Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello~

Sampailah kita pada puncak itinerary liburan santai berdasarkan mood di Surakarta - Yogyakarta, yakni mengunjungi ArtJog 2023 Motif: Lamaran. Untuk tiketnya kita beli yang early bird 2 bulan sebelumnya, jadi saat sampai di venue tinggal scan barcode-nya aja. Kita mengunjungi ArtJog 2023 Motif: Lamaran di sore hari setelah kenyang makan di TFP Kopi Warung Pasar Kranggan tadi. Mungkin rang-o-rang sedang berpatisipasi di acara Agustusan, makanya situesyen di venue nggak begitu padat.

Main entrance-nya adalah rumah joglo yang desainnya ArtJog banget, kontemporer namun tetap clean. Karya pertama yang kita temui adalah milik Mella Jaarsma, seorang seniman asal Belanda yang menetap di Yogyakarta. Diantara semua karyanya yang ditampilkan di ArtJog 2023 Motif: Lamaran aku paling suka ceruk-ceruk berbentuk telapak kaki yang berada di bawah tiang limasan (rumah limas), rasanya lucu dan menyenangkan saat kita mencoba memasukkan kaki kita ke dalam ceruk.


Meski tema ArtJog 2023 adalah Motif: Lamaran karya-karya yang ditampilkan nggaklah manits atau mencoba menggapai haribaan. Apakah Motif: Lamaran disini berarti: maksud dan tujuan untuk mendekati audience penikmat hal-hal mistis yang disampaikan melalui pendekatan seni? Kubilang begini karena karya-karya yang ditampilkan menyeramkan dan bikin merinding, macem melihat interpretasi adegan di dunia astral seperti di film-film.

Sejujurnya aku kecewa karena ArtJog 2023 Motif: Lamaran nggak sesuai ekspektasiku yang mengharapkan karya-karya manits nan fun sesuai tema. Namun, nggak semua karya mengecewakan kok, ada beberapa karya yang keren, ada beberapa karya yang perlu dinikmati secara khidmat, ada beberapa karya yang interpretasinya maknanya nggak nyampe sama sekali. Aku juga menyayangkan pengaturan layout yang kurang meng-hi-light karya-karya yang sebenarnya keren.

Dengan berakhirnya post ini berakhir pula rangkaian post liburanku. Terima kasih udah membaca sampai akhir, semoga di tahun mendatang liburanku bisa lebih seru.




coba tebak, asli atau palsu?


aku nggak seberani Deya









ada apa aja disini?





Zayyan perform disini


coba tebak, tanganku yang mana?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Kuyakin kalyan baik-baik aja kok, cuma kayanya memang lagi gabut makanya nyasar ke post-ku ini 😁.

Berhubung kita masih mengumpulkan mood sisaan dari Solo kemarin, kita memulai hari dengan santai, makanya ketimbang langsung ke tujuan yang ada kita malah muter-muter dulu mencari Indomaret Point. Oh ya, hari ini kita sewa mobil karena tujuannya saling bersebrangan. Museum Ullen Sentalu berada di area Kaliurang, nggak jauh dari tempat parkir Jeep yang sering dipake untuk Wisata Jeep Merapi.

Perjalanan menuju Museum Ullen Sentalu terpantau adem dan ceudeum 😅. Memasuki area Museum Ullen Sentalu bagai memasuki dunia lain di film horor, pepohonan yang rimbun memang bikin asri tapi kebayang nggak sih gimana saat malam? 😱.Aku sih nggak mau ya… Mungkin karena udah kelamaan tinggal di area yang over populasi, begitu ke Museum Ullen Sentalu yang tenang bawaannya ingin ngibrit 😆.




Area parkir mobil berada tepat di depan Museum Ullen Sentalu, sedang area parkir motor berada di belakangnya, kalem guise… area parkirnya luas dan ada petugas yang mengatur. Tadinya kukira bangunan yang berada tepat di seberang area parkir adalah pintu masuk museumnya, ternyata pintu masuk menuju loket dan toilet. Untuk memasuki museum kita mesti naik tangga ke atas dan menunggu antrian tur.

Ada 2 jenis tur yang ditawarkan oleh Museum Ullen Sentalu, yakni Tur Adiluhung Mataram (50K) dan Tur Vorstenlanden (100K), pembelian tiket OTS ya kecuali kalau kalyan rombongan. Kalau membaca deskripsinya, Tur Adiluhung Mataram ini cocok untuk kalyan yang ingin tahun momen-momen penting Kesultanan Surakarta dan Yogyakarta. Sedang Tur Vorstenlanden ini cocok untuk kalyan yang ingin tahu lebih dalam mengenai masa keemasan Surakarta dan Yogyakarta, wisatawan mancanegara yang mengikuti Tur Vostenlanden disediakan interpreter.




Kebetulan kita kesana saat long weekend jadi situesyennya agak rame, sambil menunggu tur guide kita dipersilakan untuk menunggu di main entrance, setiap guide bisa membawa 10-15 orang dalam sekali tur. Sebelum memulai tur kita diberitahu peraturannya, diantaranya: dilarang membawa makanan dan kamera (smartphone di-silent) dan dilarang menyentuh koleksi museum. Aku sih yes, karena dengan minimnya distraksi kita bisa lebih fokus memahami apa yang dituturkan oleh tur guide-nya.

FYI, Museum Ullen Sentalu didirikan oleh keluarga Haryono yang memiliki kedekatan dengan Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1994 dan diresmikan pada tahun 1997 oleh KGPAA Paku Alam VIII. Nama Ullen Sentalu merupakan akronim Bahasa Jawa yaitu ulateng blencong sejatine tataraning lumaku yang diartikan sebagai nyala lampu blencong sebagai pelita kehidupan umat manusia.

*blencong: lampu minyak yang digunakan pada pertunjukan wayang kulit.





Over all kita puas dengan Tur Adiluhung Mataram ini, tur guide-nya okpis menguasai semua materi koleksi museum dengan baik. Koleksi museumnya memang agak boring siya, namun tur guide-nya mampu membuatnya terasa begitu menarik. Favorite-ku ofkors adalah koleksi pribadinya Gusti Nurul, selama ini aku hanya membaca tentang doi di social media, saat di Museum Ullen Sentalu kita bagai keluarga yang bernostalgia di rumah buyut 😂.

Salah satu koleksi Museum Ullen Sentalu adalah lukisan momen-momen penting Kesultanan Surakarta dan Yogyakarta, aku tahu semuanya dilukis oleh pelukis yang sama, namun aku nggak berhasil menemukan signature pelukisnya 🤔. Karena penasaran kutanya tur guide-nya, jawabannya adalah: lukisan koleksi Museum Ullen Sentalu adalah hibah, pelukisnya nggak ingin diketahui.

Wow… otakku langsung muter membayangkan berapa tube cat dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu lukisan, pasalnya dimensi lukisannya ini besar-besar dan banyak 🥺.







Beberapa area hanya diperuntukkan untuk peserta Tur Vonstenlanden jadi kita yang ikut Tur Adiluhung Mataram mah nggak bisa masuk. Spot terbaik untuk melihat Museum Ullen Sentalu adalah di Beukenhof Restaurant & Café, sayangnya kita nggak bisa kesana karena mesti reservasi, maklum ya… weekend. Yaudalaya… akhirnya kita jalan-jalan dan foto-foto di area tamannya.

Kita baru sadar bahwa Museum Ullen Sentalu itu luas saat OTW menuju area parkir, nggak menyangka aja gitu… Kalau kalyan berencana ke Yogyakarta, Museum Ullen Sentalu ini bisa dipertimbangkan masuk itinerary ya… sepadan dengan pengetahun yang didapatkan, plus tempatnya adem. Aku bahkan merasa Museum Ullen Sentalu adalah tempat yang cocok untuk bermeditasi dan bertapa, paling hati-hati aja ya jangan sampai ada yang nyangkut 😅.

Museum Ullen Sentalu @ullensentalu
📌 Jl. Boyong KM 25, Kaliurang, Hargonbinangun, Kec. Pakem, Kab, Sleman, DI Yogyakarta
🎫 50K Tur Adiluhung Mataram
🎫 60K Tur Skriptorium *baru
🎫 100K Tur Vostenlanden
📅 Selasa – Minggu 08.30 – 16.00

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hello~

Semangats bestie… masih ada post yang lain yang menunggu untuk dibaca 🤭.

Karena masih ada waktu luang sebelum ke Pracimasana kita memutuskan untuk mengunjungi Museum Lokananta yang lokasinya berada di Lokananta Bloc. Beberapa kota kini udah ada Bloc-Bloc-annya, apakah Bandung akan menyusul? Atau ternyata udah ada tapi akunya yang belum tahu 😅

Kita sampai di Lokananta Bloc sekitar jam 11 siang, hanash bund… sun screen-nya udah pada luntur 🥵. Di Museum Lokananta kita diarahkan oleh Pak Satpam untuk membeli tiket (yang ternyata bisa online 😌) sekaligus menitipkan barang. FYI, pengunjung hanya diperbolehkan membawa smartphone dan tripod (untuk selfie), sedang barang lainnya mesti dititipkan.


Museum Lokananta adalah museum sejarah musik dan rekaman di Indonesia, yha~ Lokananta adalah studio musik legendaris di era 1960-1990. Studio Lokananta memproduksi VHS dan piringan hitam (vinyl) untuk musisi dan dokumentasi acara penting macem Muktamar Muhammadiyah dan siaran RRI. Musisi alumni Lokananta, diantaranya: Waldjinah, Gesang dan Titiek Puspa.

Meski teknologi yang digunakan udah nggak relate dengan device masa kini, Studio Lokananta merilis versi VCD dan kasetnya kok, jadi masih bisa laya 😅 masih pada punya VCD player dan tape player kan? 😁 Saat ini vinyl, VCD dan kaset hanya bisa dinikmati oleh segmented market yang punya device, mungkin bukan perkara merilis via digital platform-nya melainkan perkara royalty-nya, who knows yekan…

Oh ya, demi kenyamanan bersama Museum Lokananta hanya membuka 3 sesi kunjungan per harinya, jadi pastikan kalyan datang di waktu yang tepat ya. Museum Lokananta terdiri dari beberapa ruangan interaktif dimana kita bisa berinteraksi langsung dengan objek yang dipamerkan. Meski kita diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi ruangannya, ada beberapa guide yang akan memandu sekaligus dimintai tolong saat berfoto.


GALLERY LINIMASA
Di ruangan ini kita banyak membaca artikel, mendengarkan rekaman dan melihat benda-benda bersejarah yang berhubungan dengan Studio Lokananta



GAMELAN
Di ruangan ini kita cuma sebentar karena isinya adalah seperangkat gamelan yang nggak boleh disentuh atau dimainkan

DISKOGRAFI
Di ruangan ini tersimpan berbagai koleksi vinyl Studio Lokananta, kita nggak bisa masuk cuma bisa ngintip aja dari pintu kaca.


BENGAWAN SOLO
Di ruangan ini kita bisa melihat proses rekaman yang lucu 😆.



ANEKA NADA
Di ruangan ini kita bisa melihat berbagai koleksi vinyl dan kaset Studio Lokananta dari dekat, kita juga bisa mendengarkannya pake headset yang udah disediakan.



PROKLAMASI
Di ruangan ini kita bisa mendengarkan rekaman proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

RUANG PAMER
Di ruangan ini kita bisa melihat berbagai koleksi vinyl dan kaset Studio Lokananta yang dan beberapa instalasi seni.


Di bagian tengah ada taman yang dilengkapi dengan meja dan kursi, kalau cuacanya adem kayanya sih nyaman ya duduk dan ngobrol disana. Sayangnya, saat itu kita datang menjelang tengah hari makanya panas banget 😂. Setelah selesai berkeliling Museum Lokananta kita memutuskan untuk caw ke Lokananta Bloc di sebelah, penyegaran dulu guise…

💸 HTM: 50K (OTS dan online)
📌 Jl. Ahmad Yani no. 389, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta
🗓️ Rabu-Senin 10.00 – 16.00 (sesi 10.00, 12.00 dan 14.00)

tyda mau kalah dengan geng arisan macan, tetap difoto meski panas banget

***

Dari Museum Lokananta kita mampir di Filosofi Kopi, yha~ ngapain lagi kalau bukan untuk jajan dan ngobrol (lagi) 😂 Mungkin karena masih baru jadi belum banyak tenants yang buka, tapi enak sih jadi nggak terlalu rame… Sebelum caw dari Museum Lokananta aku sempat menanyakan lokasi musholla, ke mas guide-nya, begitu dicari kagak nemu-nemu dongs… Ternyata letak musholla-nya masih berada di lantai 2 bangunan lama, makanya sulit ketemu 😅.







***

Dari Lokananta Bloc kita mampir ke Pasar Gede untuk jalan-jalan dan membeli oleh-oleh macem wedang uwuh, teh campur dan bumbu pecel. Tadinya kita mau jajan tipis-tipis ala TikTok tapi nggak jadi karena ingat sebentar lagi kita mau ke Pracimasana. Aku nggak belanja ya karena masih punya stok bumbu pecel dan teh dari ngunduh mantu kemarin, yang kusuka dari Pasar Gede adalah suasana pasarnya yang bersih dan rapi ✨👌🏻.




Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates