So...ini adalah super duper late
post dari liburanku dan Widy ke
Yogyakarta tahun lalu, dibuang sayang ya... 😊 hehe
Taman Sari
Terakhir kali ke Taman Sari adalah saat jadi traveller’s dhuafa di liburan semester SMA, yang mana berarti udah hampir
sepuluh tahun yang lalu haha Karena dekat dengan rumah Ana pagi-pagi kita jalan
kaki ke Taman Sari, ya gimana aja anak-anak SD mau main ke rumah temen sepulang
sekolah di seberang lapangan, santai tapi berisik sepanjang jalan haha 😗😗😗
Alasan kita (aku dan Widy) ke Taman Sari adalah mengisi
waktu luang sebelum photoshoot di
Mirota, lebih reasonable ketimbang jalan-jalan
tapi kalap di Beringharjo haha Ternyata Taman Sari nggak banyak berubah ya,
kecuali... statusnya yang kini meningkat jadi salah satu spot #instagramable netizen.
Kalau dulu aku dan temen-temen mikirnya Taman Sari ini
adalah bangunan cagar budaya yang agak kurang rame dalam artian nggak nemu
latar yang bagus buat difoto 😑 Jadinya ya lewat begitu aja. Maka kini...
Beuhh ... hampir di setiap sudut ada yang cekrak cekrek, sejauh mata memandang
orang-orang nyiriin spot foto, bahkan sampai ada yang rela nungguin
sepinya dong. Demi apa? Demi foto yang instagramable...
Indische Koffie
Niat awa kita ke Benteng Vredeburg adalah untuk
mengunjungi watercolor exhibition, tapi karena kesorean exhibitionnya udah tutup. Tak ingin
terlalu kecewa, maka melipirlah kita ke Indische Koffie yang masih berada di
dalam area Benteng Vredeburg, pokoknya dari pintu masuk tinggal belok kanan
(dan nggak usah bayar tiket 😛). Karena menggunakan salah satu bangunan yang
dulunya kemungkinan digunakan sebagai kantor, Indische Koffie ini sekilas
seperti bagian dari museum dengan
kursi-kursi di terasnya.
Mungkin karena sugesti sedang berada di dalam benteng ya,
meski interiornya Indische Koffie ini bertemakan kolonial akhir, ambience yang terasa malah seperti masa
tenang menanti peperangan haha ... FTW! Pengunjung bisa memilih area outdoor
atau indoor, kalau area outdoor
resikonya kepanasan kalau siang dan kesilauan (sunset) kalau sore sedangkan area indoor ya... nyaman-nyaman
aja... *yawla review macam apfah
ini 😁.
Entah memang karena kelewat lapar apa gimana, tapi begitu
makanan yang diorder nyampe kita
langsung makan dan nggak kepikiran untuk difoto dulu haha *penting banget ya
difoto Tapi makanannya bener enak kok!
Taman Lampion
Saat mengunjungi Taman Lampion dengan Ana tahun lalu
sempat ada sedikit ‘drama’ mati lampu, well... ternyata saat aku dan Widi kesini pun Taman Lampion sempat mati lOkampu,
sebentar sih, tapi kan jadinya was-was karena dikirain tutup hehe 😅
Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, Taman Lampion kini
sudah ekspansi ke taman di sebelahnya, banyak karakter-karakter baru
bermunculan. Area di sekeliling Monjali (Monumen Jogja Kembali) kini sudah
dipenuhi lampion-lampion, saking banyaknya jadinya agak rumeuk ya... jarak penempatan lampion yang terlalu dekat juga agak
mengganggu aliran jalan pengunjung.
Mungkin karena sebelumnya kita mengunjungi lightfestnya Sindu Kusuma Edupark jadinya
agak kurang puas dengan Taman Lampion ini, meski dari segi bentuk (karakter /
lampion) Taman Lampion lebih unggul, namun Sindu Kusuma Edupark lebih unggul
dalam segi layout.