Menu

  • 🎀 Home
  • Hello ~
  • 📌 Place
  • 🔥 Space
  • 🍊 Taste
  • 🌼 Personal Thoughts
  • 🎬 Spoiler
  • 🎨 Studio
  • ➕ Extra

demilestari

Powered by Blogger.

Hello…

Gimana resolusi tahunannya? Udah pada di-checklist apa udah lupa pernah bikin?

Seperti kebanyakan warga +62 lainnya, aku pun turut serta membuat resolusi tahunan 😁 Meski kutahu chance untuk mewujudkannya sempit tapi nggak ada salahnya kan untuk berusaha hingga hari-hari terakhir 😉.

Diantara banyak resolusi yang kurencanakan (yang seringnya berakhir menjadi wacana) yang kuanggap paling niat di tahun ini adalah mengikuti reading challenge-nya @bbbbookclub.

Di awal tahun aku merencanakan untuk menyelesaikan 12 buku di tahun ini, yang berarti dalam setiap bulannya aku mesti menyelesaikaan 1 buku. Sayangnya, hingga aku menulis post ini aku hanya bisa menyelesaikan 4 buku aja🥲. Untukku yang gemar membaca sedari dini tentcu ini adalah se-fruit kemunduran karena artinya aku masih terjebak reading slump.

Salah satu hambatanku dalam membaca buku adalah distraksi duniawi yang nggak ada hentinya, entah itu kerjaan kantor, kerjaan domestik, kerjaan siluman 👹atau kerjaan ngadi-ngadi 🥴. Belakangan ini time management-ku memang kurang baik, ditambah pandemi yang susah banget kelarnya yang ada jadinya amburadul 😂 Apa itu me time? 🥺.

FYI. Aku masihlah naq lama yang gemar membaca buku fisik, makanya PR banget niya memupuk (lagi) kebiasaan membaca bukuku. Tampak terasa seru, kenyataannya mah berbanding terbalik 😆.

Anyway… karena ini adalah reading challenge maka nggak terbatas hanya buku aja ya, bacaan lainnya yakni blog, caption atau thread kumasukkan 😉. Sebagai warga +62 tentcu dalam keseharian aku lebih banyak membaca via smartphone ketimbang buku fisik, makanya cuma bisa baca 4 buku dalam setahun *heu.

And the list goes to…

BUKU

Salah satu kebiasaan baik yang kucoba teruskan adalah membuat review dari setiap buku yang pernah kubaca, kadang di blog, sesekali di Goodreads, pernah juga di note book. Kebiasaan baik ini tumbuh gegara dulu sering melihat Acong yang punya note book khusus untuk me-review buku yang pernah dibacanya.

Untuk review terpisah bisa dicek niya~

The Alchemist
What I Talk About When I Talk About Running
Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas
Filosofi Teras

BLOG

Siapa disini yang masih blogwalking? Aku sih yes… Kalau kebetulan aku malay membaca buku aku akan menghabiskan waktuku dengan blogwalking (bahkan kadang membaca sampai dasar post ✨👌🏻). Saat blogwalking inilah aku menemukan beberapa blog yang kupikir sayang kalau dilewatkan.

A Plate For Two
By Ruthie
Mira Afianti
Whiteboard Journal
Tokyobahnbao
Puty's Journal
Whan an Amazing World
The Financial Diet

INSTAGRAM

Sedang untuk Instagram, aku punya rekomendasi akun yang story-nya rajin kubaca. Bisa dicek niya highlight story-nya 😉.

@asihmanis
@byputy
@jonathanend
@biasalahanakmuda

Dan Quora

Segini dulu aja guise... Semoga tahun depan lebih sering membaca buku 🙂. 

Credit: Standard Dose


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Hellooo…

Hari ini adalah hari kesekian dari PPKM yang digagas pemerintah Wakanda, sampai saat aku menulis post ini aku nggak terlalu ingin menyimak kepanjangan dari PPKM karena selalu berubah-ubah sejak pertama kali diberlakukan tahun lalu 🥲. Menyesuaikan dengan sikon non lockdown sebab pemerintah ternyata lebih misqueen 🥺 ketimbang sobat misqueen Twitter yang mengartikan PPKM sebagai Pelan Pelan Kita Miskin.

Awal tahun ini aku mengikuti reading challenge-nya BBB, rencananya tahun ini aku akan membaca 1 buah buku setiap bulannya, hal yang menantang sekali bukan? Keseringan membaca caption membuatku malay setengah mati membaca buku 😁. Kukira aku akan lebih excited kalau membaca buku yang masih baru, ternyata nggak ngaruh sama sekali yaw… yang ada aku malah menimbun buku 😅.

Salah satu buku yang kubeli tahun ini adalah What I Talk About When I Talk About Running-nya Haruki Murakami. FYI, ini adalah buku yang masuk wishlist-ku sejak lama sekaligus yang membuatku bolak balik ke Gramedia, berharap buku ini keselip diantara tumpukan buku lainnya 😀. Di e-commerce ada sih yang jual tapinya print sendiri hahahanjirrr… yukata print on demand 🥲. Setelah mencari sana sini dan membaca review tokonya berulang kali akhirnya aku menemukan toko yang menjual versi legalnya.

Ohya… meski kebanyakan buku-buku Haruki Murakami diterbitkan oleh Gramedia, khusus untuk buku What I Talk About When I Talk About Running diterbitkan oleh Bentang Pustaka. Yeee… pantesan nggak nemu-nemu *heu 😅. What I Talk About When I Talk About Running adalah memoir Haruki Murakami mengenai hobby larinya.

Sebelumnya, aku mengenal Haruki Murakami dari buku Norwergian Wood yang kubeli saat SMP karena tertarik oleh cover-nya yang keren dan Jepang banget. Seriously? Yap. Aku membaca Norwergian Wood saat SMP, begitu pun dengan teman-temanku haha Meski belum pada cukup umur tapi kita fine fine aja membaca Norwergian Wood 😉.

Saat itu Norwergian Wood termasuk buku mahal ya kalau nggak salah sekitar 80-90rban gitu, kupikir nggak mungkin dong harganya mahal kalau bukunya B aja. Makanya kubeli 😎. Norwegian Wood meninggalkan kesan yang cukup dalam karena itu pertama kalinya aku membaca buku dari penulis Jepang, ceritanya nggak neko-neko tapi Haruki Murakami tahu bagaimana menuturkannya dengan baik.

Kesan itulah yang membuatku penasaran dengan Haruki Murakami, I mean in personal. Makanya ketika kutahu What I Talk About When I Talk About Running diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia aku mencarinya namun mengabaikan fakta penerbit yang mempublikasikannya. Sejauh pencarianku masa jualnya singkat, kemungkinan karena ini adalah memoir dan agak kurang menarik.

Yap. Kuakui cover design-nya nggak menarik karena pemilihan font judulnya terkesan kurang effort, aku malah lebih suka cover design versi print sendiri 😁.

Sesuai dengan judulnya What I Talk About When I Talk About Running menceritakan tentang hal-hal yang Haruki Murakami pikirkan saat berlari. Sejujurnya aku heran kok bisa ya orang-orang masih berpikir padahal ia sedang berlari? 🤔 Kukira orang-orang yang berlari hanya memikirkan tujuannya. Heu… pertanyaan konyol yaini 😌.

FYI. Aku lebih suka jalan shantay ketimbang lari yhahaha ☺️ Satu-satunya alasanku membeli buku What I Talk About When I Talk About Running adalah karena penulisnya Haruki Murakami 😘. Serius deh ini… I really don’t have any idea about running meski aku pernah memiliki resolusi tahunan; work smart play hard running faster

Tapi aku setuju sih, lari adalah olahraga yang simple ✨. Why? Karena lari nggak perlu gear macem sepeda atau berenang (kecuali sepatu lari fancy dan printilan duniawi lainnya). Eh, bukannya jalan shantay juga gitu? 😁.

Impresiku kepada Haruki Murakami pasca membaca What I Talk About When I Talk About Running adalah:

Doi orangnya Nike banget ya…
JUST DO IT!
Ingin punya kelab jazz. Buka kelab jazz.
Ingin menjadi penulis. Menulis.
Ingin menjadi pelari. Lari.

Haruki Murakami menghabiskan masa mudanya dengan membuka kelab jazz bersama istrinya sejak masih kuliah, saat berusia 30 tahunan ia memutuskan untuk menulis novel, menerbitkannya dan voila! Ia menjadi seorang menjadi penulis. Lagi. Ditengah kesibukannya sebagai penulis, ia memutuskan untuk berlari karena merasa perlu memperbaiki pola hidupnya yang berantakan.

Believe it or not, Haruki Murakami mulai menulis dan berlari saat usianya 30 tahunan, yang artinya… nggak ada yang nggak mungkin kalau kau punya bakat bawaan dan keberuntungan yang banyak 🙃

Menurut Haruki Murakami, menulis dan berlari memiliki kesamaan yakni target, kerja keras dan fokus. Selain hal tersebut tentcunya dibutuhkan latihan yang nggak sebentar, tapi kalau kita udah membiasakan diri lambat laun tubuh pun akan beradaptasi dan bersama-sama mencapai tujuan.

Haruki Murakami menuliskan bahwa alasan mengapa orang-orang berlari sebenarnya bukan karena ingin panjang umur melainkan karena ingin (merasai) hidup, hidup yang benar-benar hidup ✨. Kupikir ini make sense ya… karena di komik / kartun orang-orang yang berlari biasanya memercikkan api di punggungnya 🤣 Alasan yang sama mengapa film menggunakan transisi berlari untuk memperlihatkan pengembangan karakternya, macem di Forest Gump. 

Aku suka bagaimana Haruki Murakami menuturkan ceritanya, mengalir aja gitu, seakan-akan kita ikutan nyemplung 🤣 Haruki Murakami faham bahwa nggak semua pembaca buku What I Talk About When I Talk About Running suka berlari, ia menjelaskan istilah-istilah dengan mudah, so nggak perlu khawatir ya sobat rebahaners 😁.

Setelah membaca buku What I Talk About When I Talk About Running aku jadi kepikiran juga ya… kayanya asyik aja kalau punya memoir untuk hal yang disukai. Macem reminder untuk mengingatkan pada diri sendiri bahwa kita pernah mencoba dan berproses, urusan hasil mah belakangan. Just trying to memorialized.

Kalau kau suka berlari (dan menulis) dan Haruki Murakami buku What I Talk About When I Talk About Running ini bisa menjadi opsi yang menarik untuk dieksekusi di masa PPKM 😉✨ Aku membaca buku What I Talk About When I Talk About Running ketika berjemur setiap paginya, nggak menyangka bisa menyelesaikan hanya dalam waktu dua minggu *terharu 🥺.

PAIN IS INEVITABLE 
BUT SUFFERING IS OPTIONAL
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

Paused Moments

Let's Get In Touch

  • Behance
  • Letterboxd
  • LinkedIn

Disclaimer

It is prohibited to copying any content from this blog without permission. Please let me know if your privacy has been violated through the content or find something that needs to be credited correctly.

Note

My post may contain affiliate links, which means I will earn a commission if you buy through the link. There is no compulsion as we have different preferences and needs. Thank you :)

Alone Alone Kelakone

2025 Reading Challenge

2025 Reading Challenge
Lestari has read 0 books toward her goal of 6 books.
hide
0 of 6 (0%)
view books

Archives

  • ►  2011 (7)
    • ►  May (1)
    • ►  Nov (6)
  • ►  2012 (19)
    • ►  Jan (1)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (8)
    • ►  Jun (2)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (1)
    • ►  Nov (1)
  • ►  2013 (12)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Oct (1)
  • ►  2014 (20)
    • ►  Jan (2)
    • ►  May (1)
    • ►  Aug (1)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (8)
  • ►  2015 (62)
    • ►  Jan (6)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  Jun (7)
    • ►  Jul (1)
    • ►  Aug (10)
    • ►  Sep (7)
    • ►  Oct (11)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (7)
  • ►  2016 (64)
    • ►  Jan (5)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (2)
    • ►  May (6)
    • ►  Jun (1)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (7)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (9)
    • ►  Nov (6)
    • ►  Dec (11)
  • ►  2017 (76)
    • ►  Jan (10)
    • ►  Feb (5)
    • ►  Mar (6)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (12)
    • ►  Jun (10)
    • ►  Jul (7)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (6)
  • ►  2018 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (7)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (5)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2019 (39)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (3)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (5)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (1)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2020 (48)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (2)
    • ►  Mar (7)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (2)
    • ►  Sep (3)
    • ►  Oct (7)
    • ►  Nov (3)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2021 (44)
    • ►  Jan (2)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (2)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (4)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (3)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (4)
    • ►  Nov (4)
    • ►  Dec (5)
  • ►  2022 (47)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (4)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (5)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (2)
    • ►  Oct (5)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (3)
  • ►  2023 (41)
    • ►  Jan (3)
    • ►  Feb (3)
    • ►  Mar (3)
    • ►  Apr (3)
    • ►  May (2)
    • ►  Jun (3)
    • ►  Jul (5)
    • ►  Aug (4)
    • ►  Sep (6)
    • ►  Oct (3)
    • ►  Nov (2)
    • ►  Dec (4)
  • ►  2024 (48)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (4)
    • ►  Mar (5)
    • ►  Apr (4)
    • ►  May (4)
    • ►  Jun (5)
    • ►  Jul (4)
    • ►  Aug (5)
    • ►  Sep (4)
    • ►  Oct (2)
    • ►  Nov (5)
    • ►  Dec (2)
  • ▼  2025 (6)
    • ►  Jan (4)
    • ►  Feb (1)
    • ▼  Apr (1)
      • Ramadan di Rumah

SERIES

Book Quaranthings Screen Shopping Annual Post Blogging 101 Hari Raya Hidden Gems Series

Friends

  • D. R. Bulan
  • Dari Kata Menjadi Makna
  • Ikan Kecil Ikugy
  • Jolee's Blog
  • Mazia Chekova
  • Noblesse Oblige
  • Perjalanan Kehidupan
  • Pici Adalah Benchoys
  • The Random Journal

Blogmarks

  • A Beautiful Mess
  • A Plate For Two
  • Astri Puji Lestari
  • Berada di Sini
  • Cinema Poetica
  • Daisy Butter
  • Dhania Albani
  • Diana Rikasari
  • Erika Astrid
  • Evita Nuh
  • Fifi Alvianto
  • Kherblog
  • Living Loving
  • Lucedale
  • Monster Buaya
  • N. P. Malina
  • Nazura Gulfira
  • Puty Puar
  • Rara Sekar
  • What An Amazing World
  • Wish Wish Wish
  • Yuki Angia

Thanks for Coming

Show Your Loves

Nih buat jajan

Blogger Perempunan

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates