampir 2 tahun, sebagai gantinya kita mesti memuaskan diri menonton via layer gadget, yang mana feel-nya jelas berbeza 😌. Gimana ya… kangen sih… tapi aku juga ingat apa kata Deya; selain waspada dengan koronces kita juga mesti waspada dengan penunggunya 😅.

Tadinya aku ingin banget nonton film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, udah bikin review bukunya segala yekan 🥲, eh tapi… karena mager dan masih takut menonton sendiri akhirnya film Seperti Dendam Rindu Harus dibayar Tuntas mesti ku-skip. Yha~ hidup adalah pilihan yakawan… hanya karena nggak menonton di bioskop bukan berarti aku nggak tertarik ya 😶.

Tapi di penghujung tahun lalu aku dan Widy akhirnya nonton ke bioskop *terharu 🥲 pecah telor juga niya kita 🐣 Sayangnya, Widy jelas nggak tertarik dengan film Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas, jadilah kita nonton Spiderman: No Way Home. Padahal ya kalau diingat-ingat, Juwara banget niya line up bioskop di bulan Desember lalu, kewren-kewren ✨👌🏻.

Selama pandemi ini Marvel merilis beberapa film dan series-nya, aku sih yes karena bisa menontonnya via Disney+ Hotstar meski agak terlambat. Sejauh ini favorite-ku adalah semestanya What If, Loki dan Wanda okcey tapi Falcon & Winter Soldier bikin ngantuks. Begitu pun dengan Black Widow… cetek pisan kek baru meletek 🤭. Oh Iya, The Eternals dan Shang-chi mah belum ada ya jadi belum bisa kasih testimony 😅.

Kalau biasanya film MCU lisensinya dipegang oleh Marvel, Spiderman ini lisensinya dipegang oleh Sony Pictures. Makanya mesti dibela-belain nonton di bioskop karena doi nggak akan ada di Disney+ Hotstar.

Cerita dibuka dengan Peter Parker (Tom Holland) yang merasa bersalah karena MJ alias Michelle Jonas (Zendaya) dan Ned Leeds (Jacob Batalon) yang aplikasi kuliahnya terhambat gegara insidennya dengan Mysterio (Jake Gylenhall). Ditambah lagi, identitas aslinya tersebar ke publik yang dengan cepat membatasi gerak geriknya.

Nah, karena aku dan Widy belum nonton Spiderman: Far From Home jadinya di awal tuh agak bingung dan menebak-nebak. Memangnya si Peter Parker ngapain sampai punya haters segala? Balik lagi sih, karena lisensi Spiderman dipegang oleh Sony Pictures maka pupus sudah harapanku untuk merunut timeline-nya si Peter Parker via Disney+ Hotstar.

Sebagaimana tabiat netizen dimana-mana, yang ada kehidupan personal-nya Peter Parker mulai terekspos. Untuk menghindai hal-hal yang nggak diinginkan, Happy (Jon Favreau) memindahkan Peter dan aunt May (Marisa Tomei) ke save house. Gils-nya, ada J. K. Simmons yang berperan sebagai J. Jonah Jameson 😱 yakni editor-nya Daily Bugle di trilogy Spiderman-nya Sam Raimi.

Peter Parker yang merasa gedeg dengan apa yang terjadi padanya kemudian berinisiatif menemui Doctor Strange (Benedict Cumberbatch), untuk sedikit “bermain-main” dengan mantranya. Awalnya Doctor Strange menolak tapi Peter Parker bersikeras dan akhirnya terjadilah kecelakaan mantra yang diakibatkan oleh kesotoyannya Peter Parker yang banyak mau 😌.

Kembali ke kehidupan nyata, Peter Parker berusaha untuk bernegosiasi dengan dekan sekolah, saat itulah muncul sesuatu yang nggak disangka-sangka. Well… tadinya kupikir yang muncul adalah monster atau alien atau apalah sisaan Avengers: End Game, ternyata bukan. Eh, karena filmnya udah selesai tayang di bioskop nggak apa-apa kan kalau spoiler? *ehe 😁.

Yha~ nggak ada angin nggak ada hujan tetiba taa-daa 🥁 Dr. Octopus aka Dr. Otto Octavius (Alfred Molina) muncul. FYI, doi adalah musuh Spiderman versi Tobey Maguire di Spiderman 2. Kebayang kan gimana nggak nyambungnya 2 karakter di 2 semesta berbeda yang saling meneketehe itu ngotot mengklaim semestanya masing-masing 😂.

Eits… ternyata bukan hanya Dr. Octopus aja yang mabur ke semestanya Peter Park, musuh-musuh Peter Park di semestanya Tobey Maguire dan Andrew Garfield yang lain pun ikutan mabur. Ada Green Goblin aka Norman Osborn (Willem Dafoe), Electo aka Max Dilon (Jamie Foxx), Sandman aka Flint Marko (Thomas Haden Church) dan Lizard aka Dr. Cur Connors (Rhys Ifans).

Wow… ramai sekali bukan 😉.

Doctor Strange kemudian meminta Peter Parker memperbaiki kesalahannya dan menangkap semua musuh Spiderman yang mabur ke semestanya. Entah kesambet apa si Peter Parker tapi doi merasa bahwa mereka semua bisa diperbaiki, kembali ke jalan yang benar dan merubah semesta yang doi sendiri nggak pernah tahu.

Dear Peter Parker… kalau dikau sering mendengarkan siraman qalbu atau pernah jadi penonton sukarela Mamah Dedeh, dikau pasti faham bahwa musuh sesungguhnya adalah diri sendiri 🙂. Monanges tapi ya gimana…  kalau Peter Parker nggak dibuat sotoy kek gini tentcu Spiderman: No Way Home nggak akan pernah hadir di semestaku 🥲.

Syudah bisa ditebak ya… musuh-musuh Spiderman lintas semesta itu lantas membelot dan menyebabkan kekacauan yang mengakibatkan kematian aunt May. MJ dan Ned yang dititipi cincin Doctor Strange kemudian berusaha memanggil Peter Parker, yap! Siapa??? Tobey Maguire dan Andrew Garfield 🤗. 

Ketika mereka datang seketika aku merasa tuwir haha Spiderman versi Tobey Maguire dirilis saat aku masih SMP dan aku udah kepalang gumoh tiap kali Spiderman trilogy-nya Sam Raimi ini ditayangkan di bioskop Trans TV.

Ok. Aku nggak akan menceritakan bagaimana Spiderman lintas semesta ini mengeksekusi musuh-musuhnya ya, udahlah… with great power come great responsibilities ✨👌🏻.

Kupikir semesta Avenger: End Game udah paling canggih, nyatanya semesta Spiderman: No Way Home lebih liar 🤯. Aslik… meski banyak plot hole sana sini dan alurnya yang agak klise, fans service-nya Spiderman: No WayHome ini juwara. Macem, yang gini nih yang namanya multiverse 😌. 

Ada kesenangan yang membuncah saat melihat mereka datang berkungjung ke semestanya Tom Holland 🥲.

Mungkin gegara memasukkan banyak tokoh penting ada beberapa scene yang menurutku kurang optimal, tapi nggak apa-apa sih semuanya termaafkan kok 😉. Karena aku mengikuti Spiderman sejak awal rasanya udah macem nostalgia aja, agak sedih juga sih, melihat superhero yang dulu kita idolakan bertambah tuwa dan encok pegel linu 😂.

If you are a die hard fans of MCU, Spiderman: No Way Home ini adalah film yang nggak boleh terlewat. Omat! Kudu ditonton.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay~

Ini adalah lanjutan dari post Gang Nikmat yang Terasa (Kurang) Nikmat ya, jadi kalau ada perbedaan harga makanan dan harga parkir, harap dimaklumi kan udah ganti tahun 😉.

Setelah sebelumnya merasa kurang ‘cukup’ kita akhirnya memutuskan untuk mencari tempat makan enak, yang bisa menutupi kekurangan sebelumnya 😁 FYI, setelah dari Gang Nikmat kita sempatkan untuk jajan gorengan dan minum di Cihapit, mayan guise… seenggaknya bisa menutupi tipis-tipis para teteh yang kini mengedepankan kuantiti ketimbang kualitas 😆.

Kita sempat mampir di Makmur Jaya Coffee Roaster, meski main menu-nya adalah kopi nggak ada satu pun dari kita yang memilih menu kopi. Aku mah ngantuk ya… sayang aja gitu kalau lagi main dengan teman tapinya nggak bisa konsen ngobrol gegara matanya keburu kriyep-kriyep 😴. BTW, aku sih yes yaw…


Aamiin 🙏🏻

Kembali ke mencari tempat makan enak, yha~ kalau di WA aja udah saling idem apalagi di kehidupan nyata 😁. Tenang guise kita kembali ke khittoh kok ✨👌🏻, memilih sesuai list yang udah ditentukan semalam. Tahu nggak apa yang dipilih? Yep… Bakmie Tjo Kin, yang cabang Cihapit-nya hanya terhalang 1-2 usaha dengan Gang Nikmat tadi 🙂.

Biar agak effort, kita memilih untuk menyambangi Bakmi Tjo Kin cabang terbarunya di Jalan Setiabudi. Kalau tahu Rumah Mode, di sampingnya kan ada deretan bangunan yang disewakan, nah di deretan situlah lokasi Bakmie Tjo Kin. Dulu mah deretannya Macadamia, Brussel Springs dan Fashion World *lawas banget yaini 😂. Bisa dibayangkan ya gimana leganya saat tahu Bakmie Tjo Kin cabang Setiabudi terletak disana 😉.

Kalau dari arah Bandung kota mesti naik dulu ke atas baru putar balik ke bawah, karena untuk jalur ini memang pake sistem 1 arah. Kalau dari arah atas macem Lembang dan Subang langsung turun aja ke bawah, siap-siap sebelum Rumah Mode. Jangan sampai terlewat ya, kalau terlewat putar baliknya dekat tapi macetnya kadang luar biasa 😌.




Untuk interiornya nggak jauh berbeda dengan Bakmie Tjo Kin cabang Cihapit, menurutku sih lebih ke style peranakan yang lebih fancy dan luwes. Mejanya didominasi oleh meja bakso yang menempel ke dinding atau ke stand penjualnya, sisanya meja biasa yang bisa dipake 2-4 orang. Ohya, jarak antar kursi pun ‘cukup’ ya jadi nggak akan rikuh.

FYI. Bakmie Tjo Kin ini masih satu grup dengan Kopi Toko Djawa, Sweet Cantina dan The Sugarush hanya cabangnya aja yang belum banyak.

Untuk menu kita memilih Yamien Ayam Special, selain bisa memilih asin atau manis, kita juga bisa memilih mau pake mie kecil atau lebar, bedanya di ukuran mie-nya aja kalau lebar mirip kwetiau. Kita memilih Yamien Ayam Special karena ingin mencoba semuanya dan ehm… udah terlalu lapfar pasca brunch kepanasan di Gang Nikmat tadi 😅.



Entah karena terlanjur lapfar atau memang beneran enaknya haha tapi aku suka sih dengan bakmie-nya yang meski tampak pucat teksturnya kenyal, kuahnya juga, apalagi saat kita kesana cuacanya dingin-dingin bikin masuk angin 😆. Ohya, di Bakmie Tjo Kin pangsit gorengnya mesti order terpisah ya, kali aja pada nungguin 😉.

Yang kusuka tenctu adalah condiments-nya yakni acar, sambal, minyak cabai dan minyak bawang putih-nya, puas banget rasanya bisa meracik bakmie sesuai selera~ 😋 Minyak cabainya pun nggak terlalu pedas ya, biasanya aku pake 1-2 tetes aja udah terasa pedas, tapi kemarin aku pake ½ sendok baik-baik aja ✨ 😂.




So far, Bakmie Tjo Kin ini adalah bakmie yang okcey, sangat direkomendasikan bagi kalyan yang nggak mau cap cip cup pilih ini pilih itu tapi ujungnya zonk 💣. Tapi kalau boleh menyarankan lebih baik datang ke cabang Setiabudi, karena nggak seramai cabang Cihapit dan area parkirnya luas *penting. Untuk harga termasuk standar ya, dengan budget 50-60K udah bisa order bakmie dan minumnya.

Bakmie Tjo Kin ini adalah pilihan yang tepat untuk kita yang masih merasa ‘kurang’ 😁 sekaligus penutup yang hangat di penghujung tahun yang dingin 😊.

Kisi-kisi menu Bakmie Tjo Kin.

pergikuliner.com

Bakmie Tjo Kin 
🪧 Jl. Setiabudi no 49, Bandung
⏰ 08.00-21.00
🪧 Jl. Cihapit no 18, Bandung
⏰ 08.00-20.00
🍜15K - 37K
🥛  9K - 32K
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hay…

Akhir tahun lalu aku, Icunk dan Deya sempat menghabiskan waktu bersama (cieee…) dalam rangka turut serta memeriahkan libur hari Natal dan tutup buku haha 😁 Nggak deng, tutup buku kita mah pas nisyfu sya’ban 🧕🏻. Ngobrol-ngobrol sans aja sih sekalian brainstorming tentang hal-hal yang masih belum jelas bentukannya 😅.

Seperti byasa, karena pada dasarnya kita mah idem-idem bae nggak ada yang mau menentukan tujuan kita kemana 😁. Untungnya Icunk udah menyiapkan list *ma’aciw 😘 opsinya adalah: Dimsum 9 Ayam, Gang Nikmat, Cici Claypot, Bakmie Tjo Kin dan lain-lain *yang pasti nggak akan dipilih karena malay mikir 😂. Sengaja kasih opsi lebih dari 1 karena kalau sekiranya macet atau penuh ada back up ✨👌🏻.

Tadinya kita mau ke Dimsum 9 Ayam tapi saat disamperin ke tempatnya eh penuh sampai mobil pengunjung pun luber di jalan, lanjutlah kita ke Gang Nikmat. Gang Nikmat memang udah masuk list sejak 1-2 yang lalu ya, cuma karena berbagai hal (terutama pandemi) baru bisa terealisasikan kemarin.


Kalau sebelumnya Gang Nikmat berlokasi di Jl. LLRE. Martadinata no 205, Riau, Bandung sekarang Gang Nikmat berlokasi di Gg. Mesjid no 6 Cihapit, Bandung masih satu bangunan dengan gggrammars dan los tropis. Kalau mereka berdua (grammars dan los tropis) pintu utamanya dari depan, maka Gang Nikmat pintunya dari samping, tinggal masuk aja ke gang dan jalan dikit nanti juga ketemu sign-nya.

Saat kita sampai yang pertama kita lakukan tentcu adalah nge-tag tempat dan order makanannya, sayangnya kita datang menjelang jam makan siang, syudah bisa ditebak ya kita nggak kebagian tempat. Oleh mbaknya, kita diberikan diberikan opsi mau duduk di area atas atau mau waiting list, karena suasana yang ramai kita akhirnya memutuskan untuk memilih duduk di area atas.




Ini tengah hari loh ya… dan area atas yang dimaksud oleh mbaknya itu plontos alias nggak ada penutupnya, macem jemuran aesthetic gitchu 😅 Asli kita juga sampai heran, minimal dipakein payung Sosro kek kan belakangan ini hujan mulu, sayang kursinya pada ngeletek. Untungnya, Icunk membawa payung, lumayan teduh sih… tapi jadinya macem lagi berziarah ☂️.

Kita stay di area atas sekitar 15 menit-an namun akhirnya turun karena nggak kuwat mesti megangin payung dan gercep nge-tag meja yang sebentar lagi selesai, yha~agak genggeus memang, tapi kita juga nggak mau kering di atas sana 🍃. Setelah mendapatkan meja kita menunggu 10-15 menit lagi sampai minuman kita disajikan dan 10 menit lagi untuk makanannya.

Ohya, tadi kita order-nya menu paketan ya biar nggak usah puyeng memilih menu.

Ikan Sidat Asap Gulai

Ikan Sidat (yang masih sepupuan dengan belut) dimasak dalam kuah gulai dengan Cabai Gendot dan topping Sintrong goreng. Kalau kalyan nggak takut untuk mencicipi makanan pedas, kusarankan untuk mencoba Ikan Sidat Asap Gulai-nya Gang Nikmat ini yaw ✨👌🏻. Eh iya, jangan lupa untuk berhati-hati saat makan, karena residu asapnya bisa menempel di kerudung dan masker 😷.

Ikan Sidat Asap Gulai (55K)
Ayam Gulung Telur Asin

Paha ayam fillet digulung bersama kuning telur asin lalu dibalur saus, sebagai pelengkap ditambahkan daun Wansul dan Acar Timun. Kalau kalyan ingin menu yang menarik, ribet-less dan non kuah, kusarankan untuk mencoba menu Ayam Gulung Telur Asin ini, meski ada basah dari sausnya nggak akan sebecek kuah gulai kok.

Ayam Gulung Telur Asin (45K)

Tantan Fish

Tantan Fish ini adalah nama fancy dari Ikan Kerapu yang disiram Saus Gili dan dilengkapi dengan Selada Air serta Sambal Matah. Kalau kalyan kebetulan santai dan gabut, kusarankan untuk mencoba menu Tantan Fish ini, karena butuh effort untuk memisahkan duri dan daging ikannya 😅. Menurutku, yang menjadi juwaranya malah Sambal Matah-nya.

Tantan Fish (45K)

Spicy Kailan Crispy

Untuk tambahannya kita hanya menambahkan Spicy Kailan Crispy, agak menyesal juga sih order 1 porsi, karena kayanya akan lebih baik kalau dijadikan campuran nasi macem kong-bab 😅. Entah kitanya yang RW 09 🥲 atau memang porsinya memang dibuat ‘cukup’ namun kita sepakat banget kalau porsi nasinya masih kurang 😂.

Nggak ada foto terpisah ya 😅

Air Kelapa

Sebenarnya ada beberepa opsi untuk minumannya, namun untuk menu paketan hanya tersedia 2 opsi yakni Special Tea atau Air Kelapa. Kita memilih Air Kelapa karena di bayangan teh kayanya bakal nyegerin apalagi saat kita kesana matahari lagi diatas ubun-ubun 🌞. Ternyata B aja ya dan masih kurang 😂.

Ini kucingnya beneran ada ya... Keliling di bawah meja.

***

Gang Nikmat memang memberikan pengalaman makan yang menarik, kita bisa merasakan menu nggak biasa dengan plating yang menggugah selera *dan instagramable Namun kalau pertanyaannya: apakah worth with the hype? Kurasa sih nggak… karena kita kurang memiliki waktu untuk bisa menikmatinya 🥲.

Kubilang begini karena sedari awal Gang Nikmat hadir dengan ke-hype-annya, macem: belum gawl nih kalau belum nyobain Gang Nikmat 😶. 

Masalahnya, nggak semua dari kita bisa menikmati proses menuju kenikmatan yang ditawarkan, hal-hal semacam menunggu jam buka, antrian saat meng-order atau menunggu meja kosong cukup mengganggu 🙄. Mungkin itu masalah teknis ya, tapi kupikir akan lebih baik kalau segera dibenahi apakah dengan ekspansi ruang atau membenahi sistem yang digunakan.

Ini adalah unpopular opinion tapi menurutku mungkin order via Go-Food bisa lebih dipertimbangkan, apalagi kalau kalyan lebih prefer makan dengan nyaman tanpa mesti takut keselek gegara ditungguin yang mau nge-tag meja 😅.

Kisi-kisi menu di Gang Nikmat.

pergikuliner.com

Gang Nikmat
🪧 Gg. Mesjid no 6, Cihapit, Bandung
⏰ 09.00-21.00
🍛 5K-55K
🥤 6K-25K


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates